Anda di halaman 1dari 4

Materi Tambahan Responsi UTS

Oleh Devi Puri S, 1206218966


A. Pengkajian Nutrisi
1. Antropometri
Antropometri sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Berbagai jenis ukuran tubuh
antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit
(TSF).
Kasus ujian:
BB

: 35 kg

TB

: 165 cm

IMT

: 12,86 kg/m2 => Berat badan kurang

BBI

: 64,28 + 6,43

% BBI : 60,35 % => Malnutrisi berat


2. Biokimia
Terdiri dari:
a. Albumin dan transferin, untuk mengukur defisiensi protein dan mendeteksi
pemecahan protein.
a. Kreatinin, merupakan asam amino yang diproduksi oleh hati, pankreas dan ginjal.
Kreatinin juga bisa diperoleh dari luar tubuh yaitu dari sumber makanan seperti ikan
dan daging. Otot-otot kita menyimpan creatine sebagai creatine phosphate, yang
merupakan sumber ATP, yang menyediakan energi. Kadar kreatinin dalam darah
tetap tidak berubah dari hari ke hari karena massa otot biasanya tetap sama.
Penggunaan obat-obatan tertentu, makan banyak daging atau latihan otot atau
olahraga lainnya dapat menyebabkan kadar kreatinin tinggi, bahkan pada mereka
yang tidak memiliki penyakit ginjal kronis (CKD). Sedangkan sebaliknya, kadar
kreatinin bisa lebih rendah dari normal pada orang yang sudah lanjut usia, orang yang
kekurangan gizi atau vegetarian.
b. Glukosa darah
c. Hemoglobin dan Hematokrit
d. Fe
Kasus ujian:
Hb: 11,7 g/dL (rendah)
Ht: 33,8 % (rendah)

Kreatinin : 0,6 mg/dL (batas terendah nilai normal)


Glukosa darah: 101 mg/dL
3. Clinical sign
Yang diperhatikan adalah tanda klinis dari kepala sampai kaki. Berikut tabel yang
menunjukan tanda kekurangan nutrisi:
Penampila

Tanda nutrisi baik


Siaga, responsif

Tanda nutrisi buruk


Lemah

Tanda pada klien


Lemah

n umum
Rambut

Hitam,

berkulau,

kuat, Kusam dan kering, rapuh, Kusam dan kering,

kulit kepala sehat

pigmen berkurang, mudah rapuh,


dicabut, tipis dan kasar.

Wajah

Warna

kulit

berkurang

merata, Pucat, kulit berbercak, pipi Pucat, pipi kurus

tampak sehat
Mata

pigmen

kurus

Jernih,

lembab, Konjungtiva

anemis, Konjungtiva

konjungtiva kemerahan

kering, kornea melunak

anemis, kering

Bibir

Lembab, kemerahan

Pucat, kering, terdapat lesi

Pucat, kering

Lidah

Tampak

papila

pada Papila atrofi, adanya nyeri

permukaan, kemerahan
Gigi
Gusi

dan lesi

Rata, tidak ada karies, Karies

gigi,

tampak

berkilat, putih

kecokelatan, malposisi

Kuat, warna kemerahan

Seperti

spons,

mudah

berdarah, resesi
Kelenjar

Tidak

ada

pembesaran Pembesaran tiroid

tiroid
Kulit

Halus,

Tidak

ada

pembesaran
warna

lembab

bagus, Kasar, kering, berbercak, Kasar,


pucat, tidak ada lemak pucat,
dibawah kulit

kering,
tidak

lemak

ada

dibawah

kulit
Kuku

Kuat, merah muda

Berbentuk sendok, ujung Clubbing


kasar, rapuh

Rangka

finger,

kasar, pucat

Postur baik, tidak ada Postur jelek, iga tampak iga tampak, lutut
malformasi

menonjol, kaki bengkok, gemetar


lutut gemetar

Otot

Tumbuh baik, kuat

Lemah,

tonus

rendah, Lemah,

tonus

kurus, tidak berimbang

rendah, kurus

Ekstremita

Tidak ada nyeri tekan

Lemah dan nyeri tekan

Lemah

Rata

Bengkak

Rata

Abdomen

Refleks normal

Hilang atau berkurangnya

Sistem

refleks lutut dan tumit

saraf

Normal untuk tinggi dan Kekurangan BB

Berat

usia

Kekurangan BB

badan
4. Dietary history
Dilakukan food recall selama 24 jam.
B. Diet untuk Kasus Ujian
Penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk
dan susu, untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh serta guna menambah berat badan hingga
mencapai normal. Indikasi pemberian TKTP diantaranya:

Malnutrisi, defisiensi kalori, protein, anemia, kwashiorkor.


Sebelum dan sesudah operasi.
Baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit berlangsung lama.
Trauma perdarahan.
Infeksi saluran pernafasan

Klien dengan TB terutama dengan kondisi awal memiliki malnutrisi membutuhkan banyak
energi untuk aktivitas, karena dalam tubuh klien terjadi peningkatan metabolisme akibat
aktivasi bakteri dalam tubuh. Sehingga klien membutuhkan lebih banyak kalori dan protein.
C. Perbedaan Gambaran Radiologi TB dan Pneumonia
1. Pemeriksaan Radiologik TB
Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam
bentuk (multiform). Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
2. Pemeriksaan Radiologik Pneumonia

Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram",
penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat
secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh
Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat
bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai
beberapa lobus.
Referensi:
Doenges, M., E., Moorhouse, M., F., & Murr, A., C. (2010). Nursing care plans: guidelines for
individualizing client care across the life span (8th Ed.). USA: F. A. Davis Company.
PDPI. (2006). Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Diakses
dari http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html
PDPI. (2003). Pneumonia komuniti: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia.
Diakses
dari
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensuspneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Smeltzer, S., C., & Bare, B., G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth (Ed. 8 Vol. 1). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai