Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

RESUME PERTEMUAN 2

Oleh Kelompok 4
Kelas VII B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Darussalam
Bella Astrina Classinta Ard
Eko Pristiawan
Aulia Indira Kumalasari
Dimas Alfiyan Saputra
Novia Ambarwati
Riska Eky Pur Irianti
Anel Prasyas

(201310340311076)
(201310340311080)
(201310340311084)
(201310340311089)
(201310340311095)
(201310340311096)
(201310340311107)
(201310340311126)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengertian :
Pengembangan
Memiliki arti proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia , 2002 : 538). Dengan demikian konsep pengembangan adalah
rancangan

mengembangkan

sesuatu

meningkatkan kualitas lebih maju.

yang

sudah

ada

dalam

rangka

Sumber daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga nonfisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin
besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap).
Sumber daya dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Daya guna
Daya guna memiliki arti suatu kemampuan yang dapat mendatangkan
manfaat, efisien, dan tepat guna.
Daya Rusak
Kemampuan yang bersifat merusak sesuatu.
Air
Air merupakan senyawa yang penting bagi makhluk hidup yang ada di Bumi. Air
mempunyai potensi di beberapa bidang, diantaranya :
Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk irigasi. Di beberapa
wilayah irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan di
wilayah lainnya irigasi hanya dilakukan untuk tanaman pertanian yang
menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil.
Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan juga
meningkat dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari
bagaimana memproduksi bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan
metode dan teknologi irigasi, manajemen air pertanian, tipe tanaman pertanian,
dan pemantauan air.
Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri.
Banyak pengguna industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik
yang menggunakan air untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan
tambang dan minyak bumi yang menggunakan air untuk proses kimia, hingga
industri manufaktur yang menggunakan air sebagai pelarut. Porsi penggunaan
air untuk industri bervariasi di setiap negara, namun selalu lebih rendah
dibandingkan penggunaan untuk pertanian.
Rumah Tangga
Diperkirakan 15% penggunaan air di seluruh dunia adalah di rumah tangga. Hal
ini meliputi air minum, mandi, memasak, sanitasi, dan berkebun. Kebutuhan
minimum air yang dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter Gleick adalah

sekitar 50 liter per individu per hari, belum termasuk kebutuhan berkebun. Air
minum haruslah air yang berkualitas tinggi sehingga dapat langsung dikonsumsi
tanpa risiko bahaya.
Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah kecil, namun terus
berkembang. Air yang digunakan untuk rekreasi biasanya berupa air yang
ditampung dalam bentuk reservoir, dan jika air yang ditampung melebihi jumlah
yang biasa ditampung dalam reservoir tersebut, maka kelebihannya dikatakan
digunakan untuk kebutuhan rekreasional. Pelepasan sejumlah air dari reservoir
untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan sejenis juga disebut sebagai
kebutuhan rekreasional. Hal lainnya misalnya air yang ditampung dalam
reservoir buatan (misalnya kolam renang).
SISTEM DAN INSFRASTRUKTUR PERAIRAN
1. BATAS TEKNIS HIDROLOGI
Ada 3 wilayah/daerah teknis atau hidrologis Pengelolaan Sumberdaya Air yaitu:
a. Cekungan air tanah (CAT)
Adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua
kejadian hidrogeologis.
b. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami.
c. Wilayah Sungai/Satuan wilayah sungai (SWS)
Adalah Kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air, dalam satu atau lebih
DAS dan atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan
2000 km2.
Dasar pembagian SWS di Indonesia :Permen PU No.39/PRT/1989
SISTEM DAN INSFRASTRUKTUR PERAIRAN
1. Sungai
2. Waduk, danau
3. Sistem irigasi
4. Jaringan air bersih
5. Sistem drainase perkotaan
6. Air tanah
7. PLTA
8. Pengendalian banjir dan

Genangan
9. Pengendalian erosi
10. Pengendalian sedimentasi
11. Navigasi
12. Pantai
13. Aktivitas konservasi
14. Pengendalian kekeringan
15. Penanggulangan longsor,dll.

16.
2. KOMPONEN SUMBERDAYA AIR
1. Komponen Alami SDA
a. Sungai: DAS, braided river, meander, aluvial river
b. Muara dan pantai
c. Danau
d. Rawa
e. Air tanah (confined dan unconfined aquifer)
f. Daerah retensi
g. Mata air (spring)
h. Air terjun, dll.
2. Komponen Artifisial SDA
a. Waduk dan semua bangunan air penunjangnya
b. Embung
c. Bendung, cekdam, sabo DAM
d. Sistem drainase (perkotaan, jalan raya, bandara, pedesaan)
e. Sistem irigasi
f. Jaringan air bersih
g. Bangunan pengendali erosi (Sabo DAM)
h. Talang, tanggul pengendali banjir, pintu air
i. Sistem buangan limbah cair, dll.
17.
3. SISTEM PENGENDALIAN BANJIR
a. Perubahan tata guna lahan di DAS
b. Pembuangan sampah
c. Erosi dan sedimentasi
d. Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase
e. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
f. Curah hujan
g. Pengaruh fisiografi/geofisik sungai
h. Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai
i. Pengaruh air pasang
j. Penurunan tanah dan ROB
k. Drainase lahan
l. Bendung dan bangunan air
m. Kerusakan bangunan pengendali banjir
18.
19. 4 STRATEGI PENGENDALIAN BANJIR
-

Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir dengan membuat peta/zona

kerawanan banjir
Pengaturan peningkatan kapasitas Daya Dukung Lingkungan dengan

penghijauan
Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi penanganan

banjir
Modifikasi banjir yang terjadi dengan bangunan pengontrol banjir misal waduk,
tanggul

20.
21. METODE PENGENDALIAN BANJIR
1. Metode Struktur
22.
(Bangunan Pengendali Banjir)
Bendungan
23. Konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,
danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam
juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak

diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.


Kolam Retensi
24. Suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air
sementara yang terdapat di dalamnya. Kolam retensi dibagi menjadi 2
macam tergantung dari bahan pelapis dinding dan dasar kolam, yaitu

kolam alami dan kolam buatan.


Cekdam
25. Tanggul penghambat atau cek dam adalah bendungan kecil dengan
konstruksi sederhana (urugan tanah atau batu), dibuat pada alur jurang
atau sungai kecil. Tanggul penghambat berfungsi untuk mengendalikan
sedimen dan aliran permukaan yang berasal dari daerah tangkapan di
sebelah atasnya.
26. Tanggul penghambat dibuat dengan luas daerah tangkapan air dari
100 250 ha, dan dapat lebih luas untuk wilayah-wilayah tertentu yang
mempunyai curah hujan yang rendah. Tinggi dan panjang bendungan
maksimal adalah 10 meter tergantung pada kondisi geologi dan topografi
lokasi yang bersangkutan. Pembuatan tanggul penghambat biasanya

dilakukan pada musim kemarau.


Folder
27. Sistem polder (non gravitasi) adalah suatu sistem dimana kawasan
tersebut diisolasi terhadap pengaruh muka air banjir/muka air laut pasang
yang ada di luar kawasan reklamasi dan juga elevasi muka air banjir yang
terjadi akibat hujan lokal yang turun di dalam kawasan tersebut dapat
dikendalikan.
28. Komponen drainase sistem polder terdiri dari :
Tanggul berfungsi untuk mengisolasi kawasan tersebut terhadap

limpasan/bocoran dari luar sistem, seperti banjir dan air laut pasang
Pintu air berfungsi untuk menahan air banjir/air laut pasang dari luar
sistem agar tidak masuk ke kolam retensi/saluran dan untuk

menyalurkan debit banjir keluar sistem pada saat terjadi kerusakan


pompa dan muka air di luar sistem lebih rendah dari muka air di dalam

sistem
Pompa air berfungsi untuk menyalurkan debit banjir ke luar sistem pada

saat terjadi hujan


Kolam retensi berfungsi untuk menampung debit banjir pada saat terjadi

hujan
Jaringan saluran drainase berfungsi untuk menyalurkan debit banjir dari

seluruh sistem ke kolam retensi/stasiun pompa.


Retarding Basin
29. metode ini adalah mencegat air yang mengalir dari hulu dengan
membuat kolam-kolam retensi (retarding basin) sebelum masuk ke hilir.
Retarding basin dibuat di bagian tengah dan hulu kanan-kiri alur sungai-

sungai yang masuk kawasan yang akan diselamatkan.


Groundsill
30.
(Perbaikan dan Pengaturan Sistem Sungai)
Sistem jaringan sungai
Pelebaran, pengerukan (normalisasi sungai)
Perlindungan tanggul
Sudetan (Bypass)
Floodway
2. Nonstruktur
Pengelolaan DAS
Pengaturan tata guna lahan
Penegakan hukum
Pengendalian erosi di DAS
Pengeturan dan pengembangan daerah banjir
31.
Dimasa lalu metode struktur menjadi pilihan

utama

dalam

pengendalian banjir, namun pada saat ini banyak negara - negara maju, justru
beralih ke metode non struktur. Lebih jelasnya kedua metode tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
32.
33. Tabel Metode Pengendalian Banjir
34. Skala
Prioitas
36. I

35. Metode
37.
38.
39.
40.

Metode Non Struktur


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
Pengaturan Tata Guna Lahan;
Pengendalian Erosi di DAS;

49. II

41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
50.

