Anda di halaman 1dari 6

TRIGER

Klien berinisial W berusia 19 tahun, berjenis kelamin perempuan, suku Sunda, memakai bahasa
dominan bahasa Indonesia, merupakan anak ke keempat dari empat bersaudara dan tinggal di
Cilubang mekar RT 06/08 desa situ Gede dik Untuk faktor predisposisi yang terdiri atas adanya
pengalaman gangguan jiwa dimasa lalu, pengobatannya dan riwayat aniaya fisik, seksual,
penolakan kekerasan dalam keluarga dan tindak kriminal, serta aniaya psikologis perawat
mendapatkan data bahwa klien tidak pernah mengalaminya. Namun dari hasil wawancana klien
pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan yaitu pernah diejek oleh anak-anak
dilingkungan rumahnya menderita sakit gila. Klien sebelumnya sering mengalami sakit fisik
ketika dia sedang bersekolah SMP. Akibatnya klien sering tidak masuk sekolah. Seringnya klien
tidak masuk sekolah menyebabkan klien tertinggal mata pelajaran. Akibatnya klien tidak bisa
mengikuti pelajaran. Kondisi ekonomi keluarga yang sulit menyebabkan klien akhirnya keluar
dari sekolah. Sejak keluar dari sekolah, klien sering menyendiri, melamun dan tidak mau bergaul
dengan orang lain. Klien malu jika bergaul dengan orang lain karena tidak sekolah. Saat
dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah klien yaitu 100/60 mmHg, Nadi klien 98 X/menit,
Suhu 36,2 C dan pernapasan 20 X/menit. Kulit klien tampak kering, bibir kering, dan rambut
tampak kumal serta banyak kutu dirambutnya. Dari wawancara yang dilakukan pada Nn. W
mengatakan kepalanya terasa gatal. Dari hasil observasi klien sering tidak mencuci tangan
setelah makan. Data tentang genogram, Nn. W adalah anak keempat dari empat bersaudara.
Sebelum dibawa kerumah sakit Nn W tinggal bersama bapak, ibu dan saudara-saudaranya. Klien
mengatakan lebih dekat dengan ibunya jika dirumah, namun sejak dirumah sakit klien tidak mau
mempunyai teman karena klien merasa bahwa klien lainnya sering berbuat iseng. Klien

mengatakan ingin ditemani dan diajak bicara namun dirinya sulit untuk memulai pembicaraan
dengan orang lain. Klien senang jika ngobrol dengan perawat. Perawatan yang dilakukan pada
Nn W diputuskan oleh ibu dan ayahnya. Kegiatan sehari-hari Nn W sebelumnya adalah pelajar
kelas tiga sebuah SLTP di daerah Bogor, namun sejak keluar dari sekolah Nn W lebih cenderung
dirumah dan sering melamun. Ketika ditanyakan tentang konsep dirinya, Nn W mengatakan
malu karena dirinya tidak sekolah padahal anak-anak lain seusianya sekolah. Klien merasa malu
karena sering diejek oleh orang-orang disekitarnya dengan sebutan gila. Dari hasil observasi Nn.
W cenderung diam dan jarang bicara baik klien lain maupun terhadap perawat. Dari pengkajian
hubungan sosial dan spiritual yang dilakukan oleh perawat didapatkan data bahwa hubungan
keluarga Nn W dan keluarga kurang terbentuk komunikasi terbuka. Sejak dia putus sekolah klien
lebih cenderung menyendiri dan saat menyendiri klien terkadang mendengar suara-suara
mengejek. Klien merasa sedih karena ejekan tersebut. Klien sering mendengar suara tersebut
ketika klien sedang sendiri. Nn. W merupakan penganut agama Islam. Namun klien mengatakan
tidak pernah sholat dan saat bulan romadhon ini juga tidak menjalankannya. Klien mengatakan
tidak tahu kenapa semua ini terjadi. Dari hasil observasi klien tidak melakukan sholat lima waktu
dan puasa.
Dari penampilan klien tampak kurang rapi, baju kusut, kulit dan bibir tampak kering. Rambut
klien tampak kurang rapi dan banyak kutu dirambutnya. Dari pengamatan yang dilakukan oleh
perawat, Klien lebih mau berinteraksi dengan perawat. Dari alam perasaannya Nn. W tampak
sedih setiap kali menceritakan keinginannya untuk pulang. Klien juga mengatakan sedih karena
tidak ada yang memberikan makanan karena dirinya orang miskin. Dari observasi perawat
bahwa afek yang disampaikan oleh Nn. W kurang sesuai karena perlu stimulus yang kuat untuk
membentuk respon yang sesuai. Pada pengkajian proses pikir terutama arus pikir Nn. W koheren,

dengan bentuk pikir realistik yaitu bahwa Nn. W tahu tentang kondisi kesehatannya saat ini.
Klien mengetahui bahwa dirinya sedang dirumah sakit karena dirinya stres. Dari isi pikir tidak
terungkap adanya waham atau adanya ide bunuh diri. Dari tingkat kesadarannya Nn. W tidak
mengalami disorientasi orang (dapat menyebutkan nama perawat), waktu (dapat membedakan
sekarang pagi, siang atau malam) dan tempat (mengatakan bahwa saat ini sedang dirumah skait
Marzoeki Mahdi namun ketika ditanya tentang rumahnya klien selalu mengatakan lupa). Dari
daya ingatnya Nn.W tidak mengalami gangguan daya ingat baik daya ingat saat ini dan jangka
pendek namun mengalami gangguan jangka panjang karena tidak dapat mengingat alamat
rumahnya. Dari konsentrasi klien tidak mengalami gangguan karena dapat berkomunikasi
dengan perawat sesuai dengan kontrak waktu yang disepakati.

