Oleh:
ii
ABSTRAK
Risna Endang Lestari. Karakteristik Fisik dan pH Selai Pisang Raja. Dibimbing
Ir. Hanedi Darmasetiawan, MS.
oleh
Penelitian ini, mengamati karakteristik selai pisang raja berupa kerapatan, kekentalan, total
padatan terlarut (TPT), konduktivitas listrik, pH dan uji organolep tik yang disimpan pada suhu
kamar dengan perbedaan penambahan asam sitrat dan natrium benzoat dengan lama penyimpanan
yang berbeda. Perbedaan perlakuan dianalisa dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap,
kemudian interaksi antara keduanya diuji menggunakan uji Duncan. Hasil karakteristik dan analisa
menunjukan bahwa faktor komposisi selai, lama penyimpanan dan interaksi antara keduanya
memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kerapatan, kekentalan, konduktivitas listrik dan
pH, sedangkan pada TPT interaksi antara komposisi selai dan lama penyimpanan tidak
berpengaruh nyata. Faktor lama penyimpanan menyebabkan penurunan nilai kerapatan, kekentalan
dan TPT, sedangkan nilai konduktivitas listrik dan pH semakin meningkat. Selai pisang raja
dengan penambahan asam sitrat dan natrium benzoat memberikan hasil yang lebih baik dan masih
layak dikonsumsi sampai hari ke-32 daripada selai tanpa penambahan asam sitrat dan natrium
benzoat hanya dapat dikonsumsi sampai hari ke-8, hal ini ditandai munculnya mikroorganis me
seperti khamir dan kapang. Penilaian uji organoleptik selai pisang raja terhadap aroma, rasa,
tekstur dan warna, panelis memberikan nilai suka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selai yang
baik adalah selai dengan komposisi penambahan 250 gram buah pis ang raja + 60 gram gula pasir
+ 4 gram asam sitrat + 0,20 gram natrium benzoat (A4). Hal ini sesuai dengan syarat Standar
Industri Indonesia (1978) yaitu selai memiliki minimal 65% total padatan terlarut, pH 3,1-3,5 dan
bebas dari kapang dan khamir.
Kata Kunci : Selai, Pisang Raja, Asam Sitrat, Natrium Benzoat, Lama Penyimpanan.
iii
Skripsi
Oleh:
iv
: G74102015
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Tanggal Lulus:
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kabupaten Cianjur pada tanggal 15 September 1984 dan merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Endang Riza dan Iis Solihat.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak PELITA HATI Cianjur pada tahun
1989, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Maleber I Cianjur pada tahun 1990 dan
lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama Pasundan Cianjur, dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Umum Negeri I Cianjur dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 pula
penulis diterima di Jurusan Fisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam , Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif sebagai Bendahara Departemen
Informasi dan Dokumentasi (INFOKOM) Badan Eksekutif Himpunan Mahasiswa Fisika IPB (BE
HIMAFI) periode 2003-2004. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Fisika Dasar tahun
2003-2006. Selain itu, sampai saat ini penulis juga aktif di Yayasan Balai Pengobatan Al-Fithrah
di Cianjur sebagai staf Humas dan Publikasi.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. w b.
Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
pengasih lagi Maha Penyayang. Rahmat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan par a sahabatnya serta segenap hambanya yang beriman.
Dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Karakteristik Fisik dan
pH Selai Pisang Raja sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si)
pada Departemen Fisika.
Selama pelaksanaan penelitian hingga tersusunnya skripsi ini penulis mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu baik itu pada saat pelaksanaan penelitian maupun pada saat
penyusunan dan penyelesaian skripsi, dalam hal ini khususnya kepada:
Bapak Ir. Hanedi Darmasetiawan, M S selaku dosen pembimbing atas segala nasehat dan
bimbingannya yang sangat berharga hatur nuhun pisan Pak
Bapak Ir. Irmansyah M.Si dan bapak Jajang Juansah M.Si sebagai penguji atas kritikan
dan saran yang telah diberikan.
Papah, Mamah atas doa yang tak terbatas. Semoga Allah membalasnya. hatur nuhun,
katampi pisan kanyaah papah sareng mamah ka teteh.
Kedua adikku tercinta De Teguh, De Ilyas nuhun tos ngadukung teteh, sing rajin
ngapalkeun atuh!.
Aa Irfan Purnama beserta keluarga nuhun tos seueur ngabantosan sareng tos
ngadukung isa, a 486 tea, wujudkeun raja dan ratu.
Ua Harun dan semua Keluarga Besar Aki Djumali, Keluarga Besar Aki Sarif Saripudin
nuhun pisan doa na,
My best friend Ropiani, Dewies, Rince dan Nenk nuhun tos janten sahabat anu saling
ngajaga, ulah hilap ka SSC!.
Bapak Prof. Dr. M. Saeni, Ibu Ai, Pak Mail, Pak Nano, di Laboratorium Kimia Fisik IPB.
Bapak M. Nur Indro, MS terima kasih atas nasehat yang sangat berharga.
Pak Firman atas keikhlasan, bantuan dan informasinya.
Pak Rahmat dan Pak Parman atas bantuan dan dukungannya.
Fisika 39 atas kebersamaannya.
Fisika 36 -38, hidup Fisika IPB.
Ukhti Syahida atas persahabatan yang tulus , Keluarga Besar Salsabillah (Tiol, jelek,
Novi, nDut, Riska, Tika, Dika, Siti, Arin, Dhira, Niken, Mba Lies, Teh Endah, Vera,
Dian, Wahyu, Manda, Ipit, Rhe, Yuni, Puji) tetep kompak yeee,.
Seluruh dosen, staf dan laboran Depart emen Fisika IPB.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh
karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak
agar dapat dijadikan pedoman di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum wr. wb.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................
Tujuan Penelitian.............................................................................................
M anfaat Penelitian...........................................................................................
Perumusan Masalah.........................................................................................
Hipotesa........................... ................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pisang...........
Asal Usul dan Penyebarannya..
Komposisi dan Kegunaan.
Morfologi..
Syarat Tumbuh..
2. Selai... ...
Gula..........
Asam Sitrat.......
Natrium Benzoat.......
Zat pewarna..
3. Karakteristik Fisik dan Kimia Selai Pisang Raja
Kerapatan......
Kekentalan................................
Total Padatan Terlarut..........
Konduktivitas Listrik
pH.
Organoleptik.....
BAHAN DAN METODE
Waktu......
Bahan dan Alat............
Metode Penelitian
Proses Pembuatan Selai Pisang Raja...
Persiapan Sampel dan Penyimpanan.......
Perlakuan.
Rancangan Percobaan.
Karakteristik Fisik dan Kimia Selai Pisang Raja....
Prosedur Karakterisasi.....
1. Pengukuran Kerapatan dengan Tutup Botol Aqua...............................
2. Pengukuran Kekentalan dengan Viskometer Ostwald............................
3. Pengukuran Total Padatan Terlarut dengan Refraktometer Digital...... ..
4. Pengukuran Konduktivitas Listrik dengan Oakton pH/Con 10
series meter.............................................................................................
5. Pengukuran pH dengan Oakton pH/Con 10 series meter........................
6. Uji Organoleptik......................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Pendahuluan..................................................................................
Penelitian Utama......... ...................................................................................
1. Kerapatan................................................................................................
2. Kekentalan.................................................. ............................................
3. Total Padatan Terlarut............................................................................
4. Konduktivitas Listrik..............................................................................
5. pH............................................................................................................
iv
vii
viii
x
xi
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
9
10
11
12
ix
Halaman
6. Uji Organoleptik.....................................................................................
7. Mutu Hasil................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................................
Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................................
12
13
14
14
14
16
DAFTAR TABEL
Halaman
Teks
1.
2.
3.
4.
5.
10
6.
11
7.
11
8.
12
9.
13
13
13
13
13
Lampiran
1.
17
2.
18
3.
19
4.
20
5.
21
6.
22
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Teks
1.
2.
3.
4.
5.
6.
11
8.
10
7.
11
12
Lampiran
1.
23
2.
Alat Ukur..
24
3.
Alat Bantu.
25
4.
26
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pisang
(Musa
paradisiaca.L.)
merupakan salah satu jenis tanaman buahbuahan yang disukai oleh masyarakat, karena
dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar
maupun dalam berbagai macam bentuk
olahan. Pisang sebagai tanaman hortikultura,
pengembangannya hingga saat ini masih
diusahakan oleh masyarakat hanya sebagai
pengisi tanah pekarangan.
Tanaman pisang cepat berkembang
biak, ketika berumur 1 tahun rata-rata telah
berbuah kemudian pada tahun berikutnya
telah menghasilkan buah yang berlipat-ganda
hingga 3 - 4 kali.
Tanaman pisang banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat luas untuk berbagai macam
keperluan hidup. Selain buahnya bagian
tanaman lainnya mulai dari akarnya sampai
dengan daunnya dapat dimanfaatkan. Dengan
demikian, tidak ada bagian tanaman yang
tersisa.
Di negara-negara berkembang bentuk
pengolahan masih terbatas pada perebusan,
penggorengan, ataupun pengukusan. Bentuk
lain yang mulai dikembangkan adalah sale
pisang, saus pisang, anggur pisang, dan cuka
pisang.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat
salah satu produk yang relatif baru yaitu selai
pisang dan mengamati nilai pH serta beberapa
sifat fisiknya.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan pemanfaatan pisang dan
menambah
nilai
ekonominya.
Serta
mendapatkan cara pengolahan selai pisang
yang masih layak dikonsumsi, disukai
konsumen dan tahan lama.
Perumusan Masalah
Tanaman pisang sangat cepat berbuah,
ketika produksi pisang melimpah ruah nilai
ekonomi pisang menjadi rendah.
Selain itu pemanfaatan pisang sebagai
makanan olahan mulai berkurang, untuk itu
perlu pengembangan dalam mengolah pisang
untuk menghasilkan produk-produk baru.
Salah satu alternatif adalah dengan membuat
produk olahan pisang yang relatif baru yaitu
selai pisang.
Hipotesa
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pisang
Klasifikasi botani buah pisang dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah
sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Spesies
: Musa spp.
Jenis pisang yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan daya serap pasar luas
adalah dari jenis pisang buah dengan nama
latin Musa paradisiaca.L. (Cahyono, 1996).
Yang termasuk jenis ini antara lain adalah
pisang ambon, pisan g susu, pisang raja, pisang
cavendish, pisang barangan dan pisang mas
(Santosa, 1995).
