Anda di halaman 1dari 3

Gambar 1.

Lilin aroma terapi


Sumber : www.perlutahu.com
Sejak 1500 tahun yang lalu, sebelum gas dan listrik menjadi sumberdaya yang umum
digunakan, lilinlah yang menjadi sumber penerangan utama. Sampai saat ini lilin tetap
menjadi pilihan dan memberikan nuansa baru sebagai alternatif dekorasi ruangan yang akan
menciptakan suasana yang berbeda tergantung bentuk, letak, warna dan aksesoris lilin yang
dipakai (Murhananto, 1999). Sebelum tahun 1854, lilin terbuat dari bahan baku lemak hewan,
malam tawon, dan terkadang diberi campuran asam stearin (Saraswati, 1985).
Lilin dari lemak hewan menimbulkan asap hitam dan bau tidak sedap, sedangkan lilin
dari malam tawon harganya mahal dan sulit didapatkan. Barulah pada pertengahan abad ke20, ditemukan bahan baku lilin yang lebih murah, mudah didapat, waktu bakar lebih lama
dan lebih mudah diolah, yaitu stearin (Murhananto, 1999).
Lilin aromaterapi adalah alternatif aplikasi aromaterapi secara inhalasi (penghirupan),
yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri dalam wadah
berisi air panas. Lilin aromaterapi akan menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi
bila dibakar. Aroma lilin dihasilkan dari minyak atsiri melati dan lavender yang tergolong ke
dalam jenis aroma yang mampu memberikan efek terapi menenangkan dan merilekskan
(Primadiati, 2002).
Perafin merupakan bahan dasar untuk membuat lilin. Dalam suhu kamar, parafin
bebentuk padat denga titik leleh sekitar 58-62 C. Proses pembuatan lilin aroma terapi
didasarkan pada sifat parafin tersebut dengan dipadukan dengan bahan lain seperti minyak
aroma terapi,pewarna dan sebagainya. Untuk lilin yang transparan dapat ditambahkan stearat
untuk menghasilkan warna lilin yang lebih menarik (Putri,A dkk,2016).

A candle wick works by capillary action, drawing ("wicking") the melted wax
or fuel up to the flame. When the liquid fuel reaches the flame, itvaporizes and combusts. The
candle wick influences how the candle burns. Important characteristics of the wick include
diameter, stiffness, fire-resistance, and tethering. A candle wick is a piece of string or cord
that holds the flame of a candle. Commercial wicks are made from braided cotton. The
wick's capillarity determines the rate at which the melted hydrocarbon is conveyed to the
flame. If the capillarity is too great, the molten wax streams down the side of the candle.
Wicks are often infused with a variety ofchemicals to modify their burning characteristics.
For example, it is usually desirable that the wick not glow after the flame is extinguished.
Typical agents are ammonium nitrateand ammonium sulfate. (Nicole LeBoeuf-Little,2009)

A candle flame is formed because wax vaporizes on burning. It has three distinct
regions. The innermost zone, directly above the wick, contains wax that has been vaporized
but that is unburnt. It is the darkest zone. The middle zone is yellow and luminous. As it is an
oxygen depleted zone, insufficient oxygen exists to burn all of the wax vapor. As such, partial
combustion of wax takes place. The zone also contains unburnt carbon vapor. The
temperature in this region is hotter than the innermost zone, but cooler than the outer zone.
The outer zone is the area where the flame is the hottest and complete combustion of wax
takes place. It is light blue in color and not normally visible. The main determinant of the
height of a candle flame is the diameter of the wick. This is evidenced in Tea Light there the
wick is very thin and the flame, which is for mainly decorative purposes, is very small.

Candles whose main purpose is illumination use a much thicker wick. (National Council of
Educational Research and Training.2010)

Murhananto, Ria Aryasatyani (1999) Membuat dan Mendekorasi Lilin. Puspa Swara
Jakarta.
Saraswati (1985) Berkreasi dengan Lilin. Bhratara Karya Aksara Jakarta
Primadiati Rachmi (2002) Aromaterapi: Perawatan Alami Untuk Sehat dan Cantik. PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Putri A dkk. (2016). Diktat Petunjuk Praktikum Keterampilan Kimia. Yogyakarta
:FMIPA UNY
Nicole LeBoeuf-Little.2009. Using stearic acid or stearin in candlemaking. Diunduh
dari happynews.com pada tanggal 7 Mei 2016
National Council of Educational Research and Training. 2010.Science: Textbook for
Class VIII. Publication Department, p.72.

Anda mungkin juga menyukai