Disusun oleh:
Kelompok III
Diani Din Pertiwi
(101424009)
Miman Munandar
(101424022)
Nora Zahara
(101424024)
Rifky Rachmansyah
(101424026)
Kelas: 3A-TKPB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era perdagangan bebas yang dilaksanakan di sebagian besar negara-negara
Pendirian pabrik asam asetat dengan penggunaan proses dan teknologi yang
lebih baik dari sebelumnya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti
dalam bidang perindustrian di Indonesia. Tampil lebih baik adalah komitmen dasar
yang harus selalu diperhatikan agar dapat selalu lebih maju kedepan, selain tentunya
tidak lepas dari tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang ada.
Diharapkan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dapat semakin
dekat kita capai dan raih melalui pengembangan industri-industri dalam negeri yang
dikelola secara baik melalui pendirian pabrik-pabrik yang baru.
1.2
Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dalam penyusunan makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1) Mengetahui sejarah pembuatan asam asetat
2) Mengetahui bahan baku utama dan penunjang dalam pembuatan asam asetat
3) Mengetahui sifat dan karakteristik bahan baku serta produk
4) Mengetahui beberapa proses produksi dari asam asetat skala industri
5) Mengetahui bahaya asam asetat di industri
6) Mengetahui manfaat serta aplikasinya
1.3
1.4
Manfaat Penyusunan
Dalam setiap permasalahan yang dihadapi, termasuk permasalahan di atas,
pasti akan terkandung beberapa hikmah yang dapat kita petik. Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
1.5
Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan keterangan dalam permasalahan ini adalah dengan metode
pustaka, yakni mempelajari masalah dengan bersumberkan pada litelatur, teori, buku,
dan internet.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB II
KAJIAN TEORI
Proses lain yaitu Oksidasi Etana. Proses ini merupakan proses yang cukup baru
dikembangkan dalam proses pembuatan asam asetat. Proses ini mereaksikan etana
dengan oksigen pada reaktor multitubular pada 1-50 bar dan temperatur 150-500oC
dengan penambahan katalis. Selain itu, asam asetat juga dpat dibuat melalui proses
karbonilasi metanol yang pertama kali diaplikasikan pada tahun 1963 dengan proses
BASF dan proses Mosanto pada tahun 1968.
2.2
bahwa itu ditemukan tidak sengaja selama proses pembuatan anggur. Ketika proses
fermentasi adalah jus buah dibiarkan terlalu lama, anggur spontan bentuk cuka, encer
bentuk asam asetat. Akibatnya, asam asetat namanya berasal dari acetum kata Latin
yang berarti cuka.
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7C. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan
asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan
bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer
seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai
pengatur keasaman. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5
juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya
diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
2.3
Indonesia. Kebutuhan asam asetat di dalam negeri terus meningkat seiring dengan
meningkatnya permintaan oleh industri penggunanya.Berdasarkan pada penggunaan
asam asetat Indonesia sampai tahun 2000, industri PTA ( Purified Terepthalic Acid )
merupakan pengkonsumsi asam asetat terbesar yaitu sekitar 59,1 % dari 139.242 ton
total asam asetat yang dikonsumsi ( PT CIC, Indochemical 330, hal 20 ). Konsumsi
industri PTA pada tahun 2005 diproyeksikan mencapai kurang lebih 54,1 % dari
194.025 ton total konsumsi asam asetat di Indonesia.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati.