Asal Usul dan Penyebarannya
Pisang adalah tanaman buah berupa
herba yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini
menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah (Sunarjono, 1998).
Komposisi dan Kegunaan
Buah pisang sebagai produk utama dari
pisang mempunyai aneka kegunaan. Selain
sebagai buah segar, buah pisang dapat pula
dimanfaatkan untuk aneka makanan olahan,
seperti tepung pisang, sari buah pisang, sale
pisang, roti pisang, pisang rebus, pisang
goreng, kolak pisang (Cahyono, 1996). Selain
itu buah pisang yang belum matang dapat
dibuat keripik dan tepung yang mahal
harganya (Sunarjono, 1998).
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Pis ang Tiap 100
gram Bahan (Rismunandar, 1986)
SENYAWA
KOMPOSISI
Natrium (mg)
42
Kapur (mg)
8
Mangan (mg)
0.6
Besi (mg)
0.6
Belerang (mg)
12
Lanjutan
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Pisang Tiap 100
gram Bahan (Rismunandar, 1986)
SENYAWA
KOMPOSISI
Kalium (mg)
373
Magnesium (mg)
31
Kuningan (mg)
0,2
Pospor (mg)
28
Chlor (mg)
125
Yodium (mg)
0,003
Air (g)
75,00
Energi (k)
88,00
Karbohidrat (g)
23,00
Protein (g)
1,20
Lemak (g)
0,20
Ca (mg)
8,00
P (mg)
28,00
Fe (mg)
0,60
Vitamin A (IU)
335
Vitamin B-1 (g)
54
Vitamin C (mg)
11
Morfologi
Pisang raja memiliki ukuran buah yang
cukup besar, panjang 12-18 cm dan diameter
3-4 cm. Dengan bentuk buah umumnya
melengkung. Warna kulit buah tebal dan
berwarna kuning berbintik hitam pada buah
yang telah matang. Warna daging buah yang
sudah matang berwarna kuning kemerahan.
Rasa daging buah legit, manis dan terasa agak
kasar. Pisang raja memiliki aroma yang
harum. Dalam satu tandan terdapat 6 7 sisir
dan dalam satu sisir biasanya terdapat 15
buah. Kadar zat tepung dan gula 28.95 %
(Cahyono, 1996).
Selai
Selai merupakan produk awetan yang
dibuat dengan memasak hancuran buah atau
kacang tanah yang dicampur gula atau
campuran gula dengan dektrosa atau glukosa,
dengan atau tanpa penambahan air. Selai
termasuk dalam golongan makanan semi
basah berkadar air sekitar 15-40 %. Selai
memiliki tekstur yang lunak dan plastis
(Suryani, 2004).
Selai yang baik memiliki tanda atau
sifat -sifat tertentu, di antaranya adalah
konsistensi, warna cemerlang, distribusi buah
merata, tekstur lembut, flavor buah alami,
tidak mengalami sineresis (keluarnya air dari
gel), dan kristalisasi selama penyimpanan
(Suryani, 2004).
Pemasakan selai dilakukan baik pada
tekanan atmosfer (pada suhu sampai 106oC,
atau sama dengan kira-kira 68% padatan) atau
dalam keadaan vakum, biasanya suhu tidak
melebihi 65o C kecuali untuk pengisian
(Buckle, et al, 1987).
Stabilitas mikroorganisme dari selai
dikendalikan oleh sejumlah faktor :
1) Kadar gula yang tinggi dalam kisaran
TPT 65-75 %.
2) Keasaman tinggi dengan pH sekitar 3,13,5.
3) Nilai aw sekitar 0,75-0,83.
4) Suhu tinggi selama pendidihan atau
pemasakan (105-106 oC), kecuali jika
diuapkan secara vakum dan dikemas pada
suhu rendah.
5) Tegangan oksigen rendah selama
penyimpanan, misalnya dengan pengisian
ke dalam wadah yang kedap udara
(Buckle et al, 1987).
Gula
Selai merupakan produk makanan
dengan kadar gula tinggi. Agar kadar gula
tinggi, perlu dilakukan dengan penambahan
gula sebagai pemanis (Suryani, 2004). Gula
terdapat dalam berbagai bentuk yaitu sukrosa,
glukosa, dan fruktosa. Sukrosa adalah gula
Natrium Benzoat
Bahan pangan selama penyimpanan
dapat rusak. Kerusakan ini antara lain
disebabkan oleh bakteri, kapang dan khamir.
Salah satu cara untuk menghambat
pertumbuhan
mikroba
adalah
dengan
menambahkan bahan pengawet.
Untuk produk olahan buah, bahan
pengawet yang biasa digunakan adalah
benzoat. Secara umum benzoat digunakan
dalam bentuk garamnya, yaitu natrium
benzoat. Natrium benzoat sangat efektif untuk
mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri
namun kurang efektif terhadap kapang
(Winarno, 2002).
Natrium benzoat stabil dalam bentuk
kristal putih, mempunyai rasa manis dan
kadang-kadang sepat. Garam ini lebih mudah
larut dalam air dibandingkan dengan asam
benzoat. Menurut Winarno et al (1980) Nabenzoat efektif digunakan pada pH 2.5 4.0,
daya awetnya akan menurun dengan
meningkatnya pH. Adapun rumus bangun dari
natrium benzoat dapat dilihat pada Gambar 3
(Surya, 1992).
