Anda di halaman 1dari 4

Bagian-bagian daun

 Organ daun dapat memiliki bagian-bagian antara lain:

(1) pangkal daun (leaf base) yaitu bagian yang berhubungan dengan bagian batang tumbuhan

(2) pelepah atau upih daun (vagina), yaitu bagian daun yang memeluk batang

(3) tangkai daun (petiole), yaitu bagian daun yang pada umumnya berbentuk silinder

(4) helaian daun (lamina), yaitu bagian daun yang berbentuk pipih dorso-ventral serta
berguna untuk fotosinthesa

Pangkal tangkai daun pada golongan tumbuhan tertentu dapat memiliki pengikut
daun atau pelengkap daun, dapat bersifat persistent atau mudah gugur, dapat berupa daun
penumpu (stipula), terdapat di pangkal tangkai daun, dan berdasarkan pada tata letaknya
dibedakan:

(1) daun penumpu bebas (liberae),

(2) dua daun penumpu melekat di kanan-kiri pangkal tangkai daun (adnate),

(3) daun penumpu di ketiak (axillaris; intrapetiolaris)

(4) daun penumpu berlawanan (opposita; antidroma),

(5) daun penumpu berilangan (interpetiolaris)

Untuk warna pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil ialah
senyawa pigmen yang memiliki peran dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang
energinya diambil dalam fotosintesis. Yang sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain,
misalnya karoten “berwarna jingga”, xantofil “berwarna kuning” dan antosianin “berwarna
merah, biru atau ungu, tergantung derajat keasaman”.

Pangkal helaian daun (basis)


Pangkal daun berdasarkan pertemuan tepi helaian daun dibedakan antara:

(1) helaian daun tidak pertemu: memilki variasi bentuk runcing, meruncing, tumpul ,
membulat, rompang, dan terbelah.

(2) helaian daun bertemu:

(a) daun tertembu


(b) bentuk tameng (pel tatus)

Tepi daun (margo folii)


Tepi daun apabila torehan tidak mempengaruhi bentuk helaian (tepi daun merdeka),
maka berdasarkan pada besamya sudut tonjolan (angulus) dan sudut torehan (sinus)
dapat dibedakan menjadi bentuk-bentuk:

(1) bergerigi (serrate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut runcing

(2) berringgit (crenate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut tumpul

(3) bergigi (dentate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut runcing

(4) berombak (rephandate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut tumpul

(5) rata (integer) apabila tidak dijumpai sinus dan angulus

Tepi daun apabila torehannya mempengaruhi bentuk, maka bentuk tepi


ditentukan berdasarkan pada dalamnya toreh dan tipe pertulangan daunnya.

Pertulangan helaian daun (Nervatio)


Pertulangan daun adalah kelanjutan dan tangkai daun, sehingga merupakan kumpulan
berkas pengangkutan pada helaian daun. Pertulangan daun utama disebut ibu tulang daun
(costa), pada umumnya membagi daun memjadi dua sisi lateral. Ibu tulang daun memiiki
percabangan yang disebut tulangan cabang atau cabang lateral, dan dari cabang lateral tumbuh
pertulangan daun yang terhalus yang disebut urat daun (vena). Pada daun jenis tumbuhan
tertentu misalnya pisang (Musa paradisiaca), cabang lateral ujungnya saling bertautan
membentuk tulang pinggir.

Berdasarkan pada susunan tulang cabang dibedakan empat tipe pertulangan daun, yaitu:

(1) menyirip (penninerve) tulang cabang tersusun seperti sirip pada ikan,

(2) menjari (paimmerve); sejumlah tulang cabang lurus tersusun seperti susunan jari, muncul
dan satu titik (ujung tangkai daun),

(3) melengkung (curvinerve) sejumlah tulang cabang melengkung, tersusun seperti susunan
jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun)

(4) sejajar (rectinerve); sejumlah tulang cabang tersusun sejajar dari pangkal sampai ujung
helaian daun
DAUN MAJEMUK
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan
dalam empat golongan, yaitu:

A. Daun majemuk menyirip (pinnatus)

Daun majemuk menyirip adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan
kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat
dibedakan beberapa macam, yaitu:

1) Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliatus)

Tanpa penyelidikan yang teliti daun ini akan disebut daun tunggal, tetapi disini tangkai
daun memperlihatkan suati persendian (articulation), jadi helaian daun tidak tidak langsung
terdapat pada ibu tangkai.

2) Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)

Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu,
oleh sebab itu jumlah ank daunnya biasanya lalu menjadi genap. Akan tetapi, mengingat bahwa
pada suatu daun majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan.

3) Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)

Disini juga yang menjadi pedoman adalah ada atau tidaknya satu anak daun yang
menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan
yang benar-benar gasal jika anak daun berpasangan.

B. Daun majemuk menjari (palmatus)

Daun majemuk menjari adalah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun
memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.

C. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)

Daun ini memiliki susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang
paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang ada di
sampingnya.

D. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-
cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi
pada cabang cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Jadi daun
majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip. jika diteliti tenyata
daun sikejut tidak merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk
menyirip genap ganda dua yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai