Satgas Saber Pungli Jawa Barat membongkar praktik dugaan pungli di lingkungan Kantor
Imigrasi Bandung. Seorang oknum petugas Imigrasi berstatus pegawai negeri sipil (PNS)
diperiksa lantaran diduga mark up tarif pengurusan paspor.
Kasus tersebut terungkap setelah tim Saber Pungli Jabar mendapatkan laporan dari
masyarakat pada 30 April 2019 lalu. Tim lantas bergerak menyelidiki laporan itu dengan
mendatangi Imigrasi Bandung kantor cabang di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, 6 Mei
2019. Hasil penyelidikan, tim menemukan adanya praktik pungli pengurusan paspor.
"Bahwa proses pengurusan paspor, ada standar operasional yang dilanggar," kata Kepala Tim
Tindak Unit II Satgas Saber Pungli Jabar AKBP Basman via pesan singkat, Sabtu
(11/5/2019).
"Aturan yang dilanggar yakni masuknya persyaratan dan uang melalui jalan pintas.
Modusnya, menarifkan harga pembuatan paspor yang tidak sesuai dengan pendapatan negara
bukan pajak (PNBP)," ujar Basman.
Berdasarkan PNBP, tarif pembuatan paspor Rp 350 ribu untuk satu paspor. Namun dalam
praktiknya, RS mematok tarif per paspor dengan harga Rp 500 ribu.
Menurut dia, RS mengantongi duit Rp 4,9 juta yang bersumber dari calo D dengan 4 paspor
bertarif Rp 505 ribu. "Uang hasil pungli yang didapat sebesar Rp 5,65 juta. Dari D sebesar Rp
700 ribu dan RS Rp 4,95 juta," kata Basman.
Tim Satgas Saber Pungli sudah melaksanakan gelar perkara. Para pelaku dianggap melanggar
Pasal 12 huruf b Undang-Undang Pemberantasan Korupsi.
2. a. Masalah utama:
Pembongkaran kasus pungli pengurusan paspor di imigrasi Bandung oleh PNS inisial RS.
2. b. Aktor terlibat:
2. nilai-nilai
RS menyalahgunakan wewenang untuk melakukan mark up tarif paspor (anti korupsi)
Dampak:
Pencantuman tarif jasa pembuatan paspor yang dapat dilihat masyarakat. Konsekuensi: tidak
ada kesempatan mark up.