Anda di halaman 1dari 23

Berikut ini adalah proses pencernaan manusia:

Pengertian Sistem Pencernaan Manusia


Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran
yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul
yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan
oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna
oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih
sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

Proses pencernaan secara mekanik

Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan
menggunakan gigi.

Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)

Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.Proses pencernaan makanan pada manusia
melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ
tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari
kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas
satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada
manusia.
Saluran Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai

anus. Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut
dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (colon), dan anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Saluran pencernaan manusia

Mulut

Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alatalat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di
dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa
organ di dalam mulut, yaitu :

Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini
memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien.
Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi
geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi
(korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan
bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbedabeda. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi
geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk

mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit
makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan
gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk
mengunyah makanan.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan
bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan
tampak bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini.

Bagian-bagian gigi
Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi,
tersusun atas zatdentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat
serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa
sakit, karena pada sumsum gigi terdapat saraf.

Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong
makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat
merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang
berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:
1.

Rasa asin

> lidah bagian tepi depan

2.

Rasa manis > lidah bagian ujung

3.

Rasa asam > lidah bagian samping

4.

Rasa pahit > lidah bagian belakang / pangkal lidah

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

letak kepekaan lidah terhadap rasa


Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan
organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap
terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papilla

Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada
tiga pasang, yaitu :
1.

Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.

2.

Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.

3.

Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.

Kelenjar ludah di dalam mulut


Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan
kelenjar sublingualismenghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi
untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi
makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap
panas, dingin, asam, dan basa.
Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana
(maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja
dengan baik pada pH antara 6,8 7 dan suhu 37oC.

Kerongkongan

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju
lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan
masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi
karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara
bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk
mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gerak peristalsis dalam kerongkongan


Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut
kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai
kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja
otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).

Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut
sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep
atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur
lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Struktur lambung

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otototot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan
bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung
berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir
(musin), asam lambung, enzim renin, dan enzimpepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena
banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau
bakteri

yang

masuk

bersama

makanan

dan

juga

berfungsi

untuk

mengaktifkanpepsinogen menjadi pepsin. . Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu


(kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsinmenunjukkan bahwa di
dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi. Selain menghasilkan enzim pencernaan,
dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi)
getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai
dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat
lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan,
gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah
merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan
gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut.

Gerak mengaduk pada lambung.


Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat
bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju
usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.

Usus Halus

Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya
proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1.

Usus dua belas jari (duodenum)

2.

Usus kosong (jejenum)

3.

Usus penyerap (ileum)

Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas
menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1.

Amilopsin (amilase

pankreas)

Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.

Steapsin (lipase

pankreas)

Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.

Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein
dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu
dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam
empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat
warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah
yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang
mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1.

Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

2.

Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

3.

Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

4.

Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

5.

Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan
gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat
diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein
diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat
langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penampang Usus Halus Manusia


Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar
diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan
dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan
kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus
menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe.
Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah
akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke
jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu

membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh
pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.
Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu
kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan
diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem
peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan
yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan
menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain
membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan
penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari
bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan
berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Struktur usus besar


Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam.
Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di
dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus).
Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).

Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka
otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun
rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi
otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon
serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

Struktur anus
Pankreas
Pankreas terletak pada bagian posterior lambung, meluas secara lateral dari duodenum ke arah
limfa, berwarna abu-abu hingga merah jambu dengan panjang kira-kira 15 cm dan bobot 80
gram. Permukaan pankreas bertekstur lobular dan tidak halus. Keseluruhan organ ini dibungkus
oleh kapsula tipis, transparan dari jaringan ikat.
Pankreas mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai kelenjar eksokrin dan sebagai kelenjar endokrin.
Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernan dan buffer yang dialirkan
ke duodenum melalui duktus pankreatikus besar (duktus Wirsung).

Duktus pankreatikus

mengalirkan isinya ke duodemum bersama dengan duktus biliaris dari hati dan kantung

empedu. Ke dua duktus ini mengosongkan isinya ke dalam ampulla duodenum (ampulla Vater)
kira-kira pertengahan jalur di sepanjang duodenum. Setiap hari, pankreas mensekresikan kirakira 1000 ml cairan. Aktivitas sekresi pankreas diatur oleh hormon yang berasal dari duodenum.
Enzim yang spesifik yang disekresikan oleh pankreas adalah sebagai berikut:
Alpha-amilase pankreas : merupakan enzim karbohidrase yang memecah tepung

tertentu dan hampir identik dengan amilase saliva


Lipase pankreas : memecah kompleks lipid tertentu, melepaskan produk tertentu (seperti

asam lemak) sehingga mudah diabsorbsi.


o

Nuklease : memecah RNA atau DNA

Enzim proteolitik : memecah bagian protein tertentu termasuk disini protease yang
memecah sebagian protein kompleks dan peptidase yang memecah ikatan peptida menjadi
asam amino.
Jumlah enzim proteolitik kira-kira 70% dari total produksi enzim pankreas. Enzim-nzim ini

dihasilkan sebagai proenzim inaktif dan hanya menjadi aktif ketika mencapai usus halus. Di
antara proenzim adalah: tripsinogen, kemotripsinogen, prokarboksipeptidase dan prolastase.
Ketika berada di dalam duodenum, enzim enteropeptidase yang berlokasi di brush border yang
terdapat di dalam lumen saluran pencernaan merangsang perubahan tripsinogen menjadi tripsin
yang merupakan protease yang aktif. Selanjutnya, tripsin mengaktifkan proenzim lainnya
menjadi kemotripsin, karboksipeptidase dan elastase. Setiap enzim memutuskan ikatan peptida
asam-asam amino yang spesifik. Namun, secara bersama-sama mereka memecahkan protein ke
dalam campuran dipeptida, tripeptida dan asam amino.
Hati
Hati merupakan organ viseral yang paling besar, berwarna cokelat kemerah-merahan dengan
bobot kira-kira 1.5 kg. Hati dibungkus oleh kapsula fibrosa yang kuat dan ditutupi oleh lapisan
peritoneum viseral. Pada bagian anterior, ligamen falsiforma menandai pembagian hati menjadi
lobus kiri dan kanan. Pembuluh darah dan struktur lainnya mencapai hati dengan melalui
jaringan ikat yang kemudian berkumpul di daerah yang disebut dengan porta hepatika. Sel-sel
hati (hepatosit) merupakan unit fungsional dari hati.
Fungsi hati

Secara umum, fungsi hati terdiri dari 3 kategori yaitu :


o

Pengaturan metabolisme : Hati merupakan organ utama yang terlibat dalam pengaturan
komposisi sirkulasi darah. Semua darah yang meninggalkan permukaan absorbsi di saluran
pencernaan memasuki sistem vena porta dan mengalir ke hati. Sel-sel hati mengekstrak
nutrien dan racun dalam darah sebelum mencapai sirkulasi sistemik melalui vena hepatika.
Hati memindahkan dan menyimpan kelebihan nutrien dan mencegah defisiensi nutrien
dengan cara memobilisasi cadangan yang disimpan dengan cara sebagai berikut :

1) Metabolisme karbohidrat :

Apabila kadar glukosa darah meningkat, sel-sel hati

menyimpannya sebagai glikogen atau mensintesisnya menjadi lipid dan disimpan di hati atau di
jaringan lain. Apabila kadar glukosa darah menurun, sel-sel hati memecah cadangan glikogen
menjadi glukosa dan melepaskannya ke aliran darah. Sel-sel hati juga mensintesis glukosa dari
bentuk karbohidrat lain atau dari asam amino yang dikenal dengan glukoneogenesis.
2) Metabolisme lipid : Hati mengatur kadar sirkulasi trigliserida, asam lemak dan kolesterol.
Apabila kadarnya menurun, hati memecah cadangan lipid dan melepaskannya ke sirkulasi darah.
Sebaliknya, apabila kadarnya meningkat, lipid dipindahkan dari sirkulasi darah untuk disimpan.
3) Metabolisme asam amino: Hati memindahkan kelebihan asam amino dari sirkulasi darah
untuk disintesis menjadi protein atau dirubah menjadi lipid atau glukosa untuk disimpan sebagai
cadangan energi
4) Memindahkan sisa metabolisme : Proses perubahan asam amino ke lipid atau karbohidrat
atau pemecahan asam amino untuk menjadi energi (proses deaminasi) menghasilkan produk
yang toksik yaitu ammonia. Hati menetralkan ammonia dengan merubahnya menjadi urea,
komponen yang hampir tidak berbahaya yang kemudian diekskresikan melalui ginjal. Hasil
buangan lainnya seperti racun yang terdapat di sirkulasi, obat-obatan, juga di dipindahkan dari
darah untuk di non aktifkan, disimpan atau di ekskresikan.
5) Menyimpan vitamin : Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K) dan vitamin B
diserap dari darah dan disimpan dalam hati.
6) Penyimpanan mineral: Hati merubah cadangan besi menjadi feritin dan menyimpannya
dalam bentuk kompleks protein-besi.
7) Menonaktifkan obat-obatan: Hati memindahkan dan memecah obat-obatan yang beredar ,
dengan demikian membatasi lamanya pengaruh obat-obatan tersebut.

Pengaturan Hematologis : Hati merupakan reservoir darah terbesar yang menerima kirakira 25% keluaran jantung. Ketika melintasi hati maka hati melakukan fungsi sebagai berikut:

1). Pagositosis dan presentasi antigen : Sel-sel Kupffer pada sinusoid hati menelan sel-sel
darah merah yang sudah tua atau rusak, sel-sel debris dan patogen kemudian memindahkannya
dari sirkulasi darah. Sel-sel Kuffer merupakan antigen-presenting cells yang merangsang
respons immun.
2). Sintesis protein plasma: Hepatosit mensintesis dan melepaskan banyak protein plasma
termasuk albumin, berbagai jenis protein transport, protein untuk pembekuan darah dan protein
komplemen.
3)

Memindahkan hormon yang beredar: Hati merupakan tempat utama untuk absorbsi dan

daur ulang epineprin, norepineprin, insulin, hormon tiroid dan hormon steroid. Hati juga
menyerap kolekalsiferol (vitamin D) dari darah.
4)

Memindahkan antibodi: Hati menyerap dan memecah antibodi, melepaskan asam amino

untuk didaur ulang.


Sintesis dan sekresi Empedu
Empedu disintesis di hati dan diekskresikan ke dalam duodenum. Air merupakan material
terbanyak dalam komposisi empedu dan jumlah yang kecil ion, bilirubin (pigmen yang berasal
dari hemoglobin), kolesterol dan campuran lipid yang keseluruhannya dikenal dengan garam
empedu. Fungsi dari garam empedu adalah membantu pencernaan lemak dengan cara memecah
droplet-droplet lemak (emulsifikasi). Dengan demikian, meningkatkan area permukaan yang
terpapar bagi kerja enzimatik
Kantung empedu :

Fungsi utama kantung empedu adalah menyimpan empedu. Empedu

disekresikan oleh hati secara terus menerus kira-kira 1 L setiap hari. Namun, dilepaskan ke
duodenum hanya apabila ada rangsangan hormon intestinal CCK.
Hormon-Hormon Usus

Usus mensekresikan berbagai hormon peptida. Kebanyakan dari hormon ini mempunyai efek
ganda pada beberapa daerah saluran pencernaan. Berikut ini adalah hormon yang dihasilkan
oleh sel-sel enteroendokrin duodenum dalam mengkoordinasi fungsi pencernaan:
o

Sekretin : dilepaskan ketika kimus tiba di duodenum. Sekretin terutama berpengaruh


pada peningkatan sekresi empedu. Selain itu, sekretin juga mengurangi motilitas dan laju
sekresi cairan lambung.

Kolesistokinin (CCK) : disekesikan ketika kimus tiba di duodenun khususnya apabila


kimus mengandung lipid dan protein yang pencernaannya hanya sebagian. Di pankreas,
CCK meningkatkan produksi dan sekresi semua jenis enzim pencernaan. CCk juga
menyebabkan relaksasi spinkter hepatopankreatik dan kontraksi kantung empedu sehingga
menyebabkan pengeluaran empedu dan cairan pankreatik ke dalam duodenum. Kehadiran
CCK dalam konsentrasi yang tinggi memberikan pengaruh tambahan yaitu menghambat
aktivitas lambung dan memberikan pengaruh ke SSP sehingga mengurangi sensasi lapar.

