Anda di halaman 1dari 5

Rancang Bangun Electroencephalograph (EEG) Sebagai Perekam Dan

Pendeteksi Sinyal Biolistrik Otak Yang Terintegrasi Dengan PC Berbasis


Mikrokontroler ATMEGA8535
Abstrak
Salah satu organ tubuh yang mengeluarkan sinyal-sinyal biolistrik adalah otak. Sinyal
biolistrik yang dikeluarkan oleh otak ini dapat digunakan untuk mengetahui kelainan pada
otak. Untuk menangkap sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh otak diperlukan suatu alat yang
disebut dengan electroencephalograph (EEG). EEG bekerja dengan menangkap frekuensi
sinyal-sinyal listrik yang dibangkitkan oleh otak akibat adanya aktivitas mental subjek.
Latar Belakang
Dalam bidang kedokteran, perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan
medis, menuntut peralatan yang dapat menunjang evektifitas penelitian,
pemeriksaan serta terapi medis. Salah satu alat yang digunakan untuk
menunjang

penelitian,

pemeriksaan

serta

terapi

medis

adalah

Electroencephalograph, yaitu alat yang digunakan oleh dokter-dokter ahli


dalam bidang Neurologi. Perekaman gelombang otak sampai saat ini
hanya bisa dilakukan di rumah sakit saja. Ini karena alat EEG yang ada
sangat mahal harganya dan biaya untuk perekaman sinyal otak juga
mahal sehingga diperlukan sebuah EEG yang portable dan mudah
dioperasikan.
Landasan Teori
Gelombang Otak
Berikut adalah jenis jenis sinyal biolistrik otak berdasarkan frekuensi:

Intensitas gelombang otak pada kulit kepala berkisar 0-300 uV, dan frekuensinya berkisar
antara 1-50 kali putaran per detik atau lebih. Sifat gelombang ini sangat tergantung pada
besarnya aktivitas di korteks serebri, dan gelombang otak jelas mengalami perubahan pada
keadaan siaga, tidur dan koma.
Dasar-dasar Elektroencephalograph
Biolistrik otak dapat dideteksi melalui kulit tempurung kepala dan untuk mendeteksi
sinyal tersebut dapat digunakan elektroda-elektroda yang dipasang pada kulit tempurung
kepala. Elektroda harus dapat membuat kontak listrik yang stabil dengan kulit agar dapat
melewatkan sinyal biolistrik yang sangat rendah. Elektroda yang sering digunakan adalah
piringan kecil logam dengan diameter sekitar 0,27 mm (biasanya Ag-AgCl).
Metode Penempatan Elektroda
Untuk merekam sinyal biolistrik otak ini ada 2 metode yang digunakan, yaitu metode
bipolar dan unipolar. Metode bipolar adalah metode sadapan sinyal dengan mengambil selisih
tegangan antara dua titik pada bagian frontal dan occipital, sehingga selisih potensial dari
kedua tempat dapat tercatat.

Sedangkan metode unipolar adalah metode dimana satu titik dijadikan sebagai titik acuan,
biasanya pada daun telinga, sedangkan yang lainnya diletakkan pada titik yang akan diperiksa
pada sisi kepala yang sama. Perancangan ini menggunakan metode bipolar.

Sensor Elektroda
Sensor elektroda kulit merupakan sensor yang dapat digunakan untuk membantu
mendeteksi sinyal biopotensial yang dikeluarkan tubuh manusia melalui kulit. Sensor tersebut
dibuat dari bahan AgAgCl yang biasa disebut perak-perak klorida. Untuk mendapatkan
kontak listrik dalam penggunaannya pada sensor ini terdapat pasta elektrolit yang terletak
diantara elektroda dengan kulit. Konstruksi elektoda permukaan kulit ditunjukkan pada
gambar
Spesifikasi

dari elektroda kulit diatas adalah

sebagai

berikut:

1.

Digunakan pada ECG,EEG dan

EMG
2. Perlu kestabilan pada pengukuran orde puluhan mikro hingga mili volt.
3. Umumnya dibentuk dengan cakram metal perak dengan lapisan perak nitrat sebagai
elektroda reversible.
4. Pada pemakaian perlu pendukung agar tetap menempel pada kulit dan bila kestabilan
kontak diperlukan kulit dilapisi dahulu dengan pasta konduktif.
Elektroda Ag-AgCl berfungsi untuk menangkap sinyal biolistrik otak yang terdapat pada
permukaan kulit tempurung kepala.
Pengkondisi Sinyal, terdiri dari
a. Penguat instrumentasi berfungsi sebagai penguat selisih tegangan dari dua lokasi
penempatan elektroda sekaligus menghilangkan sinyal noise dari kedua masukan.
b.

Penguat non inverting berfungsi memberikan penguat tingkat kedua kepada sinyal
yang telah melalui penguat instumentasi.

Rangkaian Filter.
a. Lowpass filter, digunakan untuk merekam sinyal dengan frekuensi 50 Hz dan
meloloskan sinyal dibawahnya.
b. Bandpass filter alfa, berfungsi untuk meloloskan sinyal alfa yang mempunyai range
frekuensi 8-13 Hz,dan meredam frekuensi diluar frekuensi tersebut, dan (c) Bandpass
filter beta, berfungsi untuk meloloskan sinyal beta yang mempunyai range frekuensi
14-25 hz, dan meredam frekuensi diluar frekuensi tersebut.

Mikrokontroller berfungsi menerima sinyal analog gelombang alfa dan beta dan
mengirimkan data digital ke komputer melalui konektor DB9.
Personal Komputer berfungsi untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan dan mengolah
informasi yang diterima dari komunikasi serial serta menampilkan data dengan menggunakan
program Delphi.
Perencanaan sensor elektroda
Untuk dapat menangkap sinyal biolistrik otak yang terdapat pada kulit tempurung
kepala maka dibutuhkan sensor elektroda jenis Ag-Agcl yang ditempelkan pada kulit kepala,
perancangan pada alat ini menggunakan tiga buah sensor elektroda kulit jenis Ag-Agcl, input
dari elektroda dilekatkan pada bagian depan kepala (Frontal) bagian atas telinga (Occipital)
dan bagian bawah telinga sebagai ground. Output dari ketiga elektroda tersebut dimasukkan
ke kaki penguat instrumentasi AD521 dan driver light right.

Sinyal yang disadap oleh electroda sangat kecil. Untuk menampilkan sinyal tersadap
tersebut dibutuhkan penguatan yang sangat besar. Intensitas gelombang otak pada kulit
kepala berkisar 0-300 uV dan sangat mudah terganggu sinyal noise sehingga diperlukan suatu
penguat instrumentasi yang dapat menguatkan sinyal. Untuk sinyal dan yang akan
ditampilkan mempunyai sinyal yang besarnya 0-50uV, untuk itu dibutuhkan penguatan total

sebesar 100000 kali supaya sinyal tersebut dapat teraba dan terdeteksi oleh ADC. Rangkaian
penguat instrumentasi yang direncanakan seperti yang terlihat dalam Gambar 6.

Anda mungkin juga menyukai