: 35 kg
TB
: 165 cm
IMT
BBI
: 64,28 + 6,43
n umum
Rambut
Hitam,
berkulau,
Wajah
Warna
kulit
berkurang
tampak sehat
Mata
pigmen
kurus
Jernih,
lembab, Konjungtiva
anemis, Konjungtiva
konjungtiva kemerahan
anemis, kering
Bibir
Lembab, kemerahan
Pucat, kering
Lidah
Tampak
papila
permukaan, kemerahan
Gigi
Gusi
dan lesi
gigi,
tampak
berkilat, putih
kecokelatan, malposisi
Seperti
spons,
mudah
berdarah, resesi
Kelenjar
Tidak
ada
tiroid
Kulit
Halus,
Tidak
ada
pembesaran
warna
lembab
kering,
tidak
lemak
ada
dibawah
kulit
Kuku
Rangka
finger,
kasar, pucat
Postur baik, tidak ada Postur jelek, iga tampak iga tampak, lutut
malformasi
Otot
Lemah,
tonus
rendah, Lemah,
tonus
rendah, kurus
Ekstremita
Lemah
Rata
Bengkak
Rata
Abdomen
Refleks normal
Sistem
saraf
Berat
usia
Kekurangan BB
badan
4. Dietary history
Dilakukan food recall selama 24 jam.
B. Diet untuk Kasus Ujian
Penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk
dan susu, untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh serta guna menambah berat badan hingga
mencapai normal. Indikasi pemberian TKTP diantaranya:
Klien dengan TB terutama dengan kondisi awal memiliki malnutrisi membutuhkan banyak
energi untuk aktivitas, karena dalam tubuh klien terjadi peningkatan metabolisme akibat
aktivasi bakteri dalam tubuh. Sehingga klien membutuhkan lebih banyak kalori dan protein.
C. Perbedaan Gambaran Radiologi TB dan Pneumonia
1. Pemeriksaan Radiologik TB
Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam
bentuk (multiform). Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
2. Pemeriksaan Radiologik Pneumonia
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram",
penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat
secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh
Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat
bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai
beberapa lobus.
Referensi:
Doenges, M., E., Moorhouse, M., F., & Murr, A., C. (2010). Nursing care plans: guidelines for
individualizing client care across the life span (8th Ed.). USA: F. A. Davis Company.
PDPI. (2006). Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Diakses
dari http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html
PDPI. (2003). Pneumonia komuniti: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia.
Diakses
dari
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensuspneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Smeltzer, S., C., & Bare, B., G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth (Ed. 8 Vol. 1). Jakarta: EGC.