Anda di halaman 1dari 4

THIS IS NOT HIJAB

Artikel ini dibuat sebagai bahan evaluasi diri yang masih merasa belum
sempurna dalam berhijab.

Foto : pakiisp.com

Foto : orbala.blogspot.com
Sepengetahuan saya, trend hijab modern mulai marak diperbincangan semenjak
Ramadhan kemarin. Terlebih saat munculnya sosok fenomenal Dian Pelangi,
yang diakui sebagai icon designer muda busana muslim, yang mana juga pemilik
ide berbagai macam tutorial hijab modern.
Tujuan Dian cukup terbilang mulia, yakni ingin mengajak kaum muda agar
merasa percaya diri dan tidak minder saat mengenkan hijab, karena kini
tampilan muslimah pun bisa di-design trendy dan stylish. Jadi, dapat terjauh dari
kesan bahwa muslimah itu identik dengan jilbab gombrong dan baju kedodoran
(kebesaran), katanya.
Tapi, sepertinya dalam pengaplikasiannya justru terdapat pemelencengan yang
cukup fatal, di mana eksistensi hijab itu sendiri tidak tercermin sama sekali dari
si pemakai style hijab modern *sambil berkaca diri*.

Hijab yang kurang lebih memiliki pengertian sebagai kain penutup bagi aurat
wanita, yang mana untuk menjaga kehormatan si wanita tersebut, faktanya tidak
terlihat dari para wanita yang mengaku hijabers modern.
Hijab itu bukan sekedar bahan yang berguna untuk tidak menampilkan anggota
tubuh, tetapi juga harus tidak ketat agar tidak menampilkan lekuk tubuh si
pemakai.
Mengutip Firman Allah SWT : Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anakanak perempuanmu dan istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Lets see! Pada penerapannya, style hijab modern yang sedang booming di
kalangan muslimah modern ini (termasuk saya di dalamnya), sangat bertolak
belakang dengan firman di atas. Memang banyak juga style berjilbab yang
jilbabnya mengulur hingga menutupi dada (Dan saya sedang belajar untuk
istiqomah begitu), namun masih jauh lebih banyak lagi style jilbab yang jauh dari
kaidah syari. Di mana kain jilbab dililitkan hingga menampakkan jelas lekuk
leher, yang tentunya haram, juga cepon atau sanggul rambut yang bahkan
banyak di antaranya adalah hasil buatan dari inner ninja (jenis dalaman jilbab)
yang juga sudah jelas-jelas diharamkan oleh Rasulullah SAW.

Foto : http://www.kajianislam.net/2011/11/beginilah-gambar-perempuan-yangkepalanya-ibarat-punuk-onta-yang-disebutkan-oleh-rasulullah-shallallahu-alaihiwa-ala-alihi-wa-sallam-dalam-hadits-shahih-riwayat-imam-muslim-dan-lainnyabahwasanya-mer/
Berikut Sabdanya :
Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya,
1. Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia
[maksudnya penguasa yang dzalim],
2. Dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung
kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada
kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang
berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau
wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan
sekian waktu [jarak jauh sekali].
(HR. Muslim dan yang lain)
Namun, saya pribadi sempat mencoba menarik kesimpulan dari sisi positifnya.
Yakni, semakin maraknya para muslimah yang akhirnya mengenakan jilbab.
Entah itu dari kalangan selebritis tanah air, hingga orang dewasa. Terlebih saat
mendengar cerita adik saya pas mudik lebaran kemarin. Dia yang bekerja di
salah satu kantor di bilangan Sarinah Thamrin - Jakarta, menuturkan bahwa
teman-teman kantornya yang perempuan, yang awalnya tidak mengenakan

jilbab, namun akhirnya menutup mahkota mereka, setelah maraknya trend hijab
modern. Saya mencari pembenaran dari sana, bahwa kita jangan langsung
menghujat cara memakainya yang tidak syari, tetapi hargailah semangat
mereka yang selangkah demi selangkah mau melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik.
Tetapi, lain hal-nya pendapat para muslimah berjilbab lebar (sesuai syari) yang
beberapa waktu lalu pernah terlibat diskusi dalam sebuah status di facebook,
perihal hijab modern ini. Meski banyak juga yang mengamini, untuk membiarkan
para pengguna hijab yang belum sesuai syari itu untuk melakukannya secara
step by step, ada juga yang menolak dengan tegas. Karena beliau merunut pada
hadist tentang keragu-raguan (mangmang dalam hati) yang juga tidak
diperbolehkan dalam islam.
Terlebih dalam menyikapi satu statement yang pastinya sering kita dengar yang
terkesan menyudutkan wanita berjilbab :
Percuma berjilbab kalo hatinya busuk. Lebih baik jilbabin hatinya aja
dulu.
Kalo untuk yang satu ini, jelas saya sependapat dengan para teman-teman
diskusi, yang mayoritas adalah penulis berhijab syari, bahwa JILBAB TIDAK
ADA HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI HATI ATAU KEIMANAN
SESEORANG!
Karena sejatinya, berjilbab (atau menutup aurat) itu sendiri bukanlah menjadi
suatu keputusan bagi para muslimah. Yang mana ia bisa memilih untuk
melakoninya atau tidak, sekarang atau nanti-nanti, dll. Karena berhijab itu
adalah suatu keharusan. Dan dalam KEHARUSAN, kita tidak memiliki pilihan
antara Ya atau Tidak, tapi HARUS. Namun, jangan lantas mencap bahwa
Islam itu keras, justru Islam hanyalah bersikap tegas demi menjaga kehormatan
kaum muslimah. Coba bandingkan melalui ilustrasi gambar di bawah ini :

Foto : khilafatword.blogspot.com
Tidak perlu berpanjang lebar lagi, karena sepertinya kita semua sudah samasama memahami mana yang baik dan benar, dengan mana yang salah. Satu hal
yang pasti, jika kita tetap keukeuh berpedoman pada prinsip untuk menghijabi
hati terlebih dahulu, mau menunggu sampai kapan? Bagaimana jika usia kita
keburu mencapai ambang batas, sebelum kita sempat merasa bahwa hati ini
sudah cukup suci untuk mendorong kita berhijab? Dan siapa pula yang dengan
hebatnya bisa mengukur kadar hati dan tingkatan keimanan seseorang, selain
Allah SWT, yang mana telah memerintahkan kaum muslimah untuk menutup
aurat semenjak memasuki usia baligh?
Lets join untuk berhijab. Tinggalkan segala bentuk keragu-raguan dan berbagai
macam alasan. Urusan hati biar Allah yang menilai. Sebagai manusia, kita hanya

diwajibkan untuk berusaha menjalani hidup sebaik mungkin. Menjauhi laranganNya dan melakukan perintah-Nya.
Wallahualam

Anda mungkin juga menyukai