Gastric inhibitory peptide (GIP) : disekresikan ketika lemak dan karbohidrat khususnya
glukosa memasuki usus halus. Penghambatan aktivitas lambung dikaitkan dengan rangsangan
pelepasan insulin oleh pulau-pulau Langerhans pankreas. Oleh karena itu GIP dikenal juga
dengan glukosa dependent insulinotropic pepetide.

Hormon ini mempunyai beberapa

pengaruh lain yaitu merangsang aktivitas kelenjar duodenum, merangsang sintesis lipid di
jaringan adiposa dan meningkatkan penggunaan glukosa oleh otot skelet.
o

Vasoactive intestinal peptide (VIP) : merangsang sekresi kelejar usus, dilatasi kapiler dan
menghambat produksi asam lambung. Dengan dilatasi kapiler di daerah yang aktif pada
saluran pencernaan, VIP menyediakan mekanisme yang efisien untuk memindahkan mutrien
yang diabsorbsi.

Gastrin : dihasilkan oleh sel-sel G duodenum ketika terpapar ke sejumlah protein yang
tidak dicerna dengan lengkap. Fungsi dari gastrin termasuk pemacu peningkatan motilitas
lambung dan merangsang produksi asam dan enzim. Gastrin juga disekrsikan oleh lambung

Enterokrinin : merupakan hormon yang disekresikan ketika kimus memasuki usus halus,
merangsang produksi lendir kelenjar submukosa duodenum.

Hormon intestinal lain: dihasilkan dalam jumlah yang relatif kecil. Termasuk disini
adalah motilin yang merangsang kontraksi intestinal, villkin memicu pergerakan vili dan
dihubungkan dengan aliran limfe, somatostatin yang menghambat sekresi lambung

Saluran

Nama enzim dan fungsinya

Pencernaan
Mulut (Kelenjar

Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa

Ludah / Saliva)
Lambung (Kelenjar Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
Lambung)

Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa,


pepton dan polipeptida

Pankreas (Saluran

Enzim Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum

Pankreas)

menjadi maltosa atau disakarida lainnya.


Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi
polipeptida

Usus (Kelenjar

Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk

Usus)

mengubah Tripsinogen menjadiTripsin yang digunakan dalam


saluran pangkreas
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi
Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi
Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi
Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi
asam amino
Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam
lemak dan Gliserol

Mekanisme Pencernaan
Motilitas
Kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Dan Tonus adalah otot
polos dinding pencernaan terus berkontraksi dengan kekuatan rendah. Tonus mempertahankan
agar tekanan pada isisaluran pencernaan tetap.
Ada 2 jenis motilitas pencernaan

LAMBUNG
Lambung terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang
terletak di atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung,
lambung bagian bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang
berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.

Motilitas Lambung
Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa faktor, terdapat empat asfek
motilitas lambung terdiri dari beberapa komponen yaitu:
Pengisisan Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini akan
menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan intralambung, tapi
hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif
lambung pada saat terisi. Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan
konstan dalam rentang panjang yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos
lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas. Peregangan dalam
tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga mendekati potensial istirahat
yang membuat potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas
kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat terisi. Interior
lambung membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae, selama makan rugae mengecil dan
mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisi. Relaksasi refleks

lambung

sewaktu

menerima

makanan

ini

disebut

relaksasi

resesif.

Penyimpanan Lambung
Selama makanan masuk ke lambung, makanan membentuk lingkaran konsentris makanan di
bagian oral lambung, makanan yang paling baru terletak paling dekat dengan pembukaan
esofagus dan makanan yang yang paling akhir terletak paling dekat dengan dinding luar
lambung. Normalnya bila makanan meregangkan lambung refleks vasovagal dari lambung ke
batang otak dan kemudian kembali ke lambung akan mengurangi tonus di dalam dinding otot
korpus lambung sehingga dinding menonjol keluar secara progresif, menampung jumlah
makanan yang makin lama makin banyak sampai suatu batas saat lambung berelaksasi
sempurna, yaitu 0,8 sampai 1,5 liter. Tekanan dalam lambung tetap rendah sampai batas ini
tercapai.
Percampuran Lambung
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan
sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong
kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang
kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja.
Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai
sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran
kimus ke dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak
masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali
ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang
peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan
kimus

bercampur

secara

merata

di

antrum.

Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga menghasilkan
gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada
setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan
peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai
sinyal

dari

lambung

dan

duodenum.

Tabel berikut menggambarkan faktor yang mempengaruhi motilitas dan pengosongan lambung :

Sekresi

Lambung

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar Oksintik
(disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi asam
hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi
mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik juga menyekresi
hormon

gastrin.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal ini
menyebabkan pH lumen turun sampai 2. HCl membantu fungsi pencernaan, antara lain :
(1)

Mengaktifkan

prekursor

enzim

pepsinogen

menjadi

enzim

aktif

pepsin

(2) Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan berukuran
besar

dapat

dipecah

menjadi

partikel

kecil

(3) Bersama dengan lisososm mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk bersama
makanan
Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum
endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan
granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu
pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan
sintesa

protein

dengan

memecah

ikatan

asam

amino

menjadi

peptida.

Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa lambung karena
sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat didekat mukosa lambung.
Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar
pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan
mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat
mempertahankan

kemampuan

sekresi

mereka.

Usus Halus
Usus halus terbagi menjadi tiga segmen yaitu Duodenum, Jejenum dan Ilieum. Pada usus halus
ini

terjadi

sebagian

besar

pencernaan

dan

penyerapan.

Motilitas Usus Halus


Segmentasi adalah metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong
secara perlahan kimus, dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang usus
halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-cincin
kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-segmen
seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas dan
kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula melemas.
Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh panjang usus
halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan.

Sekresi Usus Halus


Sekresi usus halus tidak mengandung enzim pencernaan, kelenjar eksokrin yang terletak di
mukosa usus halus mengeluarkan sekitar 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (sukus enterikus)
ke

dalam

lumen.

Mukus

berfungsi

sebagai

proteksi

dan

lubrikasi.

Digesti Usus Halus


Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan sekresi
empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan monogliserida dan
asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen peptida kecil dan
beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan beberapa monosakarida.
Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen usus halus tapi pencernaan
protein

dan

karbohidrat

belum.

Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang
disebut

Brush

Border,

1.

Enterikinase,

yang

mengandung

mengaktifkan

tiga

kategori

enzim

enzim,

pankreas

yaitu

tripsinogen

2. Golongan disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan


karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida penyusunnya
3. Golongan aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam aminonya,
sehingga

pencernaan

protein

selesai

Absorsi Usus Halus


Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin
dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan berlangsung
di

duodenum

dan

jejenum,

Penyerapan Garam dan Air

dan

sangat

sedikit

yang

berlangsung

di

ilieum.

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis. Natrium
diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk
ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, damana ion
klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.
Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang
ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu
glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder
sedangkan

fruktosa

diserap

melalui

difusi

terfasilitasi

Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap
menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan
pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush
border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.
Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi
khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi
Na.
Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan larut
dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam
bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border
sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini
keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini
meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya
berkali-kali

membantu

absorpsi

monogliserida

dan

asam

lemak.

Penyerapan Vitamin
Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut dalam
lemak

diabsorpasi

secara

pasif

dengan

produk

akhir

pencernaan

lemak.

Penyerapan Besi dan Kalsium


Absorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut
Usus Besar
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima sekitar 500
ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu
makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak diserap dan
sisa

cairan,

bahan

ini

akhirnya

yang

disebut

feses

yang

biasa

kita

keluarkan.

Motilitas Usus Besar


Gerakan usus besar umumnya lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai
tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra
yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang
menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali
sehari setelah makan yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens
dan transversum sehingga feses terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon,
gerakan ini disebut gerakan massa yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai
tempat defekasi. Sewaktu gerakan masa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi
peregangan rektum dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks
defekasi.
Sekresi Usus Besar
Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah melindungi
mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis.
Absorsi Usus Besar
Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat yang paling
aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik, dan air
diabsorpsi secara osmosis.

Anda mungkin juga menyukai