Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta,
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat. 15412. Indonesia
Website : uinjkt.ac.id
Abstrak
Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Hidrogen adalah unsur paling
melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Hidrogen
dalam alam berbentuk gas yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Alat yang
digunakan pada pembuatan gas Hidrogen adalah Erlenmeyer 250 mL, selang, klep, balon, dan
beaker gelas Bahan yang digunakan pada pembuatan gas Hidrogen adalah Alumunium foil 0,3
gr, 0,35 gr, 0,7 gr dan 1,4 gr. Dari data yang didapat telah diketahui bahwa semakin besar
konsentrasi NaOH reaksi yang berlangsung akan semakin cepat, dan semakin besar massa
alumunium maka semakin banyak pula gas Hidrogen yang dihasilkan. Volume gas Hidrogen
yang paling banyak dihasilkan itu ketika 3M NaOH direaksikan dengan 1,4 gr Al dengan gas
Hidrogen yang didapat sebanyak 1,248 L.
PENDAHULUAN
Gas hidrogen pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Henry Cavendish
pada tahun 1766. Hidrogen merupakan gas paling ringan di dunia. Di alam, gas hidrogen dapat
ditemukan di lapisan atmosfir dalam jumlah yang sangat kecil.
Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Hidrogen adalah unsur paling
melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Hidrogen
dalam alam berbentuk gas yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen
mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar
manapun. Sebagai unsur yang paling berlimpah dan memiliki kandungan energi tertinggi,
hidrogen memiliki potensi untuk dibuat sebagai energi terbarukan. Hidrogen dapat dijadikan
pemasok energi utama untuk pembangkit listrik dengan sel bahan bakar, sebagai bahan bakar
mesin kendaraan, dan penggunaan-pengguanaan lainnya. Penggunaan hidrogen sebagai bahan
bakar sangatlah ramah lingkungan.
Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali
ditemukan dalam bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan unsur
lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana dan pada bahan-bahan
organic lainnya. Sehingga untuk dapat memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih
dahulu dari senyawanya agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk pembuatan gas hidrogen. Diantaranya
adalah :
1. Steam Reforming
Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana direaksikan dengan steam (uap
air) pada suhu tinggi (700~1000oC) dengan bantuan katalis, untuk menghasilkan
hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Sebuah reaksi samping juga
terjadi antara karbon monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen dan karbon
dioksida.
Persamaan
reaksi
yang
terjadi
pada
proses
ini
adalah:
Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan karbon dioksida
dengan cara penyerapan.
2. Gasifikasi Biomasa
Metode ini dilakukan dengan gasifikasi biomasa atau bahan alam seperti jerami, limbah
padat rumah tangga atau kotoran. Di dalam prosesnya, bahan-bahan tadi dipanaskan pada suhu
tinggi dalam sebuah reaktor. Proses pemanasan ini mengakibatkan ikatan molekul dalam
senyawa yang ada menjadi terpecah dan menghasilkan campuran gas yang terdiri dari hidrogen,
karbon
monoksida
dan
metana.
Selanjutnya dengan cara yang sama seperti pada steam reforming, metana yang dihasilkan
diubah menjadi gas hidrogen.
3. Gasifikasi Batu Bara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua. Pada metode ini
menghasilkan emisi gas buang yang lebih signifikan. Karena selain
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi unsur-unsur
pembentuknya, yaitu
dan
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Anorganik, Pusat Laboratorium
Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Langkah kerja
Disiapkan 4 buah erlenmeyer dan diberi label 1,2,3,4. Ditimbang alumunium foil seberat 0,3 gr,
0,35 gr, 0,7 gr dan 1,4 gr. Dimasukan NaOH 3 M kedalam elernmeyer lalu dimasukan juga 0,35
gr alumunium foil dan Erlenmeyer dipasang dengan balon. Dihitung volume gas Hidrogen yang
didapat. Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan NaOH 3 M dan alumunium 1,4 gr,
NaOH 1 M dan alumunium 0,7 gr dan NaOH 9 M dan alumunium 1,4 gr.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
Balon
Konsentrasi
Massa
Keliling Waktu
1
2
3
3
NaOH (M)
3
3
1
9
Al (gr)
0,35
1,4
0,7
0,3
balon
27
42
26
21
Perhitungan
Volume H2 pada percobaan
Pada balon 1
reaksi
Pada balon 2
Pembahasan
Hidrogen dapat dibuat atau diperoleh dengan mereaksikan logam-logam dengan asam
kuat yang dapat berupa H2SO4 dan dengan logam aluminium yangdireaksikan dengan basa kuat
berupa NaOH. Pada praktikum kali ini, pembuatan gas hydrogen dilakukan dengan menggunakan
NaOH dan limbah alumunium foil, dimana NaOH bertindak sebagai katalis yang mempercepat
reaksi. Aluminium merupakan logam yang berwarna putih abu-abu (silver) yang melebur pada 659
o
C, dan bila terkena udara akan teroksidasi pada permukaannya. Pembentukan hidrogen ini
Pada saat alumunium foil dimasukan kedalam botol yang berisi 50 mL NaOH 1 M terjadi
gelembung-gelembung pada alumunium foil, selanjutnya lubang botol ditutup dengan balon,
sehingga gas hydrogen yang diperoleh dari reaksi tersebut tertampung di dalam balon. Untuk
mengidentifikasi dan memastikan telah dihasilkan hidrogen dalam reaksi yaitu dengan
melakukan pengujian membakar ujung balon dengan bantuan tissue dan alkohol. Dan diperoleh
suara ledakan yang ditimbulkan oleh gas H2 yang mengisi ruang balon.
Metode elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi unsurunsur pembentuknya, yaitu
dan
alumunium foil kedalam larutan NaOH pada Erlenmeyer yang ditutupi balon. Ketika alumunium
dan NaOH bereaksi balon yang ada akan membesar karena pada saat alumunium dicampur ke
NaOH itu membentuk gas hidrogen yang mengisi ruang balon dari unsur air yang terurai akibat
adanya logam alumunium. Telah diketahui gas yang mengisi balon adalah gas hidrogen itu dari
persamaan reaksi :
Percobaan ini dilakukan selama 4 kali
dengan konsentrasi NaOH yang berbeda-beda
dan massa alumunium yang berbeda pula. Pada konsentrasi NaOH 3 M dengan massa Al 0,35 gr
reaksi berlangsung selama detik yang menghasilkan gas Hidrogen 0,330 L. Pada konsentrasi
NaOH 3 M dengan massa Al 1,4 gr reaksi berlangsung selama detik yang menghasilkan gas
Hidrogen 1,247,91 L. Pada konsentrasi NaOH 1 M dengan massa Al 0,7 gr reaksi berlangsung
selama detik yang menghasilkan gas Hidrogen 2,88 L. dan pada konsentrasi NaOH 9 M dengan
massa Al 0,3 gr reaksi berlangsung selama detik yang menghasilkan gas Hidrogen 0,156 L.
Dari data yang didapat telah diketahui bahwa semakin besar konsentrasi NaOH reaksi
yang berlangsung akan semakin cepat, dan semakin besar massa alumunium maka semakin
banyak pula gas Hidrogen yang dihasilkan. Hal itu dikarenakan NaOH hanya digunakan sebagai
katalisator yang dapat mempercepat proses reaksi dan alumunium dalam reaksi berfungsi
untukmengurai air gas Hidrogen. Hal itu dibuktikan ketika pada konsentrasi NaOH yang sama
yaitu 3 M dan dengan massa Al yang berbeda yaitu 0,35 gr dan 1,4 gr volume gas hydrogen
yang didapat berbeda. Volume gas hidrogen yang dihasilkan dari 1,4 gr Al lebih banyak
disbanding dengan 0,35 Al.
KESIMPULAN
Gas hidrogen dapat dibuat dengan berbagai metode. Pada metode elektrolisa air, gas
Hidrogen didapat dari unsure air yang terurai karena adanya logam alumunium. Pada metode ini
dibantu dengan NaOH yang mempercepat reaksi. Semakin banyak Al yang digunakan maka akan
semakin banyak pula
itu ketika 3M NaOH direaksikan dengan 1,4 gr Al dengan gas Hidrogen yang didapat sebanyak
1,248 L.
DAFTAR PUSTAKA
[1] J. H. Hirschenhofer, D. B. Stauffer, R. R. Engleman, M. G. Klett Fuel Cell Handbook, 5th
Edition, Parsons Corporation, Reading, PA, 2000, for the U.S. Department of Energy, Office of
Fossil Energy, West Virginia.
[2] Thomas, S. and Zalbowitz, M. Fuel Cells Green Power, Los Alamos National Laboratory,
U.S. Department of Energy, Office of Advanced AutomotiveTechnologies.
[3] Corra, J. M.; Farret, A. F. and Canha, L. N. An Analysis of the
Dynamic
Performance of Proton
Exchange Membrane Fuel Cells Using an Electrochemical Model, 27th Annual Conference of
IEEE Industrial Electronics Society, 2001, pp.141-146.
[4] Amphlett, J. C.; Mann, R. F.; Peppley, B. A., Roberge, P. R. and Rodrigues, A. A Practical
PEM Fuel Cell Model for Simulating Vehicle Power Sources,Department of Chemistry and
Chemical Engineering, Royal Military College of Canada, Ontario, 1995, pp.221-226.
[5] Rodrigues, A.; Amphlett, J. C.; Mann, R. F.; Peppley, B. A. and Roberge, P. R., Carbon
Monoxide Poisoning of Proton-Exchange Membrane Fuel Cell,Department of Chemistry and
Chemical Engineering, Royal Military College of Canada, Ontario, 1195, pp.768-773.
http://kimianorganik13.blogspot.co.id/2014/10/pembuatan-gas-hidrogen-denganlimbah.html