KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri atas sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat.
Menurut sejarah, sebelum abad ke-19, bahan bakar yang terkandung di dalam lilin adalah lemak
sapi yang banyak mengandung lemak sapi yang banyak mengandung asam stearat. Sekarang
yang biasanya digunakan adalah parafin. Penerangan listrik sudah hampir merata di setiap daerah.
Hal ini mengakibatkan lilin lebih banyak digunakan untuk keperluan lain, misalnya dalam upacara
Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan mudah, dapat dilakukan semua orang.
Yang perlu anda perhatikan adalah keselamatan kerja karena lilin bisa membahayakan. Jika kita
akan mengubah bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik, tentunya perlu dicairkan dengan
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat.
Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah lemak sapi (yang banyak
mengandung asam stearat. Sekarang yang biasanya digunakan adalah parafin. Dengan
menyebarnya penerangan listrik, saat ini lilin lebih banyak digunakan untuk keperluan lain,
misalnya dalam upacara agama, perayaan ulang tahun, pewangi ruangan, dan sebagainya. Catatan
lainnya memperlihatkan bahwa pada abad I, orang-orang Romawi menggunakan lilin yang
Di abad berikutnya, orang-orang Mesir Kuno mengganti batang alang-alang dengan sumbu serat
yang dicelupkan ke dalam lemak cair, didinginkan, dan kembali dicelupkan ke dalam lemak cair,
didinginkan, dan kembali dicelup sampai ketebalan tertentu. Diduga, lilin langsing itulah nenek
Namun, lilin di zaman itu belum sesempurna sekarang. Sering, ketika dinyalakan lilin
mengeluarkan asap kehitaman. Atau, kerap juga mengeluarkan semacam gas dan aroma tak
sedap yang membuat mata jadi pedih.
Biasanya, lilin terbuat dari malam, lemak padat, atau materi lain yang terbakar secara lambat.Saat
terbakar, panas api akan mencairkan lilin dekat pangkal sumbu. Di abad pertengahan, lilin lemak
banyak digunakan masyarakat Eropa. Namun harganya yang lebih mahal dibandingkan lampu
lemak, menjadikan lilin sebagai benda mewah. Tak heran, saat itu pengguna lilin hanyalah kaum
bangsawan.
Penelitian tentang lilin terus berlanjut, hingga lemak bersumbu digantikan lilin dari malam lebah
yang beraroma wangi tanpa disertai bau lemak. Puncaknya, pada abad XIX, ahli kimia Prancis,
Michel Eygene Chevreul, berhasil memisahkan asam lemak dari gliserin lemak sehingga
menghasilkan asam stearat, bahan penting untuk menghasilkan lilin bermutu baik. Stearat
bersama dua bahan yang ditemukan selanjutnya, yaitu spermaceti dan malam parafin, menjadi
Spermaceti terbuat dari lemak ikan paus. Kelebihan spermaceti adalah tidak menimbulkan bau
pedas dan rasa pedih di mata saat lilin menyala selain itu, batang lilinya tidak mudah lembek dan
bengkok.
Zaman sekarang lilin mempunyai bentuk, ukuran dan keunikan tersendiri dan mempunyai aroma
harum tertentu.
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak contohnya seperti lilin. Teknik
tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk
membuat karya kerajinan dari bahan lilin antara lain membentuk dan mengukir.
1. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-
macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan
teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan.
Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
· Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue),
dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan
tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat
memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan
cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan
jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik
dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
2. Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan
benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik
mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak
seperti sabun padat dan lilin.
2.4 Alat dan Bahan
1. Kompor.
saladmasterhealthycookware.blogspot.com
5. Sumbu.
7. Parafin.
candleboom.com
8. Stearin.
www.amazon.co.uk
9. Pewarna.
indonesian.alibaba.com
Taburkan stearin ke dalam cairan parafin, aduk hingga merata. perbandingan antara stearin
dan parafin adalah 1(parafin) : 2 (stearin). Perbanyak stearin agar menentukan keras atau tidaknya
lilin.
Jika sudah tercampur, tuangkan kedalam gelas yang telah diberi sumbu dengan mengarah ke
Tunggu beberapa menit hingga mengeras kemudian jadilah lilin hias. Jika ingin terlihat lebih
indah agar ditabur dengan pasir warna-warni atau pernak-pernik ke dalam gelas.
· Lilin Hias
http://3.bp.blogspot.com/-5ruyQxX-
1uw/T9CWJe4wqlI/AAAAAAAAAOk/mvH1YAx0B9o/s320/lilin+hias.gif
https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-1/2015/5/8/298626/298626_9103edba-f578-
11e4-a760-fba164efb121.jpg
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajinan bahan lunak merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi wirausahanwan sejak dini
karena kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana. Salah satunya ialah kerajinan bahan
lunak dari Lilin. Lilin merupakan perlengkapann sehari – hari yang dibutuhkan oleh semua
manusia, oleh karenanya Lilin dapat kita temui diberbagai tempat dengan banyak varian dan
harga yang terjangkau, sehingga kita tidak menemukan kesulitan ketika mulai membuat kerajinan
ini. Asalkan kita memiliki tekad yang kuat serta tidak mudah putus asa dalam memulai usaha ini
maka kita akan menjadi irausahawan yang sukses.
3.2 Saran
Kerajinan bahan lunak dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macan kerajinan bahan lunak.
TInggal dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk melahirkan kerajinan bahan lunak yang