Anda di halaman 1dari 14

SISTEM KARDIOVASKULER JANTUNG

A. PENDAHULUAN
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan
darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan
sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk
dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.
1. JANTUNG

Jan
tung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai pompa,
mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan sebagai salah satu indikator kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang
rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah
tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa. Berat jantung orang dewasa
berkisar 250-300 gr.
Struktur Jantung
a. Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung, dan memberan
ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium terdiri dari dua bagian
yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous pericardium superficial adalah lapisan
keras, tidak elastik dan merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous
pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung, melindungi dan menempatkan

jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis, memberan
yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous
pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan viseral
yang di sebut juga epicardium, yang menempel pada permukaan jantung, antara lapisan parietal
dan viseral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang
dihasilkan oleh sel pericardial untuk mencegah pergesekan antara memberan saat jantung
berkontraksi.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Epikardium ( lapisan terluar )
2. Myocardium ( lapisan tengah )
3. Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous perikardium. Lapisan
luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium yang bertekstur licin pada
permukaan jantung. Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan
berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari
endotelium yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang
licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung. Endocardium bersambung
dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.
b. Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian
anterior. Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium
sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan jantung terdapat
lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh darah koroner dan
sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung.
Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara
atrium superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung
yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi
permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi
tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.

1. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus koronarius.Pada
bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang
disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel
permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut
pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.
2. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian
dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan jaringan
serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan
bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda
tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary
muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah
dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang
disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
3. Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari
paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri
mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui
katup bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.
4. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung
trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup bikuspid
ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri
yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir
ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding
jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan
aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )

c.

Struktur Katup-katup Jantung


Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat

jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan
cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
1. Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel.
Katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup
yaitukatup trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Ketika katup
atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke
ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah
dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda
tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun
katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi
dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke
arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami
kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi
ventrikel.
2. Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta dan
ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang
simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut.
Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan
ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh.

2. PEMBULUH DARAH
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler,
venula dan vena.
1. Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi keseluruh jaringan
tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (luntur), kelenturannya membantu mempertahankan
tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis yang
dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil pada diastol.
2. Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol
untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga
mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran
darah ke kapiler. Otot arteriola dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi
vasodilatasi. Arteriola merupakan penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah, perubahan
diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3. Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah
kembali ke jantung.
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan
dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
4. Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain ke
dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
5. Vena
Vena memili dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri,
sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang
lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah maka
memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau
menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

3. SIRKULASI JANTUNG
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi
pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga
berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.\
Sisrkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru.
2. Hanya berfungsi untuk paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis jantung.
Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung aorta seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah venacava jantung jantung.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk
miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada :
1. Peningkatan aktifitas
2. Jantung berdenyut
3. Rangsang sistem saraf simpatis
4. OTOT JANTUNG
-

Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)

Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos

Otot jantung kaya akan mitokondria sejumlah 25-35 % sel jantung (dibandingkan hanya

2 % untuk otot rangka)


