Anda di halaman 1dari 18

kumalasarievhy

A great WordPress.com site

Home

About

LAPORAN PRAKTIKU UJI ASAM LEMAK BEBAS


17 Dec 2012 Leave a comment
by Evhy Kumalasari in Uncategorized Tags: asam, asam lemak, lemak, margarine, mentega,
minyak
LAPORAN PRAKTIKUM
APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM
ANALISA ASAM LEMAK BEBAS

OLEH :

NAMA

: EVI KUMALASARI

NIM

: G311 11 012

KELOMPOK

: V (Lima )

ASISTEN

: IRIANTY DAVID

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

I. PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari seringkali tidak kita ketahui mengandung senyawasenyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Memang secara kasat mata tampak sekilas
tampilan dari bahan pangan tersebut seperti tidak mengandung apa-apa ,tapi jika di teliti lebih
lanjut kebanyakan yang dikandung dari sebagian bahan pangan adalah zat-zat ataupun senyawasenyawa yang yang dapat bersifat toxin atau racun.
Kandungan asam lemak bebas suatu bahan pangan merupakan salah satu contoh senyawa yang
terkandung dalam bahan pangan yang dapat bersifat berbahaya khususnya bagi tubuh apabila
bahan pangan tersebut terlalu sering untuk dikonsumsi. Asam lemak bebas adalah suatu asam
yang dibebaskan pada proses hidrolisis lemak.
Asam lemak bebas pada suatu bahan pangan akan terbentuk karena adanya proses pemanasan
bahan pangan pada suhu tinggi yang dapat meningkatkan konsentrasi dari asam lemak bebas dan
meningkatkan jumlah asam lemak bebas yang terbentuk apabila proses tersebut semakin lama
dilakukan sehingga merugikan mutu dan kandungan gizi bahan pangan tersebut. Penjelasan di
atas dianggap perlu untuk dilakukannya praktikum analisa asam lemak bebas agar kita dapat
mengetahui mutu dan kandungan gizi bahan pangan yang akan di konsumsi

1. B. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari praktikum Analisa Asam Lemak bebas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara pengujian asam lemak bebas pada suatu bahan pangan
2. Untuk mengetahui kandungan asam lemak bebas yang ada pada suatu bahan pangan.
Kegunaan dari praktikum mengenai analisa asam lemak bebas adalah yakni sebagai media
pembelajaran dan informasi bagi mahasiswa dan pembaca dalam mengetahui dan menganalisa
asam lemak bebas yang ada pada bahan pangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. A. Margarin

Margarin merupakan emulsi yang terdiri atas lemak nabati, air dan garam dengan perbandingan
(80:18:2). Berbeda dengan minyak goreng, margarin dapat dikonsumsi tanpa dimasak. Sifat fisik
margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat, berwarna kuning, dan bersifat plastis.
Margarin amat handal dalam memberi cita rasa gurih pada masakan, juga sebagai sumber energi
yang melarutkan vitamin A, D, E dan K. Ia pun berfungsi sebagai medium penghantar panas
yang baik, dan mempermudah pembuatan roti dengan memperbaiki remah, membuat roti mudah
dipotong, juga menahan kandungan air dan memperlunak kulit roti (Anonim, 2012a).

Makanan yang mengandung paling banyak asam lemak trans adalah margarin. Minyak sayur
berbentuk cair pada suhu ruangan karena mengandung banyak asam lemak tak jenuh. di lain
pihak, lemak hewan, walaupun juga merupakan sejenis minyak, berbentuk padat pada suhu
ruangan karena banyak mengandung asam lemak jenuh. margarin, walaupun fterbuat dari
minyak sayur, berbentuk padat pada suhu ruangan seperti halnya lemak hewan. Margarin
berbentuk seperti ini karena telah dihidrogenisasi dan secara tidak alami diubah dari asam lemak
tak jenuh menjadi asam lemak jenuh. dalam pembuatan margarin, produsen memulai dengan
minyak sayur yang dihasilkan dengan metode ekstraksi kimiawi dan oleh karena itu margarin
mengandung minyak trans. hidrogen kemudian ditambahkan, untuk secara sengaja mengubah
asam lemak tak jenuh menjadi asam
lemak jenuh (Anonim, 2012b).