Kerapatan
Kerapatan (?) didefinisikan sebagai
massa per unit volum, dapat dinyatakan
dengan persamaan :
m
.......... .......... ......(1)
v
Keterangan:
V = 14 d 2 t . (4)
Sebelum digunakan tutup botol
dibersihkan dengan menggunakan aquades,
dikeringkan dan ditimbang berat kosongnya.
Tutup botol tersebut kemudian diisi
dengan sampel, pengisian dilakukan sampai
seluruh bagian tengah tutup botol terisi penuh.
Tutup botol dan isinya ditimbang.
Nilai kerapatan selai pisang raja
diperoleh dengan menggunakan persamaan :
m1 m2
(5)
V
Keterangan:
= Kerapatan sampel (g/cm 3)
m1 = Massa tutup botol dan sampel (g)
m2 = Massa tutup botol kosong (g)
V = Volum sampel (12,4689 cm3 )
2.
Pengukuran
Kekentalan
dengan
Viskometer O stwald
Kekentalan sampel diukur dengan
menggunakan viskometer Ostwald. Sebelum
digunakan viskometer dibersihkan dengan
menggunakan aquades lalu dikeringkan
dengan menggunakan aseton. Viskometer
diisi aquades sampai 2/3 bagian dari
gelembung viskometer, hisap aquades
menggunakan bulb sampai batas tera pertama.
Lepaskan bulb lalu biarkan aquades mengalir
sampai batas tera kedua. Pada saat aquades
mulai mengalir hidupkan stopwatch dan
matikan stopwatch ketika aquades sampai
batas tera kedua, catat waktu yang
ditunjukkan.
Lalu sampel ditimbang sebanyak 25
gram dan ditambahkan aquades sebanyak 100
ml, aduk sampai rata. Sampel yang telah
diencerkan disaring dengan menggunakan
kertas saring.
Viskometer dikeringkan menggunakan
aseton. Setelah kering sampel yang telah
diencerkan dan disaring
dimasukkan ke
dalam viskometer, kemudian sampel diukur
dengan menggunakan prosedur seperti
pengukuran aquades.
Menurut Saeni et al (2000), nilai
kekentalan dihitung dengan menggunakan
persamaan :
2 =
2t 2
1 .. (6)
1t 1
Keterangan :
1 = Koefisien kekentalan aquades (cP )
2 = Koefisien kekentalan sampel (cP )
1 = Kerapatan aquades (g/cm 3)
2 = Kerapatan sampel (g/cm 3)
t 1 = Waktu alir aquades (sekon)
t 2 = Waktu alir sampel (sekon)
3.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik yang dilakukan adalah
uji kesukaan terhadap aroma, rasa, tekstur dan
warna
berdasarkan
tingkat
kesukaan
konsumen. Pengujian dilakukan oleh 7 orang
panelis tak terlatih dengan memberikan kode
tertentu pada sampel. Skala yang digunakan
adalah skala hedonik dengan rentang nilai
tidak suka sampai suka, dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Uji Organoleptik Penelitian
Penerimaan
Nilai
Tidak suka
1
Biasa
2
Suka
Kerapatan
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa faktor komposisi selai dan lama
penyimpanan serta interaksi antara keduanya
memberikan pengaruh yang nyata terhadap
nilai kerapatan, dapat dilihat pada Tabel
Lampiran 2.
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
perlakuan A5, B 1 memiliki nilai kerapatan
yang relatif lebih tinggi daripada perlakuan
lain.
Dari hasil analisa fisik uji kerapatan,
penambahan asam sitrat menyebabkan nilai
kerapatan selai semakin tinggi. Hal ini karena
penambahan asam sitrat menyebabkan adanya
ion H+, sehingga terbentuk ikatan hidrogen
yang mampu menangkap air, dengan kata lain
semakin banyak asam sitrat yang ditambahkan
akan mengakibatkan semakin banyak pula air
yang berikatan dengan gel dan molekul akan
lebih rapat.
Penambahan natrium benzoat dapat
meningkatkan kerapatan, karena ion-ion
garam natrium dapat berikatan dengan gugus
karboksil asam organik, sehingga struktur
selai akan lebih rapat.
B1
B2
1,3329 1,3164
B3
B4
1,3095 1,3009
B5
1,2625
1,3329 1,3158
1,3532 1,3429
1,3098 1,3006
1,3160 1,3135
1,2662
1,3133
1,3531 1,3429
1,3161 1,3135
1,3133
A3
1,3773 1,3643
1,3774 1,3640
1,3601 1,3467
1,3602 1,3468
1,3259
1,3258
A4
1,3944 1,3795
1,3954 1,3797
1,3747 1,3687
1,3743 1,3687
1,3386
1,3298
1,4017 1,3992
1,3933 1,3717
1,3429
1,4017 1,3983
1,3941 1,3719
1,3429
A1
A2
A5
Keterangan:
A : Komposisi selai pisang raja
A1 = 250 g buah pisang raja
gula pasir.
A2 = 250 g buah pisang raja
gula pasir + 2 g asam
0,20 g natrium benzoat.
A3 = 250 g buah pisang raja
gula pasir + 2 g asam
0,40 g natrium benzoat.