Pengembangan Daerah Banjir;


Pengaturan daerah Banjir;
Penangnan Kondisi darurat;
Peramalan banjir;
Peringatan bahaya banjir;
Asuransi;
Law Enforcement
dll
Metode Struktur : Bangunan

Pengendali Banjir
51. Bendungan;
52. Kolam Retensi;
53. Check Dam;
54. Bangunan pengurang kemiringan

59. Skala
Prioitas
61. III

70.

sungai;
55. Groundsill;
56. Retarding basin;
57. Polder
58. dll
60. Metode
62. Metode Struktur : Perbaikan dan

Pengaturan Sistem Sungai


63. Sistem jaringan sungai;
64. Perbaikan sungai;
65. Perlindungan tanggul;
66. Tanggul banjir,
67. Sudetan (baypass);
68. Floodway
69. dll
Sumber : Kodoatie, 2005

4. SISTEM DRAINASE
71. Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan/dibuang agar tidak terjadi
genangan/banjir.
72. Caranya? Pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang
mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistem saluran di atas kemudian dialirkan
ke sistem yang lebih besar. Sistem yang lebih kecil biasanya dihubungkan dengan
saluran rumah tangga. Seluruh proses ini disebut sistem drainase.
73.
74. Perbedaan Irigasi dan Drainase
75.

76. Saluran Irigasi

77. Saluran Drainase

78.

79. Usaha untuk

menambahkan /
mengalirkan air ke lahan
pertanian
82. Dilakukan pada lahan
yang kekurangan air
(lahan kering)
85. Memasok air ke sawah

83. Dilakukan pada lahan yang

87.

88. Makin kehilir makin

89. Makin kehilir makin membesar

mengecil ukurannya
91. Kemiringan dasar saluran
dibuat landai,agar dapat
mengairi sawah seluas
mungkin
94. Muka air saluran lebih
tinggi dari muka tanah
( sawah)

ukurannya
92. Saluran dasar dibuat curam,agar
dapat mengeringkan air secepat
mungkin

81.

2
84.

80. Usaha pengurangan / pengambilan

air pada lahan pertanian

berlebihan air (Banjir)


86. Menampung air perumahan

90.

93.

95. Muka air saluran lebih rendah

dari muka tanah ( perumahan)

96.
97. JENIS DRAINASE
98. Secara umum terdiri dari 2 macam, yaitu:
-

Drainase perkotaan
Drainase pedesaan

99.
100.
Pada perencanaan Draiper, yang harus diperhatikan:
- Perkembangan kota
- Daerah rural
- Sistem DAS
101.
102.
103.

FUNGSI DRAINASE
Membebaskan suatu wilayah dari genangan banjir. Apabila air dapat

mengalir

lancar, meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan. Drainase juga

berfungsi untuk pembuangan air rumah tangga.


104.
105.
MASALAH DRAINASE DI PERKOTAAN

Kurangnya lahan
Pemeliharaan sulit
Sampah yang menumpuk di saluran
Dana pemeliharaan minim
Pembangunan infrastruktur tidak terpadu
Kurang secara estetika
106.

107.
SISTEM JARINGAN DRAINASE
- Drainase Major
108. yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu
-

daerah tangkapan hujan (Catcment area).


Drainase mikro
109. yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan di dalam
wilayah kota.

110.

PERMASALAHAN TIMBULNYA GENANGAN AIR

Dimensi saluran tidak sesuai

Perubahan tata guna lahan

Elevasi saluran tidak memadai,

Lokasi merupakan daerah cekungan

Lokasi awalnya merupakan daerah retensi air

Tanggul kurang tinggi

Kapasitas tampungan kurang besar

Dimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga terjadi aliran balik

Adanya penyempitan saluran

Tersumbatnya saluran

5. SISTEM ALIRAN AIR TANAH


6. SISTEM PENGELOLAAN KONSERVASI AIR
7. PENGENDALIAN EROSI & SEDIMENTASI
8. SISTEM PENGELOLAAN KEKERINGAN
9. SISTEM IRIGASI
10. SISTEM AIR BERSIH
11. SISTEM AIR LIMBAH
111.
112.
113.
114.
115.
116.

117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.

124.

Anda mungkin juga menyukai