1. B. Minyak curah
Minyak goreng sawit yang dikenal dengan istilah minyak gorengcurah umumnya hanya
menggunakan satu kali proses fraksinasi (pemisahan), sehingga masih mengandung fraksi padat
stearin yang relatif lebih banyak dari minyak goreng bermerek yang menggunakan dua kali
proses fraksinasi atau pemisahan (Anonim, 2012c).
Minyak goreng curah biasanya memiliki warna yang lebih keruh. Minyak goreng curah ini tidak
digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga kehitam-hitaman. Karena
pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi kesehatan. Selain itu
minyak goreng yang sering digunakan secara berkali-kali sampai minyaknya berubah warna
menjadi hitam, kondisi ini tidak membahayakan kesehatan hanya membuat nilai gizi makanan
yang digoreng menjadi turun dan mempengaruhi rasa. Vitamin A dan D dalam makanan itu
sudah
hancur (Bundakata, 2007).
1. C. Minyak kelapa
Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses
dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia.
Penyulingan minyak kelapa dapat berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang
dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini
memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur. Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan
Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga
dihasilkan produk dengan kadar air dan
kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya
simpan yang cukup lama yaitu sekitar lebih
dari 12 bulan (Anonim, 2012d).
Minyak kelapa sebagai produk olahan hasil perkebunan mempunyai ciri umum berwarna lebih
bening dan beraroma harum. Dalam industri minyak goreng, minyak kelapa dianggap paling
sehat dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak
canola serta minyak dari bunga matahari (Anonim, 2012e).
Mutu minyak goreng sangat dipengaruhi oleh komponen asam lemaknya karena asam
lemak tersebut akan mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan stabilitas minyak selama
proses penggorengan. Trigliserida dari suatu minyak atau lemak mengandung
sekitar 94-96% asam lemak. Selain komponen asam lemaknya, stabilitas minyak goreng
dipengaruhi pula derajat ketidakjenuhan asam lemaknya, penyebaran ikatan rangkap dari
asam lemaknya, serta bahan-bahan yang dapat mempercepat atau memperlambat terjadinya
proses kerusakan minyak goreng yang terdapat secara alami atau yang secara sengaja
ditambahkan (Stier, 2003).

Standar mutu minyak goreng telah dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional
(BSN) yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini merupakan revisi dari SNI 01-3741-1995, menetapkan
bahwa standar mutu minyak goreng seperti pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 6. SNI 01-3741-2002 tentang Standar Mutu Minyak Goreng

KRITERIA UJI

SATUAN

SYARAT

Keadaan bau, warna dan rasa

Normal

Air

% b/b

Maks 0.30

Asam lemak bebas (dihitung


sebagai asam laurat)

% b/b

Maks 0.30

Bahan Makanan Tambahan

Sesuai SNI. 022-M dan Permenkes No.


722/Menkes/Per/IX/88

Cemaran Logam :
Besi (Fe)

Mg/kg

Maks 1.5

Tembaga (Cu)

Mg/kg

Maks 0.1

Raksa (Hg)

Mg/kg

Maks 0.1

Timbal (Pb)

Mg/kg

Maks 40.0

Timah (Sn)

Mg/kg

Maks0.005

Seng (Zn)

Mg/kg

Maks 40.0/250.0)*

Arsen (As)

% b/b

Maks 0.1

Angka Peroksida

% mg 02/gr

Maks 1

Catatan * Dalam kemasan kaleng

Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI)