Konsumsi asam asetat menurut sektor industri dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2. Total Konsumsi Asam Asetat di Indonesia 1996 2000
Konsumsi Asam Asetat ( ton )
Konsumen
1996
1997
1998
1999
2000
240721
45.538
58.915
76.065
82.294
4.950
4.172
4.402
5.125
23.912
2.276
1.558
1.457
2.133
2.286
2.445
2.931
2.868
2.796
2.920
Industri Tekstil
9.780
11.274
18.925
23.988
24.367
3.827
7.331
8.056
19.560
3.463
47.999
72.804
94.623
129.667
139.242
Industri PTA
Total
( Sumber : PT CIC, Indochemical 330, hal 20 )
2.4
2.4.1
Asetaldehid
Rumus Senyawa : C2H4O
Sifat-sifat :
Massa molar
: 44,05 g mol1
Penampilan
Densitas
: 0,788 g cm3
Titik lebur
: 123,5 C
Titik didih
: 20,2 C
Tekanan uap
Mudah terbakar
Toksik
Eksplosif dalam udara 4-5%
Larut dalam air, alcohol, toluene, xylen, terpentin, aceton, nafta
Toleran 100ppm dalam udara
Dipasaran dengan label teknis 94%
2.4.2
Oksigen
Rumus Senyawa : O2
Sifat-sifat :
Penampilan
Densitas
Titik lebur
: -218,79oC
Titik didih
: -183 C
Tekanan uap
Viskositas
: 0,02075 cP (25oC)
Bahaya kesehatan
Bahaya fisik
panas
Larut dalam alcohol
2.4.3
Methanol
Rumus senyawa : CH3 OH
Sifat-sifat :
Berat molekul
: 32,042 gr/gmol
: 64,7 C
: 239,43 C
Tekanan kritis
: 79,9 atm
Densitas (250 C)
: 250,7864 gr/cc
Specific gravity
: 1,11 gr/cm3
: 127,2 mmHg
Viskositas
Gf (cair, 25C)
: -39.869 kal/gmol
Hf (cair, 25C)
: -57.130 kal/gmol
Specific Heat
0,3274 kal/hC)
Konduktivitas termal
kal/hmC)
Tegangan muka
2.4.4
Karbon Monoksida
Rumus senyawa : CO
Sifat-sifat :
Berat molekul
: 28,01 gr/gmol
: 1,250 gr/cm3
Temperatur kritis
: -140,23 C
Tekanan kritis
: 34,529 atm
Volume kritis
: 93,06 cm3
2.5
2.5.1
Kalium Permanganat
Rumus molekul :KMnO4
Sifat-sifat :
Berbentuk padatan
Penampilan
: tak berbau
Berat molekul
: 158,034 g/mol
Kepadatan
: 2,703 gr/cm3
Warna
: keunguan
Titik lebur
: 270oC
2.5.2
Mangan Asetat
Rumus molekul : Mn(CH3COO)2.4H2O
Sifat-sifat :
: tak berbau
Berat molekul
: 245,1 g/mol
Kepadatan
: 2,703 gr/cm3
10
Warna
: merah
Berat jenis
Titik lebur
: 80oC (tetrahidrat)
2.5.3
Silica Oksida
Rumus molekul : SiO2
Sifat-sifat :
Berat Molekul
: 60.08 g/mol
Bentuk
: Kristal transparan
Densitas
: 2.680 g/cm3
Titik lebur
: 1600-1725oC
Titik didih
: 2230oC
: 0.079 g/L
2.5.4
Berat molekul
: 209.26 g/mol
Bentuk
Densitas
: 5.38 g/cm3
Titik lebur
: 450oC
Titik didih
: 717oC
: tidak larut
11
2.6
: CH3COOH
Berat molekul
: 60,053 gr/gmol
: 16,6C
: 117,9C
Specific Gravity
: 1,051 gr/cm3
Penampilan
Keasaman (pKa)
: 594,45K
: 57,1 atm
: 2,85 cc/ gr
Titik nyala
: 39oC
: 4%
pH
: 2,9
Surface Tension
27,6 dyne/cm)
: (20C, udara = 1,22 cp); (110 C = 0,42
Viskositas
cp)
Specific Heat
: 0,487 kal/grC
: 6,3 kal/gr
Keasaman
Atom hidrogen (H) pada guguskarboksil (COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan
sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa
12
konjugasinya adalah asetat (CH3COO). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira
sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.
Dimer siklis
Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen.
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat
berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[3] Dimer juga
dapat dideteksi pada uapbersuhu 120 C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di
dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat
murni.[4] Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air).
Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.066.0 kJ/mol, entropi disosiasi
sekitar 154157 J mol1 K1.[5] Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat
sederhana lainnya.
Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan
etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia
bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garamanorganik dan gula maupun senyawa
non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat
bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air,
13
kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini
membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium,
dan seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat).
Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang
cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi
dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Salah satu
pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat
membentuk lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu,
biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.
14
Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul asam asetat. Ester dari
asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan
amida. Pada suhu 440 C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida,
atau ketena dan air.
Deteksi
Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam
dari asam asetat bereaksi dengan larutan besi(III) klorida, yang menghasilkan warna
merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila dipanaskan
dengan arsenik trioksida (AsO3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-O-As(CH3)2),
yang mudah dikenali dengan baunya yang tidak menyenangkan.
2.7
Penamaan
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata
Latinacetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam
etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat
yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk
kristal mirip es pada 16.7 C, sedikit di bawah suhu ruang.
Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi
asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3C(=O).
Pada konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak
yang menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan
lambang unsur Aktinium (Ac).
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.1.1
Karbonilisasi methanol
Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui karbonilasi. Dalam reaksi
16
dengan tingkat selektivitas mencapai 90%. Pada tahun 1968, ditemukan katalis
kompleks Rhodium, cis[Rh(CO)2I2] yang dapat beroperasi dengan optimal pada
tekanan rendah tanpa produk sampingan. Pabrik pertama yang menggunakan katalis
tersebut adalah perusahan kimia AS Monsanto pada tahun 1970, dan metode
karbonilasi metanol berkatalis Rhodium dinamakan proses Monsanto dan menjadi
metode produksi asam asetat paling dominan. Proses Monsanto berjalan pada tekanan
30-60 atm dan temperatur 150-200C. Proses ini memberikan selektivitas yakni lebih
besar dari 99%. Pada era 1990'an, perusahan petrokimia British Petroleum
mengkomersialisasi katalis Cativa ([Ir(CO)2I2]) yang didukung oleh ruthenium.
Proses Monsanto dapat digantikan dengan proses Cativa, yang merupakan proses
serupa menggunakan katalis iridium. Proses Cativa sekarang lebih banyak digunakan
karena lebih ekonomis dan ramah lingkungan, sehingga menggantikan proses
Monsanto.
Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan proses Monsanto dan
proses Cativa. Adapun kelebihan atau kekurangan dari kedua proses tersebut sebagai
berikut:
1. Proses Monsanto
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh pabrik Perusahaan Monsanto di
Texas City. Keunggulan dari metode ini ialah dapat dijalankan pada tekanan yang
rendah. Bahan dasar dari pembuatan asam asetat menggunakan metode ini ialah
methanol. Prinsip pembuatannya ialah methanol direaksikan dengan gas CO2
mengahsilkan asam asetat difasilitasi katalis rhodium. Sebelumnya pembuatan asam
asetat dengan teknik BASF dapat dilakukan dengan menggunakan katalis
iodinepromotedkobalt, namun kurang efektiv dalam hal biaya karena katalis ini
bekerja pada tekanan tinggi yakni sekitar 7.500 lb/in2. Sedangkan katalis rhodium
17
bekerja pada tekanan antara 200 - 1800 lb/in2. Katalis rhodium menghasilkan asam
asetat sampai 99 % sedangkan katalis iodinepromotedkobalt hanya sekitar 90 % saja.
Mekanisme kerja proses monsanto berjalan dengan beberapa tahap,
1. Siklus katalitik konversi metanol menjadi metiliodida
CH3OH + HI
CH3I + H2O
2. Penambahan katalis Rh (I) kompleks (d8 segi empat planar) ke dalam metil iodida
menghasilkan struktur baru koordinat 6 alkil rhodium (III) kompleks (d6).CH3I + [Rhkompleks]
Mekanisme Reaksi Katalis
Katalis Carbonylation terdiri daridua komponen utama yaitu rhodium kompleks
yang larutdan iodida promotor. Hampir setiap sumber Rh dan I- akan bekerja dalam
reaksi ini karena akan dikonversi menjadi katalis [Rh (CO)2I2]- di bawah kondisi
reaksi. Struktur katalis [Rh(CO)2I2]- dapat dilihat seperti gambar berikut.
Katalis ini sangat aktif sehingga akan memberikan reaksi dan distribusi produk
yang baik. Skema pembuatan dalam pabrik dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
18
Proses yang terjadi ialah; pertama methanol dimasukkan dalam tangki reaktor
dan direaksikan dengan HI. Peran iodida adalah hanya untuk mempromosikan
konversi methanol menjadi metil iodide:
Setelah metil iodida telah terbentuk maka diteruskan ke reaktor katalis. Siklus
katalitik dimulai dengan penambahan oksidatif metil iodida ke dalam [Rh(CO)2I2]sehingga terbentuk kompleks [MeRh(CO)I3]- (Gambar 2). Kemudian dengan cepat CO
pindah berikatan dengan CH3 membentuk kompleks seperti pada gambar 3 pada
diagram reaksi berikut. Setelah itu direaksikan dengan karbon monoksida, dimana gas
CO berkoordinasi sebagai ligan dalam kompleks Rh, menjadi rhodium-alkil kemudian
membentuk ikatan menjadi kompleks asil-rhodium (III) (Gambar 4). Dengan
terbentuknya kompleks pada gambar 4 maka gugus CH3COI mudah lepas. Kompleks
ini kemudian direduksi menghasilkan asetil iodide dan katalis rhodium yang
terpisah.Ditangki ini bekerja suhu 1500C-2000C dan tekanan 30 atm- 60 atm. Asetil
19
20
Proses ini memiliki efisiensi yang tinggi hingga mencapai 100%, semua atom
dalam reaktan akan menjadi produk.
