id
Laporan Kasus
Abstrak
Abses periorbita merupakan salah satu komplikasi dari rinosinusitis baik akut ataupun kronis. Beberapa faktor
sangat berperan pada penyebab penyebaran rinosinusitis ke orbita. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik baik THT ataupun Mata, pemeriksaan nasoendoskopi, pemeriksaan penunjang
tomografi komputer dengan gambaran perselubungan pada sinus paranasal dan orbita serta MRI. Penatalaksanaan
konservatif berupa pemberian antibiotik intravena spektrum luas dan atau kombinasi, dekongestan serta kortikosteroid.
Sedangkan pembedahan dapat melalui pendekatan eksternal atau pendekatan bedah sinus endoskopi fungsional
(BSEF). Dilaporkan satu kasus rinosinusitis kronis dengan komplikasi abses periorbita pada laki-laki umur 16 tahun
dan telah diberikan terapi konservatif selama 48 jam tetapi tidak ada perbaikan sehingga dilanjutkan dengan
pembedahan melalui pendekatan BSEF
Kata kunci: abses periorbita, rinosinusitis kronis, bedah sinus endoskopi
Abstract
Periorbital abscess is a complication of acute or chronic rhinosinusitis. There was some factors can caused
the spread of rhinosinusitis into orbital region. Diagnosis can be confirmed by anamnesis, physical examination either
ENT department or Opthalmic department, nasoendoscopic, computer tomographic that showed homogenous
appearence on the orbital and paranasal sinuses and also MRI. Conservative management with the provision of broadspectrum and or combination intravenous antibiotics, decongestants and corticosteroid. The surgery management can
be performed with esternal approach or functional endoscopic sinus surgery (FESS). One case of chronic
rhinosinusitis with complications periorbital abscess in boy aged 16 years old had presented and had given
conservative therapy for 48 hours, since there is no improvement, the management then continued with FESS.
Keywords: periorbital abscess, chronic rhinosinusitis, endoscopic sinus surgery
Affiliasi penulis : Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang
Korespondensi : Heru Kurniawan Anwar. E-mail:
perubahan
hidung
atau
sinus
nyeri
pada
mukosa
kompleks
osteomeatal
PENDAHULUAN
pada
Pemeriksaan
peradangan
1-3
wajah
dan
gangguan
penghidu.
antibiotik
penyebab.
yang
sesuai
dengan
kuman
1,2,4,5
Komplikasi
rinosinusitis
akut
yang
ataupun
disebabkan
kronik
dapat
oleh
berupa
313
http://jurnal.fk.unand.ac.id
4.
Abses
orbita:
terdapat
dan
optalmoplegi,
pembentukan
proptosis
dan
kehilangan
penglihatan
5.
Trombosis
sinus
kavernosus:
sudah
terjadi
ditandai
dan
melalui
meningitis.
tromboflebitis
retrograd
langsung
6-8
dengan
proptosis,
optalmoplegi,
orbita
medikamentosa
dapat
baik
berupa
antibiotik
pemberian
intravena
dengan
sistemik
tindakan operatif.
6-8
maupun
disertai
dengan
Umumnya tindakan
intrakranial.
6-8
LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki umur 16 tahun
Klasifikasi
komplikasi
orbita
menurut
6-8
2.
ke
orbita,
ditandai
dengan
adanya
Abses
periorbita
pembentukan
dan
(abses
subperiosteal):
pengumpulan
pus
antara
yang
mengalir
di
tenggorok,
gangguan
314
http://jurnal.fk.unand.ac.id
bagian mata.
dan
(gambar.2).
palpebra
superior
dekstra
Pada
tanggal
26
Maret
2012,
pasien
315
http://jurnal.fk.unand.ac.id
terasa
tertelan
masih
ada,
demam
tidak
ada.
operasi selesai.
protusio.
tramadol drip.
direncanakan
untuk
dilakukan
tindakan
operasi
terhadap
sefotaksim,
OD.
ampisilin-sulbaktam,
seftazidin,
yang sensitif
sefoperazon,
seftriakson,
kloramfenikol,
sinistra
narkose
dilakukan
umum.
Dipasang
oral
pack,
dalam
batas
normal.
Pasien
kemudian
Operasi
Dilakukan
ostium
Dilakukan
OD.
Dilanjutkan
sinus
bagian
maksila
THT.
menyempit.
316
http://jurnal.fk.unand.ac.id
gerakan
bebas,
posisi
ortho.
Bagian
mata
DISKUSI
umur
paranasal.
eutropi,
terdapat
sekret
serous.
Kavum
16
tahun
yang
ditegakkan
berdasarkan
nasi
fluktuatif
deviasi
Terapi
septum
tidak
ada
(gambar
5).
pada
palpebra
superior
mata
kanan,
9-11
tomografi
komputer
biasanya
sudah
dapat
mengeradikasi
semua
kuman
juga
dapat
abses periorbita.
317
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Pemeriksaan
komputer
dan
nasoendoskopi,
MRI
dapat
tomografi
digunakan
untuk
17
dan
Nageswaran,
24
1,2,22,23
318
Menurut
keterlibatan
sinus
12,13
bisa ditentukan.
komputer
memperlihatkan
adanya
multisinusitis
19
mengarah
ke
selulitis
di
daerah
orbita.
Clary
yang
sensitif
terhadap
sefoperazon,
menyatakan
Streptococcus,
patogen
rinosinusitis.
abses.
14
sefotaksim,
ampisilin-sulbaktam,
bahwa
yang
golongan
Haemophilus
16
serta Nwaorgu,
19
seftriakson,
Staphylococcus,
paling
kadang-kadang
1,2,5 6,9-11,22,24
Ali
seftazidin,
sering
menyebabkan
ditemukannya
aureus.
antibiotik,
terutama
kehilangan
Sedangkan
menurut
Jackson
pada
adalah
intrakranial.
18
aureus.
golongan
Staphylococcus
terutama
S.
23
Hampir sama
47
dengan
pasien
(52%)
didiagnosis
sinusitis
19
20,21
Sedangkan
16,22
Hal
Kadang-kadang
tubuh
yang
menurun
imunodefisiensi,
serta
terutama
faktor
pasien
lingkungan
dengan
seperti
diperlukan
kombinasi
dengan
17
http://jurnal.fk.unand.ac.id
319
Pemberian
25
berkurang.
Pada
kasus
ini
dilakukan
28-30
pembedahan
jumlah
mediator
inflamasi
seperti
sitokin
yang
bola mata.
steroid
sistemik
tidak
ditetapkan
secara
pasti,
26
29
operasi melalui
28
dan
Froehlich,
Angka keberhasilan
sinus
komplikasi
eksterna
2.
6,17,22
merekomendasikan
untuk
Keberhasilan
drainase
dengan
bedah
abses
sinus
periorbita.
pendekatan
30
endoskopi
tomografi computer.
Tidak
terdapat
perbaikan
setelah
48
jam
terlibat.
dan
27,30
Prognosis
pasien
rinosinusitis
dengan
4.
5.
Peningkatan
tanda-tanda
proptosis
dan
oftalmoplegi.
Teknik
subperiosteal
eksterna
pembedahan
(periorbita)
insisi
pada
kasus
meliputi
Lynch
transkarunkuler
abses
komplikasi
6,22
Eviatar
17
serta Neto,
18
(frontoetmoidal
orbitotomi
dan
6,15,27
pendekatan
rinosinusitis
22
dengan
orbitotomy),
minimal invasif.
abses
periorbita
sisa.
Pasien
tetap
dianjurkan
kontrol
secara
pembukaan
dan
pembersihan
resesus
frontalis.
http://jurnal.fk.unand.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1.
and
Lane.
A.P,
Kennedy.
D.W.
Sinusitis
th
Busquets.
J.M,
Hwang.
P.M.
Rhinosinusitis:
Classification,
Treatment.
Head
In
Otorhinolaryngology.
and
4
th
Nonpolypoid
Diagnosis
Neck
edition.
and
Surgery
Lippincott
4.
5.
6.
8.
Computed
Tomography
Scan
and
Surgical
2007.
Awoben.
77.
2004; 6: 14-6.
th
edition.
Lippincott
9.
7.
16.
3.
A.A.
Orbital
Cellulitis
Complicating
504.
9.
11. Brook.
I.
Treatment
Microbiology
of
Orbital
and
and
Antimicrobial
Intracranial
of
Rhinosinusitis
and
Its
38: 1143-53.
320
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Endoscopic
21: 363-7.
Treatment
of
Subperiosteal
Sinus
Surgery
for
Orbital
Orbital
321