Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mapel IPAS
Disusun oleh :
Rafi
Salsabila
Dela nurfitriani
Sarah feby
24 September 2022
1
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................
1.4 Metode
5.3 lampiran...................................................................................................................................................................
BAB l
Latar belakang
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri atas sumbu yang diselimuti oleh bahan
bakar padat. Menurut sejarah, sebelum abad ke-19, bahan bakar yang terkandung di dalam lilin
2
adalah lemak sapi yang banyak mengandung lemak sapi yang banyak mengandung asam
stearat. Sekarang yang biasanya digunakan adalah parafin. Penerangan listrik sudah hampir
merata di setiap daerah. Hal ini mengakibatkan lilin lebih banyak digunakan untuk keperluan
lain, misalnya dalam upacara agama, perayaan ulang tahun, dan sebagainya.
Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan mudah, dapat dilakukan
semua orang. Yang perlu anda perhatikan adalah keselamatan kerja karena lilin bisa
membahayakan. Jika kita akan mengubah bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik,
tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas kompor.
1.3 Tujuan
1.4 METODE
dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan sekaligus praktik langsung dalam membuat lilin
1 Penyampaian
3
Materi
BAB II
4
Catatan lainnya memperlihatkan bahwa pada abad I, orang-orang Romawi menggunakan lilin
yang sumbunya berupa alang - alang.
Di abad berikutnya, orang-orang Mesir Kuno mengganti batang alang-alang dengan sumbu serat
yang dicelupkan ke dalam lemak cair, didinginkan, dan kembali dicelupkan ke dalam lemak cair,
didinginkan, dan kembali dicelup sampai ketebalan tertentu. Diduga, lilin langsing itulah nenek
moyang lilin batangan modern seperti yang ada sekarang ini.
Namun, lilin di zaman itu belum sesempurna sekarang. Sering, ketika dinyalakan lilin
mengeluarkan asap kehitaman. Atau, kerap juga mengeluarkan semacam gas dan aroma tak
sedap yang membuat mata jadi pedih.
Biasanya, lilin terbuat dari malam, lemak padat, atau materi lain yang terbakar secara
llambat.Saat terbakar, panas api akan mencairkan lilin dekat pangkal sumbu. Di abad
pertengahan, lilin lemak banyak digunakan masyarakat Eropa. Namun harganya yang lebih
mahal dibandingkan lampu lemak, menjadikan lilin sebagai benda mewah. Tak heran, saat itu
pengguna lilin hanyalah kaum bangsawan.
Penelitian tentang lilin terus berlanjut, hingga lemak bersumbu digantikan lilin dari
malam lebah yang beraroma wangi tanpa disertai bau lemak. Puncaknya, pada abad XIX, ahli
kimia Prancis, Michel Eygene Chevreul, berhasil memisahkan asam lemak dari gliserin lemak
sehingga menghasilkan asam stearat, bahan penting untuk menghasilkan lilin bermutu baik.
Stearat bersama dua bahan yang ditemukan selanjutnya, yaitu spermaceti dan malam parafin,
menjadi bahan baku utama lilin.
Spermaceti terbuat dari lemak ikan paus. Kelebihan spermaceti adalah tidak menimbulkan bau
pedas dan rasa pedih di mata saat lilin menyala selain itu, batang lilinya tidak mudah lembek dan
bengkok. Zaman sekarang lilin mempunyai bentuk, ukuran dan keunikan tersendiri dan
mempunyai aroma harum tertentu.
1. Lilin aromaterapi
5
essensial dengan aroma yang menyenangkan. Lilin aroma terapi juga sudah
digunakan sejak berabad-abad terakhir untuk merelaksasikan suasana serta meremajakan.
Sebuah lilin beraroma yang dibuat untuk penggunaan aroma terapi memliki tiga
komponen utama yaitu sumbu, lilin, dan minyak essensial.
Manfaat lilin aroma terapi adalah seperti mengatasi insomnia, mengatasi stress
serta tekanan dan nyeri pada otot, bisa juga untuk mengatasi alergi.
2. Lilin hias
Lilin hias adalah lilin yang digunakan untuk memberi kesan indah pada ruangan
Yang akan memberikan kesan indah. Lilin hias biasanya sering digunakan pada acar
pesta ataupun pada restaurant maupun café yang bertema kekinian dan modern tapi tetap
mempertahankan kesan sederhana dan alami.
6
BAB III
METODE PEMBUATAN
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak contohnya seperti lilin.
Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat
digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lilin antara lain membentuk dan
mengukir:
1. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-
macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari
merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang
diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan
perajin keramik.
Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire
verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali
cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak
yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang
sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan
padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-
pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir,
mangkok, dan gelas.
2. Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan
benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik
mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan
lunak seperti sabun padat dan lilin.
7
3.2 Alat dan Bahan
1 Panci
2 Cangkir besi/seng
3 Sendok
4 Mangkuk
5 Cetakan
6 Lilin
7 Pewarna makanan
3.4 Cara Pembuatan
2.Lilin yang sudah halus lalu masukan kedalam wadah yaitu cangkir besi.
4. Jika sudah tercampur, tuangkan kedalam cetakan yang telah diberi sumbu dengan mengarah
ke atas. Pada bagian bawahnya direkatkan dengan plastisin atau isolasi.
8
4. Tunggu beberapa menit hingga mengeras kemudian jadilah lilin hias. Jika ingin terlihat lebih
indah agar ditabur dengan pasir warna-warni atau pernak-pernik ke dalam gelas.
9
BAB IV
ESTIMASI DANA
N BARANG HARGA
O
1 Lilin Rp 6000
2 Cetakan Rp 5000
3 Molto Rp 1000
4 Pewarna Rp 1000
TOTAL Rp 13.000
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerajinan bahan lunak merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi wirausahanwan
sejak dini karena kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana. Salah satunya ialah
kerajinan bahan lunak dari Lilin. Lilin merupakan perlengkapann sehari – hari yang dibutuhkan
oleh semua manusia, oleh karenanya Lilin dapat kita temui diberbagai tempat dengan banyak
varian dan harga yang terjangkau, sehingga kita tidak menemukan kesulitan ketika mulai
membuat kerajinan ini. Asalkan kita memiliki tekad yang kuat serta tidak mudah putus asa dalam
memulai usaha ini maka kita akan menjadi irausahawan yang sukses.
5.2 Saran
Kerajinan bahan lunak dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macan kerajinan
bahan lunak. TInggal dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk melahirkan kerajinan bahan
lunak yang digemari oleh banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.rumah.com/berita-properti/2016/5/124302/buat-lilin-aromaterapi-sendiri
http://www.martinrecords.com/info/ternyata-lilin-sudah-ada-sejak-tahun-3000sm-yuk-simak-
selengkapnya-disini/
https://jendela360.com/info/lilin-aromaterapi-terbaik/
https://www.idntimes.com/life/diy/vivinyudha/cara-membuat-lilin-aroma-terapi-pengusir-nyamuk-c1c2
5.3 Lampiran
Alat dan bahan
11
lilin ketika di haluskan
melelehkan lilin
Hasil akhir
12
13
14