Anda di halaman 1dari 2

Dea Dimyathi / 13312241064

REALISME DAN ANTI REALISME


Realisme dan anti realisme adalah dua sisi dari debat filosofis dibalik penerimaan
kebenaran sains. Dalam sains, debat merupakan hal yang penting, mengenai bagaimana
manusia mempertanyakan garis batas antara teori dan penerapan sains. Bidang seperti fisika
kuantum mempertanyakan bagaimana kita bisa melihat alam semesta. Bagaimana para
peneliti dengan teorinya merumuskan hipotesis partikel yang tak dapat dilihat secara
langsung sehingga menimbulkan adanya perdebatan .
Apa sebenarnya realisme? Hal mendasar tentang faham realisme ini adalah
penerimaannya terhadap hal-hal yang tidak dapat diobservasi secara langsung namun eksis di
dunia ini. Contoh nyata mengenai paham ini adalah black holes. Pengataman awan yang
besar dan berputar-putar tersebut menyebabkan para fisikawan untuk menyatakan bahwa
mereka harus dianggap sebagai sesuatu yang benar adanya. Ini artinya, meskipun tidak dapat
melihatnya secara langsung, peneliti dengan faham ini menganggap bahwa black holes
tersebut benar-benar eksis.
Sebaliknya, anti realisme menganggap bahwa teori tidak selamanya benar. Menengok
pada sejarah, banyak teori yang memang terdengar absurd untuk saintis modern. Seperti
contohnya ide bahwa panas merupakan cairan yang tidak terlihat dinamakan phlogiston. Anti
realisme menganggap teori besar seperti teori Darwin merupakan alat yang sering digunakan
sampai terbukti bahwa teori tersebut salah. Contoh lain dari ketidakabadian kebenaran teori
adalah hukum Newton dan relativitas yang tidak berlaku pada level sub atomik.
Pelaksanaan observasi serta penarikan kesimpulan yang dilakukan secara hati-hati,
dengan konsekuensi waktu penelitian yang lama, dalam rangka membangun sebuah teori
yang besar memang harus dilakukan oleh peneliti dalam rangka menghindari adanya debat
antara realisme dana anti realisme. Bahkan dalam teori fisika, data empiris lebih
dikedepankan dibandingkan dengan teori, hal ini untuk mencegah adanya debat antara kedua
faham diatas. Penelitian yang sangat hati-hati dan penuh kesabaran tentang struktur atom,
yaitu oleh Thomson, Rutherford, dan Bohr secara perlahan membantu mengungkap eksistensi
sebuah elektron. Meskipun mereka tidak dapat melihatnya secara langsung, kebenaran teori
mereka telah diterima secara luas. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa perilaku saintis

mengenai hal ini adalah: mereka mencoba untuk tidak memperdulikan debat dan membiarkan
para filosof memutuskan detail yang terbaik tentang realitas alam.

Anda mungkin juga menyukai