1. D. Mentega
Mentega adalah ialah produk makanan susu, dibuat dengan mengaduk krim yang didapat dari
susu. Biasanya digunakan sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantara lemak di beberapa

resep roti dan masakan, dan kadang-kadang bahan untuk menggoreng. Pengganti mentega ialah
margarin, yang biasanya lebih murah, dan memiliki sedikit lemak dan kolesterol (Anonim,
2012f).
Pada dasarnya, mentega dan margarin memiliki jumlah kalori yang sama. Mentega biasanya
mengandung lemak alami dan beragam manfaat nutrisi lainnya, seperti vitamin A, D, E, dan K,
yang larut dalam air. Manfaatnya antara lain untuk menguatkan tulang dan fungsi-fungsi tubuh
lainnya Komposisi mentega umumnya terdiri dari lemak susu 82,5%, air 14%, garam 2,5% dan
mineral 1% .Mentega dibuat dari lemak hewan dan memiliki kandungan kolesterol diet maupun
lemak jenuh yang tinggi. Kolesterol sebenarnya diperlukan untuk perkembangan otak, elastisitas
sel, dan usus yang sehat. Namun, kandungan lemak jenuhnya yang tinggi membuat mentega
tidak hanya meningkatkan kolesterol total, tetapi juga kolesterol jahat (LDL). LDL inilah yang
biasanya menyumbat arteri, dan menyebabkan penyakit jantung. Menurut petunjuk makan sehat,
kita sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 10 persen kalori total seperti lemak
jenuh (Harmandini, 2011).
1. E. FFA ( Free Fatty Acid )
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai
trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung
dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin
lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk Asam lemak
bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan. Tingginya
asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan
usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. Kenaikan asam lemak
bebas ditentukan mulai dari tandan dipanen sampai tandan diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini
disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak . Asam lemak bebas terbentuk karena proses
oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam
lemak dengan kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan
dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang dipanaskan
telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau diinjeksikan kedalam
darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak
sempurna pada pusat saraf dan memperrsingkat umur (Anonim, 2012f).
Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1%. Lemak
dengan kadar asam lemak bebas lebih besar
dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun
intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak
bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada
lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat menguap, dengan jumlah atom C lebih besar
dari 14 (Ketaren, 1986).
1. F. Alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus fungsi hidroksil (OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol
merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke
banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa.
Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan
senyawa mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol, etanol (etil alkohol, atau alkohol
sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman beralkohol. Rumus
kimianya CH3CH2OH ( Anonim, 2011a).
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada
panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan alkohol

dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan
karena alkohol
memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga
makin panjang gugus alkil makin berkurang
kepolarannya (Anonim, 2010a).
G. Indikator PP (Phenolphtalein)
Indikator PP (phenolphtealin) adalah Indikator asam-basa yang digunakan dalam titrasi
asidimetri dan alkalimetri. Indikator ini bekerja karena perubahan pH larutan. Indikator ini
merupakan senyawa organik yang bersifat asam atau basa, yang dalam daerah pH tertentu akan
berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein
(asam ftalat) dengan fenol. Trayek pH 8,2 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan
berwarna merah muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi:
1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada titik ekivalen
tidak tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi, hal ini disebabakan karena
titrasi ini saling menetralkan sehingga akan berhenti pada pH 7, sedangkan warna
berubah pada pH 8.
2. Titrasi asam lemah oleh basa kuat. Boleh untuk digunakan karena
pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M
3. Titrasi basa lemah oleh asam kuat, tidak dapat dipakai,
4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. PP tidak dapat dipakai. Trayek pH tidak
sesuai dengan titik ekivalen (Anonim, 2011b).
5. H. Larutan NaOH (Natrium Hidroksida)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan
sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan
dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH juga sangat larut dalam air
dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut
dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan
noda kuning pada kain dan kertas (Anonimn, 2012g).
1. I. Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol, dan kadang
untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain (Anonim, 2012h).

