Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan keperawatan

di Indonesia tidak terlepas

dari pengaruh

perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara
berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik
dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu
keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan
dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang
kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset
keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan
masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat
dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh
ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun
kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam
praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek
keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep
dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis.
Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning,
logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan
untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga
dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori
pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan
sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
1

1.2 Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene King.


Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene King.
Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene King.
Mengetahui konsep paradigma Imogene King.
Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene King

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir
keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital
School of Nursing St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah
sambil kuliah di Bachelor of Science dalam Keperawatan di St Louis University pada
tahun 1948. Dia menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis
University Pada tahun 1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University,
New York, Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan
padatahun 1961.
Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa
pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981).
Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori
keperawatan. Dr. King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan
dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981 yaitu : Toward a
theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for
Nursing: System, Concept, Process (1981), Curriculum and Instruction In Nursing
(1986).
2.2 Teori Dan Model Konseptual
2.2.1 Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene King
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmuilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri
beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa
pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian
King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori
ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap
kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai
sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan
kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual

Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems
(groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem
pelayanan kesehatan, dll).
2.2.2 Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King
King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
implisit.
1.

Asumsi eksplisit
a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada
kegiatan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien
serta perawat.
d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya,
kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak
keperawatan.
e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi
kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka
membuat atau mengambil keputusan.
f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin

2.

tidak sama.
Asumsiimplisit
a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

2.2.3 Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga Sistem
1.

Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka).
Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception),
diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri
(body image), ruang (space), dan waktu (time).

a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadiankejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini
tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan
status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh
semua, selektif untuk semua orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang

lain.

Diri

adalah

individu

atau

bila

seseorang

berkata

AKU.Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan


orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku
manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat
diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi
genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat
didefinisikan

sebagai

proses

diseluruh

kehidupan

seseorang

dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.


d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan
tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilannya.

e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang,
personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan
hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau
berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi.Definisi secara
operasional, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan
sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang
menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan
kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang.
5

2.

Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP.Konsep yang relevan dengan sistem
interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh
dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang
diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak
langsung,

misalnya

melalui

telepon,

televisi

atau

tulisan. Ciri-ciri

komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional,


tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam
menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal
yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak,
postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka.Dimensi temporal-spatial,
mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam
waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada
suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3
elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada
orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang
ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau
organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan
pada situasi khusus.
6

e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis
dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara
keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan
pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya
untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan
dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan
lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial
yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan
subjektif.
3.

Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai
dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995).
Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan,
status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan
kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi,
nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan
posisi di dalam organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam
suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur
setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal,

subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada


tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi
dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugastugas, dan kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan
pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian
asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh
perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian
juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan
komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan
adaptasi positif terhadap lingkungan.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang
meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling
berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Hubungan sistem personal, interpersonal dan sosial

Sistem Sosial

Sistem Personal

Sistem Interpersonal

Menurut King sistem personal merupakan sistem terbuka dimana di dalamnya


terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari

individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan


antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu
interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi
yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia merupakan
individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.
Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa
lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai
makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, king
mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan
pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2
Model Konsep menurut King

Feedback
Persepsi
Keputusan
Reaksi

Pasien

Interaksi

Keputusan
Persepsi

Feedback

Transaksi

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubugan manusia


menurut King terdiri dari komponen :
1.

Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan
digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak dan tujuan yang

2.

diharapkan.
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan

3.

merupakan respons dari individu.


Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara

4.

perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.


Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

2.3 Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


1.

Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan
leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi
yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini
bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika
kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau
masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a. kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan
dapat digunakan.
b. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri

2.

mereka sendiri.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang
dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang
maksimal.

3.

Konsep Lingkungan
10

Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang
saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan
dinamis

yang

mempengaruhi

perilaku

sosial,

interaksi,

persepsi,

dan

kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan


penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut
akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur
secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a. Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b. Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat
adalah bagian dari lingkungan pasien.
Konsep Keperawatan

4.

Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi


perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan
aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
o Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
o Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan
tercapai.
o Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
o Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang
dapat ditingkatkan .
o Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi
terjadi.
o Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
o Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional.
1.

Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga
mereka dapat berfungsi dalam peran mereka.

2.

Domain perawat

11

Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan


merawat orang sakit, terluka dan sekarat.
3.

Fungsi perawat professional


Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King
berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus
dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu sebagai orang asing di
lingkungan

alam. Mereka

saling

berinteraksi,

mengidentifikasi

masalah,

menetapkan dan mencapai tujuan.

2.4 Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan


1.

Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah :
o Tingkat tumbuh kembang.
o Pandangan tentang diri sendiri.
o Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap
status kesehatan.
o Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk

2.

3.

interaksi dan transaksi.


o Sosialisasi
Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
c. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
d. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
c. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
d. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
e. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

12

4.

5.

Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk
mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
Evaluasi
a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.

