. Inflasi
Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 3,79%.
Inflasi yang terjadi di Indonesia disebabkan tingginya permintaan agregat,
sementara permintaan barang dan jasa tidak diimbangi dengan kemampuan
produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi ditandai oleh kenaikan harga
barang dan jasa secara keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan penurunan
daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada
lesunya kegiatan perekonomian, kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja pemerintah, melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan
perekonomian negara. Berdasarkan sumbernya inflasi dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan biaya.
Inflasi yang terjadi ini menyebabkan adanya kenaikan harga pangan dan juga harga lainnya. Hal
tersebut sangat berkaitan dengan kenaikan harga energi di dunia. Solusinya dengan melakukan
antisipasi di mana menikkan BI rate di bulan-bulan terakhir yang akan dapat menekan angka
inflasi akan tetapi di sisi lain akan mempengaruhi sektor riil.
1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah dalam bidang anggaran belanja
negara.Bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah
uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
aPeranan kebijakan fiskal dalam perekonomian
Peranan dari tindakan fiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatan
nasional lebih besar. Untuk Negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, peranan tindakan
fiskal pemerintah semakin besar dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional
terutama dimaksudkan agar supaya pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi
jalannya perekonomian.
b.Tujuan kebijakan fiskal
Adapun tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan menstabilkan
harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan pengeluaran dalam anggran
pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2.Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih
baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga.
Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB)
agar tidak terjadi uang terlalu banyak beredar dan jadi tiak berharga.Kebijakan moneter memiliki
tiga 3 cara untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar, yaitu:
a.Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara
menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka
dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga
Pasar Uang (SPBU).
b.Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )
Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah
tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank
sentral.Contohnya meningkatkan bunga bank agar masyarakat mau menyimpankan uangnya ke
bank.
c.Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jka
rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil
dibandingkan sebelumnya.
Itulah cara pemerintah untuk mengendalikan uang yang beredar di pasaran agar menjadi stabil.
3.Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan
lebih murah. Contohnya pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha kecil
menengah.Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga
kerja untuk bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga) dan peningkatan usaha
para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya. Cara ini dilakukan
pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan
teknologi yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.
4.Kebijakan Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan seoptimal
mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi. Misalnya kebijakan konfersi
minyak tanah ke gas LPG guna penghematan penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.
5.Kebijakan Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan harga-harga pada tingkat
tertentu pada komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya penetapan tarif
dasar listrik oleh pemerintah dimana tujuannya adalah agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi
dalam masyarakat.
6.Kebijakan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran meliputi semua nilai barang dan jasa, transfer-transfer (hadiah, hibah,
bantuan asing), transaksi modal (pinjaman dan utang) dan semua transfer keyataan resmi serta
tabungan internasional yang dilaksanakan selama kurun waktu tertentu. Jadi neraca pembayaran
adalah suatu catatan sistemmatis yang mampu memberikan informasi mengenai tarnsaksitransaksi ekonomi internasional yang sudah dan sedang dilakukan oleh suatu Negara dengan
Negara lain.
Liputan6.com, Jakarta - Janji pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok di bulan
Ramadan, jauh dari harapan. Alih-alih turun, harga bahan pokok, terutama daging sapi, justru
makin menggila.
Tak hanya daging sapi, kebutuhan pokok lain seperti daging ayam dan cabe, belakangan juga
ikut merangkak naik.
Baca Juga
Pantauan di sejumlah pasar di Jakarta, memasuki pekan pertama Ramadan, harga bahan pokok
rata-rata sudah naik 10 hingga 25 persen. Bahkan, cabe keriting sudah melonjak hingga 50
persen.
Tingginya permintaan dan permainan spekulan diduga jadi penyebab melambungnya harga
sembako. Pemerintah mengakui gagal mengantisipasi kenaikan tersebut.
Untuk daging sapi, kurangnya pasokan memang jadi persoalan serius. Impor menjadi cara instan
untuk menutupi tingginya permintaan.
Namun terus berulangnya lonjakan harga kebutuhan pokok saat Ramadan, jelas dikeluhkan
masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok ini menjadi fenomena berulang setiap jelang
Ramadan.
Operasi pasar jadi jalan pintas untuk menstabilkan harga. Meski harus antre, warga antusias
membeli sembako dengan harga lebih terjangkau.
Namun sekadar menggelar operasi pasar jelas belum cukup. Langkah serius pemerintah
membenahi tata kelola bahan pokok dinanti masyarakat.
Saksikan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang
ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (12/6/2016), berikut ini
Ibu rumah tangga ini menagih janji pemerintah untuk bisa menstabilkan harga pangan.
Namun, dengan melihat kondisi saat seperti ini, pemerintah harus mulai mengambil tindakan
agar harga bahan pangan seperti cabai kembali stabil.