Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM I

MORFOLOGI DAUN
PENDAHULUAN
Daun adalah suatu bagian tumbuhan yang hanya terdapat pada batang. Bagian
tempat melekatnya daun, dinamakan buku-buku (nodus) batang. Dan tempat di atas daun
yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya
tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu,
daun biasanya berwarna hijau.
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
1. Mengambil zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa gas (CO2).
2. Mengolah zat-zat makanan (assimilasi)
3. Menguapkan air (transpirasi)
4. Bernafas (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya. Air beserta garamgaram diambil dari tanah oleh akar, sedangkan gas CO2 diambil dari udara melalui mulut
daun (stoma). Zat-zat tersebut diolah menjadi zat organik. Pengolahan zat anorganik
menjadi zat organic ini dilakukan oleh daun (sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya)
dengan bantuan sinar matahari. Proses ini disebut dengan assimilasi.
I. DAUN TUNGGAL (FOLIUM SIMPLEX)
Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja dinamakan daun
tunggal.
1. Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut:
a. Upih daun atau pelepah daun (vagina),
b. Tangkai daun (petiolus),
c. Helaian daun (lamina).
2. Daun yang tidak lengkap terbagi menjadi:
a. Daun bertangkai yaitu hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Contohnya:
Nangka (Artocarpus integra) atau mangga (Mangifera indica)
b. Daun berupih yaitu daun terdiri atas upih dan helaian. Contohnya: Padi (Oryza

sativa) atau jagung (Zea mays),


c. Daun Helaian/ daun duduk yaitu daun yang terdiri atas helaian saja. Contohnya:
Tempuyung (Sonchus oleraceus)
d. Daun Tangkai yaitu Daun yang hanya terdiri dari tangkai saja. Contohnya: Akasia
(Acacia auriculiformis)

Gbr 1. Bagian-bagian daun


II. Helaian Daun (lamina)
Sifat-sifat daun yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Bangun helaiannya (circumscriptio)
2. Ujungnya (apeks)
3. Pangkalnya (basis)
4. Susunan tulang-tulangnya (nervatio atau venatio)
5. Tepinya (margo)
6. Daging daunnya (intervenium)
1. Bentuk (helai) daun (circumscripto).

a. Bulat atau bundar (orbicularis); panjang : lebar = 1 : 1, contohnya pada teratai


besar (Nelumbium nelumbo Druce).
b. Perisai (peltatus); contohnya pada daun jarak (Ricinus communis).
c. Jorong (ovalis atau ellipticus); panjang : lebar = 1 - 2 : 1, contohnya daun
nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.).
d. Memanjang (oblongus); panjang : lebar = 2 - 3 : 1, contohnya daun srikaya
(Annona squamosa L.) dan sirsak (Annona muricata L.).
e. Lanset (lanceolatus); panjang : lebar = 3 - 5 : 1, contohnya daun kamboja
(Plumiera acuminata Ait.). oleander (Nerium oleander L.).
f. Bulat telur (ovatus); contohnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.).
g. Segitiga (triangularis); segitiga sama kaki, cth. bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa L.).
h. Delta (deltoides); segitiga sama sisi, contohnya daun air mata pengantin
(Antigonon leptopus Hook. Et Arn).
i. Belah ketupat (rhomboideus); contohnya anak daun bengkuwang.
j. Jantung (cordatus); contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).
k. Ginjal (reniformis); contohnya daun pegagan (Centella asiatica Urb.).
l. Anak panah (sagittatus); contohnya daun eceng (Sagittaria sagittifolia
L.).tombak (hastatus); contohnya daun wewehan (Monochoria hastata Solms).
m. Bertelinga (auriculatus); contohnya daun tempuyung (Sonchus asper Vill.).
n. Bulat telur sungsang (obovatus); contohnya daun sawo kecik (Manilkara kauki
Dub.).
o. Jantung sungsang (obcordatus); misalnya daun sidaguri (Sida retusa L.).
p. Segitiga terbalik atau pasak (cuneatus); cth. anak daun semanggi (Marsilea
crenata).
q. Garis (linearis); contohnya daun-daun rumput gramineae.
r. Pita (ligulatus); contohnya daun jagung (Zea mays L.).
s. Pedang (ensiformis); contohnya daun nenas seberang (Agave sisalana Per.).
t. Paku atau dabus (subulatus); contohnya daun Araucaaria cunninghamii Ait.).
u. Jarum (acerosus); contohnya daun pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vr.).

2. Ujung Daun (Apex Folii)


a. Runcing (acutus); kedua tepi kanan dan kiri ibu tulang daun bertemu dengan
membentuk sudut lancip, contohnya pada daun olenader (Nerium olender L.)
b. Meruncing (acuminatus); seperti pada ujung runcing tetapi titik pertemuan lebih
ke depan lagi, contohnya daun sirsak (Annona muricata L.)
c. Tumpul (obtusus); contohnya pada sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
d. Membulat (rotundatus); ujung daun membentuk semacam busur, contohnya
daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), daun teratai besar (Nelumbium nelumbo
Druce).
e. Rompang (truncatus); ujung daun membentuk garis rata, contohnya anak daun
semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium
occidentale L.).
f. Terbelah (retusus); ujung daun membentuk lekukan, ch. daun sidaguri (Sida
retusa L.)
g. Berduri (mucronatus); ujung daun merupakan suatu duri, contohnya daun nenas
seberang (Agave sp).
3. Pangkal Daun (Basis Folii)
a. Runcing (acutus); biasanya terdapat pada daun memanjang, lanset.
b. Meruncing (acuminatus); biasanya pada daun bulat telur sungsang
c. Tumpul (obtusus); biasanya pada daun bentuk bulat telur, jorong.
d. Membulat (rotundatus); pada daun bangun bulat telur, jorong.
e. Rompang (truncatus); terdapat pada daun bangun segitiga, delta, dan tombak.
f. Berlekuk (emarginatus); terdapat pada daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah.
4. Susunan Tulang Daun
a. Daun

bertulang menyirip

(penninervis), umum

terdapat

pada golongan

Dicotyledon.
b. Daun bertulang menjari (palminervis), contohnya daun pepaya (Carica papaya L.),
jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp).
c. Daun bertulang melengkung (cervinervis), umumnya terdapat pada tumbuhan
golongan Monocotyledoneae contohnya genjer (Limnocharis flava Buch)

d. Daun bertulang sejajar atau lurus (rectinervis), umumnya terdapat pada golongan
rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae).
5. Tepi Daun
Secara garis besar tepi daun dapat di bagi menjadi 2 macam, yaitu:
A.

Integer (rata), contohnya. pada daun Nangka (Artocarpus integra Merr.)

B.

Divisus (bertoreh), dapat dibedakan menjadi 2 golongan

a. Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun


-

Serratus (bergerigi),

sinus dan angulus sama lancipnya, contohnya Lantana

camara L.
-

Biserratus (bergerigi ganda atau rangkap), angulus cukup besar, dan tepinya
bergerigi lagi.

Dentatus (bergigi), sinus tumpul dan angulus lancip, contohnya. daun beluntas
(Pluchea indica ).

Crenatus (beringgit), sinus tajam angulus tumpul, contohnya cocor bebek


(Kalanchoe pinnata ).