-

Konsekuensi resisten terhadap kelelahan

Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+


5. JANTUNG SEBAGAI POMPA
Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system sirkulasi darah.
Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atrium) sebenarnya berfungsi
sebagai ruang penyimpanan selama ventrikel memompa.
Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke paru-paru, dan ventrikel kiri
mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini disebut systole.
Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa) setelah ventrikel mengosongkan darah
menuju arteri disebut diastole. Kontraksi jantung inilah yang mendasari terjadinya serangkaian
peristiwa elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal
dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA) kemudian melewati serabut
otot atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi
dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir pada serabut Purkinje yang mengaktifkan
serabut otot ventrikel.
Jantung adalah otot yang berfungsi sebagai pompa yang mempertahankan tekanan darah
dan aliran darah melalui paru-paru dan seluruh bagian tubuh. jantung memompa sekitar 100.000
kali dan mengirimkan darah 7200 liter perharinya.
6. SISTEM PENGHANTARAN IMPULS JANTUNG, PENYEBARAN IMPULS DAN
SUPLAI DARAH KE OTOT JANTUNG
Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung. Sistem ini
merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut saraf
tertentu yaitu sinoatrial node (SA node), atrioventrikular node (AV Node), atrioventrikular
bundle (AV bundle, dan serabut penghubung terminal (serabut purkinje).
Impuls untuk kontraksi timbul melalui depolarisasi spontan pada jaringan khusus yang
terletak di dekat tempat masuk vena cava superior ke dalam atrium kiri (nodus sinu-atrial) yang
merupakan pemacu (pacemaker) jantung.
Sinoatrial node (SA node) atau Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa jaringan
otot jantung khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan
vena kava superior. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit, frekuensi irama
yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60 per menit), dan ventrikel (20 kali per
menit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan
mempercepat atau memperlambat iramanya. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama,
sehingga disebut pemacu jantung.

Nodus ini merupakan pendahulu dari kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke
atrioventrikular node (Syaifuddin, 2002). Impuls ini berjalan melalui kedua atrium secara
konsentris (dimungkinkan oleh serabut-serabut otot yang bercabang).
Nodus atrioventrikular (nodus A-V) atau Atrioventrikular node susunannya sama seperti
sino atrial node berada di dalam septum atrium di dekat muara sinus koronarius.
Impuls menjalar di sepanjang pita serabut Purkinje pada atrium menuju nodus A-V.
Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum
terjadi kontraksi ventricular.
Atrioventrikular bundle (AV bundle) atau berkas atrioventrikular (berkas A-V atau berkas
His) adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V dan membawa
impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi dua
percabangan berkas kanan dan kiri. Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam
ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil yang menyatu dalam
serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi
dalam ventrikel dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
Berkas His (berkas AV menyatu dengan nodus AV) membentuk tempat pacemaker lain.
Dalam hal nodus SA tidak berfungsi, berkas His dapat mengawali dan mempertahankan denyut
jantung dengan kecepatan 40-60 denyut per menit.
Mulai dari berkas AV berjalan ke arah depan, pinggir posterior dan pinggir bawah pars
membranasea septum interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan
ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju apeks
kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu adalah Pars septalis dekstra berlanjut ke arah berkas
AV di dalam pars muskularis septum interventrikulare menuju ke dinding depan ventrikel kanan.
Pars septalis sinistra berjalan di antara pars membranasea dan pars muskularis sampai di sisi kiri
septum interventrikularis menuju basis papilaris inferior ventrikel kiri. Serabut-serabut pars
septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut terminal (serabut purkinje).
Serabut Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di
sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti
dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang
terkoordinasi.
Heart block atau blok jantung berarti pemutusan jalannya alur impuls tersebut.
Pemutusan yang paling sering adalah pada berkas AV yang memutuskan hubungan antara atria

dan ventrikel. Kemudian atria akan terus berdenyut pada kecepatan normal, tetapi denyut
ventricular adalah jauh lebih lambat dan sama sekali tidak berkaitan dengan denyut atrial.
7. SUPLAI SARAF JANTUNG
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10)
memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi melalui
hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan
memperkuat kontraksi. Persarafan ganda terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di
medula oblongata otak. Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan secara refleks oleh dua
kelompok reseptor. Reseptor tekanan (atau baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif terhadap
perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada lengkung aorta.
Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi penurunan rangsang simpatis dan
peningkatan rangsang para simpatis, sehingga frekuensi jantung melambat dan tekanan darah
menurun. Ini adalah salah satu contoh mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik
negatif.
Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan karbondioksida
di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri karotis dan dekat aorta.
Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen. Impuls dihantarkan ke pusat jantung dan
frekuensi jantung dipercepat untuk meningkatkan suplai darah (dan tentunya suplai oksigen) ke
jaringan.
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf
otonom. System simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system parasimpatis bersifat
menghambat kerja jantung
Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian
persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar daripada nerfus simpatikus.
Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan oleh
persarafan terjadi secara reflex. Untuk terjadinya reflex diperlukan stimulus dan lengkung reflex
sehingga memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan atau menghambat kerja
jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan darah
meningkat maka kerja jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus prasimpatikus dan
penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah rendah maka akan terjadi penggiatan
kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus dan penurunan tonus fagus. Pengaruh

oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan. Karena zat ini
secara langsung atau mealui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan kerja jantung.

