Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana Cara Bayi dan Anak-Anak Belajar.?

Gordon Dryden & Dr. Jeannette Vos dalam bukunya The Learning
Revolution, mengungkapkan fakta-fakta yang sangat mengejutkan.
Saat ini, katanya, berbagai metoda belajar tengah berkembang pesat di seluruh
dunia, sehingga setiap anak akan mampu mempelajari apapun secara lebih cepat
sekitar 5 sampai 20 kali lebih cepat bahkan 10 sampai 100 kali lebih efektif,
pada usia berapapun. Metoda-metoda itu ternyata sederhana, mudah dipelajari,
menyenangkan, logis dan terbukti andal.
Inilah beberapa fakta itu. Di Christchurch, Selandia Baru, Michael Tan
berhasil lulus ujian matematika tingkat smu pada usia 7 tahun. Dan Stephen
Witte, 12 tahun lulus enam ujian beasiswa universitas dan berhasil meraih hadiah
fisika dari SMU Papanui, tidak lama setelah diizinkan melompati empat kelas.
Di Alaska, para pelajar di SMU MT. Edgecumbe menjalankan empat
perusahaan proyek percontohan. Salah satu proyeknya: ekspor salmon asap ke
Jepang senilai us$ 600.000 mereka sekaligus belajar ilmu pemasaran, bisnis,
ekonomi dan Bahasa Jepang.
Di SD Pantai Tahatai Selandia Baru, anak-anak berusia 6 tahun
menggunakan komputer untuk membuat cd-rom dan merencanakan sekolah masa
depan mereka sendiri. Mereka juga menggunakan komputer untuk mengaktifkan
unit-unit pembangkit energi surya dan angin yang didesain agar setiap rumah
mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri.
Ternyata pembelajaran mandiri adalah salah satu kunci utama. Jika kita bisa
menyediakan lingkungan dan peralatan yang baik untuk pelatihan mandiri, anakanak kecil pun akan menjadi pendidik mandiri yang antusias sepanjang hidupnya.
Maria Montessori, dokter wanita pertama asal Iitalia, telah menyediakan
lingkungan semacam itu hampir 100 tahun lalu, membuktikan bahwa anak-anak
usia 3 4 tahun dengan mental terbelakang, mampu berkembang baik dalam hal
menulis, membaca, dan perhitungan dasar. Dan sampai sekarang ini di daerah
terpencil Montana, negara bagian Amerika yang berpenduduk paling jarang, semua
anak berusia 4 tahun di taman bermain Montessori International telah mampu
mengeja, membaca, menulis dan melakukan hitungan dasar, bahkan sebelum
mereka masuk sekolah. Saat ini mereka mencanangkan pada usia 4 tahun itu anakanak bahkan sudah mampu menguasai tiga atau empat bahasa!
Bagaimana dengan anak-anak kita? Lihatlah betapa banyak orang tak
menyadari bahwa mereka telah merusak potensi hidup anaknya.
Lihatlah anak-anak kita sekarang. Dimana mereka pada sebagian besar waktu
hidupnya? Di depan televisi-kah? Main seharian dengan anak-anak lainkah? belajar
membaca kah? Apa yang mereka pelajari? Siapa guru-guru mereka? Siapa idola
mereka? Apa kata-kata yang meluncur dari pikirannya?

