Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM GERAK PADA MANUSIA

DISUSUN OLEH :
JEFFERSON R TAMBAHANI (15 502 037)
STIANE TIDAJO (15 502 001)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAM ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Sistem Gerak
Pada Manusia”. Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas dan persyaratan
untuk mata kuliah Anatomi Fisiologi.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya kepada Ibu
Sitti Badrah yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam makalah
ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Tondano, 22 Maret 2018

Penyusum
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Rangka Manusia 2
B. Otot 8
C. Sendi 12
D. Gangguan dan Kelainan 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak
dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh
bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka
impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara
umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia
dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam
yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua
alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga
membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan
pergerakannya sendiri. Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki
senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu
membentuk aktomiosin.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang
lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut
ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat
relaksasi/kembali pada posisi semula).

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
 Mengetahui bagian-bagian sistem gerak pada manusia
 Mengetahui fungsi dari setiap bagian sistem gerak pada manusia
 Mengetahui bagian-bagian sendi
 Mengetahui kelainan yang dapat menyerang sistem gerak pada manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Rangka Manusia


Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti
bekerja, berlari, berjalan, duduk dan berdiri. Untuk melakukan kegiatan
tersebut tubuh manusia ditunjang dengan adanya rangka. Rangka terdapat di
dalam tubuh manusia. Rangka manusia dewasa dibangun oleh
206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan fungsinya. Dengan adanya rangka, maka manusia termasuk ke dalam
kelompok vertebrata.
Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka. Tinggi badan
seseorang dipengaruhi oleh panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun
tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya otot dan persendian, maa tubuh
manusia dapat bergerak. Sebagian besar pembentukan sel darah juga terjadi di
dalam sumsum tulang. Tulang juga merupakan organ yang mengandung
mineral kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.
Fungsi kerangka antara lain:
 menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
 melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
 tempat melekatnya otot-otot
 untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
 tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
 memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah
Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
rangka aksial dan rangka apendikular, yaitu :
a. Skeleton Aksial
Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan
memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan
badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu :

1. Tulang Tengkorak Bagian Kepala


 Bagian Parietal : Tulang dahi
 Bagian Temporal : Tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga
 Bagian Occipitas : Daerah belakang dari tengkorak
 Bagian Spenoid : Berdekatan dengan tulang rongga mata seperti
tulang baji
 Bagian Ethmoid : Tulang yang menyusun rongga hidung

2. Tulang Tengkorak Bagian Wajah


 Rahang bawah : menempel pada tulang tengkorak bagian temporal.
hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan
gerakan yang lebih bebas.
 Rahang bawah : menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
 palatinum (tulang langit-langit) : menyusun sebagian dari rongga
hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut
 Zigomatik : tulang pipi
 Tulang hidung
 Tulang lakrimal : sekat tulang hidung.

3. Tulang Dada
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada
sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk.
Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan
pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar.
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
 Tulang hulu / manubrium
 Tulang badan / gladiolus
 Tulang taju pedang / xiphoid process

4. Tulang rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama
dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung
dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu :
 Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini
pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang
dada dengan perantaraan tulang rawan
 Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki
ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan
ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada
 Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan
ujung depannya bebas

5. Ruas-ruas Tulang Belakang


 Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang
leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau
poros. bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk
melakukan gerakan.
 Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas
tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat
melekatnya tulang rusuk.
 Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang
pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas
tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak
melekat otot-otot.
 Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk
segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
 Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor
(coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang
menyatu.
Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan
menjaga keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat
melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
b. Skeleton Apendikular
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.
Skeleton axial terdiri dari :
 Anggota gerak atas
 Anggota gerak bawah
 Gelang Bahu
 Gelang panggung
 Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang
coccyx

1. Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)


Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas :

 Humerus / tulang lengan atas.


 Radius dan ulna / pengumpil dan hasta.
 Karpal / pergelangan tangan.
 Metakarpal / telapak tangan.
 Palanges (tulang jari-jari).
2. Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:

 Femur / tulang paha.


 Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis.
 Patela / tempurung lutut.
 Tarsal / Tulang pergelangan kaki.
 Metatarsal / Tulang telapak kaki.
 Palanges / tulang jari-jari tangan.

3. Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)

Tulang selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan


tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang
menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan
dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan
tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih,
terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari
gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.

4. Gelang Panggul

Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada
anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu
illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis
(bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang
sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada
bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang
menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama
untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang
belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti
kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh
kembangnya janin.

B. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . oto
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan
relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang
dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan
filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen
ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-
serabut otot menyusun satu otot.
a. Jenis-jenis Otot
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam
tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot
jantung.
1. Otot lurik (Otot Rangka)

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini
bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai
jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) danterang (isotrop) yang
tersusun berselang-selang.

2. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot
viseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan
halus. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin

3. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik
hanya saja serabut – serabutnya bercabang - cabang dan saling
beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letak inti sel di tengah.
Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja
tidak menurut kehendak

b. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot
berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu
rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat
rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memperkuat rangsangan
kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang
maksimum. Tonus yang maksimum terus-menerus disebut tetanus.

c. Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi,
akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot
pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan
tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot
bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua
tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon)
yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot
trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan
efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
A. Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya
otot trisep dan otot bisep.
B. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan)
misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
C. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.
Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya
gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan
menelungkup.

b. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan
gerak searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot
yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup). Otot
sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang
bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot
yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.

C. Sendi
Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan.
Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi).
Beberapa komponen penunjang sendi :
 Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian
dalamnya terdapat rongga.
 Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada
sendi
 Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
 Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi
Ada berbagai macam tipe persendian:
1. Sinartrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan.
Dapat dibedakan menjadi dua:
a. Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan
ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
b. Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang
rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.
2. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan.
Dapat dikelempokkan menjadi:
a. Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala
arah. Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
b. Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi,
namun tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan
dan jari tangan.
c. Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi).
Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
d. Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu
bidang datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.
e. Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah.
Contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.
3. Amfiartosis
Amfiartosis adalah persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang
rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
a. Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan
ligamen. Contoh:persendian antara fibula dan tibia.
b. Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang
berbentuk seperi cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang
belakang.

D. Gangguan dan Kelainan Pada Tulang


Gangguan dan kelainan pada tulang dapat disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain :
1. Kesalahan nutrisi, jika kekurangan vitamin D pada anak-anak akan
mengakibatkan pertumbuhan tulang terganggu sehingga kaki dapat
membengkok (kaki O dan kaki X)
2. Gangguan karena infeksi, misalnya kuman sifilis, gonorhoe dan TBC
dapat merusak sendi-sendi pada lutut dan pangkal paha, gangguan tersebut
antara lain :
a. Atritis eksudatif: peradangan pada sendi yang menyebabkan sendi
terinfeksi dan bernanah
b. Atritis sika: peradangan pada sendi hingga cairan sendi menjadi kering
karena kehilangan minyak sendi (sinovial)
c. Nekrosis: kerusakan pada selaput tulang (periosteum) hingga bagian
tulang mati dan mengering.
d. Layu sendi: keadaan tidak bertenaga pada persendian akibat rusaknya
cakra epifisis tulang rongga gerak.
3. Kesalahan sikap duduk dalam jangka waktu yang lama, dapat
mengakibatkan :
a. Skoliosis: kondisi dimana tulang belakang bagian punggung
membengkok kekiri atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi duduk
yang salah.

b. Lordosis: kondisi dimana tulang belakang bagian punggung


membengkok ke depan. Ini terjadi bila kita sering duduk membengkok
ke depan.

c. Kifosis: merupakan kondisi yang berkebalikan dengan kondisi lordosis,


dimana tulang belakang bagian punggung membengkok ke belakang.

4. Gangguan mekanik, terjadi karena jatuh atau terkena benda keras, dapat
berakibat:
a. Memar sendi: selaput sendi sobek.
b. Urai sendi: lepasnya tulang persendian.
c. Fraktura (patah tulang): umumnya terjadi pada tulang pipa.
d. Fisura (retak tulang), dapat diperbaiki oleh periosteum dengan
membentuk kalus.

GANGGUAN DAN KELAINAN OTOT


1. Atropi : suatu kondisi dimana otot mereduksi atau mengecil sehingga
tidak kuat untuk melakukan gerakan.
2. Hipertropi : suatu kondisi dimana otot membesar. Hal ini disebabkan
aktivitas otot yang berlebihan (misalnya bekerja atau olah raga)
3. Hernia abdominal : apabila dinding otot abdominal (bagian perut) sobek
pada bagian yang lemah. Akibatnya usus menjadi melorot ke bawah
masuk kedalam rongga perut.
4. Kelelahan otot : terjadi karena otot terus menerus melakukan aktivitas
dan pada puncaknya terjadi kram atau kekejangan.
5. Stiff : terjadi karena peradangan otot trapesius leher akibat kesalahan
gerak, sehingga leher menjadi sakit dan terasa kaku jika diherakkan.
6. Tetanus: merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang
karena toksin bakteri tetanus (Clostridium tetani) yang masuk ke dalam
luka.
7. Distrofi otot: merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak,
diduga merupakan penyakit genetis (bawaan)
8. Miestenia gravis adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur
sehingga menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasn tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa :
 Sistem gerak merupakan bagian dari tubuh yang mempunyai fungi utnuk
menggerakkkan seluruh bagian tubuh sesuai dengan bagiannya.
 Bahwa sistem gerak terdiri dari alat gerak aktif dan alat gerak pasif.
 Alat gerak pasif terdiri dari tulang dan bagian-bagiannya,
sedangkan alat gerak aktif berupa otot-otot yang secara
aktif menggerakan tulang yang ada di seluruh tubuh.
Berdasarkan bentuknya dan ukurannya, tulang dapat
dibagi menjadi beberapa penggolongan:
a. Tulang panjang, yaitu tulang lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai,
dan kaki (kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulag
ini disebut diafisis, sedangkan ujungnya disebut epifisis.
b. Tulang pendek, yaitu tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.
c. Tulang pipih, yaitu tulang iga, bahu, pinggul, dan kranial.
d. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang vertebra dan tulang wajah.
e. Tulang sesamoid, antara lain tulang patella dan tulang
yang terdapat di metakarpal 1-2 dan metatarsal 1.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Feri. Sistem Gerak Manusia. http://www.docstoc.com/docs /


25972416/ Sistem-Alat-Gerak

Zaifbio. Sistem Gerak Manusia. http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/


sistem-gerak-manusia/

Anda mungkin juga menyukai