Anda di halaman 1dari 3

Jumlah lansia semakin lama semakin banyak. Di Indonesia saja, di tahun 2007 sudah ada 5.

65% populasi
penduduk yang berusia 65 tahun ke atas (Depkes RI, 2009). Demikian juga masalah kesehatan yang berkaitan
dengan mereka. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam kesehatan lansia adalah kesehatan pembuluh
darah dan jantung.
Memang benar semakin tua umur seseorang, tekanan darah normalnya pun semakin meningkat. Tekanan darah
orang dewasa disebut tinggi jika tekanan sistoliknya 140 mmHg ke atas atau tekanan diastoliknya 90 mmHg ke
atas. Menurut JNC (Joint National Committee) VII yang berlaku 2003, hipertensi ditemukan sebanyak 60-70%
pada populasi berusia di atas 65 tahun. Bahkan lansia yang berumur di atas 80 tahun sering mengalami
hipertensi persisten, dengan tekanan sistolik menetap di atas 160 mmHg. Jenis hipertensi yang khas sering
ditemukan pada lansia adalah isolated systolic hypertension, di mana tekanan sistoliknya saja yang tinggi (di atas
140 mmHg), namun tekanan diastolik tetap normal (di bawah 90 mmHg).
Banyak juga orang yang beranggapan bahwa tekanan darah tinggi, yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, adalah hal normal bagi orang tua dan tidak perlu
mendapat obat hipertensi. Benarkah demikian?
Pertama-tama kita kenali dulu derajat-derajat hipertensi, sesuai dengan JNC VII.

Mengapa tekanan darah lansia lebih tinggi? Ada beberapa faktor yang mungkin berpengaruh di sini.
1.

Terjadi pengerasan pembuluh darah, khususnya pembuluh nadi (arterial). Hal ini disertai pengurangan
elastisitas dari otot jantung (miokard).

2.

Sensitivitas baroreseptor pada pembuluh darah berkurang karena rigiditas pembuluh arteri. Akibatnya
pembuluh darah tidak dapat berfluktuasi dengan segera sesuai dengan perubahan curah jantung.

3.

Selain itu fungsi ginjal juga sudah menurun. Ginjal dalam keadaan normal juga berperan pada
pengaturan tekanan darah, yaitu lewat sistem renin-angiotensin-aldosteron. Jika tekanan darah
sistemik turun, ginjal menghasilkan renin lebih banyak untuk mengubah angiotensinogen (angiotensin
I) menjadi angiotensin II, zat yang dapat menimbulkan vasokonstriksi pada pembuluh darah. Akibatnya
tekanan darah akan meningkat. Pada lansia, regulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron sudah kurang
baik.

Adakah batasan tekanan darah yang disebut normal untuk lansia? Tidak ada batasan khusus. Batasan tekanan
darah untuk lansia sama dengan untuk orang dewasa (di atas 18 tahun). Pada bagan berikut dapat dilihat batasan
tekanan darah yang disebut hipertensi dan bukan pada dewasa berusia di atas 18 tahun, menurut JNC VII
(2003), dan perubahannya dibandingkan dengan JNC VI.

Apakah benar lansia tidak memerlukan terapi hipertensi jika tekanan darahnya tinggi? Tidak. Lansia ternyata
tetap perlu mendapat obat hipertensi apabila tekanan darahnya tinggi. Penelitian Beckett et.al (2008)
menunjukkan terapi hipertensi pada lansia yang berusia di atas 80 tahun dapat menurunkan risiko kematian
akibat stroke sebanyak 39% dan menurunkan risiko gagal jantung sebanyak 64%. Hal ini sejalan dengan
penelitian dari HYVET (hypertension in the very elderly trial). Adapun sasaran tekanan darah yang diharapkan
pada kasus hipertensi persisten adalah 150/80 mmHg. Obat yang dianjurkan adalah indapamid (golongan
diuretik tiazid) lepas lambat (1.5 mg) dan/atau perindopril (golongan ACE-inhibitor) 2-4 mg.
Mengapa yang dipilih adalah dua obat ini? Diuretik tiazid yang umum yaitu HCT (hidroklorotiazid), terkenal
sering menyebabkan gangguan keseimbangan kalium (potasium), yaitu hipokalemia. Hal ini dapat menyebabkan
aritmia fatal pada lansia. Kombinasinya dengan ACE-inhibitor dapat menetralkan efek hipokalemia ini, karena
ACE-inhibitor dapat menghambat ekskresi ion kalium. Indapamid juga tidak menyebabkan hiperglikemia dan
hiperlipidemia, seperti halnya HCT.

Referensi
1.

National Institute of Health (2003). JNC 7 Express: The 7th Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

2.

Beckett NS, Peters R, Fletcher AE, Staessen JA, Liu L, Dumitrascu D, et.al. Treatment of Hypertension
in Patients 80 Years of Age or Older. N Engl J Med 2008; 359: 1887-98.

(https://hnz11.wordpress.com/2009/06/01/hipertensi-pada-lansia/)

Anda mungkin juga menyukai