Realisme dan anti realisme adalah dua sisi dari debat filosofis dibalik penerimaan kebenaran sains. Dalam sains, debat merupakan hal yang penting, mengenai bagaimana manusia mempertanyakan garis batas antara teori dan penerapan sains. Bidang seperti fisika kuantum mempertanyakan bagaimana kita bisa melihat alam semesta. Bagaimana para peneliti dengan teorinya merumuskan hipotesis partikel yang tak dapat dilihat secara langsung sehingga menimbulkan adanya perdebatan . Apa sebenarnya realisme? Hal mendasar tentang faham realisme ini adalah penerimaannya terhadap hal-hal yang tidak dapat diobservasi secara langsung namun eksis di dunia ini. Contoh nyata mengenai paham ini adalah black holes. Pengataman awan yang besar dan berputar-putar tersebut menyebabkan para fisikawan untuk menyatakan bahwa mereka harus dianggap sebagai sesuatu yang benar adanya. Ini artinya, meskipun tidak dapat melihatnya secara langsung, peneliti dengan faham ini menganggap bahwa black holes tersebut benar-benar eksis. Sebaliknya, anti realisme menganggap bahwa teori tidak selamanya benar. Menengok pada sejarah, banyak teori yang memang terdengar absurd untuk saintis modern. Seperti contohnya ide bahwa panas merupakan cairan yang tidak terlihat dinamakan phlogiston. Anti realisme menganggap teori besar seperti teori Darwin merupakan alat yang sering digunakan sampai terbukti bahwa teori tersebut salah. Contoh lain dari ketidakabadian kebenaran teori adalah hukum Newton dan relativitas yang tidak berlaku pada level sub atomik. Pelaksanaan observasi serta penarikan kesimpulan yang dilakukan secara hati-hati, dengan konsekuensi waktu penelitian yang lama, dalam rangka membangun sebuah teori yang besar memang harus dilakukan oleh peneliti dalam rangka menghindari adanya debat antara realisme dana anti realisme. Bahkan dalam teori fisika, data empiris lebih dikedepankan dibandingkan dengan teori, hal ini untuk mencegah adanya debat antara kedua faham diatas. Penelitian yang sangat hati-hati dan penuh kesabaran tentang struktur atom, yaitu oleh Thomson, Rutherford, dan Bohr secara perlahan membantu mengungkap eksistensi sebuah elektron. Meskipun mereka tidak dapat melihatnya secara langsung, kebenaran teori mereka telah diterima secara luas. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa perilaku saintis
mengenai hal ini adalah: mereka mencoba untuk tidak memperdulikan debat dan membiarkan para filosof memutuskan detail yang terbaik tentang realitas alam.