Oleh
Klarafita Auri
1514111084
ABSTRAK
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini yang
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi. Sebuah praktikum telah selesai dilakukan di Laboratorium
Perikanan Unila. Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa perikanan UNILA
yang mengikuti matakuliah mikrobiologi akuatik mampu melakukan berbagai
pewarnaan bakteri sesuai dengan peruntukannya. Hasil dari praktikum ini
didapatkan bahwa dari masing-masing media agar dapat ditemukan Bakteri.
Dalam pewarnaan sederhana hanya dapat dilihat Bakteri secara umum. Sedangkan
pada pewarnaan gram dapat mengetahui gram positif dan negative. Bakteri gram
positif berwarna ungu atau biru dan Bakteri gram negative berwarna merah. Dan
pewarnaan spora dapat dilihat perbedaan spora (hijau), dengan sel vegetatif
(merah muda).
Kata kunci: Bakteri, gram positif, gram negative, pewarnaan sederhana, spora,
zat warna.
I. PENDAHULUAN
II. 1.1
Latar Belakang
III.
Mikroorganis
sulit, sehingga
metode
mempunyai
pewarnaan
morfologi,
untuk
pengecatan
sel
atau
bakteri,
khas,
bakteri.
yaitu
bakteri
termasuk
tersebut
disuspensikan.
cara
untuk
Salah
satu
melihat
dan
mengetahui
pengecatan.
IV.Melihat
mengamati
bakteri
reaksi
dan
dalam
Mikroorganis
me
mikroskop
hal
tersebut
maka
sulit
dilihat
dengan
cahaya,
karena
tidak
Alasan
menyebabkan
penelitian
mikrobiologi
(Dwidjoseputro.1998).
V. Oleh karena itu yang
untuk
mengetahui
teknik
pewarnaan
mikroorganisme
sehingga
memper-mudah
dalam
melihat
bagian-bagian
ini,
mahasiswa
bakteri
sesuai
dengan peruntukannya
VI.
VI.1
XI.
Tujuan Praktikum
VII.
Tujuan dari praktikum
dan
mebiaskan
cahaya.
inilah
yang
penggunaan
membiaskan
cahaya
mikroorganisme
dengan
sekelilingnya.
Penggunaan
zat
warna
memungkimkan pengamatan
struktur sel seperti spora,
flagella dan bahan
inklusi
digunakan
melihat
satu
untuk
struktur
sel
pewarnaan yang
digunakan
untuk
melakukan
berbagai
pewarnaan
memilah
diferensial
X. 2.1
Bakteri
Definisi Pewarnaan
gram
negatif
(Lay
W.
Bibiana.1994).
XII.
Teknik
pewarnaan
bakteri
pada
dibedakan
sederhana,
yang
lain
dengan
dan
dinamakan
sederhana.
(Pelczar
&
Chan, 2007).
XIII.
Pewarnaan
XV. 2.2
Jenis-Jenis
Pewarnaan Bakteri
XVI.
Teknik
pewarnaan
warna
pada
sederhana,
struktural.
Pemberian
warna
pada
dengan
menggunakan
lapisan
tipis,
atau
pewarnaan
sederhana.
Prosedur
pewarnaan
yang
menampilkan perbedaan di
antara sel-sel mikroba atau
bagian-bagian sel mikroba
disebut
bagiannya
menambah
sehingga
kontras
agar
warna
dapat
c.
diwarnai
teknik
pewarnaan
dengan
teknik
yaitu:
bila
Gram
warna
pertama
zat
(karbol
pewarna
terwarnai
pertama
tidak
lebih
gelap
(Pelczer, 2006).
tandingannya,
misal:
air
yang
XXI.
XXII. b .
Beberapa
pewarnaan
XX.
sangat
Pewarnaan
Diferensial
XXIII.
Pewarnaan
Diferensial
yaitu
proses
di
antara
sel-sel
a. Pewarnaan Sederhana
XIX. Pemberian
warna
mikroba.
Pada
teknik
ini,
dengan
cara
larutan
tunggal
menggunakan
suatu
zat
olesan
merupakan
yang
difikasi,
dan
sederhana.
tadi
larutan
digenangi
Lapisan
dengan
mem-
dasarkan
untuk
pneumokokus
Akan
tetapi
pada
beberapa
sifat
negatif,
ber-
kimia
dan
membedakan
dan
antara
bakteri
yang
digunakan
dalam
bakteri
Safranin
atau
pewarna
Bakteri
yang
pada
gram-negatif
Pewarnaan Spora
XXVII.
Bakteri
pertumbuhan
sampai
sel
vegetatifnya
(Pelczar, 1986).
XXVIII.