Memiliki hasil tinggi, sekitar 98% berdasarkan metanol (90% didasarkan pada
karbon monoksida).
Meskipun metanol biasanya dibuat dari gas sintesis, yang dihasilkan dari
minyak, juga dapat dihasilkan dari biomassa (kayu), limbah kota dan limbah.
21
Ini akhirnya dapat menyebabkan proses yang tidak lagi tergantung pada
minyak.
Rhodium dan bentuk garam iodida larut seperti RHI3, sehingga air konten
dalam tangki reaksi harus tetap relatif tinggi untuk mencegah hal ini. Langkah
terakhir distilasi diperlukan untuk menghapus air, menambah biaya dan
permintaan energi. Setiap terjadi hujan menghapus katalis, yang harus kembali
dan kembali ke reaktor utama.
CO2 + H2
2. Proses Cativa
Proses Cativa adalah metode lain untuk produksi asam asetat oleh carbonylation
dari metanol . Teknologi ini mirip dengan proses Monsanto hanya berbeda dalam
penggunaan katalis. Proses ini didasarkan pada iridium yang mengandung katalis
seperti kompleksIr[(CO)2I2]. Proses ini pertama kali dikembangkan oleh BP
Chemicals dan lisensi oleh BP Plc. Pada awalnya kajian Monsanto telah menunjukkan
bahwa iridium kurang aktif dari rhodium untuk proses carbonylation metanol. Namun
penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa katalis iridium bisa dipromosikan dengan
bantuan ruthenium. Kombinasi ini menghasilkan sebuah katalis yang lebih unggul
22
Proses reaksi dalam tangki dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
23
menghasilkan asam asetat (CH3COOH) dan asam halida (HI). Dimana HI yang
terbentuk ini ditarik lagi masuk dalam siklus bereaksi dengan methanol membentuk
Metil Iodida yang akan bereaksi lagi dengan katalis. Asam asetat yang terbentuk
belum murni. Untuk memisahkan asam asetat dari pengotor maka dilakukan destilasi.
Mekanisme pembuatan asam asetat dalam pabrik dengan proses Cativa dapat
dipresentasikan seperti berikut ini.
24
proses
Monsanto,
reaksi
secara
teoritis
mencapai
100%
Proses ini lebih cepat dan lebih efektif, dan hanya membutuhkan katalis dalam
jumlah sedikit.
menemukan bahwa metanol dapat carbonylated untuk asam asetat. BASF memulai
carbonylation pabrik metanol pertama pada tahun 1960 menggunakan iodida kobalt
sebagai katalis. Sintesis berlangsung di sekitar 250oC dan pada tekanan sampai 10.000
psi. Pada tahun 1970-an, Monsanto mengembangkan system katalis rhodium / iodide
dan disempurnakan pada tahun 1986 oleh BP Chemicals dengan menggunakan katalis
iridium dengan bantuan ruthenium yang dikembangkan lebih lanjut proses. rhodiumkatalis metanol proses carbonylation sangat selektif dan beroperasi di bawah tekanan
reaksi ringan (sekitar 500 psi). Sistem katalis iridium memiliki aktivitas lebih tinggi
25
dibandingkan dengan proses rhodium, dimana produk hasil samping lebih sedikit dan
mampu beroperasi kadar air yang rendah (kurang dari 5% untuk Cativa dibandingkan
dengan 14-15% Proses Monsanto). Semua faktor ini menggabungkan untuk
memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka dengan
biaya modal yang relatif rendah.
ini mengembangkan proses asam asetat, Acetica, yang menggunakan katalis heterogen
didukung sistem dan reaktor kolom gelembung. Dilaporkan bahwa sistem katalis yang
didukung ini menghasilkan produktivitas yang tinggi, peningkatan aktivitas rhodium,
dan menghasilkan asam asetat lebih dari 99% dari metanol. Proses Acetica dapat
dioperasikan pada kadar air yang rendah dalam kisaran 3-8 wt% dari cairan reaktor.
