Anda di halaman 1dari 7

Tips, Tahapan dan Teknik Shalat Khusyu

Lalu bagaimana agar shalat kita khusyu? Sebagai fondasi dasar kita harus membuang
anggapan bahwa shalat khusyu itu adalah berat apa lagi mengatakan tidak mungkin. Kita
yakin bahwa apa yang diperintahkan Allah kepada kita, apa pun itu, kita pasti sanggup
melakukannya termasuk shalat khusyu.
Sering kali kita tidak mengetahui bagaimana cara melakukan sesuatu karena kita belum
mengetahui caranya. Termasuk mengerjakan shalat khusyu, jika kita mengetahui caranya,
kita insya Allah akan bisa.
Jika kita meneliti kembali ayat Al Quran dan hadits berkaitan dengan shalat khusyu,
sebenarnya Allah sudah membimbing kita agar kita bisa melakukan shalat khusyu.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga tak mengerti apa yang kamu ucapkan. (QS. An-Nisa 4 : 43)
Berdasarkan ayat disini, kita harus mengerti apa yang kita ucapkan. Konteks ayat ini
berkaitan dengan mabuk, sebab orang mabuk tidak akan mengeri apa yang diucapkan.
Namun bagi kita orang Indonesia, bukan hanya kesadaran yang menjadi tantangan tetapi juga
kemampuan bahasa.
Para sahabat pun sering kali bertanya kepada Rasulullah saw tentang maksud sebuah ayat,
padahal mereka berbahasa Arab, apalagi bagi kita. Oleh karena itu, kita perlu memberikan
perhatian khusus dalam hal ini, yaitu bagaimana kita mengerti apa yang kita ucapkan meski
pun kita tidak mabuk.
Tingkat pemahaman ternyata menentukan tingkat diterima atau tidaknya shalat kita,
sebagaimana hadits Rasulullah saw berikut ini:
Seorang hamba tidak akan mendapatkan apa-apa dari shalatnya melainkan apa yang dia
pahami dan sadari. (HR. Az Zubaidi)
Tidak akan mendapatkan apa-apa, termasuk pahala dan manfaatnya, jika dia tidak memahami
dan tidak menyadarinya. Bisa jadi Anda hanya mendapatkan setengah, sepetiga, seperempat,
seperlima atau sepersepuluh.
Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menengakkan shalat (seutuhnya), padahal
tidaklah tertulis baginya kecuali setengah shalat, sepertiganya, seperempatnya, seperlimanya,
atau sepersepuluhnya. (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Maka kita bisa mengambil kesimpulan dari hadits dan ayat Al Quran diatas bahwa salah satu
cara mendirikan shalat yang benar kita harus memiliki pemahaman dan kesadaran terhadap
apa yang kita baca. Pemahaman adalah mengerti apa yang dibaca dan kesadaran adalah
menyadari apa yang dia katakan dan lakukan dari awal sampai akhir shalat.
Untuk masalah pengertian atau pemahaman, maka jika kita ingin khusyu saat shalat maka
hafal saja tidak cukup. Kita harus bisa memahami setiap bacaan yang kita baca dalam shalat,

mulai dari niat (jika membaca lafal niat), doa ifittah, Surah al Fatihah, surah yang Anda baca
setelah A Fatihah, bacaan saat ruku, bacaan saat itidal, bacaan saat sujud, doa diantara dua
sujud, dan tahiyat.
Cek, apakah Anda sudah hafal semuanya? Jika belum, maka silahkan Anda buka buku
panduan shalat atau bertanya kepada ustadz Anda. Sekarang sudah banyak buku tuntutan
shalat yang dengan mudah Anda temukan di berbagai toko buku. Silahkan hafalkan artinya
sampai benar-benar lancar.
Kita akan sulit menghadirkan Allah jika apa yang kita baca tidak paham dan tidak disadari.
