Anda di halaman 1dari 6

Berdasarkan hasil pengamtan yang diperoleh maka dapat dibahas beberapa bagian-

bagian anatomi pada katak sebagai berikut:


1. Sistem Otot
Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya
diluar kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan otot jantung yang
secara morfologi seperti otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita.
a. Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas : Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah
oblicus externus dan trans versus yang membentuk dinding perut.
b. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
c. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi
akan menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.
2. Sistem Cardiovaskular
Darah yang kaya O2 dari paru-paru dan kulit masuk ke atrium kiri. Darah yang miskin O2
masuk keatrium kanan dengan perantaraan sinus venosus. Dari atrium darah masuk ke ventrikel
sehingga terjadipercampuran darah yang kaya O2 dan darah yang miskin O2. Dari ventrikel darah
yang kaya O2dipompa ke jaringan tubuh dan pada saat darah yang miskin O2 dialirkan ke paru-paru
ke kulit untukmemperoleh O2. Peredaran darah katak termasuk peredaran darah ganda (dalam satu
kali peredarannya, darah melewatijantung 2 kali).
Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari, jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus,
venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa.darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah)
dan berisi sel sel darah (korpuskula), yakni sel sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel
darah. Jantung katak terdiri dari 3 ruang yaitu:
a) 2 atrium dan 1 ventrikel.
b) Sinus venosus : menampung darah dari pembuluh besar yang akan masuk ke atrium
kanan. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung.
c) Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
d) Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister).
e) Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik.
Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup
(valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus
arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke
jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula mula berkumpul di
sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi
kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke
serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik.
Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2.
Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus
arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh
jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali kejantung melewati
pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung,
sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular.
Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh
pembuluh balik (vena ) saja.

3. Sistem Respirasi
Sistem pernapasan pada katak ( Rana sp ) tersusun atas celah glotis laring,
percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru. Pada
katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase
berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi
sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup
sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut
yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut , katak bernapas juga dengan paruparu
walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-
paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru
diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat
berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Selain
bernapas dengan selaput rongga mulut dan paru-paru, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler
sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati
vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke
kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
4. Sistem Digestorium
Sistem pencernaan pada katak terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan
akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa makanan akan dibuang melalui
kloaka setelah diserap oleh tubuh. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah
rongga mulut, faring, kerongkongan, Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di
sebelah kiri perut katak. Hal bahwa di dalam lambung, makanan masih kenyal kemudian
diteruskan ke usus., usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan
katak meliputi hati, kantung empedu, dan pancreas. Sistem pencernaan dimulai dari mulut
yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat digunakan untuk menangkap makanan atau
mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri
dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel
secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke
usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang
pelepasan.
5. Sistem Urogenital
Sistem Genitalia Jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca.
Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis).testes
adalah gonade yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus
adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Kelompok katak merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki
alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak
betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina
dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air.
Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum
katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum
dilanjutkan melalui oviduk.
Cranial ren dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal
mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk
kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis,
akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal,
ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ
kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal.

6. Sistem saraf
Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat
terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf
spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang
berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Apabila
dipanadang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat :
1) 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
2) 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan
mengontrol kebebasan.
3) Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
4) 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
5) Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
6) Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.
Apabila medula oblongata diambil maka katak segera mati. Saraf spinal berpusat di
otak dan terdapat sepuluh pasang yang akan mengontrol aktifitas alat alat sensori, otot
daging dan lain lain.

Klasifikasi kadal adalah sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Lecertilia

Familia : Scincidae

Genus : Mabouya
Species : Mabouya multifasciata

Kadal (Mabouya multifasciata) termasuk hewan vertebrata yang termasuk kedalam class

reptilia (ordo squamata), yaitu sekelompok vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di tempat yang

kering di tanah. Kadal memiliki panjang tubuh kurang dari 40 cm. Kulitnya kering karena tidak

memiliki kelenjar mukus. Lapisan luar yang menanduk dari kulit mengelupas secara

berkala (Radiopoetro, 1991).


