Anda di halaman 1dari 4

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN MINUMAN HERBAL

IMUNOMODULATOR BERBASIS RUMPUT LAUT


Ermina Pakki, Usmar, dan Rahmawati Syukur
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK
Mahkota bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn.) dari suku Asteraceae yang diseduh
dengan air panas telah secara empiris digunakan sebagai obat untuk campak. Penyakit campak atau yang
juga dikenal dengan nama morbili, rubeola atau measles adalah penyakit endemis. Efek imunomodulator
ekstrak air bunga Kasumba turate (Carthamus tinctorius.L) yang diuji pada mencit menstimulasi respon
imun selular sangat signifikan. Pada uji terhadap respon imun nonspesifik, dosis 1,95 dan 3,90 mg/kg
bobot badan yang meningkatkan kecepatan fagositosis yang terlihat dari indeks fagositik: 1,72 dan1,88
(K>1,5) dikategorikan bersifat imunostimulasi kuat. Aktivitas IgA, IgM dan IgG. Pada seduhan menggunakan air panas memberikan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian
yang telah diperoleh, maka dibuat seri formula minuman herbal (Herbal drink) dengan variasi citarasa dan
berbasis rumput laut dalam bentuk Liquid (sirup). Kemudian diuji aktivitas imunomodulator dalam bentuk
sediaan, uji stabilitas fisik dan daya terima produk sebagai sediaan Imunomodulator. Dan membuat
prototipe industri agar dapat diproduksi dan digunakan oleh masyarakat.
Kata kunci : Minuman Herbal, Kasumba turate (Carthamus tinctorius.L), aktivitas imunomodulator, liquid
dosis tunggal, uji stabilitas fisik dan uji daya terima produk

PENDAHULUAN

serat larut air yang berkhasiat bagi kesehatan.


Terutama sebagai peluruh dahak, adstringen dan
anti inflamasi.
Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
dalam formula yang dikembangkan diharapkan
sebagai komponen bioaktif yang dapat menambah
kekebalan tubuh terutama pada saat sakit. Ekstrak
air kasumba turate yang diseduh dengan air 90 C
mempunyai aktivitas imunostimulan yang terbesar.
Sehingga ekstrak ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi imunostimulansia dalam bentuk sediaan sirup. Dalam penelitian ini ekstrak kasumba
turate yang mempunyai aktivitas sebagai imunostimulan diformulasi dalam bentuk sediaan sirup
dan digunakan karagenan dari rumput laut sebagai
pengental kemudian dilakukan evaluasi kestabilan
fisik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang formula minuman kesehatan berbasis rumput
laut dan herbal. Adapun tujuan khusus merancang
formula minuman kesehatan dengan variasi rasa
meliputi cita rasa buah markisa, melakukan uji stabilitas fisik sirup dan uji responden, serta melakukan uji imunostimulan (IgM dan IgG).

Dewasa ini konsumen Indonesia dihadapkan pada beragam minuman kesehatan dengan
anggapan khasiatnya yang dihubungkan dengan
komponen penyusun dari minuman tersebut. Bila
diamati pada umumnya produk kesehatan yang
beredar adalah produk impor atau minuman hasil
produksi dalam negeri namun berlisensi formula
dari negara maju. Oleh karena itu di dalam penelitian ini diuji coba rancangan formula dengan
menggunakan ekstrak rumput laut dan digabungkan dengan bahan alam yang melimpah di Indonesia dan buah bercitarasa khas seperti markisa.
Adapun bahan herbal yang memiliki efek
sebagai imunostimulan adalah kasumba turate
(Carthamus tinctorius L.). Penelitian terhadap kasumba turate yang dilakukan masih merupakan
pengujian kasumba turate dalam sediaan tunggal
oleh karena itu dilakukan pengujian imunomodulator terhadap kasumba turate dalam bentuk sediaan yang disinergikan dengan bahan herbal lainnya
dan ekstrak rumput laut.
Formula dirancang bentuk liquid gabungan
dari hasil ekstraksi komponen-komponen penyusunnya. Rumput laut sudah umum dikenal sebagai
bahan pengemulsi yang baik untuk minuman. Juga
bahan stabiliser pada produk kosmetik dan obatobatan. Pada penelitian ini digunakan ekstrak rumput laut bentuk karagenan powder (food grade)
yang diperoleh dari industri pengolah rumput laut.
Karagenan juga dikenal sebagai bahan sumber

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Penelitian

57

Ermina Pakki, Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Minuman Herbal Imunomodulator Berbasis Rumput Laut