13

BAB III
APLIKASI TEORI DAN KONSEPTUAL KEPERAWATAN KE DALAM KASUS

3.1 Contoh Kasus


Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri
pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan
menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan
bilateral salpingo-oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur.
Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Dia
seorang perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 bungkus sehari dan berlangsung
selama 16 tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia
16 tahun dan kehamilan yang kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan
kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2
orang anaknya dirumah ibunya, dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi.
Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah.
Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa
depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman
akibat masa lalunya.Pasien diidentifikasi ada jarak dan sering mengalami kekerasan
dengan suami, yg tentunya menjadi kelemahan utama dalam dukungan emosi selama
melewati masa-masa yang sulit.
3.2 Aplikasi Teori dan Konseptual ke dalam Kasus
1. Pengkajian
Pada model konseptual system King, Ny D sebagai konsep personal system yang
saling berinteraksi dengan system lain. Banyak hal yang saling mempengaruhi
14

perilaku dan kesehatannya. Diagnosa dari servikal kanker kelas V dan pengobatan
berikutnya,

keduanya

merupakan

stressor

utama

juga

berpengaruh

untuk

kesehatannya. Interaksi bersama Ny D dan perawat, komunikasi, bersama-sama


menentukan tujuan dan membuat keputusan tentang maksud pencapaian tujuan.
Perawat dalam situasi ini, dimulai dengan interpersonal system dengan Ny.D.
Perawat mempersepsikan dirinya mempunyai pengetahuan untuk membantu
menyelesaikan masalah Ny. D, kemudian perawat memutuskan untuk membantu Ny.
D melakukan aksi.Ny. D mempunyai persepsi bahwa dirinya mempunyai masalah
kesehatan sehingga dia membutuhkan tindakan keperawatan, kemudian Ny. D
memutuskan untuk menerima bantuan perawat dan Ny. D melakukan aksi.
Perawat dan Ny. D melakukan aksi dan saling memberi reaksi yang positif.Dan
kemudian terjadi interaksi diantara keduanya. Diperoleh hasil pengkajian :
o Tingkat tumbuh kembang.
Ny. D berusia 29 tahun. Klien seorang yang sudah berkeluarga dengan 2
orang anak.
o Pandangan tentang diri sendiri.
Dalam system interpersonal, pasien diidentifikasi ada jarak dan sering
mengalami kekerasan dengan suami, yg tentunya menjadi kelemahan utama dalam
dukungan emosi selama melewati masa-masa yang sulit.
o Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap
status kesehatan.
Persepsi Ny.D mungkin mempengaruhi tingkat emosional, stress dan nyeri.
Persepsi perawat dipengaruhi oleh budaya, status social ekonomi, usia dan
pengetahuan (pengobatan dan diagnose Ny D) dan keterampilan yang professional.
o Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk
interaksi dan transaksi.
Komunikasi adalah kunci kestabilan mutu dan kepercayaan antara Ny D dan
perawat untuk mencapai tujuan. Ny D mengharapkan partisipasi dalam pencapaian
tujuan tersebut.
Sangat penting untuk menentukan sejauh mana kekhawatiran dan kecemasan
yang dialami Ny. D.

o Sosialisasi

15

Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap


masa depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah
hukuman akibat masa lalunya. Pasien diidentifikasi ada jarak dan sering mengalami
kekerasan dengan suami, yg tentunya menjadi kelemahan utama dalam dukungan
emosi selama melewati masa-masa yang sulit.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan harga diri rendah burhubungan ideal diri yang tidak realistik
3. Perencanaan
Menurut king, jika kesepakatan telah dibuat, tujuan akan tercapai. Pencapaian
tujuan dapat meningkatkan atau memelihara status kesehatan. Jika tujuan tidak
tercapai, perawat perlu untuk melakukan pengkajian kembali, berfikir kritis, dan
perjanjian antara perawat dan pasien.
Tujuan jangka panjang : setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam ideal diri klien
menjadi realistik.
Tujuan jangka pendek :setelah dilakukan intervensi selama 1 x 8 jam ideal diri klien
menjadi realistik dengan kriteria :
a. Klien dapat mengidentifikasi masalahnya
b. Klien dapat mengidentifikasi pemecahan masalahnya
c. Klien dapat mengkonsep tujuan yang realistik
Intervensi :
a. Kaji respon koping adaptif dan maladaptif klien terhadap masalah yang dihadapi.
b. Bantu klien mengidentifikasi pemecahan masalah.
c. Bantu klien mengkonsep tujuan yang realistik.
4. Implementasi
a. Mengkaji respon koping adaptif dan maladaptif klien terhadap masalah yang
dihadapi.
b. Membantu klien mengidentifikasi pemecahan masalah.
c. Membantu klien mengkonsep tujuan yang realistik.
Pada implementasi ini, menggambarkan bagaimana mengenal hasil tujuan yang
dicapai dan keefektifan proses keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi kemampuan klien dalam pemecahan masalah. Evaluasi feed back dari
hasil transaksi yang dilakukan perawat dan NY. D

16

BAB IV
ANALISIS KEKUATAN DAN KELEMAHAN

4.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Teori King


4.1.1 Kekuatan
1. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapatdipergunakan
dan

menjelaskan

atau

memprediksi

sebagian

besar fenomena

dalam

keperawatan.
2. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas
dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.

17

3. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,


mengambil keputusan dan interaksi untuk mencapa tujuan klien.
4. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan.
5. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
6. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan.
4.1.2 Kelemahan
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenai stres
yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memilikikonsekuensi
positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari
lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akandicapai
sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan
interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapankonsep
interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien
koma, bayi yang baru lahir, dan pasien psikiatrik.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan
kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan
memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan
perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi
keperawatan. Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang
dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam
proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat danklien berbagi
informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan

18

5.2 Saran
Perawat dapat mengaplikasikan teori dan konseptual model King ini dalam kasus
apapun, kecuali pada asien tidak sadar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahza, Anto. Mata Kuliah Sains Keperawatan.


http://www.academia.edu
Anonim, 2012. Teori Asuhan Keperawatan
http://melisaoktalieta.wordpress.com
Dwi Putri, Venny (2012). Teori Konseptual Menurut King.
http://venny-dwiputri.blogspot.com
Hidayat, Aziz A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.

19

Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth
Edition, California; Addison Wesley
Marriner, A. (1986). Nursing theorists and their work, St. Louis, Missouri; C.V. Mosby
Company

20

Anda mungkin juga menyukai