Dalam
metil
pengamatan
ungu saat
yang
spora
bakteri
ungu
tebal
di
bawah mikroskop,
spora.
Contoh
dari
tersebut
muda.
penggunaan
larutan
Hijau
Malakit
berguna
untuk
terutama
memperjelas
Perbedaan
klasifikasi
didasarkan
pada
adalah
5%,
dengan
pengamatan, sel
metil
(Volk, 1988).
ungu
pada
metode
warnanya
yaitu
alkohol,
sementara
XXIX.
XXX.
Beberapa
zat
(2) mampu
pasteurisasi,
(3) mampu tumbuh pada konsentrasi
mengandung
asam
dupikolinat,
subtansi
yang
ini
mana
tidak
dapat
bertahan
terhadap
tinggi
satu
berbentuk
pewarnaan,
inilah
sifat
(asam
proses
dibandingkan
genus
mikroba
bakteri
yang
batang
dan
senyawa
dupikolinat)
bakteri
yang
bersifat
obligat
atau
fakultatif,
positif
terhadap
katalase.
XXXV.
XXXI.
XXXII.
2.3
positif,
Karakter
bakteri
berbentuk
Gram
batang,
dan
enzim
Bacillus
sp.
Bakteri (5)
XXXIII.
a.
Bacillus D22
XXXIV. Bacillus
sp
merupakan
uji
aerob
karbohidrat
Stells,
spp
1973).
mempunyai
sifat:
(1) mampu tumbuh pada suhu lebih dari
50 oC dan suhu kurang dari 5 oC,
hidup
bebas
atau
Bacillus
menghasilkan
enzim
bisa
pencernaan
hewan
membantu
dalam
tubuh
(Wongsa
dan
pumilus)
termasuk
bakteri
yang
telah
inti
dengan
sitoplasma.
Bakteri
untuk
kolonisasi,
immunostimulasi,
aktivitas
dan
antimikrobanya
dan
(1994)
dengan
sp.
dikenal
nama
Bacilus
katak
bergerak
kelenjar
biasanya
b. Aeromonas
Aeromonas
ini
genus
yang
menyatakan
salah
satu
ujungnya.
dan
bersifat
mesofilik
dengan
suhu
optimum 20 - 30 C (Kabata,
1985).
c. Streptococcus
XXXIX. Streptococcus
genus
Vibrionaceae.
normal
ditemukan
satu
merupakan
bakteri
berpasangan
unicellular,
diplokokus)
dapat
heterotrophic
arah,
ditemukan
sehingga
koloni
(tersusun
atau
berderet
panjang
(Pelzar, 1986).
Homofermentan
XL. d. Vibrio
XLI.
mana,
Vibrio harveyi
bercahaya.
Bakteri
polar),
anaerob,
fakultatif
halofilik,
dan
fermentasi
pernapasan.
dan
Mereka
tidak
ditemukan
berenang
dan
dalam
sebagai
dan patogen
hewan
primer
oportunistik
laut,
termasuk
yang
umum,
jawab
untuk
penaeid
bertani.
Selain
berdasarkan
komersial
itu,
juga
sampel
yang
harveyi
dianggap
pada
malam
hari,
dari air
laut.
Beberapa
bersinar
dapat
mencakup
hampir
sejauh
atau
pewaraan
yang
hanya
antara
mikro-
organisme
dengan
digunakan
adalah
Pewarnaan
pewarnaaan
digunakan
ini
untuk
dari
suatu
mikroorganisme. Pewarnaan
sederhana
ini
memperlihatkan
bakteri,
misalnya
dapat
penataan
seperti
sebagai
pembeda.
Hasil
berebtuk
adalah
kubus
(sarcina).
itu
dengan
pula
Disamping
mengamati
tertentu
struktur
seperti
endospora
(Waluyo, 2008).
XLV. b.
Pewarnaan Gram
XLVI.
Pewarnaan
Gram
adalah
tata
atau
tidak.
bakteri,
kepada
Protoplasma
dalam
hal
ini,
bergantung
Sehingga
pewarnaan
untuk
ada
bakteri.
menggolongkan
tata
bakteri
tidaknya
spora
cara
untuk
pewarna
Dalam
atau
spora
menghilangkan
yang
zat
berkenaan.
dari
luar.
Segera
keadaan
luar
pewarna
mereka,
maka
pertama
(kristal
setelah
baik
bagi
pecahlah
positif,
manakala
yang
endospora
diwarnai
pewarna
sebagai
Lugol
digunakan
pelarut
kedua
dengan
dinyatakan
yang
organik
seperti
pembentukan
yang
spora)
masih
dapat
dicegah
apabila
selalu
dijepit
dengan
penjepit
ke
atas
medium
yang
baru
(Sudjadi 2006).