Hasil pengamatan anatomi kadal (mabouya multifasciata) didapatkan hasil bahwa bagian tubuh

kadal terbagi atas 5 bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), ekor (cauda), ekstrimitas anterior

(sepasang kaki depan) dan ekstrimitas posterior (sepasang kaki belakang). Bagian tubuh kadal

tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di permukaannya tanpa adanya

kelenjar-kelenjar lendir. Bagian kepala (caput) terlihat adanya organon vissus (mata) yang memiliki

kelopak atas dan kelopak bawah mata yang dapat digerakan. Selain itu juga terdapat selaput

niktitans atau selaput tidur yang dapat digerakan ke atas dan ke bawah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Sukiya (2005), Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput) yang terdiri

dari mata, lubang hidung dan telingga. Badan (truncus) yang terdiri dari telingga hingga kloaka dan

yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Kadal

mempunyai sepasang anggota depan (extrimitas anterior) dan sepasang anggota belakang (extrimitas

posterior). Masing-masing terdiri atas lima jari dan kuku-kuku yang cocok untuk berlari,

mencengkeram, dan naik ke pohon.

Radiopoetro (1991) yang menyatakan pada caput kadal terdapat organon visus (mata) yang dibatasi

oleh palpebra superior dan palpebra inferior dapat ditemukan pada caput dan juga terdapat

membran nictitans yang berwarna keputihan yang dapat menutupi seluruh mata. Selain kepala,

bagian tubuh lain adalah truncus yang biasanya panjang dan konvek dimana pada bagian dorsalnya

berwarna coklat kekuningan dan bagian ventralnya berwarna putih. Extrimitas anterior terdiri atas

bracium (lengan atas), antebrancium (lengan bawah), dan korpus (tangan) dengan 5 digiti yang

bercakar di ujungnya. Bagian tubuh yang lain adalah cauda (ekor) yang cukup kukuh, bersisik,

bentuknya bulat panjang dengan panjang ekor dapat mencapai 2 kali panjang badan dan

kepala. Bagian pangkal ekor tebal, makin ke caudal makin meruncing dan mudah putus.

Bagian kepala yang berbentuk pipih dan meruncing ke bagian ujungnya ini terlihat adanya

cavum oris yang terbagi atas rahang atas dan rahang bawah yang membatasi bagian sisi mulut dan

terdapat gigi halus yang sama bentuknya, tampak juga lidah kadal yang pendek dan tidak bercabang.

Bagian luar atas rahang terdapat sepasang lubang hidung yang kecil terletak diujung moncongnya,

dan terdapat lubang telinga luar dengan gendang pendengaran yang letaknya agak ke dalam. Hal ini

juga sesuai dengan pernyataan peneliti bernama Smith (1963) bahwa mulut kadal dibatasi oleh

pallatum malae atau langit-langit sekunder dan pallatun durum yaitu langit-langi keras.

Sistem pernapasan pada Kadal dimulai dengan masuknya udara ke nares externa kemudian

masuk ke nares interna, kemudian masuk ke glottis, sebagai celah lingua menuju ke larink,

selanjutnya menuju trachea yang bercabang menjadi dua bronchi yang kemudian masing-masing

menuju paru-paru yang bewarna merah muda.


Sistem pencernaan pada kadal (Mabouya multifasciata) dimulai dari oesophagus yang terletak

disebelah dalam dari trachea yang bentuknya kecil dan panjang, lalu ke lambung yang berbentuk

bumbung yang panjang disebelah kiri rongga perut dan melalui usus pendek yang tidak berliku-liku

dan berakhir pada rectum yang pendek. Sistem pencernaan terdapat kelenjar-kelenjar pencernaan

yang terdiri dari hati dan pancreas yang terletak antara cekungan lambung dan usus. Sedangkan
kantung empedu (vesica felea) terletak dibelakang dari kedua lobus hati. Hal ini juga dikemukakan

oleh Jassin (1989), bahwa sistem pencernaan (digestivus system) kadal terdiri dari mulut, farink,

oesophagus, lambung dan halus (intestin), duodenum, colon, rektum dan berakhir di kloaka.