Repandus (berombak), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, contohnya


daun air

b. Toreh-Toreh Yang Mempengaruhi Bentuknya


1. Pinnatilobus (berlekuk menyirip), tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun
yang menyirip, contohnya pada daun terong (Solanum melongena L.).
2. Pinnatifidus (bercanggap menyirip), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai
susunan tulang yang menyirip, contohnya daun keluwih (Artocarpus communis
Forst.)
3. Pinnatipartitus (berbagi menyirip), tepi berbagi dengan susunan tulang yang
menyirip, contohnya daun kenikir (Cosmos caudatus M. B. K. ) dan sukun
(Artocarpus communis Forst.)
4. Palmatilobus (berlekuk menjari), tepi berlekuk , susunan tulang daun menjari,
contohnya daun jarak pagar (Jatropa curcas L.), kapas (Gossypium sp.).
5. Palmatifidus (bercangap menjari), jika tepinya bercanggap, sedang susunan
tulangnya menjari, contohnya daun jarak (Ricinus communis L.).
6. Palmatipartitus (berbagi menjari), jika tepi berbagi, sedang daunnya mempunyai
susunan tulang yang menjari, contohnya daun ketela pohon (Manihot utilissima
Pohl.).

6. Permukaan Daun
a. Licin (laevis), permukaan daun dapat terlihat :
- mengkilat (nitidus), cth. sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.), beringin
(Ficus benjamina L.),
- suram (opacus), cth. daun ketela rambat (Ipomoea batatas Poir.),
- berselaput lilin (pruinosus), cth. sisi bawah daun pisang (Musa paradisiaca L.),
daun tasbih (Canna hybrida Hort.),
b. Gundul (glaber), cth. daun jambu air (Eugenia aquea Burm.).
c. Kasap (scaber), cth. daun jati (Tectona grandis L.)
d. Berkerut (rugosus), cth. daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.), jambu
biji (Psidium guajava L.).
e. Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut , tetapi kerutannya lebih besar ch.
daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.) Berbulu (pilosus), jika
bulu halus dan jarang-jarang , cth. daun tembakau (Nicotiana tobacum G. Don.)
f. Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa, sehingga jika diraba
terasa seperti laken atau beludru.
g. Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, cth. daun
gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
h. Bersisik (lepidus), seperti cth. sisi bawah daun durian (Durio zibethinus Murr.).
III. DAUN MAJEMUK (FOLIUM COMPOSITUM)
Jika tangkainya bercabang-cabang, dan pada tangkai cabang ini terdapat helaian
daun.
1. Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a. Daun majemuk menyirip (pinnatus)
b. Daun majemuk menjari (palmatus)
c. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
d. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
a. Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan atas :

Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang
tingkat satu dari ibu tangkai.

Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatusi), jika anak-anak daun duduk pada
cabang tingkat dua dari ibu tangakai.

Majemuk menyirip ganda empat, dst.

b. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Diginatus)


-

Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun,
cth. daun nam-nam (Cynometra cauliflora L)

Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun,
cth. pada pohon para/karet (Hevea brasiliensis Muell).

Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak
daun, cth. daun maman (Gynandropis pentaphilla D.).

Beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada tujuh anak daun pada ujung ibu
tangkainya, cth. daun randu (Ceiba pentandra Gaertn).

c. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)


Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari,tetapi dua anak daun
yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang
disampingnya.
d. Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda yang mempunyai cabangcabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi
pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Jadi
daun majemuk campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip, ch. daun
sikejut (Mimosa pudica L). Daun sikejut bukanlah merupakan daun majemuk campuran
sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja
pada daun ini letak kedua pasang ibu tangkainya tadi sedemikian dekat satu sama lain,
hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya.
TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi daun.

ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
A. ALAT
1. Buku Gambar
2. Alat tulis
B. BAHAN
Adapun bahan yang dibutuhkan untuk praktikum morfologi daun adalah:
1. Daun Padi (Oryza sativa)
2. Daun Teratai (Nelumbium nelumbo Druce).
3. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
4. Daun Pepaya (Carica papaya L.)
5. Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam)
6. Daun Para/Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg)
7. Daun Kunyit (Curcuma longa L.)
CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam melaksanakan praktikum ini adalah:
1. Gambarkan objek yang menjadi bahan praktikum kemudian beri keterangan secara
jelas.
2. Amati objek yang menjadi bahan praktikum kemudian beri keterangan mengenai:
a. Bangun helaiannya (circumscriptio)
b. Ujungnya (apeks)
c. Pangkalnya (basis)
d. Susunan tulang-tulangnya (nervatio atau venatio)
e. Tepinya (margo)
f. Daging daunnya (intervenium)