Alkohol juga termasuk zat pelarut organik yang sering digunakan untuk melarutkan lemak
dalam proses analisa lemak. Fungsi penambahan alkohol adalah untuk melarutkan lemak atau
minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol yang digunakan
adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol (etanol) yang digunakan konsentrasinya
berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik (Anonim,
2012i).
Analisa asam lemak bebas biasanya pelarut yang digunakan dalam percobaan adalah alkohol
netral. Alkohol dalam kondisi panas akan lebih baik melarutkan sampel yang juga nonpolar.
Dalam memanaskan alkohol, dilakukan pemanas air hal ini dikarenakan titik didih alkohol lebih
rendah daripada air. Dengan menggunakan kondesor diaman uap air akan menjadi embun
kembali. Setlah itu diberi inidkator pp. Apabila alkohol terlalu asam maka digunakanlah basa
(Anonim, 2010a).

III.

METODELOGI PRAKTIKUM

1. A. Waktu dan Tempat


Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 Oktober
2012 pukul 08.30 12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Analisa & Pengawasan
Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
1. B. Alat dan Bahan
Alatalat yang digunakan pada praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium adalah sebagai berikut :

erlenmeyer 250 ml

alat penangas

timbangan analitik

batang pengaduk

bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium adalah sebagai
berikut :

alkohol netral

indikator PP (phenolpthalein)

larutan NaOH 0,1 N


1. C. Prosedur Praktikum

Prosedur Praktikum yang dilakukan adalah sebgai berikut :


1. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram
2. Sampel dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50ml alkohol netral
3. Dipanaskan hingga mendidih
4. Setelah sampel dingin ditambahkan 2 ml indikator phenolpthealin (pp) dan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 N yang telah di standarisasi sampai warna merah jambu
tercapai dan tidak hilang selama 30 detik.
5. Dihitung %FFA dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% FFA = x 100 %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. A. Hasil
Hasil praktikum Analisa asam lemak bebas yakni sebagai berikut :
Tabel. Hasil Perhitungan % FFA (Free Fatty Acid)

No

Bahan

% FFA (Free Fatty Acid)

1.

Minyak Goreng SUNCO

4%

2.

Minyak Goreng Curah

2,32 %

3.

Mentega

2,4 %

4.

Margarin

2,11 %

5.

Minyak Kelapa

3,2 %

Sumber : Data sekunder Hasil Perhitungan kandungan Asam Lemak


Bebas, 2012.

1. B. Pembahasan
Hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan adanya berbagai perbedaan kandungan asam
lemak bebas pada bahan yang dijadikan sampel. Adapun bahan yang dijadikan sampel yaitu
minyak goreng sanco, minyak goreng curah , mentega, margarin, dan minyak kelapa kadar asam
lemak bebas atau FFA yang diperoleh setelah ditetesi indikator pp, melakukan titrasi denggan
NaOH, dan melakukan perhitungan menggunakan rumus penentuan kadar asam lemak bebas
maka diperoleh kadar FFA minyak goreng Sanco 4%, minyak goreng curah 2,32%, mentega
2,4%, margarine 2,11% dan minyak kelapa sebesar 3,2%. Berdasarkan data tersebut bahan yang
memiliki kadar FFA paling besar adalah minyak goreng Sanco dan yang memiliki kadar paling
kecil adalah minyak goreng. Berarti pengonsumsian minyak kelapa secara terus-menurus
berbahaya bagi kesehatan. Utamanya penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh
darah oleh lemak jahat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Anonim (2011) yaitu bahan makanan yang mengandung FFA yang rendah maka bahan makanan
tersebut layak dikonsumsi, tetapi jika melebihi ambang batas, maka bahan makanan tersebut