Alat-alat yang digunakan antara lain gelas


piala, gelas ukur, labu erlenmeyer, labu tentukur,
tangas air, pengaduk elektrik, pH-meter, termometer, viskometer Brookfield mikropipet 25 l,
mikropipet 50 l, inkubator, sumur mikrotiter tipe U
(Well plate 96 lubang), sentrifus (Hettich), neraca
analitik (Dragon 303), timbangan gram (Ohauss),
timbangan hewan (Denver), pemanas.
Bahan-bahan yang digunakan adalah air
suling, Alkohol 70%, antiseptik (Betadin), bunga
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.), sediaan
paten imunostimulan (Stimuno), kapas, larutan
PBS (Phosphate Buffered Saline), dan sel darah
merah domba, sukrosa, natrium benzoat, karagenan, flavor markisa.
Pengambilan dan Penyiapan Sampel
Bunga kasumba turate diperoleh dari Kabupaten Bone, buah markisa dari Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Masing-masing dibersihkan lalu dikeringkan. Bahan kering lalu diserbukkan dan siap digunakan sebagai bahan penelitian. Markisa dicuci bersih dan dikerok dari kulitnya lalu diekstraksi dengan fruit extractor. Sari
murni markisa yang diperoleh selanjutnya ditimbang dan dicampur dengan air suling untuk pengenceran sesuai dengan perlakuan pengenceran,
siap untuk diformulasi
Rancangan Formula dan Pembuatan Sediaan
Formula sirup food suplemen yang mengandung ekstrak bunga kasumba turate dibuat
dalam tiga formula dengan variasi pengental karagenan, sebagaimana yang terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Formula sirup Imunostimulan
Konsentrasi (%) dalam formula
Bahan

Sirup 1

Sirup 2

Sirup 3

58

telah berisi aquades kemudian diaduk dengan


pengaduk elektrik hingga homogen. Sirup USP dibuat dengan melarutkan sukrosa ke dalam aquades yang dipanaskan pada suhu 80 oC. Sirup USP
ditambahkan ke dalam seduhan kasumba turate,
diaduk hingga homogen, kemudian ditambah larutan koloidal karagenan, diaduk hingga homogen.
Tahap akhir adalah penambahan secara berturutturut pengawet, dan flavor, lalu diaduk kemudian
dicukupkan volumenya dengan aquades.
Evaluasi Kestabilan Sirup
Sirup kasumba turate sebelum dievaluasi
diberikan kondisi penyimpanan dipercepat yaitu
penyimpanan pada suhu 5 oC dan 35 oC masingmasing selama 12 jam sebanyak 10 siklus, kemudian dilakukan pengujian-pengujian berikut :
a. Pemeriksaan organoleptik
Pemeriksaan meliputi perubahan warna dan
bau. Sirup yang telah dibuat diperiksa bau dan
warnanya sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan yang dipercepat, tiap satu siklus
b. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH-meter terhadap pH karagenan, pH seduhan kasumba turate, pH sirup sebelum dan
sesudah kondisi penyimpanan yang dipercepat.
c. Pengukuran viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan terhadap sirup
yang telah dibuat sebelum dan sesudah kondisi
penyimpanan dipercepat. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield pada 50 putaran per menit (rpm),
menggunakan spindle no 1.
d. Uji Responden
Sirup dicobakan kepada 20 orang responden
dan kemudian responden diminta untuk mengisi
kuisioner yang isinya meliputi rasa, aroma dan
penampilan

Sirup 4

Uji Respon Imun Spesifik

Ekstrak bunga
kasumba
turate 0,1%

0,5

0,5

0,5

0,5

Sirup USP

25

25

25

25

Karagenan

0,2

0,3

0,4

0,4

Natrium
benzoat

0,02

0,02

0,02

0,02

Flavor
markisa

q.s.

q.s.

q.s.

q.s.

Natrium CMC

0,5

Air suling (ad)

100

100

100

100

Pembuatan sirup dimulai dengan pembuatan larutan koloidal karagenan dengan cara
memasukkan karagenan ke dalam wadah yang

Efek ekstrak air kasumba turate terhadap


sistem imun spesifik diuji terhadap respon imun
humoral melalui penentuan titer antibodi total terhadap respon imun selular melalui uji respon hipersensitifitas tipe lambat (DTH). Sebagai antigen digunakan sel darah merah domba. Suspensi sel darah domba disuntikkan secara intraperitonial pada
hari ketiga pemberian ekstrak. Ekstrak uji diberikan
secara oral sekali sehari selama 7 hari bertururtturut.
Penentuan Titer Antibodi Total
Pada hari ketujuh setelah imunisasi dengan sel darah merah domba, darah mencit diambil melalui vena ekor, kemudian serumnya dipisahkan dengan cara sentrifus. Titer antibodi ditentukan dengan metode hemaglutinasi dengan
menggunakan lempeng sumur mikro berdasar hu-

Ermina Pakki, Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Minuman Herbal Imunomodulator Berbasis Rumput Laut

ruf V. Hemaglutinasi yang terbentuk menyatakan


titer antibodi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan Organoleptik Sediaan Sirup
Sebelum dievaluasi, sirup kasumba turate
diberikan kondisi penyimpanan dipercepat yaitu
penyimpanan pada suhu 5 oC dan 35 oC masingmasing selama 12 jam sebanyak 10 siklus.
Dari segi organoleptis berupa ekstrak air/
seduhan dengan warna kuning kecoklatan bau
khas dan stabil selama penyimpanan. Dari hasil
pengamatan organoleptis baik sebelum maupun
sesudah kondisi penyimpanan dipercepat, sirup 1,
2, 3 dan 4 tidak memperlihatkan perubahan warna
maupun bau.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Terhadap Sirup
Kasumba Turate Sebelum dan Sesudah Kondisi
Penyimpanan Dipercepat
Sebelum kondisi
penyimpanan
dipercepat

Sesudah kondisi
penyimpanan
dipercepat

Warna

Bau

Warna

Bau

Sirup 1

Coklat
kekuningan

Khas

Coklat
kekuningan

Khas

Sirup 2

Coklat
kekuningan

Khas

Coklat
kekuningan

Khas

Sirup 3

Coklat
kekuningan

Khas

Coklat
kekuningan

Khas

Sirup 4

Coklat
kekuningan

Khas

Coklat
kekuningan

Khas

Formula

Keterangan :
Sirup 1 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,2%
Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,3%
Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,4%
Sirup 4 = Sirup dengan natrium CMC 0,5%

59

mentara pada sirup 2 peningkatan pH terjadi dari


5,7 ke 6,1, jadi naik 0,4 satuan pH. Sirup 3 yang
disimpan pada suhu 35 C peningkatan pH semakin jelas terlihat dan meningkat sama seperti pada
sediaan I yaitu sebesar 0,6 satuan pH dari 5,7
selama siklus penyimpanan.
Adanya peningkatan pH pada sediaan bisa
diakibatkan oleh adanya reaksi-reaksi enzimatis
yang terjadi dalam sediaan selama penyimpanan.
Tidak adanya perubahan warna dan bau pada sediaan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi kasumba turate dengan bahan lainnya di dalam sediaan terutama dengan peningkat viskositas karagenan. Peningkat viskositas karagenan sifatnya
netral, tidak toksik, mudah bercampur dengan
bahan lain. Dengan demikian, hal ini dapat mengindikasikan bahwa ketiga sirup dapat dikatakan
stabil.
Tabel 3. Perubahan pH Sediaan Sirup Sebelum dan
Sesudah Kondisi Penyimpanan Diercepat
pH
Formula

Sebelum Kondisi
Penyimpanan
Dipercepat

Sesudah Kondisi
Penyimpanan
Dipercepat

Sirup 1

5,8

6,4

Sirup 2

5,7

6,3

Sirup 3

5,7

6,1

Sirup 4

5,8

6,4

Keterangan :
Sirup 1 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,2%
Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,3%
Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,4%
Sirup 4 = Sirup dengan natrium CMC 0,5%

Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas


Hasil Evaluasi Kestabilan Fisik Sediaan Sirup
Sediaan sirup dibuat dengan menggunakan pengental karagenan yang merupakan hasil
metabolit dari rumput laut Euchema cottoni yang
banyak dibudidayakan di Sulawesi Selatan. Karagenan digunakan sebagai peningkat viskositas karena bahan ini netral, tidak toksik dan mudah bercampur dengan bahan lain serta tidak dipengaruhi
oleh perubahan pH.
Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap pH
Sirup
Pada pengamatan stabilitas berdasarkan
parameter waktu penyimpanan pada suhu tertentu
terhadap nilai pH sediaan terlihat bahwa semua
sediaan sirup cenderung mengalami peningkatan
nilai pH, tetapi dengan kecepatan yang berbeda.
Pada sirup 1 perubahan pH naik dari 5,80 naik 0,6
menjadi 6,4 satuan pH pada siklus ke tujuh. Se-