PRAKTIKUM II
MORFOLOGI BATANG
PENDAHULUAN
Pada tumbuhan dikotil pada umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih
besar dan semakin mengecil pada bagian ujungnya, jadi berbentuk seperti kerucut atau limas
yang panjang dan memiliki percabangan atau tidak. Sedangkan tumbuhan monokotil
mempunyai hamper sama besar dari pangkal sampai ke ujung batang.
Sifat-Sifat Batang :
a. Umumnya berbentuk bulat seperti silinder, bersifat aktinomorf
b. Terdiri atas ruas ruas dibatasi oleh buku- buku dan pada buku ini terdapat daun.
c. Tumbuh keatas menuju cahaya matahari ( bersifat fototrop atau heliotrop).
d. Biasanya pertumbuhannya tidak terbatas.
e. Kebanyakan memiliki percabangan.
Tugas Tugas Batang
a. Mendukung bagian tumbuhan diatasnya yaitu daun, bunga dan buah.
b. Memperluas bidang asimilasi.
c. Jalan pengangkutan air dan zat- zat makanan dari bawah keatas dan jalan
pengangkutan hasil- hasil asimilasi dari atas kebawah.
d. Tempat penimbunan zat zat makanan cadangan.
I. Tumbuhan dibedakan menjadi 2 berdasarkan ada tidaknya batang:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis).
Tumbuhan tidak mempunyai batang sesungguhnya, karena batang amat pendek, semua
daun tersusun rapat merupakan satu roset, ch. Sawi (Brassica juncea).
2. Tumbuhan Yang Jelas Berbatang dibedakan atas :
a. Batang basah (herbaceus); batang lunak dan berair, cth. bayam (Amaranthus sp).
b. Batang berkayu (lignosus) yaitu batang keras dan kuat karena terdiri atas kayu, cth.
pohon (arbores) dan semak (frutices).
c. Batang Rumput (calmus) yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas- ruas yang
nyata dan sering kali berongga. cth. padi (Oryza sativa).
d. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas- ruas
yang lebih panjang cth. tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae).

10

II. MORFOLOGI BATANG


1. Bentuk penampang melintangnya batang dibedakan menjadi: :
a. Bulat (teres), ch. Bambusa sp, Cocos nucifera L.
b. Bersegi (angularis) dibedakan atas :
- Bangun segi tiga (Triangularis). ch. rumput teki (Cyperus rotundus)
- Segi empat (quadrangularis), ch Markisa (Passiflora quadrangularis).
c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas
daun. Dibedakan menjadi :
- Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang
terbatas, ch. jakang (Muehlenbeckia platyklada).
- Kladodia (kladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, ch.
kaktus (Opuntia vulgaris Mill).

2. Permukaan batang dapat dibedakan menjadi :


a. Licin (laevis) ch. Jagung (Zea mays L).
b. Berusuk (costatus ), jika pada permukaanya terdapat rigi- rigi yang membujur. cth.
Iler (Coleus scutellariodes)
c. Beralur (sulkatus), biasanya batangnya bersegi tetapi pada sudut sudutnya terdapat
pelebaran yang tipis. tch. Ubi (Dioscorea alata).
d. Berambut (pilosus), ch. Nicotiana tabacum
e. Berduri (spinosus), cth. Mawar (Rosa sp).
f. Memperlihatkan bekas - bekas daun, cth Pepaya (Carica papaya).
g. Memperlihatkan bekas- bekas daun penumpu, cth. Nangka (Arthocarpus integra).
h. Memperlihatkan banyak lentisel, cth. Sengon (Albizzia stipulata).
i. Keadaan- keadaan lain, cth. lepasnya kerak pada Psidium guajava

3. Berdasarkan arah tumbuh batang, maka batang dibedakan menjadi:


a. Tegak lurus (erectus), jika arahnya lurus keatas cth, Carica papaya.
b. Menggantung (dependens, pendulus), jenis- jenis tumbuhan epifit, cth. anggrek
(Orchidaceae).
c. Berbaring (humifisus), jika batang terletak pada permukaan tanah, tch. semangka
Citrullus vulgaris.
d. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku- bukunya keluar

11

akar- akar, ch. ubi jalar (Ipomea batatas).


e. Serong keatas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring
tetapi jalannya membelok keatas, cth. kacang tanah (Arachis hipogea).
f. Mengangguk (nutans); batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya lalu
membengkok kebawah, cth. Helianthus annus.
g. Memanjat (scandens); batang tumbuh keatas dengan menggunakan penunjang.
h. Membelit (volubillis); batang naik keatas, tetapi tidak menggunakan alat- alat khusus
dan dibedakan menjadi :
-

Membelit kekiri cth. Clitorian ternatea

Membelit kekanan, cth. Dioscorea hispida Dennst.

4. Percabangan Batang
a. Monopodial yaitu batang selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang,
cth. cemara (Casuarina equisetifolia L).
b. Simpodial yaitu batang pokok sukar ditentukan, tch. sawo manila (Achras zapota L).
c. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu setiap kali bercabang terjadi dua
cabang yang sama besarnya. Cth. paku endam (Gleichenia linearis Clarke).
5. Cabang dapat dibedakan menjadi :
a. Geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang cabang yang tumbuh merayap dan dari
buku bukunya keatas keluar tunas baru dan kebawah tumbuh akar- akar. Cabang ini
dibedakan lagi menjadi :
-

Merayap diatas tanah, cth. pada daun kaki kuda (Centella


asiatica)

- Merayap didalam tanah, cth. teki (Cyperus rotundus).


b. Wiwilan atau tunas air (Virga singularis) yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat
dengan ruas ruas yang panjang dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau
kuncup-kuncup liar, cth. kopi (Coffea sp).
c. Sirung panjang (Virga) yaitu cabang cabang yang biasanya merupakan pendukung
daun daun dan mempunyai ruas- ruas yang cukup panjang. Cabang ini mandul
(steril).
d. Sirung Pendek (virgula atau virgulla sucrescens),cabang- cabang kecil dengan ruasruas yang pendek yang selain pendukung daun juga pendukung bunga dan buah,
cabang ini biasanya subur (fertil).

12

6. Arah tumbuh cabang


a. Tegak (fastigiatus) yaitu jika sudut antara batang dengan cabang amat kecil
sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja, cth. Coffea sp.
b.

Condong keatas (patens) jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
kurang lebih 450, cth. pohon cemara (Casuarina equasetifolia).

c. Mendatar (horizontalis) cabang dgn batang membentuk sudut 900, cth.Ceiba


petandra.
d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar tetapi lalu ujungnya
melengkung kebawah, cth. Coffea robusta.
e. Bergantung (pendulus)yaitu cabang cabang yang tumbuhnya kebawah cth. cabang
tertentu pada Salix sp.
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
A. ALAT
1. Buku Gambar
2. Alat tulis
B. BAHAN
1. Batang Padi (Oryza sativa)
2. Batang Teratai (Nelumbium nelumbo Druce).
3. Batang Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
4. Batang Pepaya (Carica papaya L.)
5. Batang Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam)
6. Batang Para/Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg)
7. Batang Kunyit (Curcuma longa L.)
CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam melaksanakan praktikum ini adalah:
1. Gambarkan objek yang menjadi bahan praktikum kemudian beri keterangan secara
jelas.
2. Amati objek yang menjadi bahan praktikum kemudian beri keterangan mengenai:
a. Bentuk penampang melintang batang

