Anda di halaman 1dari 11

Identifikasi Menggunakan Test DNA

Resi Septiani
102011196
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510
Email: septianiresi@ymail.com

1. Pendahuluan
Pengujian DNA adalah suatu teknik biologi molekular yang dipakai untuk kepentingan
pengujian forensik terhadap materi uji berdasarkan profilDNA-nya. Teknik ini dikenal pula
sebagai penyidikan

DNA, penyidikjarian

genetik (genetic

fingerprinting,

sering

disingkat sidik jari DNA),DNA profiling, atau semacamnya. Dalam bidang hukum, materi
uji hampir pasti adalah ekstrak dari tubuh manusia, misalnya dalam penentuan orang tua
atau penyelidikan pemerkosaan/pembunuhan. Namun demikian, penerapan teknik ini juga
dipakai

untuk hewan maupun tumbuhan,

misalnya

dalam

menentukan

kemurnian

suatu galur atau kultivar, atau dalam menguji masuknya materi genetik tertentu (misalnya
dalam mendeteksi materi transgenik) ke dalam populasi/bahan makanan.

2. isi
a. Skenario
Ada seorang tahanan wanita yang belum menikah, melahirkan anaknya dipenjara.
Empat orang tersangka diperiksa dengan tuduhan menghamili secara tidak sah.
Untuk itu diadakan uji sidik jari DNA (DNA fingerprinting) dan diperoleh hasil
elektroforesis seperti pada tabel.
b. Rumusan Masalah
Mengidentifikasi tersangka yang telah menghamili seorang tahanan wanita yang
belum menikah melalui tes DNA fingerprinting.

Pembahasan
Hukum Mendel
Dalam sejarah perkembangan ilmu genetika, gregor mendel dikenal sebagai orang pertama yang
memperkenalkan suatu sistem sederhana untuk menganalisis sifat-sifat genetik jasad hidup. Prinsip
dasar pertama mendel mengatakan bahwa hnya satu alel dari suatu gen yang diturunkan dari
selinduk ke sel keturunannya. Prinsip kedua yang dikemukakan oleh mendel adalah prinsip
pemisahan dan pengelompokkan secara bebas ( independent assortment ). Prinsip-prinsip yang
dikemukakan oleh mendel kemudian dipergunakan sebagai analisis genetik pada jasad-jasad hidup
lain, misalnya untuk mengetahui ada atau tidaknya tautan gen (gene linkage) antara gen-gen ada
jasad renik. Hukum mendel yang kedua yaitu pengelompokan secara bebas, hanya berlaku untuk
lokus-lokus yang terletak pada kromosom bukan homolog. Penyimpangan hukum mendel pada
hasil persilangan suatu jasad karena adanya efek tautan gen. Meskipun demikian, prinsip-prinsip
seperti yang dikemukakan oleh mendel masih dapat diterapkan sebagai dasar analisis.1
Sebelum membahas tentang DNA ada baiknya mengerti terlebih dahulu apa yang menyangkut
dengan pewarisan sifat yang ada kaitannya dengan pemeriksaan DNA. Bila kita membahas
mengenai pewarisan sifat, kita tidak bisa lepas dari hukum Mendel yang mencetuskan hukum
dasar hereditas. Hereditas adalah penyebaran karakter dari orang tua kepada keturunannya melalui
informasi yang dikodekan pada sel germinal orang tua. 1 Ia menyimpulkan bahwa setiap individu
baru akan menerima faktor pembawa sifat yang disebut gen, masing-masing satu gen dari setiap
orang tuanya, dengan demikian individu baru tersebut mempunyai sepasang gen. Hasil
penelitiannya ini dirangkum dalam hukum Mendel I (hukum segregasi) dan hukum Mendel II
(hukum penggolongan bebas), melalui penemuannya ini Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika
Modern.2
Beberapa istilah penting yang perlu untuk diketahui dalam membahas hokum hereditas yang
diciptakan oleh Mendel antara lain:

1.

Alel
Salah satu dari versi alternatif sebuah gen yang menghasilkan efek fenotip tersendiri. Nama

gen berpasangan disingkat dalam bentuk huruf, misalnya gen yang mempengaruhi warna mata
biasanya disingkat B untuk mata berwarna coklat dan b untuk mata berwarna biru, dan gen

yang berpengaruh lainnya. Singkatan huruf tersebut menandakan alel yang memiliki pengaruh
yang dapat terdeteksi pada individu. Alel tersebut dikatakan dominan (B) terhadap alel biru (b)
yang resesif.3
2.

Fenotip
Sifat fisik dan fisiologis dari suatu organisme yang ditentukan oleh susunan genetiknya,

misalnya mata biru mewakili sifat genotipe BB dan Bb serta mata coklat mewakili sifat
genotipe bb. Selain itu, beberapa fenotip ditentukan melalui interaksi gen dengan faktor-faktor
lingkungan. Misalnya, tinggi tubuh manusia secara genetik diatur oleh gen, tetapi pertumbuhan
yang sebenernya dipengaruhi oleh nutrisi yang mencukupi.4
3.

Genotip
Susunan genetik atau perangkat alel, suatu organisme. Genotip dari individu pada gen yang

dibawanya atau pada unsur pokok genetik individu tersebut. Untuk satu autosom dengan sepasang
alel ada tiga kemungkinan genotip: BB, Bb, dan bb. Pewarisan multifaktoral istilah pewarisan
multifactorial merujuk pada proses dimana variable bersifat terus menerus (kuantitatif) (seperti
tinggi badan, atau tekanan darah) atau keadaan penyakit akibat pengaruh tambahan dan interaktif
satu gen atau lebih ditambah factor-faktor lingkungan.5
Setelah mengetahui apa yang mempengaruhi DNA kita tentunya juga harus mengetahui
pengertian fungsi dan struktur DNA itu apa. DNA itu sendiri adalah pembawa informasi genetic.
DNA merupakan molekul menakjubkan, namun kalau dipikir-pikir, ia hanyalah sebuah molekul
yang tersususn dari atom-atom yang memiliki ikatan kimia. Kalau dilihat sebagai molekul,
ukurannya memang sangat panjang. Apabila kamu merentangkan DNA dari sebuah sel manusia,
Panjangnya mencapai kurang lebih 1,5 meter, kira-kira 100.000 kali lebih panjang dari pada sel itu
sendiri.
Meskipun sangat panjang, DNA sebenarnya merupakan molekul yang cukup sederhana.
Tiap untai terdiri dari deretan linier unit-unit kimia dasar yang disebut dengan NUKLEOTIDA.6
Fungsi yang sangat kompleks pula, antara lain:
a. DNA berfungsi sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya.
b. fungsi DNA untuk mengontrol aktivitas hidup secara langsung maupun tidak langsung.
c. fungsi DNA berikutnya adalah melakukan sintesis protein.
3

d. DNA dapat pula berfungsi sebagai autokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk menggandakan
diri (replikasi).
e. dan yang terakhir fungsi DNA sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat
mensintesis senyawa lain.
Struktur DNA
DNA terdiri atas dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk heliks
ganda (double helix). Model struktur DNA itu pertama kali dikemukakan oleh James Watson
dan Francis Crick pada tahun 1953 di Inggris. Struktur tersebut mereka buat berdasarkan hasil
analisis foto difraksi sinar X pada DNA yang dibuat oleh Rosalind Franklin. Karena yang
difoto itu tingkat molekul, maka yang tampak hanyalah bayangan gelap dan terang saja.
Bayangan foto itu dianalisis sehingga mereka berkesimpulan bahwa molekul DNA merupakan
dua benang polinukleotida yang berpilin.
Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas :
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk tulang punggung yang sangat
panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu tangganya
adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat
menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk membentuk
polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta basa
pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan antara gula pentosa dan basa
nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :
1. Ikatan A-gula disebut adenosin deoksiribonukleosida (deoksiadenosin)
2. Ikatan G-gula disebut guanosin deoksiribonukleosida (deoksiguanosin)
3. Ikatan C-gula disebut sitidin deoksiribonukleosida (deoksisitidin)
4. Ikatan T-gula disebut timidin deoksiribonukleosida (deoksiribotimidin)
4

Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut


nukleotida. Ada 4 macam deoksiribonukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida, timidin
deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, timidin deoksiribonukleotida. Nukleotidanukleotida itu membentuk rangkaian yang disebut polinukleotida. DNA terbentuk dari dua utas
poinukleotida yang saling berpilin.
Basa-basa nitrogen pada utas yang satu memiliki pasangan yang tetap dengan basa-basa nitrogen
pada utas yang lain. Adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan dengan sitosin.
Pasangan basa nitrogen A dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen (A=T). Adapun pasangan
basa nitrogen C dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen (CG). Dengan demikian, kedua
polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.
Pemeriksaan DNA fingerprinting untuk mengetahui pewarisan sifat anak yang diturunkan
dari orang tua dinilai sangat akurat. Pengujian DNA adalah suatu teknik biologi molekular yang
dipakai untuk kepentingan pengujian forensik terhadap materi uji berdasarkan profil DNA-nya.
Teknik ini dikenal pula sebagai penyidikan DNA, penyidikjarian genetik (genetic fingerprinting,
sering disingkat sidik jari DNA), DNA profiling, atau semacamnya. DNA fingerprint atau yang
lebih dikenal dengan sidik jari DNA adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi kekhasan pola DNA setiap individu khususnya dalam bidang forensik. DNA
fingerprint setiap individu berbeda-beda sehingga dapat digunakan sebagai bukti forensik pada
kasus kejahatan. Tes DNA ini bisa digunakan DNA yang terdapat pada inti sel atau DNA
mitokondria. Namun DNA inti yang sering digunakaan karena DNA mitokondria sering
mengalami mutasi. Metode analisis DNA fingerprint dimulai dengan isolasi DNA, kemudian
sampel DNA diamplifikasi dengan menggunakan PCR. Sampel DNA 1 nanogram saja sudah
cukup karena dengan menggunakan PCR, DNA bisa diamplifikasi dalam jumlah yang sangat
banyak dan meningkat secara eksponensial. Selanjutnya kopi DNA hasil PCR danalisis dengan
mengguanakan elektroforesis. Karena pola migrasi DNA fingerprint setiap individu berbeda maka
analisis ini digunakan sebagai landasan untuk uji forensik pada kasus kejahatan. Seorang pelaku
pemerkosa akan diketahui memiliki pola migrasi yang sama dengan DNA inti pada spermanya.
Oleh karena itu DNA fingerprint sangat berguna dalam bidang forensik.
Seperti halnya sidik jari (fingerprint) yang telah lama digunakan oleh detektif dan laboratorium
kepolisian sejak tahun 1930. pada tahun 1989 telah ditemukan mengenai sidk DNA yang terdapat
pada setiap individu/orang yang lazim disebut DNA Fingerprint yang unik dan selalu berbeda
untuk setiap orang atau individu. Tidak seperti sidik jari biasa atau fingerprint konvensional yang
5

