Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Zat non gizi adalah zat selain zat gizi yang ada dalam bahan makanan,
biasanya tidak dapat dicerna dengan jalur metabolisme biasa dalam tubuh. Yang
termasuk zat non gizi adalah serat, pektin, selulosa, glukotin gum, dll. Vitamin C,
vitamin E, beta karoten dan selenium berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkal
senyawa radikal bebas. Selain itu, zat non gizi seperti pigmen (likopen pada tomat,
flavonoid, klorofil) dan enzim (glutation peroksida, koenzim Q-10) juga berkhasiat
sebagai antioksidan. Zat non gizi ini dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti
sayur, buah, tempe, dll.
Di masyarakat golongan menengah ke atas, terjadi pergeseran pola makan dari
tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak ke konsumsi rendah karbohidrat,
tinggi lemak dan protein serta miskin serat
menyebabkan pergeseran pola

(Sujono, 1993). Hal inilah yang

penyakit dari pola infeksi ke penyakit-penyakit

degeneratif.
Serat kasar adalah komponen sisa hasil hidrolisis suatu bahan pangan dengan
asam kuat selanjutnya dihidrolisis dengan basa kuat sehingga terjadi kehilangan
selulosa sekitar 50 % dan hemiselulosa 85 %. Sementara itu serat makanan masih
mengandung komponen yang hilang tersebut sehingga nilai serat makanan lebih
tinggi daripada serta kasar.
Serat makanan (diatery fiber) adalah komponen dalam tanaman yang tidak
tercerna secara enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat di serap di saluran
pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai
substansi yang kebanyakan di antaranya adalah karbohidrat kompleks. Serat memilki
banyak manfaat dan fungsi bagi kesehatan tubuh kita baik itu dalam penyerapan
pengikatan dan pembuangan sisa sisa makanan yang ada di dalam saluran pencernaan.
Serat yang tidak larut dalam air ada tiga macam yaitu sellulosa, hemisellulosa
dan lignin. Serat tersebut banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan dan kacangkacangan. Sedang serat yang larut dalam air adalah pectin, musilase dan gum. Serat
ini juga banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran dan sereal sedang gum banyak
terdapat pada aksia

Serat yang tidak larut air umumnya berbentuk selulosa, hemiselulosa, dan
lignin. Serat jenis ini tidak dapat larut dalam air, tetapi mempunyai kemampuan untuk
berikatan dengan air.
Serat larut air mempunyai kemampuan larut dalam air dan merupakan bagian
dari dinding sel tanaman yang mudah larut dalam air. Selain itu, serat ini juga
berperan dalam mencegah konstipasi. Di dalam lambung dan saluran
B. Kritik dan Saran
Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik dan serta saran
dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
Konsumsi Serat, Pencernaan Sehat dan sehat
Pola makan dan cara diet yang salah ternyata berisiko meningkatkan serangan
penyakit kanker usus. Terlebih pada Anda yang memasuki usia 40 tahun ke atas. Ahli
nutrisi, Andang Gunawan mengatakan, anjuran menu empat sehat lima sempurna sangat
baik diterapkan dalam pola makan sehari-hari. Dengan catatan, sayuran menjadi
komponen yang "wajib" ada dalam asupan menu harian.
Caranya, aturlah komposisi menu harian seimbang. Namun, upayakan makanan
pembentuk basa seperti sayuran dan buah mendapat porsi lebih banyak dibanding bahan
makanan pembentuk asam, misalnya nasi dan daging merah.. Pasalnya, kondisi
pencernaan yang buruk dapat menjadi awal pemicu timbulnya kanker usus besar atau
yang dalam bahasa medis disebut kanker kolorektal. Seperti kanker umumnya, kanker
kolorektal juga "misterius". Artinya, penyebabnya beragam dan mungkin tidak sama
antarpasien. Kemunculan penyakit ini adakalanya dipicu oleh gejala sehari-hari yang
dianggap remeh. Misalnya cara diet yang salah sehingga menyebabkan perubahan
kebiasaan buang air besar (BAB) dan sembelit. hematologi-onkologi medis dari RSCM
Jakarta, Aru sudoyo.
Kanker kolorektal ditandai dengan tumbuhnya sel kanker ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum. Kebanyakan KUB diawali dengan pertumbuhan sel yang tidak
ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang
tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah.
Sayangnya, pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apa pun sehingga
sulit terdeteksi dalam waktu yang cepat. Pada kondisi tertentu, keberadaan polip ini
berpotensi menjadi kanker yang dapat mengenai semua bagian usus besar.

Bahkan, tidak hanya area usus, sel kanker yang mengganas juga dapat menyebar
(metastase) ke organ lainnya seperti kelenjar getah bening dan hati. Kalau sudah
menyebar ke "lokasi" lain, jelas hal tersebut sangat membahayakan tubuh Anda. Untuk
mengetahui keberadaan polip atau sel kanker di dalam usus, dokter biasanya akan
melakukan pemeriksaan kolonoskopi dan sampel kotoran (feses). Jika ditemukan adanya
polip atau sel kanker, pilihan modalitas terapi biasanya disesuaikan dengan stadium,
posisi, ukuran, dan penyebaran sel kanker

Anda mungkin juga menyukai