Maka pemahaman dan kesadaran ini akan membawa kepada kita agar mampu menghadirkan
Allah dalam hati kita pada saat kita sedang shalat. Setiap gerakan dan bacaan akan selalu
berhubungan dengan Allah, oleh karena itu, jika kita memahaminya, maka kita akan
menghadirkan Allah secara otomatis.
Kondisi Keimanan Kita
Jika kita melihat penyebab mengapa kita tidak khusyu yang dibahas pada bab sebelumnya,
bahkan penyebab yang cukup mendasar adalah masalah kondisi iman kita. Apakah iman itu
hadir dalam hati kita atau tidak? Jika iman sudah hadir di hati dengan kuat, maka anggapan
beban dan anggapan sulit langsung akan sirna. Untuk itu, masalah keimanan adalah langkah
pertama yang harus diperbaiki.
Untuk meningkatkan keimanan memang memerlukan waktu pembinaan dan shalat adalah
salah satu pembinaan keimanan kita. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Oleh
karena keimanan dan shalat akan saling menguatkan. Sambil kita berusaha meningkatkan
iman kita, maka kita bisa mencoba membangkitkan iman kita setidaknya setiap kita akan
melakukan shalat.
Re-Declare: Purpose of Your Life
Untuk itulah agar kita bisa shalat dengan khusyu langkah pertamanya dengan
mendeklarasikan ulang dan terus menerus apa tujuan hidup kita? Ini untuk mengingatkan
kembali kepada diri kita sendiri (dzikr) tentang tujuan penciptaan kita. Pengingatkan kembali
ini akan membangkitkan keimanan dan kesadaran bahwa tidak ada tujuan lain hidup kita
kecuali ibadah.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(QS Adz Dzaariyaaat: 56)
Diharapkan re-declare ini bisa membangkitkan kembali iman kita dan spirit untuk melakukan
ibadah. Jika tujuan hidup kita hanya ibadah, maka tidak boleh ada hal selain ibadah dalam
hidup kita. Semua tindakan kita harus dalam rangka ibadah. Dan, salah satu kunci ibadah itu
adalah shalat, diterima atau tidaknya ibadah lain, shalat yang menjadi patokannya.
Amal yang pertama-tama ditanyai Allak pada hamba di hari kiamat nanti ialah amalan
shalat. Bila shalatnya dapat diterima, maka akan diterimu seluruh amalnya, dan bila shalatnya
ditolak akan tertolak pula seluruh amalnya. (HR Ahmad, Abu Dawud)
Dengan menegaskan kembali tujuan penciptaan kita, kita akan menyadari bahwa kita
sungguh rugi kita hidup bukan untuk ibadah atau ibadah kita tidak ada yang diterima karena
shalat kita yang tidak khusyu. Dengan ini motivasi untuk melakukan shalat dengan khusyu

akan menjadi besar. Tidak ada kata sulit, berat, dan tidak mungkin, insya Allah Anda pasti
bisa.
Kalau pun untuk khusyu itu memang berat, apakah ada pilihan lain? Namun orang yang
beriman tidak akan bertanya seperti ini, dia akan selalu menganggap ada kebaikan dibalik
setiap perintah. Maka apa pun perintahnya, sebagai hamba-Nya, kita harus menerima dengan
senang hati. Bahkan bersyukur masih mendapatkan kesempatan untuk menjalankannya.
Sesaat kita akan shalat:
Ingatlah bahwa tujuan kita hanya mengabdi kepada-Nya.
Ingatlah bahwa kita akan mati, mungkin besok, mungkin shalat ini adalah shalat terakhir
Ingatlah bahwa kita akan kembali kepada-Nya. Lalu bekal apa yang bisa bawa? Bisa saja
hanya shalat inilah satu-satunya kesempatan kita bisa membawa bekal
Renungkan, rasakan, sampai hati kita bergetar. Diam sejenak, renungkan dengan mendalam.
Bersikaplah rileks, lupakan semua hal selain shalat yang ada di depan kita. Rasakan hati kita
sudah tersambung dengan Zat Yang Maha Meliputi segala sesuatu.
Rasakan Kehadiran Anda
Saat ini Anda sudah masuk ke dalam sebuah kesadaran bahwa Anda akan menghadap dan
bermunajat kepada-Nya dalam shalat. Rasakan kehadiran Anda, bahwa Anda akan
melaksanakan perintah agung dari Yang Mahaagung. Sadari bahwa Anda berdiri (atau
duduk/berbaring bagi yang tidak mampu berdiri) menghadap Kabah sebagai kiblat kita.
Anggaplah kiblat itu ada di hadapan kita.
Pertahankan kesadaran ini. Kemudian berniatlah seraya takbiratul ikhram, niatkan bahwa
shalat ini hanya karena Allah. Ingat, niat ada di hati, jadi saat Anda berniat harus benar-benar
keluar dari hati.
Sekali lagi jaga kesadaran saat Anda membaca semua bacaan dan doa dalam shalat. Pastikan
Anda menyadari dari kata ke kata. Lakukan saja secara perlahan untuk memastikan kita
memahami dan menyadari setiap kata yang kita ucapkan.
Tantangan memang akan datang. Syaithan tidak mau kita sukses dalam shalat dan akan
berusaha membuat kita tergelincir. Mungkin syaitan akan mengingatkan kita terhadap apa
yang kita lupakan, mungkin syaithan malah mengingatkan akan ide baru, atau mengarahkan
lamunan kita sehingga melayang entah ke mana.
Jangan biarkan. Ingat Allah maka syaithan akan pergi. Anda bisa kembali ke bacaan Anda
dan gerakan Anda. Jaga kembali kesadaran akan setiap bacaan dan doa.
Saat Anda sudah memahami dengan baik apa yang diucapkan, maka sesuaikan perasaan
dengan apa yang diucapkan. Saat bacaan sebuah pengikraran, maka rasakan keteguhan hati
dalam ikrar tersebut. Jika bacaan-bacaan pujian, rasakan kerendahan diri dan kepasarahan di
hadapan-Nya. Saat doa yang kita baca, maka iringi dengan penuh harap.
Sekali lagi, akan ada selalu godaan. Teguhlah, jangan hiraukan semua godaan. Saat pikiran
terganggu, maka kembalikan kesadaran diri Anda bahawa sedang shalat. Yakinlah Allah

mengetahui dan melihat gerak-gerik kita termasuk apa yang terbetik dalam hati. Jadi jangan
biarkan syaithan mengalihkan perhatian Anda.
Jagalah Tumaninah
Sungguh malu jika kita berharap banyak dari Allah, tetapi kita asal saat melakukan shalat.
Shalat yang kita lakukan begitu cepatnya. Tidak ada shalat kilat atau ekspress, yang ada
adalah shalat khusyu. Salah satu cara menjaga pemahaman dan kesadaran dalam shalat atau
tumaninah. Luar biasa, Allah memerintah kita agar khusyu dan kita pun dibekali dengan
sebuah teknik untuk menjaga kesadaran kita, yaitu tumaninah.
Tumaninah akan menjadikan diri kita tenang dan rileks sehingga kita akan mampu menjaga
kesadaran kita. Jika kita mampu menjaga tumaninah maka akan sangat membantu kita
mendirikan shalat dengan khusyu. Sayangnya masih banyak orang yang tidak memberikan
perhatian besar pada tumaninah yang terlihat shalatnya begitu terburu-buru.
Tumaninah adalah bagian dari shalat dan sekaligus menjadi media kita agar semakin
khusyu. Apa itu tumaninah?
Apabila kamu rukuk letakkanlah kedua telapak tanganmu pada lututmu, kemudian
renggangkanlah jari-jarimu,lalu diamlah, sehingga setiap anggota badan (ruas tulang
belakang) kembali pada tempatnya. (HR Ibnu khuzaimah dan Ibnu Hibban).
