Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
"mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat
dirinya kepada Tuhan.
Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai
yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan
menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota
masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.
Cara beragama
Tradisional,
baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan
demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.
Formal
Rasional
Metode Pendahulu
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
a) Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada
keraguan lagi
b) Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
c) Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan TuhanNya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai
dengan ajaran agama
d) Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan
yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
e) Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
Fungsi;
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia.
Pedoman keberadaan
Keluarga merupakan unit sosial terkecil, yang terdiri atas: ayah, ibu dan
anakanak. Sebagai unit terkecil dari masyarakat, keluarga memiliki arti
penting, sebab jika kondisi keluarga baik, maka akan baiklah seluruh
masyarakat yang dibentuknya itu.
Menghormati hak dan kewajiban, tugas dan kewajiban, serta tanggung jawab
umat seagama dan umat agama lain.