Pada suhu penyimpanan dipercepat, viskositas sirup 1 dapat dipertahankan pada 80,0 cps
sampai siklus keenam, kemudian meningkat menjadi 90,0 cps sampai siklus ke sepuluh penyimpanan atau rata-rata dari 83,33 cps naik menjadi 96,66
cps. Pada sirup 2 terlihat viskositas mulai meningkat pada siklus kelima dari 80,0 cps hingga menjadi 100,0 110 cps, atau rata-rata dari 86,6 cps
menjadi 103,33 cps. Pada Sirup 3 juga terjadi
peningkatan dari 90,0 cps menjadi 100,0 110,0
cps pada siklus keenam atau rata-rata dari 93,3
cps menjadi 106,66 cps setelah penyimpanan dipercepat. Keadaan ini didukung pula oleh sediaan
yang menunjukkan tidak terjadinya perubahan
warna pada sediaan. Sedangkan pada siklus penyimpanan keenam, viskositas sediaan terlihat mulai meningkat secara perlahan dari siklus keenam
dan kemudian stabil hingga siklus ke sepuluh. Hal
ini dapat dipahami, karena viskositas meningkat
pada sirup 3 yang mempunyai konsentrasi kara-

60

Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 Maret 2011, hlm. 57 60

genan yang paling tinggi. Fenomena ini mungkin


terjadi karena karagenan sebagai peningkat viskositas sifatnya netral, tidak toksik, mudah bercampur dan mempunyai sifat koloidal tinggi, tidak
ada kerusakan pada sediaan seperti dibuktikan
oleh parameter lain. Dari hasil pengamatan, perbedaan konsentrasi karagenan tidak memberikan
pengaruh terhadap organoleptis, pH dan viskositas
sirup. Sehingga semua sirup dapat dinyatakan
stabil secara fisik.

formula 3 karena rasa kasumba turate tidak terlalu


terasa, walaupun penampilannya kurang baik dibandingkan dengan formula 1 (karagenan 0,2%)
dan formula 2 (karagenan 0,3%). Tetapi formula
dengan kestabilan fisik yang paling baik adalah
formula 1 dan formula 2.
Tabel 5. Hasil uji rasa, aroma dan penampilan sediaan
sirup menurut responden
Rata-rata skor
Formula

Tabel 4. Hasil Pengukuran Viskositas Rata-rata Sediaan


Sirup (cps)
Viskositas (cps)

Rasa

Aroma

Penampilan

Sirup 1

2,50

3,00

2,85

Sebelum Kondisi
Penyimpanan
Dipercepat

Sesudah Kondisi
Penyimpanan
Dipercepat

Sirup 2

2,70

3,00

2,70

Sirup 3

2,97

3,00

2,70

Sirup 1

83,33

96,66

Sirup 4

2,70

3,00

3.00

Sirup 2

86,66

103,33

Sirup 3

93,33

106,66

Sirup 4

83,33

96,66

Formula

Keterangan :
Sirup 1 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,2%
Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,3%
Sirup 2 = Sirup dengan konsentrasi karagenan 0,4%
Sirup 4 = Sirup dengan natrium CMC 0,5%

Uji Pengamatan Responden


Hasil dari uji responden (20 orang) dapat
dilihat pada tabel 5. Berdasarkan tabel tersebut
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden atau masyarakat menyukai rasa, aroma dan
penampilan dari sediaan sirup imunomodulator
kasumba turate yang dibuat dibandingkan dengan
sediaan imunomodulator yang beredar dipasaran.
Formula yang paling disukai oleh responden adalah sediaan sirup imunomodulator kasumba turate

Keterangan:
Nilai untuk lebih suka : 3,00
Nilai untuk kurang suka : 2,00
Nilai untuk tidak suka : 1,00

KESIMPULAN
Ekstrak air/seduhan bunga kasumba turate
(Carthamus tinctorius Linn) berupa cairan bening
berwarna coklat kekuningan, tidak berasa hampir
netral dengan pH 5,15 dan sedikit berbau langau.
pH karagenan koloid 6, tidak berasa, bening.
Formula l (karagenan 0,2%) dan formula II (karagenan 0,3%) memiliki kestabilan fisik yang paling
baik sama dengan formula IV (natrium CMC 0,5%)
yang ditunjukkan dengan peningkatan viskositas
yg lebih kecil dibandingkan dengan formula III
(karagenan 0,4%) yaitu rata-rata sebesar 13,33
cps dibandingkan dengan rata-rata formula III
sebesar 16,67 cps.

Anda mungkin juga menyukai