Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian yang membahas kesenjangan antara teori


dan kasus.Setelah melakukan kegiatan dengan tahap proses keperawatan gerontik,
maka dalam bab ini penulis akan membahas tentang masalah yang dihadapi klien
Ny.O, dengan gangguan sistem Pencernaan Gastritis di Dusun Pajekko Desa
Samaelo Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone.
Untuk memudahkan pembahasan, penulis menggunakan pendekatan proses
keperawatan yaitu mulai dari proses pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses keperawatan, Dimana
seseorang dapat mengambil informasi secara terus menerus dari klien dan
keluarga untuk mendapatkan data.
Pada saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan banyak
rintangan dalam mendapatkan informasi. Karena pada saat penulis
mengunjungi klien, keluarga

klien sangat kooperatif dalam memberikan

informasi.
Pada penerapan asuhan keperawatan pada Ny.O penulis menggunakan
pendekatan

review

of

sistem,

meliputi

sistem

pernapasan.

sistem

kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem indra, sistem syaraf, sistem


muskuloskletal, sistem integumen, sistem endokrin, sistem perkemihan,

sistem reproduksi, sistem immun di tambah dengan keluhan utama, riwayat


keluhan utama, riwayat kesehatan yang meliputi kesehatan sekarang, masa
lalu dan keluarga, riwayat psikososial dan juga riwayat spritual. Sedangkan
pengkajian menurut Doengoes (2000 hal.152). Menggunakan data dasar
pengkajian yang meliputi aktifitas, sirkulasi, integritasi egeo, makanan/cairan,
hygiene,

pernapasan,

keamanan,

seksualitas,

interaksi

sosial,

penyuluhan/pembelajaran.
Menurut Doenges gejala yang timbul pada pada

pasien dengan

gangguan sistem pencernaan Gastritis adalah, Hipotensi, takikardia, disritmia,


kelemahan, pucat, sianosis, tanda ansietas misal : gelisah, pucat, berkeringat.
Nyeri tekan abdomen, distensi. Konstipasi, anoreksia, mual, muntah. Nyeri
ulu hati, sendawa bau asam, penurunan berat badan. Rasa berdenyut,
pusing/sakit kepala, Nyeri epigastrum kiri sampai tengah atau menyebar ke
punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang..
Dari hasil pengkajian ditemukan bahwa Ny.O mengeluh sakit ulu
hati, pusing, batuk, mual, nafsu makan menurun, tidak mengetahui tentang
penyakitnya.
Dari uraian di atas kesenjangan yang di dapatkan adalah adanya data
yang tidak di temukan pada kasus tetapai ada pada teori yaitu, Hipotensi,
takikardia, disritmia, kelemahan, pucat, sianosis, tanda ansietas misal :
gelisah, pucat, berkeringat, distensi. Konstipasi, muntah. Sendawa bau asam,
penurunan berat badan. Rasa berdenyut, /sakit kepala. hal ini di sebabkan
karena status gastritis klien tidak mencapai status penyakit yang berat dan
pada saat pengkajian klien tidak, memperlihatkan adanya tanda-tanda
kecemasan.

Adapaun data yang di temukan di dalam kasus nyata dan tidak terdapat
pada teori yaitu klien tidak mengetahui tentang penyakitnya, ini di sebabkan
karena pasien tampak tegang dan bertanya-tanya tentang penyakitnya serta di
daerah tempat tinggal klien jauh dari fasilitas kesehatan.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Marilyn ,E Doengoes , diagnosa keperawatn yang muncul
pada gangguan sistem pencernaan Gastritis, yaitu :
1.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan, mual,

2.

muntah dan anoreksia.


Risiko tinggi terhadap kerusakan perfusi jaringan berhubungan dengan

3.

hipovolemia.
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman

4.

kematian.
Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa gaster,

5.

rongga oral, refleks spasme otot pada dinding perut.


Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi/mengingat, tidak
mengenal sumber informasi, kesalahan interpretasi informasi.
Sedangkan pada pelaksanaan studi kasus, diagnosa yang muncul,

yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Dari sini dapat kita lihat dengan jelas, kesenjangan antar teori
dengan studi kasus yang ditemukan di lahan. Pada teori terdapat lima

diagnosa yang ditemukan semantara dalam studi kasus hanya tiga yang
ditemukan dengan diagnosa yang berbeda.
Diagnosa kekurangan volume cairan tidak diangkat karena tidak ada
data yang mendukung terangkatnya diagnosa tersebut. Resiko tinggi terhadap
kerusakan perfusi jaringan dan ansietas juga tidak diangkat karena klien tidak
menunjukkan terjadinya masalah tersebut.
Pada studi kasus terdapat perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh karena terdapat data yang mendukung diangkatnya diagnosa tersebut,
yaitu kesulitan klien menelan, nafsu makan menurun dan mual-mual.

C. Perencanaan
Dalam rencana asuhan keperawatan tidak banyak perbedaan antara
teori dan fakta, disebabkan karena penulis mengambil acuan pada teori dalam
pembuatan rencana keperawatan, yaitu dan rencana asuhan keperawatan.
Diagnosa nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung rencana
keperawatannya disesuaikan dengan landasan teori, begitupun dengan
diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake inadekuat. Serta diagnosa kurang pengetahuan berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.

D. Implementasi
Pada dasarnya implmentasi difokuskan dengan intervensi, hubungan
perawat antara klien dan keluarga menggunakan pendekatan terapeautik.
Respon klien serta keluarga.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien, tidak


ditemukan kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus. Namun dalam
pelaksanaannya ditemukan hambatan yang berarti. Meskipun klien sudah
berusia lanjut namun semangat untuk sembuh selalu tinggi, sehingga penulis
mudah untuk memberikan asuhan keperawatan.
Keluarga klien sangat kooperatif pada setiap tindakan keperawatan
yang diberikan. Hal yang menghambat yaitu rumah klien jauh dari tempat
penulis sehingga terkadang sulit untuk memantau perkembangan klien.
Meskipun pengetahuan keluarga maupun klien tentang penyakit ini sangat
kurang namun keluarga sangat kooperatif dan selalu mendukung tiap tindakan
yang diberikan.

E. Evaluasi
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada NyO dengan kasus
Gastritis, maka dapat disimpulkan bahwa ada 3 diagnosa keperawatan yang
ditegakkan, dan 1 diagnosa yang teratasi dan 2 diagnosa yang tidak teratasi.
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung.
Diagnosa ini tidak teratasi karena pada saat klien dilakukan evaluasi pada
hari ketiga klien mengatakan masih sakit pada ulu hati. Dengan skala nyeri
4 (sedang).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat.

Hal ini disebabkan klien mengatakan nafsu makannya masih kurang


karena terkadang mual.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tanggal teratasi, 21 Juni 2012 dibuktikan dengan klien mengatakan
mengerti tentang penyakitnya dan klien tampak tenang.
Hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan yaitu adanya semangat
tinggi dari pasien untuk kesembuhannya ini dibuktikan dengan sangat
kooperatif pasien terhadap tindakan yang di berikan di samping itu juga
adanya kerjasama yang baik dari keluarga. Adapun hal-hal yang menghambat
tercapainya tujuan yaitu sarana dan prasarana serta waktu yang diberikan
kepada penulis hanya 3 hari.

Anda mungkin juga menyukai