Kembali kepada tempatnya artinya kita melakukan dengan sempurna dan ada waktu yang
cukup agar tubuh kita mengatur diri pada tempatnya. Inilah yang akan menjadikan kita rileks.
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi Shalallahualaihi wasallam pernah masuk masjid.
Nabi bersabda : Apabila kamu berdiri shalat bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah
bagimu, kemudian rukuklah sehingga tumaninah dalam keadaan ruku, kemudian bangkitlah
sehingga itidal dalam keadaan berdiri, kemudian sujudlah sehingga tumaninah dalam
keadaan sujud, kemudian bangkitlah sehingga tumaninah dalam keadaan duduk, ke-mudian
sujudlah sehingga tumaninah dalam keadaan sujud kemudian berbuatlah demikian dalam
semua shalatmu. (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Tumaninah ini sangat penting, bahkan para ahli fiqh banyak yang memasukan ke dalam
rukun shalat, jika tidak rumaninah, shalatnya tidak diterima, seperti dijelaskan oleh
Rasulullah saw dalam sebuah hadits:
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw masuk ke masjid dan scorang lakilaki juga masuk ke masjid mengerjakan shalat, kemudian menghampiri Rasulullah Saw dan
mengucapkan salam kepada-Nya. Rasulullah Saw menjawab salamnya dan berkata:
Kembalilah! ulangi shalatmu, sebab kau belum mengerjakan shalat. la kembali dan,
mengerakan shalatnya dengan cara yang sama sebagaimana ia telah lakukan terlebih dahulu,
dan kembali dan menyalami Rasuluflah Saw. Baginda berkata kembalilah! Ulangi shalatmu
karena kamu belum meakukan shalat. Ini terjadi sampai tiga kali.
Kemudian lelaki itu berkata: Demi Dia yang mengutus kamu dengan kebenaran ! Saya tidak
dapat melakukan shalat lebih baik daripada ini. Oleh sebab itu ajarilah saya untuk shalat.
Rasulullah Saw menjawab: Apabila kamu berdiri untuk mengerjakan shalat ucapkan takbir
(katakan Allahu Akbar), kemudian membaca (dari) Al Quran ayat apa saja yang kamu dapat
baca. Kemudian engkau pergi ruku dan rukulah dengan tenang dan kemudian engkau berdiri

dari ruku, dan berdirifah dengan tenang, dan kemudian kamu bangun dari sujud dan kamu
pergi dalam qoadah (posisi duduk) dengan tenang. Kerjakan semua ini (dengan hati -hati)
dalam seluruh shalatmu. (HR. Bukhari).
Maka mulai sekarang, usahakan shalat dengan tenang. Memang ini sebuah tantangan bagi
siapa saja yang biasa shalat terburu-buru. Jangan khawatir, kita pasti bisa. Kita hanya perlu
membiasakan saja. Anda bisa membiasakan sendiri atau biasakan diri shalat jamaah sehingga
Anda dipaksa untuk mengikuti ritme jamaah. Anda tidak bisa terburu-buru sendiri.
Jangan Abaikan Wudhu
Sabda Rasulullah SAW yang lain: Barang siapa memelihara baik-baik lima shalat fardfu
dengan menyempurnakan wudhu-nya dan menjaga waktu -waktunya, maka hal itu akan
menjadi nur (cahaya) dan burhan (hujjah,, bukti) baginya pada hari kiamat. Dan barang siapa
yang melalaikannya akan dikumpulkan kelak bersama firaun dan Hammann. (Dirawikan
Ahmad, ibm Hibban, Thabrani dan Al Baihaqi).