terdapat pada ujung jari seseorang dan dapat dirubah dengan operasi, DNA fingerprint mempunyai
kesamaan pada setiap sel, jaringan dan organ pada setiap individu. DNA Fingerprint tidak dapat
dirubah oleh siapapun dan dengan alat apapun. Oleh karena itu DNA Fingerprint adalah metoda
yang sangat akurat untuk mengidentifikasi perbedaan diantara satu orang dengan orang lainnya.
Aplikasi teknologi DNA fingerprint merupakan diagnosis yang kuat untuk penyakit
keturunan pada orang dewasa, anak dan bayi yang belum dilahirkan. Teknologi tersebut sangat
bagus sekali dan dapat dilakukan pada sampel sekecil apapun dan dalam selang waktu yang lama,
misalnya pada pewarnaan darah beku presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln dapat dianalisis
adanya kelainan genetik yang disebut Marfans disesease.
Struktur DNA
Ciri khas dari makhluk hidup termasuk manusia adalah terdapat informasi biologik yang
terdapat didalam DNAnya, yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Struktur molekul dari DNA
dapat digambarkan seperti resliting yang gigi-giginya saling bertaut disimbulkan sebagai huruf dari
4 huruf yaitu C,G,A dan T, dimana gigi yang berlawanan terbentuk satu atau dua pasang, baik A-T
atau G-C. Huruf A,C,G dan T adalah singkatan dari asam amino Adenin, Cytosin, Guanin dan
Thymin, yang terbentuk merupakan bangunan dasar dari DNA. Dimana Adenin dan Guanin
adalah kelompok purine, sedangkan Thymin dan Cytosin adalah kelompok pyrimidin.
Informasi yang ada dalam DNA dideterminasi primer oleh sequens dari huruf sepanjang
untaian tersebut. Misalnya sequen ACGCT menunjukkan informasi yang berbeda dengan sequen
AGTCC. Seperti pada kata POST artinya berbeda dengan STOP atau POTS walaupun katakata tersebut menggunakan huruf yang sama. Ciri khas pada DNA orang adalah informasi yang
mengandung kode DNA. Bangunan dasar dari DNA adalah nukleotida, yang komposisinya terdiri
dari : gula desoksiribosa, kelompok fosfat dan 4 nitrogen dasar (Adenin, Cytosin, Guanin dan
Thymin/ ACGT). Komposisi dasar tersebut berkombinasi pada jalur yang sangat spesifik.
Pasangan Adenin (A) hanya berkombinasi dengan Thymim (T) yaitu A-T. Sedangkan Guanin (G)
hanya berpasangan dengan Cytosin (C) yaitu G-C. Informasi dalam DNA dapat dideterminasi oleh
sequen pasangan dasar sepanjang kerangka gula fosfat tersebut. Perbedaan sequen DNA akan
membedakan diantara makhluk hidup atau karakter mereka, karena mereka menyediakan
perbedaan bangunan asam amino yang membentuk protein.
Makhluk hidup yang tampak berbeda atau berbeda karakternya juga akan berbeda pula
sequen DNA nya. Makin bervariasi suatu organisme maka makin bervariasi pula sequen DNAnya.

DNA Fingerprint adalah cara yang paling cepat dan tepat untuk membedakan sequen DNA dari
organisme yang berbeda.
Prosedur pemeriksaan DNA Fingerprint
Uji DNA Fingerprint adalah menunjukkan pekerjaan laboratorium yang mengikuti
beberapa prosedur yang dilakukan melelui 6 tahapan.
Tahap 1: Isolasi DNA
DNA harus diperoleh dari sel atau jaringan tubuh. Hanya dalam jumlah sedikit jaringan
seperti darah, rambut atau kulit yang bila perlu dapat dilakukan penggandaan dengan Polimerase
Chain Reaction (PCR). Tetapi biasanya satu helai rambut sudah cukup untuk uji DNA fingerprint
ini.
Tahap 2: Memotong, mengukur dan mensortir
Enzim yang khusus disebut enzim restriksi digunakan untuk memotong bagian-bagian
tertentu. Misalnya enzim Eco Ri, yang ditemukan dalam bakteri akan memotong DNA yang
mempunysi sequen GAATT. Potongan DNA disortir menurut ukuran dengan teknik penyaringan
disebut elektrophoresis. Potongan DNA dilewatkan gel yang dibuat dari agarose (diproduksi dari
rumput laut). Teknik ini adalah setara dengan bioteknologi untuk screening memisahkan pita-pita
menurut berat molekulnya
Tahap 3: Transfer DNA ke nylon
Distribusi potongan DNA ditransfer pada sehelai nylon dengan menempatkan nylon diatas
gel dan direndam selama 1 malam.
Tahap 4 dan 5: Probing
Dengan menambahkan radioaktiv atau pewarna probe pada sehelai nylon menghasilkan
DNA fingerprint, Setiap probe seperti batang pendek (pita) hanya 1 atau 2 tempat yang khas pada
helaian nylon tersebut.