Sistem saraf

Diagram sistem saraf manusia


Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf
yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi
sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh,
dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan
paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja
utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem
saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang

belakang. SST utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat panjang yang
menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh. SST meliputi saraf motorik,
memediasi pergerakan pergerakan volunter (disadari), sistem saraf otonom,
meliputi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dan fungsi regulasi
(pengaturan) involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf enterik (pencernaan), sebuah
bagian yang semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol
sistem pencernaan.
Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel
khusus, yang disebut neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron memiliki
struktur khusus yang mengizinkan neuron untuk mengirim sinyal secara cepat dan
presisi ke sel lain. Neuron mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang elektrokimia
yang berjalan sepanjang serabut tipis yang disebut akson, yang mana akan
menyebabkan bahan kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan di pertautan yang
dinamakan sinaps. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik dari sebuah neuron dapat
tereksitasi, terhambat, atau termodulasi. Hubungan antara neuron membentuk sirkuit
neural yang mengenerasikan persepsi organisme dari dunia dan menentukan tingkah
lakunya. Bersamaan dengan neuron, sistem saraf mengangung sel khusus lain yang
dinamakan sel glia (atau sederhananya glia), yang menyediakan dukungan struktural
dan metabolik.
Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan multiseluler, tapi bervariasi
dalam kompleksitas.[1] Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf sama sekali
adalahporifera, placozoa dan mesozoa, yang memiliki rancangan tubuh sangat
sederhana.
Sistem
saraf ctenophora dan cnidaria (contohnya, anemon, hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri
dari jaringan saraf difus. Semua jenis hewan lain, terkecuali beberapa jenis cacing,
memiliki sistem saraf yang meliputi otak, sebuah central cord (atau 2 cords berjalan
paralel), dan saraf yang beradiasi dari otak dan central cord. Ukuran dari sistem sarad
bervariasi dari beberapa ratus sel dalam cacing tersederhana, sampai pada tingkatan
100 triliun sel pada manusia.
Pada tingkatan paling sederhana, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan
sinyal dari 1 sel ke sel lain, atau dari 1 bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Sistem saraf
rawan terhadap malfungsi dalam berbagai cara, sebagai hasil cacat genetik, kerusakan
fisik akibat trauma atau racun, infeksi, atau sederhananya penuaan. Kekhususan
penelitian medis di bidang neurologi mempelajari penyebab malfungsi sistem saraf, dan
mencari intervensi yang dapat mencegahnya atau memperbaikinya. Dalam sistem saraf
perifer/tepi (SST), masalah yang paling sering terjadi adalah kegagalan konduksi saraf,
yang mana dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab termasuk neuropati
diabetik dan kelainan demyelinasi seperti sklerosis ganda dan sklerosis lateral
amiotrofik.

DAFTAR PUSTAKA
Abhique, 2010. Sistem Kardiovaskuler. http://abhique.blogspot.com.Diakses pada tanggal 16
Februari 2010 pukul 20.43 WITA.
Angga, 2010. Fisiologi Kardiovaskular. www.blogsot.com. Diakses pada tanggal 16 Februari
2010 pukul 20.43 WITA.
Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Sloane , E., 1994, Anatomi dan Fisiologi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta.
Syaifuddin, 2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Widya Medika, Jakarta.
Tambayong, J., 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperwatan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Watson, R., 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Tugas individu

PIDATO KESEHATAN POLA HIDUP SEHAT

Oleh :
Nur Wahyuni
S 0015 G 009

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI


KENDARI
2016

Anda mungkin juga menyukai