sebaiknya tidak dikonsumsi karena dapat mempengaruhi kesehatan karena bahan makanan yang
memiliki FFA tinggi memiliki kadar LDL atau lemak jahatnya lebih banyak dibanding kadar
HDL-nya atau lemak baiknya, hal ini ditandai ditandai dengan bau tengik dan terjadinya iritasi
pada tenggorokan setelah mengkonsumsinya. Asam lemak bebas dapat mengganggu kerja insulin
dalam darah, kolesterol berlebih dan tekanan darah yang meningkat.
1. Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas adalah asam lemah yang terbentuk akibat proses hidrolisis yang terjadi pada
lemak sehingga menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Kadar air yang tinggi baik yang
terkandung pada minyak ataupun pada bahan pangan yang akan diolah dengan miinyak
mengakibatkan semakin banyak terbentuknya asam lemak bebas. Kandungan asam lemak bebas
yang berlebihan pada minyak mengakibatkan mutu minyak tersebut menjadi buruk, begitupula
bahan makanan yang kelak akan diolah bersama minyak tersebut. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Anonim (2012f) Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa
enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar
lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang
dapat meracuni tubuh.
1. Fungsi penambahan Alkohol
Minyak kelapa tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan alkohol untuk melarutkannya, karena
alkohol adalah pelarut untuk bahan organik. Penambahan alkohol pada minyak kelapa yang ingin
ditentukan kadar asam lemak bebasnya bertujuan untuk melarutkan minyak kelapa saat proses
pemanasan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Anonim (2012i) yaitu fungsi penambahan alkohol
adalah untuk melarutkan lemak atau minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa
alkali. Karena alkohol yang digunakan adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol
(etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 %
merupakan pelarut lemak yang baik (Anonim, 2012i).
1. Fungsi penambahan Indikator PP
Pemberian tiga tetes indikator pp pada praktikum ini adalah sebagai indikator pembuktian bahwa
bahan tersebut bersifat asam atau basa. Pada praktikum ini, setelah dititrasi dengan NaOH,
larutan alkohol dan Minyak kelapa yang telah ditetesi indikator pp berubah warna menjadi merah
muda. Hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Hal ini diperkuat oleh Anonim
(2011b) yaitu jika pada percobaan larutan NaOH diberi fenoftalen, lalu warnanya berubah
menjadi merah lembayung, maka trayek pH-nya sekitar 9-10 (basa).
1. Fungsi penambahan NaOH
Penggunaan NaOH saat proses titrasi adalah untuk menentukan kadar asam lemak bebas yang
terkandung dalam minyak kelapa. Jumlah volume yang digunakan untuk menitrasi larutan
minyak kelapa dan alkohol digunakan dalam proses penentuan asam lemak bebas. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Anonim (2011) yaitu volume yang diperoleh dari
proses titrasi digunakan dalam perhitungan penentuan kadar asam lemak bebas yang tergantung
pada suatu bahan pangan.

V. PENUTUP
1. A.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Analisa Asam Lemak Bebas adalah sebagai berikut :
1. Pengujian asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan metode
pemanasan kemudian dititrasi lalu menghitung jumlah kandungan asam lemak bebas
bahan pangan tersebut.
2. Kandungan atau kadar asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat diketahui
dengan menggunakan rumus asam lemak yaitu :
% FFA

= x 100 %

1. B. Saran
Saran yang dapat praktikan berikan untuk praktikum Aplikasi Tekniki Laboratorium selanjutnya
yaitu hendaknya praktikum selanjutnya dapat berlangsung lebih efisien lagi .