Dirahang atas terdapat gigi yang seperti gergaji, selain itu kadal memiliki kelenjar pencernaan berupa

hati dan pankreas yang terletak pada cekungan antara lambung dan usus. Kantung empedu (vesica

felea) terdapat pada belakang dari kedua lobus hati. Saluran empedu (ductus cysticus ) halus,

bermuara pada bagian depan. Makanan kadal berupa serangga kecil dan sejenisnya. Menurut

Djhuanda (1980), sistem pencernaan pada kadal dimulai dari mulut dilanjutkan ke faring,

oesophagus, dan lambung dengan bagia fundus dan pylorus kemudian menuju ke intestium, rektum,

dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestium. Kloaka merupakan tempat bermuara sisa

pencernaan, ekskresi, dan sel-sel kelamin.

Sistem Peredaran darah pada Kadal di bagi menjadi tiga. Yaitu peredaran arteri, peredaran vena

dan peredaran vena portae.

Kadal memiiki lidah yang pipih terdapat di lantai mulut. Batas belakangnya memiliki lipatan

transversal yang berlawanan arah dengan lipatan yang mirip di bagian palatum. Ketika ditekan

bersamaan, lipatan ini menutup rongga mulut dari faring. Kadal memiliki lidah yang panjang dan

elastis, hal ini disesuaikan dengan jenis makanannya. Sebagian besar kadal memiliki gigi seragam

atau homo dont. Gigi tersebut digunakan untuk mencerna makanan berupa rumput dan serangga.

Kadal merupakan anggota Lacertilia yang mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi ekor

(Rachman.2008)

Sistem ekskresi dibangun oleh sepasang ginjal yang terdapat agak ke pangkal ekor dari kaki

belakang , bentuknya gepeng dan berwarna coklat. Terdapat sepasang ureter yang bermuara pada

kantung kemih(vesica urinaria) yang kecil dan berakhir pada lubang kloaka (Jassin,1989).

Sistem Genitalia Jantan

a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang,

dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis

terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim

kawin.

b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan

saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung

membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang

menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian

posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu

dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital

yang pendek.

Sistem Reproduksi pada kadal jantan terdiri dari sepasang testis yang berbentuk bulat telur

dimana kedua letak testis ini berbeda, testis sebelah kanan letaknya lebih tinggi daripada testis

sebelah kiri. Saluran efferen tidak tampak, bermuara pada saluran epididimis dari testis sebelah
bawah dan selanjutnya menjadi duktus differen. Kadal jantan memiliki alat penyalur sperma yang

dikenal dengan nama hemipenis yang berjumlah dua buah hemipenis, terdapat disisi kiri kanan

lubang kloaka agak ke pangkal ekor. Melihat hemipenis bisa dilakukan dengan cara memijat dan

menekan pangkal ekor kadal tersebut. Sedangkan sistem reproduksi pada kadal betina memiliki

sepasang ovarium yang berwarna kuning,seperti halnya pada testis, letak ovarium sebelah kanan

juga lebih tinggi daripada ovarium sebelah kiri. Hal ini telah dinyatakan oleh seorang peneliti

sekaligus penulis buku yang bernama Radiopoetro (1991), bahwa sistem reproduksi (genitalia) pada

kadal betina terdiri dari sepasang ovarium yang berwarna kuning. Letak ovarium pada sebelah

kanan lebih tinggi dari ovarium di sebelah kiri. Oviduct bermuara langsung ke dalam coelom melalui

ostia oviduct yang mengalami diferensiasi sehingga membentuk daerahdaerah dengan fungsi yang

berbedabeda. Kadal jantan meiliki testis berbentuk bulat telur. Sama seperti ovarium, testis di

sebelah kanan lebih linggi dari pada testis di sebelah kiri. Bagian dari ductus wolffi dekat testis

berkelokkelok untuk membentuk epididymis. Ductus wolffi ke arah posterior menjadi ductus

deferens yang biasanya lurus, tapi ada juga yang berkelokkelok. Sepasang hemipenis merupakan

organ penyalur sperma, terletak di sisi kiri dan kanan lubang kloaka agak ke pangkal ekor.

Hemipenis akan mencuat ke luar jika pangkal ekor kadal ditekan. Ini merupakan cara untuk

membedakan kadal jantan dan betina.

Anda mungkin juga menyukai