A4 = 250 g buah pisang raja
gula pasir + 4 g asam
0,20 g natrium benzoat.
A5 = 250 g buah pisang raja
gula pasir + 4 g asam
0,40 g natrium benzoat.
B: Lama Penyimpanan
B1 = 1 hari
B2 = 8 hari
B3 = 16 hari
B4 = 24 hari
B5 = 32 hari
+ 60 g
+ 60 g
sitrat +
+ 60 g
s itrat +
+ 60 g
sitrat +
+ 60 g
sitrat +
1,4100
1,3900
Kerapatan (g/cm 3 )
1,3700
A1B
A2B
A3B
A4B
A5B
1,3500
1,3300
1,3100
1,2900
1,2700
1,2500
0
10
20
30
40
Gambar
4.
Hubungan
antara
Lama
Penyimpanan (Hari) dan Kerapatan (g/cm 3)
Selai Pisang Raja.
2.
Kekentalan
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa faktor komposisi selai dan lama
penyimpanan serta interaksi antara keduanya
memberikan pengaruh yang nyata terhadap
nilai kekentalan, dapat dilihat pada Tabel
Lampiran 3.
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
perlakuan A5, B 1 memiliki nilai kerapatan
yang relatif lebih tinggi daripada perlakuan
lain.
Kestabilan suatu produk semi basah
dapat dilihat dari perubahan kekentalannya.
Apabila terjadi perubahan kekentalan yang
nyata kemungkinan besar produk itu sudah
mengalami penurunan mutu. Parameter
kekentalan merupakan salah satu faktor yang
dapat berpengaruh terhadap tekstur dari selai.
Tekstur ini berpengaruh juga terhadap daya
oles selai yang merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap penerimaan panelis
pada produk selai. Selai yang terlalu kental
bukan merupakan selai yang baik, karena bila
selai terlalu kental selai akan sulit dioleskan.
Bila selai terlalu encer, akan membuat selai
juga sulit dioleskan karena terlalu cair. Oleh
karenanya selai yang encer bukan merupakan
mutu selai yang baik.
Dari T abel 5, dapat dilihat bahwa
kekentalan selai pisang yang semakin
menurun selama penyimpanan. Hal ini dapat
disebabkan oleh terjadinya sineresis atau
keluarnya cairan dari gel, sehingga konsistensi
selai menjadi berkurang. Selain itu penurunan
kekentalan selai dapat juga dipengaruhi oleh
penurunan total padatan terlarut, karena
adanya penguraian gula menjadi alkohol.
Kekentalan sampel pada penelitian ini
diperoleh dari persamaan (6). Dari persamaan
tersebut terlihat bahwa kekentalan sampel
juga
dipengaruhi
kerapatan
sampel.
Penurunan
kerapatan
mengakibatkan
10
2,8666 2,7405
2,8833 2,7399
2,7198 2,6958
2,7158 2,6810
2,6055
2,6053
2,9104 2,8879
2,9082 2,8870
2,9965 2,9584
2,8385 2,8093
2,8373 2,8009
2,9147 2,8715
2,7980
2,7944
2,8552
2,9961 2,9450
3,1224 3,1111
2,9149 2,8818
3,0752 3,0353
2,8438
2,9328
3,1247 3,1125
3,2086 3,1909
3,0697 3,0344
3,1455 3,1009
2,9003
3,0011
3,2089 3,1875
3,1477 3,1016
3,0222
3,2500
Kekentalan (cP)
3,1500
A1B
3,0500
A2B
2,9500
A3B
2,8500
A4B
A5B
2,7500
2,6500
2,5500
0
10
20
30
40
Gambar
5.
Hubungan
antara
Lama
Penyimpanan (Hari) dan Kekentalan (cP)
Selai Pisang Raja.
3.
11
B1
62,4
63,2
B2
62,4
62,4
B3
61,6
61,6
B4
60,8
60,8
B5
59,2
60,0
75,2
75,2
73,6
75,2
74,4
72,8
73,6
73,6
72,0
72,8
72,8
70,4
71,2
71,2
69,6
73,6
70,4
72,8
70,4
72,0
68,8
70,4
68,0
68,6
67,2
70,4
68,0
68,0
69,6
67,2
67,2
68,8
66,4
66,4
68,0
65,6
65,6
67,2
64,0
64,8
80
Total Padatan Terlarut (% Brix)
75
A1B
70
65
A2B
A3B
60
A4B
A5B
A3
A4
55
A5
50
0
10
20
30
B1
1653
1657
1491
B2
1706
1707
1569
B3
1798
1804
1601
B4
1809
1812
1628
B5
1897
1899
1645
1493
1570
1599
1624
1642
1569
1570
1399
1402
1594
1597
1423
1427
1634
1629
1458
1455
1640
1638
1463
1460
1649
1650
1488
1490
1465
1478
1485
1492
1598
1460
1481
1487
1495
1598
40
4.
Konduktivitas Listrik
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa faktor komposisi selai dan lama
penyimpanan dan interaksi antara keduanya
memberikan pengaruh yang nyata terhadap
nilai konduktivitas listrik, dapat dilihat pada
Tabel Lampiran 5.
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
perlakuan A1, B 5 memiliki nilai konduktivitas
listrik yang relatif lebih tinggi daripada
perlakuan lain.