13

b. Permukaan batang
c. Arah tumbuh batang
d. Percabangan batang
e. Arah tumbuh cabang
BAB III
AKAR
PENDAHULUAN
Akar berperan sangat penting bagi pertumbuhan suatu tumbuhan. Umumnya akar
terdapat didalam tanah, namun ada juga akar yang bergantung karena telah mengalami
metamorfosis.
1.1 Sifat dan Fungsi Akar Tumbuhan
Akar memiliki beberapa karakteristik yang umum seperti : Tumbuh menuju pusat bumi
(geotrofi positif/hidrotrofi), Tumbuh menjauhi cahaya (fototrofi

negatif), Tidak

berbuku/beruas, berbentuk meruncing semakin keujung sehingga lebih mudah menembus


tanah, Aktif melakukan pertumbuhan, tetapi tidak secepat daun dan batang.
Sedangkan akar tumbuhan berfungsi sebagai alat penyerap air dan unsur hara, yang akan
diteruskan ke batang dan daun, sehingga terjadi proses metabolism, Memperkuat berdirinya
tumbuhan, Kadang-kadang sebagai tempat untuk menimbun zat makanan, dalam bentuk umbi
akar.
1.2 Asal-usul akar dan bagian-bagian akar tumbuhan berbiji
Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari bagian lembaga pada biji, yaitu di bagian akar
lembaga (radicula) akan

membentuk akar primer (radix primaries). Pada tumbuhan

dicotyledone akar primer akan tumbuh dan berkembang menjadi batang akar atau akar
tunggang (corpus radici) yang bercabang dan akan membentuk akar tunggang (Fibrous root
system). Sedangkan pada tumbuhan monocotyledoneae akar primer akan mereduksi sehingga
akar tumbuh pada buku-buku batang, sebagai akar serabut dan disebut akar serabut
(adventitious root system).

14

Akar tunggang atau batang akar yang tidak bercabang dibedakan berdasarkan zbentuk
dan percabangannya menjadi :
a. Akar Tombak/pena (fusiform), jika batang akar membesar di pangkal dan meruncing di
ujung, dan akar serabut di seluruh bagiannya sebagai cadangan makanan. Contoh :akar
lobak (Rhapanus sativus; Brassiaceae) dan wortel (Daucus carota: Apiaceae)
b. Akar Gasing (napiform), jika batang akar membulat, akar serabut di ujung yang runcing,
dan sebagai tempat cadangan makanan. Contoh: akar bengkuang (Pachyrrbizus erosus;
Papilionaceae) dan buah biet (Beta vulgaris).
c. Akar benang (filiform), jika batang akar kecil memanjang. Contoh : akar kacang panjang
(Phaseolus vulgare; Papilionaceae).
Berdasakan ukurannya, akar serabut dibedakan menjadi:
a. Akar serabut kecil, misalnya akar padi (Oryza sativa, Poaceae)
b. Akar serabut sedang, misalnya akar kelapa (Cocos nucifera; Arecaceae)
c. Akar serabut besar, misalnya akar pandan (Pandanus tectorius; Pandanaceae)
Percabangan yang berlangsung dari batang akar pada Dicotyledon disebut akar lateral
(radix lateralis), percabangan yang bersumbu pada akar lateral serabut akar (fibrilla
radicalis). Serabut akar memiliki percabangan bertingkat sehingga serabut akar dapat
diidentifikasi menjadi serabut akar tingkat 1, 2, 3, dan seterusnya. Secara morfologi , setiap
ujung akar memiliki jaringan pelindung yaitu tudung akar (caliptra) yang dapat menembus
batuan secara fisik atau kimia.
1.3 Metamorfosis Akar
Akar tumbuhan dapat mengalami perubahan bentuk atau disebut sebagai metamorphosis
akar, karena berfungsi sebagai bentuk adaptasinya terhadap lingkungan. Beberapa
tumbuhan yang memiliki fungsi dan tugas khusus misalnya:
a. Akar Udara (Radix aureus)
Akar udara disebut juga akar gantung, yaitu akar yang keluar dari bagian-bagian di
atas tanah. Biasanya menggantung ke udara dan tumbuh diatas tanah. Akar ini
dimiliki oleh tubuhan epifit dan salah satu fungsinya adalah untuk bernafas dan
menyimpan air yang didapat dari uap air diudara.