Wudhu itu bukan hanya membersihkan badan kita, juga membersihkan jiwa. Sehingga
wudhu pun bisa membantu kita shalat dengan khusyu. Untuk itu baguskan wudhu kita
sebagaimana diperintahkan Rasulullah saw dalam haditsnya:
Barang siapa berwudhu lalu dibaguskan wudhu-nya dan dikerjakan shalat dua rakaat,di
mana ia tidak berbicara dengan dirinya dalam berwudhu dan shalat itu sesuatu hal duniawi,
niscaya keluarlah dia dari segala dosanya, seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya. (HR.
Bukhari dan Muslim dari Utsman bin Affan).
Bagaimana wudhu yang bagus? Kita kembali ke tuntunan Rasulullah saw, yaitu disertai
dengan dzikr, mengingat Allah.
Barang siapa mengingat Allah (dzikrullah) ketika wudhu, niscaya disucikan oleh Allah
tubuhnya secara keseluruhan. Dan barang siapa tiada mengingat Allah (dzikrullah) niscaya
tiada disucikan oleh Allah dari tubuhnya selain yang kena air saja. (HR. Abdul Razaq Fifjam
Ishaghir).
Sehingga saat kita akan shalat, bukan hanya tubuh, tetapi jiwa pun kita sudah dibersihkan
oleh Allah. Ini akan membentuk kondisi ruhiah yang siap untuk bertemu dengan Nya via
shalat.
Maka baguskan wudhu, jangan asal basah.
Setiap basuhan dan usapan, selalu diiringi ingat kepada Allah sambil membaca doa-doa
dengan penuh pemahaman. Ingat, bukan sekedar membasuh dan mengusap. Lahir
membersihkan tubuh dan hati yang berdzikir membersihkan batin kita.
Jika Sulit Menjaga Kesadaran (Konsentrasi)
Jika saar Anda mencoba untuk mendirikan shalat dengan khusyu tetapi tidak bisa, Anda tidak
perlu berkecil hati. Memang membutuhkan proses. Yang penting adalah Anda tidak berhenti
untuk mencoba khusyu. Teruslah berusaha untuk khusyu setiap mendirikan shalat sehingga
lama-kelamaan Anda akan mampu mendirikan shalat dengan khusyu.
Yang salah adalah saat merasakan kesulitan untuk mencapai khusyu kemudian dia
mengambil kesimpulan bahwa khusyu itu tidak mungkin dicapai. Sehingga dia berhenti

berusaha dan melakukan shalat asal shalat. Kemudian dia membela diri dengan argumen
bahwa shalat khusyu itu sulit bahakan nyaris tidak bisa dilakukan.
Bisa jadi dia menyebutkan bahwa shalat khusyu hanya untuk orang-orang tertentu, orang
yang sudah mencapai maqam (level) tertentu. Tidak untuk oram awam. Padahal Allah tidak
pernah mengkhususkan ibadah kecuali kepada Nabi Muhammad saw, kepada yang lain Allah
tidak membeda-bedakan.
Perintah shalat khusyu bukan perintah hanya untuk Rasulullah saw, tetapi untuk semua yang
merasa umat Rasulullah saw. Jika itu diperintahkan kepada kita, artinya kita akan sanggup
untuk melaksanakannya, yang penting kita mau berusaha.
Kuncinya adalah pembiasaan. Jika dulu waktu kita kecil dibiasakan shalat, maka sekarang
kita membiasakan untuk shalat dengan khusyu bukan hanya shalat. Pembiasaanlah yang
akan menjadikan kita mudah, apa pun itu termasuk mendirikan shalat dengan khusyu.
Usahakan untuk terus memperbaiki shalat Anda dari shalat ke shalat. Shalat adalah ibadah
sekaligus media pendidikan dari Allah kepada kita. Sukses meninggalkan jejak, begitu juga
sukses kita dalam shalat akan meninggalkan jejak dalam hati kita sehingga shalat berikutnya
menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Dzikr Bisa Menguatkan Konsentrasi
Ada banyak latihan meningkatkan konsentrasi. Namun sekali lagi, Allah memerintahkan
ibadah kepada kita sekaligus media pendidikan. Salah satunya dzikr. Bukan hanya balasan
berupa pahala di akhirat kelak, tapi juga menyebutkan asma Allah dan kalimat-kalimat baik
lainnya adalah upaya penanaman ke dalam hati kita.
Apa lagi saat kita tergetar saat menyebutkan nama Allah. Ini akan membekas di hati kita,
semakin lama akan semakin dalam sehingga akan membangun kesadaran kita akan kehadiran
Allah semakin tinggi. Ini akan menuntun kita untuk shalat lebih khusyu lagi.
Jadi jangan buru-buru pergi setelah kita mendirikan shalat. Lakukan dzikr yang dicontohkan
Rasulullah saw. Lakukan dengan sepenuh hati, bukan hanya di mulut dan mengejar bilangan,
tetapi sampai menghujam ke dalam hati.
Dzikr juga menjadikan hati tenang dan ketenangan ini akan membantu kita agar mampu
shalat khusyu.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS Ar Rad:28)
Kapan dzikr dilakukan? Kapan saja. Ada dzikr sehabis shalat. Ada dzikr pagi dan petang. Ada
dzikr sebelum tidur. Juga waktu-waktu lainnya selama tidak dilarang, bahkan setiap saat kita
harus selalu ingat kepada Allah agar hati selalu tenang. Hati tenang akan memudahkan kita
untuk mendirikan shalat dengan khusyu.
Tasmi Quran Untuk Meningkatkan Konsentrasi
Teknik lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi ialah dengan tasmi
(mendengarkan) bacaan Al Quran. Teknik ini selain meningkatkan konsentrasi sehingga
mudah khusyu juga akan membaguskan bacaan serta mendapatkan pahala dari membaca dan
belajar Al Quran.

Tekniknya ialah kita mendengarkan bacaan orang lain sambil mata kita dan hati kita
mengikuti bacaan tersebut huruf demi huruf. Ya, latihan Anda sambil membuka mushaf Al
Quran. Orang lain (atau kaset) membaca, Anda melihat bacaan itu di mushaf dan usahakan
mata Anda sesuai dengan bacaan yang Anda dengar.
Saat Anda kehilangan konsentrasi, Anda akan melewatkan huruf, kata, bahkan ayat. Maka
latihlah jangan sampai ada satu huruf pun yang terlewat. Mungkin untuk tahap awal, Anda
bisa konsentrasi untuk satu ayat, kemudian setengah halaman, kemudian satu halaman, dan
seterusnya.
Target minimal adalah Anda mampu konsetrasi melakukan tasmi ini selama 3 kali waktu
shalat. Misalnya, jika waktu shalat secara perlahan, tartil, dan tumaninah itu membutuhkan
waktu 15 menit, maka latihlah konsentrasi Anda sampai mampu selama 45 menit.
Untuk pertandingan sepak bola saja kita latihan habis-habisan, maka untuk shalat kita harus
latihan lebih baik lagi karena untuk kebaikan dunia dan akhirat. Kemampuan Anda
konsentrasi, tidak mudah terganggu oleh hal lain baik gangguan dari luar maupun lintasan
pikiran sendiri akan sangat membantu untuk mendirikan shalat dengan khusyu.
Saya katakan bahwa kemampuan konsentrasi bisa membantu, tetapi bukan yang utama. Yang
terpenting dalam meraih kekhusyuan itu adalah keimanan. Hal terpenting untuk kita lakukan
ialah membina keimanan kita terus menerus, jangan sampau luntur. Jika futur, segera naikan
kembali.
Jadi untuk mencapai shalat khusyu bisa dilakukan ikhtiar secara lahiriah diantaranya
tumaninah dan melatih konsentrasi juga dengan peningkatan ruhiah yang tiada lain dengan
banyak melakukan ibadah-ibadah lain seperti dzikr.
Kunci untuk meraih shalat khusyu adalah kemauan yang didorong oleh keimanan bahwa kita
akan kembali kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai