Bagaimana seorang anak belajar membaca? Apakah sama dengan cara belajar
orang dewasa?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita perhatikan bayi dan anak-anak kita.
Dalam waktu yang sangat singkat, dengan mudah ia mengenal nama kita, nama ayah
ibu kakak adik nenek, nama-nama benda, sifat-sifatnya, termasuk juga karakter fisik
dari setiap barang yang ada di rumah.
Bukankah itu luar biasa? Bagaimana begitu cepat ia mengetahui semuanya,
bahkan tanpa kita ajar secara khusus?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pelajari sedikit tentang otak
manusia.
Kita tahu, setiap anak, anak negara manapun, anak siapapun adalah pemilik otak
terhebat di dunia. Walaupun beratnya kurang dari 1,5 kg kemampuan otak anakanak kita beribu kali lebih hebat dari super komputer terhebat di dunia. Dan anakanak kita pun memilikinya!
PINTU-PINTU BELAJAR
Penelitian tentang otak memperlihatkan bahwa ada 2 pintu belajar yang aktif
pada setiap manusia, baik pada anak-anak ataupun orang dewasa. Pintu belajar
pertama adalah otak sadar. Pintu belajar kedua adalah otak bawah sadar.
Otak sadar, aktif saat kita sengaja melakukan sesuatu, atau ketika kita
waspada/awas. Karakter otak sadar adalah: kritis, logis, matematis.
Ketika seorang anak belajar secara serius, berpikir, menganalisa, mengurutkan,
melakukan perbandingan dan pertimbangan, maka saat itu bisa dikatakan, anak itu
sedang belajar dengan menggunakan otak-sadarnya.
Otak sadar lah yang biasa kita gunakan ketika kita belajar di sekolah, atau
belajar secara serius.
Beda sekali dengan cara belajar menggunakan otak bawah sadar. Otak ini aktif
24 jam sehari, terus menerus, tanpa henti. Ia bekerja sejak kita masih berada dalam
kandungan sampai kita dewasa dan mati. (Catt: beberapa ahli bahkan berteori, bahwa
otak bawah sadar ini berada dalam wujud ruhani kita, dan karenanya ia akan terus ada
bahkan sekalipun raga-fisik kita sudah mati).
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata di otak bawah sadar
inilah terinstall semua potensi hidup manusia, yang nantinya akan keluar dalam
bentuk sikap, paradigma kehidupan, skill, kecerdasan, kepribadian dan kebiasaankebiasaan seseorang.
Salah satu sifat utama otak bawah sadar adalah: tidak kritis, tidak logis, peka
dengan warna, irama, visualisasi, dan emosi.
Otak bawah sadar tidak kritis, artinya, apapun input yang masuk lewat pintu
ini, tidak disaring sama sekali. Ia akan FULL MASUK, dan tersimpan lama. Apalagi
jika content input tersebut terus dilakukan berulang-ulang, sehingga akan semakin
KUAT pengaruhnya dalam diri kita.
Otak bawah sadar juga tidak logis, maksudnya apapun input yang masuk, tidak
memerlukan verifikasi dari PIKIRAN CERDAS kita. Bagi otak bawah sadar, apapun
yang masuk lewat pintu ini akan disimpan sebagai KEBENARAN, ditelan mentahmentah.
Memang, ketika sebuah INPUT masuk ke dalam pikiran seorang anak, tidak
akan 100% memang melewati pintu otak bawah sadar, terutama kalau kondisi anak
sudah cukup berumur, melainkan disaring dan diverfikasi dulu oleh pengetahuan
kritis otak sadar. Namun jika CONTENT INPUT itu sering masuk, berulang-ulang,
maka perlahan tapi pasti CONTENT itu pun akan membekas tersimpan sebagai
BENAR.
Ambil contoh, kalau orang tua sering mengatakan kepada anaknya bahwa ia
bodoh dan pemalas, maka kalimat itu akan disimpan di otak bawah sadar anak kita
sebagai benar. Jangan heran, jika kemudian self concept (konsep diri) nya akan
percaya bahwa ia memang bodoh dan pemalas, dan kemudian makin terbukti oleh
berbagai kejadian kesehariannya.
Otak bawah sadar juga peka dengan warna, irama, dan emosi. Itu sebabnya
input yang masuk dalam kemasan penuh warna, nada yang khas, apalagi jika input itu
juga dikemas dalam pola yang bisa menyentuh emosi, maka CONTENT yang
mengiringi INPUT itu akan sangat mudah masuk dan tersimpan rapi dalam diri
seorang anak. Itu sebabnya, mengapa anak-anak begitu mudah menghafal lagu,
menghafal adegan sebuah drama, ataupun peka dengan suatu nada.
BAGAIMANA BAYI DAN ANAK-ANAK BELAJAR?
Kembali ke pertanyaan awal kita tadi, bagaimana seorang bayi atau anak usia
dini belajar segala sesuatu begitu cepat?
Jawabannya adalah, karena mereka belajar menggunakan PINTU OTAK
BAWAH SADAR.
Seorang bayi, misalnya, tentu saja otak sadarnya masih belum TERLALU
dominan. Ia belum memiliki pengetahuan, belum mampu berpikir, menyaring inputinput yang datang ke otaknya, apalagi mengkritisi. Jadi pintu belajar yang dominan
pada dirinya adalah pintu otak bawah sadar.
@Yessicafrida