Anda di halaman 1dari 6

MINI CLINICAL EXAMINATION

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak

Oleh :
Githae Dwi Desiani
012106169
Pembimbing :
dr. Ariawan Setiadi, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT
ANAK RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
2016

PR dr.Ariawan :
1. Apa saja yang termasuk Trias Typhoid ?
2. Mengapa bisa didapatkan hasil tes widal positif palsu pada demam dengue ?

1. TRIAS TYPHOID
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan
penderita dewasa. Masa inkubasi demam tifoid 3 sampai 60 hari dengan rata-rata
antara 10 sampai 14 hari (Nelwan, 2007). Gejala klinis demam tifoid sangat
bervariasi, dari gejala klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai
dengan berat sehingga harus dirawat. Setelah masa inkubasi maka ditemukangejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :
a. Demam
Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remiten
dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada
sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan
demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh beraangsur-angsur turun dan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.
b. Gangguan Pada Saluran Pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor di bagian tengahnya (coated tongue)
dengan ujung dan tepi lidahnya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen
mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi
mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare.

c. Gangguan Kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi
sopor, koma atau gelisah.

2. Mengapa bisa didapatkan tes widal positif palsu pada demam dengue ?
Beberapa pasien dengan demam mungkin memiliki stimulasi antibodi nonspesifik
terhadap antigen O pada bakteri komensal enterik yang mengakibatkan tes widal
positif palsu (Hossain dkk., 2003)
Reaksi widal positif palsu dapat ditemukan pada kondisi berikut (Pradhan, 2011) :
1. Pasien yang sebelumnya menderita demam tifoid
2. Imunisasi dengan antigen Salmonella sebelumnya
3. Reaksi silang dengan Salmonella non-tipoid
4. Variabilitas dan persiapan antigen yang buruk
5. Infeksi malaria atau enterobacteriaceae lainnya
6. Penyakit lain seperti demam berdarah
Hasil tes Widal mungkin tergantung pada antibodi yang bereaksi silang dengan
antigen dari berbagai jenis salmonella. Dalam klasifikasi Kauffmann-White, genus
Salmonella dibagi menjadi lebih dari 2300 serotipe dengan kombinasi antigen yang
berbeda. Salmonella dibagi menjadi kelompok serologis berdasarkan O atau antigen
somatik. Sekitar 60 dari 78 kelompok organisme D, termasuk serotipe Typhi yaitu S.
enterica, dan kelompok A dan B, seperti serotipe Paratyphi A dan B yaitu S. enterica,
mereka memiliki antigen 12. Salmonella lainnya berbagi antigen H (flagella) dengan
serotipe Typhi S. enterica. Reaksi silang menghasilkan positif palsu pada titer anti-O
dapat terjadi pada serotipe ini. Tes Widal positif palsu dapat diamati pada individu

dengan infeksi salmonella selain demam enterik, malaria, meningitis kriptokokus,


gangguan imunologi, dan gagal hati kronis. Septikemia, malaria dan dengue adalah
penyebab umum lain dari demam yang membutuhkan rawat inap yang mungkin
dibingungkan dengan demam enterik karena tes aglutinasi positif palsu. Hal Ini dapat
dibedakan dari demam enterik dengan investigasi terkait (Pokhrel, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Hossain, M.A., Khatun, M., Arjumand, F., 2003, Serologic Evidence of Dengue
Infection before Onset of Epidemic, Bangladesh
Pradhan, P., 2011, Coinfection of thyphoid and malaria, India
Pokhrel, M., 2009, Distribution of antibody titer against Salmonella enterica among
healthy individuals in nepal, Nepal
Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Hans-Tandra, Suandoyo E. Aspek Imunologi Demam Tifoid.Medika 1986; 12(7) : 6339

Anda mungkin juga menyukai