XLIX.
L.
III.MATERI
DAN
METODE
LI.
Waktu
kering.
Kemudian
larutan
biru
preparat
diberi
metilen
1%
dan
tempat
dengan
kertas
saring.
dilaksanakannya
sampai
LII.
api
2016
di
mikroskop.
LVII.
LVIII. b. Pewarnaan Gram
LIX.
Perlakuan
Laboratorium Perikanan,
Gedung K, Universitas
ulas
Lampung.
dibuat
memberi
dengan
setetes
cara
aquades
mungkin.
Saat
biakan
harus
dibuat
dengan
cara
mungkin.
Saat
biakan
harus
dengan
penjepit
api
sampai
preparat
detik.
imersi.
LX.
Kemudian
diberi
dengan
aquades
terlalu
lama
akan
menyebabkan
hasil
pewarnaan
yang
menyimpang.
kembali
Dan
dengan
dicuci
aquades
dengan
aquades
dengan
kertas
saring.
Perhatikan
warna
akhir
yang
terbentuk.
atau
merah.
Kaca
telah
diberi
warna
a. Pewarnaan Spora
LXI.
Preparat glass
bunsen.
Jarum
dipijarkan
ose
kemudian
preparat
menggunakan
Kemudian
glass
jarum
ose.
dipijarkan
lagi
dan
malachite
difiksasi.
diteteskan
green
kemudian
Setelah
itu
dan
kemudian
Kemudian
diteteskan
safranin
dikeringkan
tanpa
dan
fiksasi.
Mi
LXIX. Morfol
kroba
LXX. Warn
ogi
LXXI. Ket
era
nga
LXXII.LXXIII.
LXXIV.
1
Berbentuk
LXXVI.
bacil
erwa
rna
biru
LXXV.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
2
Memiliki
beberapa
lapisan
tambahan
LXXXI. B
erwa
rna
mera
h
deng
an
disek
elilin
gi
spora
berw
arna
hijau.
n
LXXVII. H
asil
dari
pew
arn
aan
sed
erh
ana.
LXXXII. H
asil
dari
pew
arn
aan
spo
ra.
LXXXIII.
LXXXIV. Tabel 2. Pewarnaan Gram
LXXXV.
LXXXVI. Mi
N
kroba
LXXXVII.M
orfolo
gi
LXXXVIII.
Warna
LXXXIX. K
etera
ngan
XC. XCI.
XCII.
1
Termasuk
gram negatif.
XCIII. Berw
XCIV. Hasi
l dari
pew
arna
an
gram
.
arna
mera
h
XCV.
XCVI.
XCVII.
4.2 Pembahasan
XCVIII. Menurut
pengamatan,
hasil
pada
pewarnaan
safranin,
yaitu
dengan
bentuk
sel
vegetatifnya
coccus
pada
XCIX.
Prinsip
pewarnaan
dalam
Pada
tidak
bakteri
mewarnai
(Dwidjoseputro, 1998).
pembesaran
pewarnaan
400.
sederhana,
belakangnya
berwarna
Pada
umum
gram
bentuk
basil
pewarnaan
secara
pada
perbesaran
Gram
pada
perwarnaan
spora
yang
meliputi
dari
tersebut adalah:
CI.
crystal
masing-masing
zat
1. Crystal Violet
violet,
warna
CII.
Crystal
violet
atau
CVIII. Safranin
merupakan
triarylmethane.
ini
obat
cacing,
Pewarna
dan
sebelumnya
CIX.
2. Yodium
CIV.
Mordan,
berfungsi
CX.
Merupakan
yaitu
pewarna
pewarna
memfiksasi
primer
yang
yang
pewarna
diserap
V. PENUTUP
Kesimpulan
dari
pewarnaan
dilakukan
adalah
yang
pewarnaan
3. Alkohol
CVI.
pewarnaan
pada
sel
bakteri
(mikroorganisme).
Pemberian
disekelilingi
spora
didapatkan
spora
berwarna
mengakibatkan
didapatkan
terjadinya
dua
kemungkinan :
1. Mikroorganisme
CVII. 4. Safranin
gram
negative.
(bakteri)
mikroba
CXXII.
Pelczar, M. J., Chan,
E.C.S, 2007, Elements
of
Microbiology. Mc Graw Hill
Book Company: New York.
CXXIII.
Pelczar, Michael J,
1986,
Dasar-Dasar
Mikrobiologi,
UI-Press,
Jakarta.
CXXIV.
Razali,
1987, Mikrobiologi
Dasar, Jatinangor:
UNPAD.
U.,
FMIPA
CXXIX.