15

Contohnya akar udara pada

tanaman anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) dan beringin (Ficus benjamina).


Akar gantung ini jika sudah sampai ketanah akan akan berfungsi seperti akar biasanya
bahkan menjadi bagian pelindung batang utamanya.
b. Akar Penggerek atau penghisap (Haustoria)

Akar ini dimiliki oleh tumbuhan parasit, berfungsi untuk mengisap air dan unsure
hara dari pembuluh kayu (xilem) serta bahan organic dari floem batang inang.
Tumbuhan benalu yang akarnya menghisap air dan unsure hara dari xylem
mempunyai daun lebar dan berwarna hijau, sedangkan yang menghisap bahan organic
dari floem tidak berdaun atau tidak berwarna hijau. Contoh akar tumbuhan benalu
(Dendrophthoe pentandra; Loranthaceae) dan tali putri (Cuscuta australis;
Convolvulaceae)
c. Akar Pelekat (Radix Adligans)

Akar yang dimiliki oleh tumbuhan yang secara alamiah di bawah naungan vegetasi
hutan yang berkompetisi untuk mendapatkan sinar matahari. Akar ini keluar dari
buku-buku batang tumbuhan memanjat. Contoh akar lada (Piper nigrum), sirih (Piper
battle), dan arisema (Arisema sp.)
a. Akar Pembelit ( Cirrhus Radicalis)
Akar ini dimiliki oleh tumbuhan yang memanjat tanpa memeluk penunjangnya, akar
ini beradaptasi kompetisi untuk mendapat cahaya. Contoh akar pembelit tanaman
vanili (Vanilla planifolia).
b. Akar napas (Pneumatophora)
Akar ini dimiliki oleh tumbuhan yang beradaptasi pada habitat lumpur yang miskin
oksigen. Akar lateral memunculkan semacam organ untuk pernapasan di atas tanah
lumpur, kulit akar memiliki liang atau celah (pneumathoda). Contoh akar napas
tumbuhan bogem (Sonneratia alba), kayu api (Avisennia lithorale) yang merupakan
jenis tumbuhan vegetasi bakau (mangrove).
c. Akar Tunjang atau egrang
Akar ini dimiliki tumbuhan yang tumbuh pada dasar yang berlumpur dan akar
berfungsi untuk menompang berdirinya tajuk (batang) tumbuhan. Contoh akar pandan
(Pandanus tectorius: Pandanaceae) dan bakau (Rhizophora conjugata).
d. Akar Lutut (Knee)

Akar ini dimiliki oleh tumbuhan yang beradaptasi pada habitat lumpur yang miskin
oksigen. Akar lateral memiliki dorso ventral , yaitu bagian yang muncul diatas tanah
lumpur berfungsi untuk pernapasan akar. Contoh akar lutut pada pohon tancang
(Bruguiera gymnorhiza).
e. Akar Banir atau akar papan (Butreess)

Akar yang perkembangan pangkal akar lateralnya berfungsi untuk menegakkan


berdirinya tajuk (batang) tumbuhan. Akar ini terdapat pada pohon penyusun hutan

16

hujan tropis karena tajuk lebih besar dibandingkan akar . Contoh akar papan pohon
kenari (Canarium commune; Bruseriaceae) dan akar pohon randu alas (Salmalia
malabarica; Bombacaceae).
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
A. ALAT
1. Buku Gambar
2. Alat tulis
B. BAHAN
1. Akar Wortel (Daucus carota)
2. Akar Padi (Oryza sativa)
3. Akar Sirih (Piper battle)
CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam melaksanakan praktikum ini adalah:
3. Gambarkan objek yang menjadi bahan praktikum kemudian beri keterangan secara
jelas.
4. Amati objek yang menjadi bahan praktikum kemudian beri keterangan mengenai:
a. Bentuk akar
b. Metamorfosis Akar

17

Anda mungkin juga menyukai