Tahap 6: DNA Fingerprint

Tahapan akhir DNA fingerprint dibuat dengan menggunakan beberapa probe (5-10 atau
lebih) Biasanya menyerupai pita-pita DNA.
Polymerase Chain Reaction (PCR)
PCR dikembangkan dan hak patennya masih dimiliki oleh Roche Moleculer System Inc &
F. Hoffman- La Roche Ltd. Seperti halnya proses fotokopi, daerah DNA dapat dikopi dan dilipat
gandakan. Polymerases adalah enzim yang ada secara normal dalam tubuh makhluk hidup. Peran
enzim tersebut adalah mengkopi materi genetik, meneliti dan mengkoreksi kopian dari DNA.
Setelah enzim melekat pada DNA, DNA dobel helix tersebut terbentuk dua singel strand DNA.
Salah satu molekul DNA polimerase mengikat salah satu strand DNA, kemudian ikatan tersebut
bergerak sepanjang strand dan kemudian mensintesis strand nukleotida dan setelah strand dikopi,
dobel helix menutup kembali. Diperlukan DNA original untuk dikopi, dua molekul primer yang
berbeda untuk mengurung DNA yang utuh. Nukleotida diperlukan untuk kerangkanya, larutan
buffer dan taq DNA poymerases. Dua primer diperlukan untuk mengkomplement, satu strand DNA
pada awal daerah target dan primer kedua untuk mengkomplement strand lainnya pada akhir
daerah target.
Pada kondisi tertentu, daerah DNA akan berlipat ganda menjadi jumlah yang besar dalam
waktu singkat. Proses pencampuran PCR mengikuti 3 tahapan yaitu: denaturasi, annealing primer
dan replikasi DNA, detailnya adalah sebagai berikut:
a.

Satu potong DNA original didenaturasi pada suhu 94-96oC, dobel helix strand dipisahkan
menjadi single strand.

b.

Primer mengikat masing-masing strand DNA pada suhu sekitar 50-65oC

c.

Suhu dinaikkan sampai 72oC untuk replikasi DNA.

Apabila sampel DNA telah cukup dilipatgandakan, maka dilanjutkan dengan proses elektroporesis
(lihat tahap 2 proses analisis DNA Fingerprint)
Penggunaan/ aplikasi DNA Fingerprint
DNA Fingerprint banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu baik untuk kesehatan
manusia, penelitian biologi, dunia medis dan untuk pembuktian peristiwa kriminal/ forensik.
i)

Untuk mendiagnosis kelainan keturunan

Suatu program penelitian kelainan genetik yang diturunkan dapat dilakukan pada janin yang belum
dilahirkan maupun bayi yang baru dilahirkan, telah dikembangan pada berbagai rumah sakit
didunia. Kelainan tersebut meliputi kejadian cystik fibrosis, haemophilia, Huntingtons disease,
famili alzhemers, sickle cell anemia, thalasemia dan lain-lainnya.
Pendeteksian kelainan tersebut lebih awal akan memudahkan dokter atau ahli medis untuk
melakukan pengobatan padak anak yang menderita kelainan tersebut. Suatu program pengobatan
kelainan genetik menggunakan DNA fingerprint sebagai informasi untuk orang tuanya mengenai
resiko dari kelainan tersebut pada anaknya. Pada program lain informasi pada orang tuanya
mengenai DNA fingerprint pada bayi yang masih dalam kandungan mengalami kelainan genetik
dan tindakan apa yang akan dilakukan.
ii)