Dalam
26
3.1.3
metan, bromina dalam bentuk hidrogen bromida (40 wt% HBr/H2O) dan oksigen
direaksikan dengan menggunakan katalis Ru/SiO2 menghasilkan CH3Br dan CO.
27
Tahap kedua CH3Br dan CO direaksikan lagi dengan H2O dengan bantuan katalis
RhCl3 menghasilkan asam asetat dan asam bromide. Mekanisme reaksinya dapat
ditunjukkan:
28
3.1.7 Fermentasi
Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh manusia
untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi pemecahan karbohidrat dan
asam amino secara anaerob. Peruraian dari kompleks menjadi sederhana dengan
bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan energi. (Perry, 1999)
Berdasarkan Silcox dan Lee, proses fermentasi yang baik adalah:
1. Mikroorganisme dapat membentuk produk yang diinginkan
2. Organisme ini harus berpropagasi secara cepat dan dapat mempertahankan
keseragaman biologis, sehingga memberikan yield yang dapat diprediksi.
3. Raw material sebagai substrat ekonomis
4. Yieldnya dapat diterima
5. Fermentasi cepat
6. Produk mudah diambil dan dimurnikan
Asam asetat memiliki beberapa nama antara lain asam etanoat, vinegar
(mengandung minimal 4 gram asam asetat per 100 larutan), atau asam cuka. Asam
asetat merupakan senyawa organik yang mengandung gugus asam karboksilat. Rumus
29
molekul dari asam asetat adalah C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk
CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.
Peran biologis asam asetat ditemukan oleh ahli biokimia Konrad Emil Bloch di
pertengahan 1900-an. Ia menemukan bahwa asam asetat adalah prekursor utama dalam
produksi kolesteroltubuh. Asam asetat diubah menjadi kolesterol dalam hati melalui
serangkaian reaksi kimia 36. Bloch mampu menggunakan metode penandaan
radioaktif untuk menentukan karbon dari asam asetat dimasukkan ke kolesterol.
Penelitian ini penting untuk pemahaman kita tentang metabolismekolesterol dan
perannya dalam penyakit jantung.
Asam asetat telah lama dikenal oleh bangsa Romawi dan Yunani dengan
proses pembuatan yang masih sangat sederhana, yaitu melalui oksidasi alkohol yang
terdapat dalam anggur yang ditempatkan dalam tong atau dibiarkan pada udara
terbuka. Produksi secara komersial dimulai pada akhir abad ke-19 dengan proses
oksidasi langsung hidrokarbon fase cair. Pada tahun 1911, produksi asam asetat
melalui oksidasi asetaldehid mulai beroperasi di Jerman. Proses karbonilasi methanol
pertama kali diaplikasikan pada tahun 1963 dengan proses BASF, kemudian proses
Monsanto mulai diperkenalkan pada tahun 1968.
Asam asetat diproduksi secara fermentasi melalui beberapa cara :
FermentasiAerob
Fermentasi Anaerob
Fermentasi Aerob
Acetobacter aceti
C6H12O6 2 C2H5OH
2 CH3COOH + H2O + 116 kal
glukosa
etanol
cuka asam
Fermentasi Anaerob
Clostridium thermoaceticum
C6H12O6
3 CH3COOH
glukosa
asam asetat
30
Gluconobacter
Mengoksidasi etanol menjadi asam asetat.
Acetobacter
Mengoksidasi asam asetat lebih lanjut menjadi O2 dan H2O.
Bakteri asam asetat mempunyai kemampuan membentuk asam dari alkohol
31
(Etanol)
Asam cuka
32
Sedikit nutrisi
Mendistribusikan campuran etanol cair (10,5 %), vinegar(1 %), dan nutrisi
33
Panas yang timbul akibat reaksi oksidasi diambil dengan pendingin. Pendingin
optimum sebesar 10- 10,5 %. Sebagian produk direcycle dan sebagian yang lain di
keluarkan dari tangki.
- Bakteri asetat akan berhenti memproduksi asam asetat jika kadar asam asetat
telah mencapai 12-14 %.
-
Bahan baku 2.500 gal dengan produk 10,5 % asam asetat memerlukan waktu
mengontrol.
2) Konsentrasi produk asam asetat besar.
3) Tangki proses membutuhkan sedikit tempat peletakannya.
4) Penguapan sedikit.
acetigenum.
- Temperatur proses dipertahankan pada rentang suhu 24-29 oC.
-
Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara gelembung udara dan cairan yang
difermentasi.