Konduktivitas listrik suatu larutan
dipengaruhi oleh konsentrasi atau jumlah ion,
mobilitas ion, tingkat oksidasi, serta suhu. Ion
yang
mudah
bergerak
mempunyai
konduktivitas listrik yang sangat besar.
Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai
konduktivitas listrik semakin meningkat
selama penyimpanan, hal ini dapat disebabkan
oleh sifat larutan yang semakin basa. Pada
2000
Konduktivitas Listrik ( S )
Gambar 6.
Hubungan
antara
Lama
Penyimpanan (Hari) dan Total Padatan
Terlarut (% Brix) Selai Pisang Raja.
1900
1800
A1B
1700
A2B
1600
A3B
1500
A4B
1400
A5B
1300
1200
0
10
20
30
40
Gambar
7.
Hubungan
antara
Lama
Penyimpanan (Hari) dan Konduktivitas Listrik
(S) Selai Pisang Raja.
Penambahan asam sitrat menurunkan
nilai konduktivitas listrik selai, hal ini karena
asam sitrat turut berperan dalam pembentukan
gel, sehingga mobilitas ion akan terhambat
oleh gel yang terbentuk.
Penambahan
Na-benzoat
dapat
meningkatkan konduktivitas listrik bahan,
karena natrium benzoat dapat terurai menjadi
ion natrium (Na+) bebas. Semakin besar
12
5.
pH
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa faktor komposisi selai dan lama
penyimpanan dan interaksi antara keduanya
memberikan pengaruh yang nyata terhadap
nilai pH selai pisang raja, dapat dilihat pada
Tabel Lampiran 6.
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
perlakuan A 1, B5 memiliki nilai pH yang
relatif lebih tinggi daripada perlakuan lain.
Pengukuran nilai pH merupakan salah
satu parameter daya awet suatu produk
pangan, terutama pada produk yang diolah
dengan asam. Sifat daya tahan optimum selai
ditentukan oleh kondisi asam pada pH
berkisar antara 3,1-3,5 (Buckle, et al, 1987).
Menurut Desrosier (1998), pH optimum
pembentukan gel untuk selai adalah 3,2.
Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa
selama penyimpanan terjadi kenaikan nilai
pH. Hal ini berhubungan dengan terjadinya
penurunan
kadar
asam
total
yang
menyebabkan kenaikan nilai pH. Tumbuhnya
kapang dan khamir juga dapat menaikkan
nilai pH, karena khamir dan kapang dapat
merusak
kandungan
asam
selai
dan
memproduksi polialkohol melalui fermentasi
sehingga menyebabkan pH meningkat.
Keberadaan mikroorganisme pada
suatu bahan pangan dapat tumbuh pada pH
mendekati
netral,
tetapi
beberapa
mikroorganisme menyukai suasana asam dan
yang lain dapat tumbuh dengan sedikit asam
atau dalam suasana basa.
Selain itu peningkatan nilai pH dapat
disebabkan oleh penguraian atau reaksi
browning secara enzimatik dan nonenzimatik.
Reaksi browning secara enzimatik
memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan
oksigen. Menurut Sy arief (1993) aktivitas
enzim dipengaruhi oleh kadar air, pH, lama
penyimpanan dan suhu. Reaksi browning nonenzimatik yang terjadi kemungkinan adalah
reaksi Maillard, dimana pada tahap awal
reaksi ini menghasilkan basa Schiff yang
dapat menaikkan nilai pH (Winarno, 2002).
Penambahan asam sitrat mengakibatkan
penurunan nilai pH, yang berarti semakin
banyak penambahan asam sitrat akan semakin
banyak ion H+ yang dihasilkan, sehingga selai
B4
B5
4,11
4,10
3,39
4,26
4,25
3,43
4,71
4,70
3,46
4,78
4,76
3,47
4,86
4,85
3,52
3,40
3,43
3,42
3,44
3,45
3,47
3,47
3,48
3,52
3,68
3,43
3,27
3,27
3,45
3,29
3,28
3,46
3,30
3,31
3,48
3,32
3,33
3,68
3,38
3,40
3,32
3,34
3,35
3,35
3,37
3,36
3,40
3,39
3,45
3,45
5,000
4,750
pH
4,500
A1B
4,250
A2B
4,000
A3B
3,750
A4B
3,500
A5B
3,250
3,000
0
10
20
30
40
Gambar
8.
Hubungan
antara
Lama
Penyimpanan (Hari) dan pH Selai Pisang
Raja.
6.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan faktor
yang penting untuk menguji penerimaan
konsumen terhadap suatu produk makanan.
Penilaian organoleptik yang dilakukan
terhadap selai pisang raja meliputi uji
kesukaan terhadap aroma, rasa, tekstur dan
warna. Uji organoleptik pada penelitian ini
menggunakan uji hedonik oleh tujuh orang
panelis tidak terlatih. Skor yang digunakan
13
B5
X
A2
A3
3,0
2,7
2,9
2,9
2,6
2,6
2,4
2,7
2,4
2,1
A4
A5
2,0
2,4
2,9
2,9
2,4
2,0
2,3
1,9
2,3
2,1
kuan
A1
B1
2,4
B2
X
B3
X
B4
X
B5
X
A2
A3
A4
2,6
2,7
1,6
2,4
2,9
2,0
2,4
2,4
1,4
2,6
2,3
1,7
2,3
2,3
1,6
A5
1,7
2,6
1,9
1,9
1,9
B5
X
7.
A2
A3
1,6
1,9
2,1
2,0
2,0
2,6
2,3
2,0
1,7
1,9
A4
A5
2,4
2,3
2,6
2,7
2,4
2,3
2,3
2,3
1,7
2,0
B1
B2
B3
B4
B5
A1
A2
A3
A4
1,9
2,4
2,3
2,0
X
2,3
2,4
2,4
X
1,9
1,7
2,1
X
2,4
2,0
2,1
X
2,0
2,1
2,0
A5
2,3
3,0
2,4
2,1
2,1
Mutu Hasil
Hal
SII
Hasil
Penelitian
Sampel Hasil
Penelitian yang
memenuhi SII
TPT
65,0 75,0 59,2 - 75,2
A3 dan A 4
(%Brix)
pH 3,103,50 3,27 4,86
A4
Kapang
Bebas
A 2, A 3, A4 dan
dan Bebas
(kecuali A 1)
A5
Khamir
Secara keseluruhan sampel yang
memenuhi syarat Standar Industri Indonesia
(1978) adalah sampel A4 .
14
DAFTAR PUSTAKA
Belitz,
15
17
Ulangan
ke1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
TPT
(% Brix)
62,4
63,2
62,4
62,4
61,6
61,6
60,8
60,8
59,2
60,0
75,2
75,2
75,2
74,4
73,6
73,6
72,8
72,8
71,2
71,2
73,6
73,6
72,8
72,8
72,0
72,0
70,4
70,4
69,6
68,6
70,4
70,4
70,4
69,6
68,8
68,8
68,0
68,0
67,2
67,2
68,0
68,0
67,2
67,2
66,4
66,4
65,6
65,6
64,0
64,8
Konduktivitas
Listrik
(S)
1653
1657
1706
1707
1798
1804
1809
1812
1897
1899
1491
1493
1569
1570
1601
1599
1628
1624
1645
1642
1569
1570
1594
1597
1634
1629
1640
1638
1649
1650
1399
1402
1423
1427
1458
1455
1463
1460
1488
1490
1465
1460
1478
1481
1485
1487
1492
1495
1598
1598
Kerapatan
3
(g/cm )
1,3329
1,3329
1,3164
1,3158
1,3095
1,3098
1,3009
1,3006
1,2625
1,2662
1,3532
1,3531
1,3429
1,3429
1,3160
1,3161
1,3135
1,3135
1,3133
1,3133
1,3773
1,3774
1,3643
1,3640
1,3601
1,3602
1,3467
1,3468
1,3259
1,3298
1,3944
1,3954
1,3795
1,3797
1,3747
1,3743
1,3687
1,3687
1,3386
1,3298
1,4017
1,4017
1,3992
1,3983
1,3933
1,3941
1,3717
1,3719
1,3429
1,3429
Kekentalan
(centiPoise)
2,8666
2,8833
2,7405
2,7399
2,7198
2,7158
2,6958
2,6810
2,6055
2,6053
2,9104
2,9082
2,8879
2,8870
2,8385
2,8373
2,8093
2,8009
2,7980
2,7944
2,9965
2,9961
2,9584
2,9450
2,9147
2,9149
2,8715
2,8818
2,8552
2,8438
3,1224
3,1247
3,1111
3,1125
3,0752
3,0697
3,0353
3,0344
2,9328
2,9003
3,2086
3,2089
3,1909
3,1875
3,1455
3,1477
3,1009
3,1016
3,0011
3,0222
pH
4,11
4,10
4,26
4,25
4,71
4,70
4,78
4,76
4,86
4,85
3,39
3,40
3,43
3,42
3,46
3,45
3,47
3,47
3,52
3,52
3,43
3,43
3,44
3,45
3,48
3,46
3,48
3,48
3,68
3,68
3,27
3,27
3,29
3,28
3,30
3,31
3,32
3,33
3,38
3,40
3,32
3,34
3,35
3,35
3,37
3,36
3,40
3,39
3,45
3,45
18
Levels
A
B
5
5
Values
A1 A2 A3 A4 A5
B1 B2 B3 B4 B5
DF
F Value
Pr > F
Model
Error
Corrected
24
25
49
0.05950179
0.00005485
0.05955664
1129.91
< .0001
Total
0.00247924
0.00000219
R-Square
Coeff Var
Root MSE
Kerapatan Mean
0.999079
0. 109889
0.001481
1.347986
Source
DF
Anova SS
A
B
A*B
4
4
16
0.03973250
0.01785466
0.00191463
Pr > F
F Table(a = 0.05)
0.00993312
0.00446366
0.00011966
<.0001
<.0001
<.0001
2.76
2.76
2.07
4526.99*
2034.30*
54.54*
0.05
2
.001364
3
.001433
4
.001477
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
1.3817700
1.3703800
1.3552500
1.3277800
1.3047500
10
10
10
10
10
A5
A4
A3
A2
A1
5
.001509
0.05
2
.001364
3
.001433
4
.001477
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
1.3720000
1.3603000
1.3508100
1.3403000
1.3165200
10
10
10
10
10
B1
B2
B3
B4
B5
Keterangan:
* = F value > F table atau Pr < 0.05 berpengaruh nyata
5
.001509
19
Levels
A
B
5
5
Values
A1 A2 A3 A4 A5
B1 B2 B3 B4 B5
DF
F Value
Pr > F
Model
Error
Corrected
24
25
49
1.27136314
0.00128875
1.27265189
1027.61
< .0001
Total
R-Square
0.998987
Source
DF
Anova SS
A
B
A*B
4
4
16
1.04219449
0.20331161
0.02585704
0.05297346
0.00005155
Coeff Var
Root MSE
Kekentalan Mean
0. 244650
0.007180
2.934732