Pengembangan penelitian mengenai kelainan genetik

Program penelitian difokuskan pada gangguan kelainan yang diturunkan pada kromosom, hal ini
perlu diinformasikan apa yang terdapat pada DNA fingerprint. Dengan mempelajari DNA
fingerprint pada orang yang menderita kelainan tertentu atau membandingkan dengan kelompok
orang noraml atau penderita kelainan akan dapat diidentifikasi bentuk DNA yang berhubungan
dengan kelainan tersebut.
iii)

Bukti biologik

Barang bukti DNA Fingerprint telah sering digunakan pada laboratorium kriminal kepolisian yaitu
darah, rambut, semen dan sebagainya. Seperti peristiwa teror bom Bali banyak bukti bahan
biologik telah diuji DNA fingerprintnya untuk menentukan korban dan identifikassi korban. DNA
fingerprint juga dapat untuk identifikasi korban pembunuhan maupun pelaku pembunuhan ataupun
perkosaan.
Tentunya jika sudah melakukan uji DNA fingerprinting didapatlah suatu hasil
elektroforesis. Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu medan
listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan lisrtik tergantung pada muatan, bentuk dan
ukuran. Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat di deteksi dengan pewarnaan atau
autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer. Banyak molekul biologi
bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH dan komposisi medium dimana molekul
biologi tersebut terlarut. Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul biologi yang bermuatan
positif akan bermigrasi keelektroda negative dan sebaliknya. Prinsip inilah yang dipakai dalam
elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan muatanya. Oleh karena partikel sol
9

bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut
elektroforesis. Jika sistem koloid bermuatan negative, maka partikel itu akan menuju elektrode
positif
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan
perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu
medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini digunakan dengan
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan
negatif.8

Kesimpulan
Pada akhirnya untuk dapat mengetahui apakah seseorang ingin mengetahui anaknya
dengan metode sidik jari (DNA fingerprinting) hasilnya memang sangat akurat. Dengan pewarisan
sifat yang hamper mirip diturunkan oleh sang bapak kepada anaknya bias menjadi bukti kuat. Uji
DNA fingerprinting ini dilihat dari 4 alel pewarisan yang sama sudah pasti dapat membuktikan
bahwa anak memiliki DNA yang sama dengan orang tuanya.
Oleh sebab itu dianjurkan apabila melakukan test DNA teknik DNA fingerprinting adalah
yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi. DNA dari tubuh seseorang akan 100% sama,
dari mana pun Anda mengambil sampelnya. Setiap orang memiliki pola DNA yang unik, seperti
halnya sidik jari. Karena setengah dari pola DNA diwariskan dari ibu dan setengah diwariskan dari
ayah, setengah dari garis-garis dalam barcode DNA anak akan berderet seperti pada DNA ayah,
setengah lainnya seperti pada DNA ibu. Bila tidak ada hubungan orangtua-anak, tidak akan

10

terdapat 50% kesamaan tersebut. DNA di antara saudara sekandung juga memiliki beberapa
kesamaan, namun tidak seperti pada orangtua-anak.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC; 2001


2. Dirckx JH. Kamus ringkas kedokteran Stedman untuk profesi kesehatan. Edisi ke 4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.h.520
3. Maryam A, Dwinanto D, Herlina L, Kartini SKP. Ensiklopedia tokoh biologi. Jakarta: Balai
Pustaka; 2008.h.25.
4. Benson R C; Pernoll M L. obsterti dan dinekologi. EGC. Jakarta 2009
5. Sofro A B M. keanekaragaman genetika. Andi offset. Yogyakarta 2002
6. Wahab A S. ilmu kesehatan anak. EGC. Jakarta 2002
7. Brookes M. bengkel ilmu Genetika. Erlangga. Jakarta 2005
8. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2066425-pengertianelektroforesis/#ixzz2IsGfvrjW

11

Anda mungkin juga menyukai