Ternyata, semua ini bergantung bagaimana cara ia dididik sejak awal


kelahirannya!
Kita tahu, setiap anak, anak negara manapun, anak siapapun adalah pemilik
otak terhebat di dunia. Walaupun beratnya kurang dari 1,5 kg, kemampuan otaknya
beribu kali lebih hebat dari super komputer terhebat di dunia. Dan anak-anak kita
pun memilikinya! Masing-masing terdiri dari otak sadar dan otak bawah sadar.
Otak sadar aktif saat kita sengaja melakukan sesuatu. Sedangkan otak bawah
sadar selalu aktif 24 jam sehari terus menerus. Ia bekerja sejak bayi masih dalam
kandungan sampai kita dewasa dan mati.
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata di bawah sadar
inilah terinstall semua potensi hidup kita, yang nantinya akan keluar dalam
bentuk sikap, nilai hidup, skill, kecerdasan, kepribadian dan kebiasaan.
Salah satu sifat otak bawah sadar ini adalah tidak kritis. Jadi
apapun input yang masuk ke dalamnya akan tetap disimpan dan dianggap benar.
Beda dengan otak sadar ia kritis. Oleh karena itulah yang harus kita waspadai
justru input-input yang bakal masuk lewat pintu otak bawah sadar ini.
Benyamin s. Bloom, professor pendidikan dari universitas chicago,
menemukan
fakta
yang
cukup
mengejutkan
:
- Ternyata 50% dari semua potensi hidup manusia terbentuk ketika kita berada
dalam
kandungan
sampai
usia
4
tahun.
- Lalu 30 % potensi berikutnya terbentuk pada usia 4 8 tahun.
Ini berarti 80% potensi dasar manusia terbentuk di rumah, justru
sebelum mulai sekolah. Akan seperti apa kemampuannya, nilai-nilai hidupnya,
kebiasaannya, kepribadiannya, akhlaqnya, dan sikapnya semua 80% tergantung
pada orang tua. Sadar atau tidak. Baik dibentuk secara sengaja atau pun tidak
sengaja!
Artinya, akan jadi siapa anak kita, akan bagaimana cara berpikir dan
bersikapnya ditentukan sepenuhnya oleh informasi dan pengetahuan apa yang
tersimpan di otak bawah sadarnya. Panca indera adalah pintu masuk yang langsung
masuk ke pusat kecerdasan anak.
Apapun yang ia dengar, apapun yang ia lihat, apapun yang ia
rasakan, semua langsung tersimpan di otak bawah sadarnya.
Ia juga belajar tentang sikap dan kepribadian dari orang-orang yang
mengasuhnya. Bagaimana ayah ibunya berbicara, apa yang dikatakan, bagaimana ia
bereaksi terhadap emosi-emosi tertentu, bagaimana orangtua bereaksi terhadap
tekanan amarah, tangisan, dan kerewelan. Semua bahasa komunikasi anak (dalam
bentuk gerakan, tangisan dan kerewelan) adalah alat-alat ia belajar.
Lantas, apakah bisa kita menghasilkan anak hebat hanya dengan cara
mendidik ala kadarnya? Dengan semaunya, secara naluriah belaka? Tentu tidak
bukan!

Hal pertama yang langsung kita sadari adalah, sebagai ayah dan ibu, kita
adalah guru anak-anak kita. Baik kita melakukannya dengan benar ataupun
nggak sengaja salah.
Pertanyaan berikutnya, sudah tahukah kita kurikulum apa yang sedang
berlangsung pada usia 0 4 tahun atau 8 tahun perkembangan pendidikan anakanak kita?
Ternyata, kebanyakan orang tua tidak punya kurikulum pendidikan usiadini ini. Tentu tak heran akhirnya kurikulum alamiah lah yang diterapkan.
Kurikulum yang akhirnya dipelajari anak-anak kita adalah kurikulum-alamiah yang
diciptakan oleh lingkungan tempat kita saat ini hidup dan berada. Lewat programprogram televisi, pergaulan di sekitar rumah kita, juga pergaulan antar penghuni di
dalam rumah tangga kita sendiri.
Apa yang diajarkan (tanpa sengaja) pada bayi dan anak-anak
kita?
Secara keilmuan bisa jadi masih kosong! Bagaimana dengan sikap? Tak dapat
dibendung, ternyata banyak sekali hal negatif yang dipelajari anak-anak kita.
Lalu adakah kegiatan-kegiatan pembelajaran secara sengaja? By design?
Hampir tidak ada! Ada semacam keyakinan yang telah jadi paradigma kuat dalam
pikiran para orang tua, bahwa anak-anak bersekolah ya dimulai sejak TK !
Sehingga mengabaikan proses belajar mengajar yang umumnya tak sengaja
yang justru berlangsung setiap detik di rumah kita. Bahkan anehnya tak sedikit yang
tega menyerahkan bayi dan anak-anaknya itu berguru kepada para pembantunya!
Jika kita mulai menyadari fakta-fakta ini, ada beberapa tindakan yang bisa
segera kita lakukan, jika memang kita ingin berubah:
1. Orang tua (ayah dan ibu), harus belajar semua hal yang berhubungan dengan
metoda-metoda pendidikan anak
Pada dasarnya orang tua adalah guru terpenting dan rumah adalah sekolah
paling penting, Didiklah anak dengan ilmu. Kenali dan rancang kurikulum sendiri
untuk keperluan ini. Apa muatan sikap dan perilaku yang ingin kita hasilkan pada
balita kesayangan kita, dan bagaimana caranya. Bagaimana pula caranya kita
menanamkan aqidah Islam pada balita kita. Apa yang boleh kita lakukan dan apa
yang jangan kita lakukan. Kuncinya belajar! Orang tua lah yang harus
belajar.!
2.Kenali dan kendalikan jenis input informasi (ucapan / penglihatan /pendengaran /
pergaulan) yang masuk lewat pintu otak bawah sadar balita kita.
Jika kita sadar ini, maka programkan secara sengaja muatan positif. Installkan program-program positif ke dalam otak bawah sadar anak-anak kita. Sebagai
contoh televisi. Kendalikan keinginan kita nonton acara tv bersama anak-anak.
Beberapa pemimpin bisnis terkemuka di dunia seperti Mitch Sala, Jim Dornan, Rich
De Vos, Bob Andrew, dan banyak lagi yang lainnya bahkan sangat menyadari betapa

berbahayanya virus negatif yang dibawa TV ini. Mereka pun tidak membiarkan
dirinya dan bahkan juga anak-anaknya berada di depan televisi!
Kenali juga bahwa input positif bisa berasal dari pendengaran. Maka
kendalikan kata-kata kita. Apapun situasinya, jaga mulut! katakan yang baik-baik
saja, atau kalau tidak lebih baik diam, pesan Rasulullah SAW dalam salah satu
sabdanya. fal yakun khairan au lisashmut!
Juga program / install otak balita kita dengan input yang disengaja. Misalkan
tatkala menidurkan bayi kita, apa salahnya kita memperdengarkan ayat-ayat al
quran kepada bayi, baik melalui kaset maupun kita sendiri yang membacakannya.
Percayalah semua input yang disengaja ini membekas dan terinstall dengan
baik di otak bawah sadar anak-anak kita.
Programkan dengan sengaja! Itu sebabnya kita perlu punya kurikulum! Ini
bukan berarti kita mau mendikte masa depan profesi anak kita. Sama sekali tidak.
Apapun jalan hidup dia nanti setelah dewasa, terserah dia. Yang kita bentuk secara
sengaja adalah potensi dasar human being-nya. Sikapnya, perilakunya,
kebiasaannya, potensi aqidahnya. Bukankah ini memang wajib! Bagi setiap orang tua
untuk mendidik anaknya agar menjadi hamba Allah dan khalifah-nya di muka bumi
ini?
Ada beberapa contoh tindakan, misalnya dengan membacakan buku-buku
cerita-cerita ilahiyah, kenalkan Allah dan segala konsep ilahiyah lainnya, lalu kisahkisah perjuangan rasulullah dan para sahabat, dan berbagai kisah-kisah positif
lainnya. Semua kisah itu akan membekas amat dalam ke dalam jiwa anak-anak kita!
Lalu juga hindari cerita-cerita dan film-film televisi! Ingat kita adalah guru!
Insyaallah, jika betul-betul kita serius, bukan tidak mungkin yang akan kita
lahirkan nanti adalah calon-calon pemimpin dunia! Dari tangan didikan kita lahirlah
para jenderal, para profesor, para ilmuwan yang mampu mengubah dunia ini berada
dalam ridlo Allah SWT. Amin ya allah ya rabbal alamiin

@Yessicafrida

Anda mungkin juga menyukai