Pr > F
F Table(a = 0.05)
0.26054862
0.05082790
0.00161606
<.0001
<.0001
<.0001
2.76
2.76
2.07
5054.29*
985.99*
31.35*
0.05
2
.006613
3
.006946
4
.007161
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
3.131490
3.051840
2.917790
2.847190
2.725350
10
10
10
10
10
A5
A4
A3
A2
A1
5
.007313
0.05
2
.006613
3
.006946
4
.007161
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
3.022570
2.976070
2.937910
2.901250
2.835860
10
10
10
10
10
B1
B2
B3
B4
B5
Keterangan:
* = F value > F table atau Pr < 0.05 berpengaruh nyata
5
.007313
20
Levels
A
B
5
5
Values
A1 A2 A3 A4 A5
B1 B2 B3 B4 B5
DF
F Value
Pr > F
Model
Error
Corrected
24
25
49
983.5648000
2.1000000
985.6648000
487.88
< .0001
Total
40.9818667
0.0840000
R-Square
Coeff Var
Root MSE
0.997869
0 .424047
0.289828
TPT Mean
68.34800
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
A
B
A*B
4
4
16
893.1168000
88.1888000
2.2592000
223.2792000
22.0472000
0.1412000
2658.0 9*
262.4 7*
1.68
<.0001
<.0001
0.1187
2.76
2.76
2.07
0.05
2
.2669
3
.2804
4
. 2891
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
73.5200
71.5800
68.8800
66.3200
61.4400
10
10
10
10
10
A2
A3
A4
A5
A1
5
.2952
0.05
2
.2669
3
.2804
4
.2891
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
70.0000
69.4400
68.4800
67.5200
66.3000
10
10
10
10
10
B1
B2
B3
B4
B5
Keterangan:
* = F value > F table atau Pr < 0.05 berpengaruh nyata
5
.2952
21
Levels
A
B
5
5
Values
A1 A2 A3 A4 A5
B1 B2 B3 B4 B5
DF
F Value
Pr > F
Model
Error
Corrected
24
25
49
768071.3200
117.0000
768188.3200
6838.24
< .0001
Total
32002. 9717
4. 6800
R-Square
Coeff Var
Root MSE
0.999848
0.136440
2.163331
1585.560
Source
DF
Anova SS
Mean Square
F Value
Pr > F
F Table(a = 0.05)
A
B
A*B
4
4
16
625799.7200
111908.5200
30363.0800
156449.9300
27977.1300
1897.6925
33429. 50*
5978. 02*
405. 49*
<.0001
<.0001
<.0001
2.76
2.76
2.07
0.05
2
1.993
3
2.093
4
2.158
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
1774.2000
1617.0000
1586.2000
1503.9000
1446.5000
10
10
10
10
10
A1
A3
A2
A5
A4
5
2.203
0.05
2
1.993
3
2.093
4
2.158
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
1655.6000
1606.1000
1595.0000
1555.2000
1515.9000
10
10
10
10
10
B5
B4
B3
B2
B1
Keterangan:
* = F value > F table atau Pr < 0.05 berpengaruh nyata
5
2.203
22
Levels
A
B
5
5
Values
A1 A2 A3 A4 A5
B1 B2 B3 B4 B5
DF
Model
Error
Corrected
24
25
49
Total
0.47436667
0.00005800
F Value
Pr > F
8178.7 4
< .0001
R-Square
Coeff Var
Root MSE
pH Mean
0.999873
0.209397
0.007616
3.637000
Source
DF
Anova SS
A
B
A*B
4
4
16
10.34918000
0.47680000
0.55882000
Pr > F
F Table(a = 0.05)
2.58729500
0.11920000
0.03492625
<.0001
<.0001
<.0001
2.76
2.76
2.07
44608.50*
2055.17*
602.18*
0.05
2
.007015
3
.007368
4
.007596
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
4.538000
3.501000
3.453000
3.378000
3.315000
10
10
10
10
10
A1
A3
A2
A5
A4
5
.007757
0.05
2
.007015
3
.007368
4
.007596
Duncan Grouping
Mean
A
B
C
D
E
3.779000
3.688000
3.660000
3.552000
3.506000
10
10
10
10
10
B5
B4
B3
B2
B1
Keterangan:
* = F value > F table atau Pr < 0.05 berpengaruh nyata
5
.007757
23
24
Viskometer Ostwald
Tutup Botol
Refraktometer GMK-710R
Neraca Analitik
25
Blender
Gelas Ukur
Corong
Erlenmeyer
Kertas Saring
Gelas Arloji
26
Pisang raja
Pengupasan
Penimbangan
Penambahan gula
pasir, dan variasi Nabenzoat 0,20 gram
dan 0,40 gram
Pengisian selai ke botol
Pengolahan data
Pembuatan laporan
Selesai