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012a . Margarin. http://id.wikipedia.org/wiki/Margarin . Diakses Pada Tanggal 17
Oktober Makassar.
Anonim, 2012b Kandungan Margarin. http://irhash-maulana.blogspot
com/2012/02/margarin-adalah-makanan-yang-banyak.html-pukul-20.13. Diakses Pada Tanggal
17 Oktober Makassar.
Anonim, 2012c. Pengetahuan dan tindakan terhadap minyak goreng curah
http://sarmanpsagala.blogspot.com/2012/07/pengetahuan-sikap-dan-tindakan-terhadap.html
Diakses Pada Tanggal 17 Oktober Makassar.
Anonim, 2012d. Minyak Kelapa.http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kelapa. Tanggal 17
Oktober Makassar. Tanggal 17 Oktober Makassar.
Anonim, 2012e .Potensi Industri Minyak Kelapa. http://www.ciputraentrepren
eurship.com/kembangkan-uang-anda/10332-potensi-industri-minyak-kelapa.html.Diakses Pada
Tanggal 17 Oktober Makassar.
Anonim, 2012f. Mentega. http://id.wikipedia.org/wiki/Mentega
Anonim, 2012g. Asam Lemak Bebas. http://www.psychologymania.com/
2012/10/asam-lemak-bebas.html Diakses Pada Tanggal 17 Oktober Makassar.
Anonim, 2012h. Natrium Hidroksida. http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium-hidroksida. Pada
Tanggal 17 Oktober Makassar.
Anonim, 2012i. Alkohol. id.wikipedia.org/wiki/Alkohol. Diakses Pada
Tanggal 06 oktober 2012 Makassar.
Anonim, 2012j. Laporan Kimia Organik. http://himka1polban.wordpress.
com/laporan/kimia-organik/89-2/. Diakses Pada Tanggal 22 Oktober 2012 Makassar.
Anonim, 2012k. Kualitas Minyak Dengan Penentuan. http://jusakben.
blogspot.com/2012/04/uji-kualitas-minyak-dengan-penentuan.html
Anonim, 2011a. Kimia Organik Alkohol. http://id.wikibooks.org/wiki/Kimia-Organik/Alkohol.
Diakses Pada Tanggal 17 Oktober Makassar.

Anonim, 2011b. Indikator Asam Basa. http://alchemistviolet.blogspot.com


/2011/03/indikator-asam-basa.html . Diakses Pada Tanggal 17 Oktober Makassar.
Anonim, 2010a. Senyawa karbon dan Sifat-sifat Alkohol. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/senyawa-hidrokarbon/sifat-sifat-alkohol/ .Diakses Pada
Tanggal 17 Oktober Makassar.
Bundakata, 2007. Minyak Goreng Curah dan Kemasan.
http://bundakata.blogspot.com/2012/06/minyak-gorengcurahdankemasan.html. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2012, Makassar.

Harmandini, Felicitas. 2011. Apa Beda Mentega dan Margarin


http://female.kompas.com/read/2011/03/22/15560550/Apa.Sih.Beda.Mentega.dan.Margarin.
Ketaren, S. , 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.: Universitas Indonesia,
Jakarta.
Stier,R. 2003. Finding Functionalityin Fat and Oil.www.preparedFood.com. Diakses pada
tanggal 25 September 2012,Makassar.
Standar Nasional Indonesia. 1992. Mutu dan Cara Uji Minyak Kelapa, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.

LAMPIRAN
Lampiran 06. Perhitungan % Asam Lemak Bebas
1. Dik: ml NaOH : 10 ml

Dit: %FFA = . ?

N NaOH : 0,1 N
BM

: 200

gr NaOH : 5 gr
Penyelesaian:

1. Dik: ml NaOH : 5,8 ml


N NaOH : 0,1 N
BM

: 200

gr NaOH : 5 gr
Penyelesaian:

Dit: %FFA = . ?

1. Dik: ml NaOH : 6 ml

Dit: %FFA = . ?

N NaOH : 0,1 N
BM

: 200

gr NaOH : 5 gr
Penyelesaian:

1. Dik: ml NaOH : 5,3 ml


N NaOH : 0,1 N
BM

: 200

gr NaOH : 5 gr
Penyelesaian:

Dit: %FFA = . ?

1. Dik: ml NaOH : 8 ml

Dit: %FFA = . ?

N NaOH : 0,1 N
BM

: 200

gr NaOH : 5 gr
Penyelesaian:

Share this:

Twitter

Facebook1

Previous LAPORAN PRAKTIKUM UJI KARBOHIDRAT Next LAPORAN PRAKTIKUM


KADAR AIR DAN KADAR ABU

Leave a Reply

Recent Posts

70

at PCC

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KADAR AIR DAN KADAR ABU

LAPORAN PRAKTIKU UJI ASAM LEMAK BEBAS

Archives

December 2012

Categories

Uncategorized

Meta

Register

Log in

Entries RSS

Comments RSS

WordPress.com

Create a free website or blog at WordPress.com.

Follow

Anda mungkin juga menyukai