Triger :

Klien berinisial U berusia 47 tahun, berjenis kelamin perempuan, suku Sunda, memakai bahasa
dominan bahasa Indonesia, tinggal di Kp. Babakan tari kolot Rt 01/08 Kecematan Nanggewer
Bogor dikaji pada tanggal 23 September di Ruang rawat Utari Rumah Sakit Marzuki Mahdi.
Untuk faktor predisposisi sebelumnya klien pernah dirawat dan mendapatkan pengobatan di
RSMM. Riwayat aniaya fisik, seksual, penolakan kekerasan dalam keluarga dan tindak kriminal
tidak ditemukan data yang mengarah pada point ini. Namun klien pernah mengalami aniaya
psikologis berupa pengucilan yang dilakukan oleh keluarga yang disebabkan karena klien
berpindah agama. Dari hasil wawancana klien pernah mendapatkan perlakuan yang tidak
menyenangkan saat dirumah. Klien tidak pernah diajak bicara dan merasa sendiri dirumah. Sejak
itu klien jadi sering melamun dan menyendiri. Saat menyendiri klien seolah-olah melihat cahaya
yang menghampirinya.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah klien yaitu 100/60 mmHg, Nadi klien 90
X/menit, Suhu 36,5 C dan pernapasan 22 X/menit. Kulit klien tampak kering, bibir kering, dan
rambut tampak kumal serta banyak kutu dirambutnya. Dari wawancara yang dilakukan pada Ny
U mengatakan kepalanya terasa gatal namun dirinya selalu mandi dan kramas setiap hari.

Data tentang genogram, Ny U adalah anak ke dari saudara. Mempunyai satu anak yang sudah
menikah dengan satu orang cucu. Sebelum dibawa kerumah sakit Ny U tinggal bersama
anaknya. Klien mengatakan semenjak dia berpindah agama tidak ada satupun keluarganya yang
dekat dengan dirinya. Perbedaan itu justru membuat tali silaturahmi dengan keluarga. Perawatan

yang dilakukan pada Ny U diputuskan oleh anaknya. Kegiatan sehari-hari Ny U sebelumnya


adalah ibu rumah tangga.

Ketika ditanyakan tentang konsep dirinya, Ny U mengatakan tidak merasa malu dengan
siapapun. Dari hasil observasi Ny U cenderung diam dan jarang bicara baik klien lain namun
mau berinteraksi dengan perawat. Dari pengkajian hubungan sosial dan spiritual yang dilakukan
oleh perawat didapatkan data bahwa hubungan keluarga Ny U dengan saudaranya kurang
harmonis. Sejak klien menganut agama Islam klien cnderung dikucilkan. Sejak itu klien sering
menyendiri. Saat menyendiri klien sering melihat cahaya yang datang kepadanya. Klien merasa
itu merupakan anugerah untuknya. Ny U merupakan penganut agama Islam. Namun klien
mengatakan tidak pernah sholat dan saat bulan romadhon ini juga tidak menjalankannya. Klien
mengatakan sebenarnya merasa gelisah dengan tidak sholat. Klien merasa berdosa meninggalkan
sholat namun apa harus dikata. Dari hasil observasi klien tidak melakukan sholat lima waktu dan
puasa.

Dari penampilan klien tampak kurang rapi, baju kusut, kulit dan bibir tampak kering. Rambut
klien tampak kurang rapi dan banyak kutu dirambutnya. Dari pengamatan yang dilakukan oleh
perawat, Klien lebih mau berinteraksi dengan perawat. Dari alam perasaannya Ny. U tampak
sedih setiap kali menceritakan keluarganya. Dari observasi perawat bahwa afek yang
disampaikan oleh Ny U sesuai. Pada pengkajian proses pikir terutama arus pikir Ny U koheren,
dengan bentuk pikir realistik yaitu bahwa Ny U tahu tentang kondisi kesehatannya saat ini. Klien
mengetahui bahwa dirinya sedang dirumah sakit karena dirinya stres.

Dari isi pikir tidak

terungkap adanya waham atau adanya ide bunuh diri. Dari tingkat kesadarannya Nn. W tidak

mengalami disorientasi orang (dapat menyebutkan nama perawat), waktu (dapat membedakan
sekarang pagi, siang atau malam) dan tempat (mengatakan bahwa saat ini sedang dirumah skait
Marzoeki Mahdi namun ketika ditanya tentang rumahnya klien selalu mengatakan lupa). Dari
daya ingatnya Ny U tidak mengalami gangguan daya ingat baik daya ingat saat ini dan jangka
pendek maupun gangguan jangka panjang. Dari konsentrasi klien tidak mengalami gangguan
karena dapat berkomunikasi dengan perawat sesuai dengan kontrak waktu yang disepakati.

Anda mungkin juga menyukai