34
asam asetat
35
Pemurnian
Distilasi/penyulingan
Dari distilasi bertingkat akan dihasilkan beberapa jenis asam asetat :
Pengendalian Fermentasi
Dalam proses pembuatan cuka, ada beberapa langkah pengendalian fermentasi yang
perlu dilakukan sehingga hasil fermentasi yang berupa vinegar sesuai yang diinginkan.
a) Pada saat fermentasi alkohol, nutrisi yang dibutuhkan oleh khamir untuk
melakukan fermentasi harus dipenuhi. Selain gula dan sebagian merupakan
padatan cider, substansi yang dinyatakan oleh keasaman dan abu sangat
diperlukan oleh khamir. Demikian pula dengan kebutuhan mineral dalam abu
yang penting untuk pertumbuhan mikroba.
b) Suhu 75 80oF merupakan suhu yang sesuai yang harus dipertahankan selama
fermentasi alkohol. Pada suhu mendekati 100oF fermentasi menjadi terhambat
dan berhenti pada suhu 105oF.
c) Fermentasi alkohol harus dilakukan dalam kemasan, sehingga sari buah tidak
terkena udara secara berlebihan. Suatu tong diletakkan secara horizontal
dengan lubang tong ditutup kapas atau perangkap udara. Untuk sejumlah kecil
36
3.2
senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai
bahan untuk memproduksi monomervinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM).
Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester.
Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil.
Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai
senyawa kimia. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
37
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk
memproduksi monomervinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam
asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Juga sebagai
pengatur keasaman pada industry makanan dan pelunak air. Penggunaan asam asetat
lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil.
Pada industri tekstil, terutama industri pencelupan kain dimana asam asetat
berfungsi sebagai pengatur pH. Dan pada industri benang karet, sebagai bahan
penggumpal (co-agulant) ketika latex dikeluarkan dari extruder. Dalam industri
farmasi asam asetat digunakan untuk untuk pembuatan obat-obatan (aspirin).
Cuka banyak digunakan dalam industri pengolahan pangan, industri farmasi dan
industri kimia.
Dalam industri farmasi cuka /asam asetat digunakan untuk untuk pembuatan
obat-obatan (aspirin).
Beberapa negara di benua Amerika dan Eropa menggunakan sari buah dari
berbagai jenis buah-buahan sebagai bahan bakunya.Di Jepang,cuka diproduksi dengan
menggunakan bahan baku beras yang telah mengalami sakarifikasi.Di Indonesia,nira
38
aren sering digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk membuat cuka lahang,yaitu
sejenis cuka yang dibuat secara tradisional melalui proses fermentasi spontan.
3.3
penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Asam asetat pekat juga dapat terbakar
di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang
melebihi 39C (102F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di
udara (ambang ledakan: 5.4%-16%).
Larutan asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di lemari
asam karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer, seperti pada cuka,
tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat adalah berbahaya bagi
manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.
39
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
Proses
Produksiasamasetatsebaiknyadilakukanpadatekananbesardansuhurendah.
40
DAFTAR PUSTAKA
Jones Jone H., The Cativa Process For The Manufacture Plant Of Acetic Acid Iridium
Catalyst Improves Productivity In An Established Industrial Process. BP
Chemicals Ltd., Hull Research &Technology Centre, Salt End, Hull HU12
8DS, U.K
Li Xuebing and Enrique Iglesia. The Synthesis of Acetic Acid from Ethane, Ethene, or
Ethanol on Mo-V-Nb Oxide.
Department of Chemical Engineering,
University of California, Berkeley, CA94720, USA
Roth J. F. The Production of Acetic Acid Rhodium Catalysed Carbonylation Of
Methanol. Monsanto Co., St. Louis, Missouri
Shakhashiri. 2008. Acetic Acid & Acetic Anhydride. General Chemistry.
http://raz2305ans.multiply.com/journal/item/4
http://www.scribd.com/doc/55515855/Sintesis-asam-asetat-SMAK-bogor
http://www.scribd.com/doc/51773495/PIK-Pembuatan-Asam-Asetat
http://kimiadotcom.wordpress.com/2008/08/22/asam-asetat/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org
/wiki/Acetic_acid
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.icis.com/v
2/chemicals/9074780/acetic-acid/process.html
http://arenlovesu.blogspot.com/2010/04/asam-asetat.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11706/1/09E02253.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat
http://www.scribd.com/doc/31542834/Sintesis-Asam-Asetat
41