Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya belajar adalah ciri khas manusia sehingga manusia
dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur
hidupnya, kapan saja, dan dimana saja, baik disekolah, kelas, jalanan, dan
dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Sekalipun demikian,
belajar dilakukan manusia senantiasa oleh iktikat dan maksud tertentu. 1
Tujuan

pembelajaran

merupakan

salah

satu

aspek

yang

perlu

dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala


kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan pembelajaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar

dan proses

mengembangkan

pembelajaran agar

potensi

dirinya

agar

peserta
memiliki

didik

secara

kekuatan

aktif

spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,


serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Dalam dunia pendidikan umumnya dan proses pendidikan
khususnya, penggunaan metode yang tepat dalam pengajaran sangat
tergantung

pada

cocok

tidaknya

penggunaan

metode

pengajaran

terhadap suatu topik yang diajarkan sehingga tujuan pengajarannya


tercapai dengan baik.2

Betapapun baiknya metode pengajaran, apabila

tidak dibarengi dengan belajar yang benar, hasilnya tentu tidak akan
seperti yang diharapkan.
Di dalam Al-Quran, Allah menjelaskan di dalam surat An-Nahl
tentang bagaimana seseorang harus menggunakan metode pengajaran
yang baik:

1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 17.

2 Ahmad Munjin Nasih dan Lirik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
PAI, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 29.


Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. Dan jika kamu memberikan balasan,
Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya
Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai
Muhammad)

dan

Tiadalah

kesabaranmu

itu

melainkan

dengan

pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran)


mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka

tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa


dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S An-Nahl: 125-128).
Al-Quran adalah kitab yang mulia,

sebagai rahmat untuk alam

semesta dan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam AlQuran telah terhimpun dasar-dasar kebaikan dan petunjuk untuk
membangun kehidupan dan meletakkan landasan ketentraman di muka
bumi. Oleh karena itulah membaca Al-Quran suatu amalan yang mulia
dan mengamalkan isinya suatu kewajiban bagi setiap muslim.
Madrasah Aliyah (MA) adalah sekolah Menengah umum yang berciri
khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Dapartemen Agama. Lama
pendidikan di MA adalah 3 (tiga) tahun setelah madrasah Tsanawiyah atau
setelah sekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang
setara. Pendidikan di MA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan
meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang
dijiwai ajaran agama Islam.3
MAN Rukoh didirikan pada 22 Maret 1999 berdasarkan SK Menteri
Agama No 71 tahun 1999. Madrasah ini pertama beroperasi pada 19992002. Saat itu kegiatan belajar mengajar dipusatkan dikomplek kampus
pascasarjana IAIN Ar-Raniry dan baru pada tahun ajaran 2002/2003
pindah ke gedung sendiri dijalan lingkar kampus.
Quran Hadits sebagai salah satu pelajaran agama yang wajib diikuti
oleh semua siswa kelas I, kelas II maupun kelas III di Man Rukoh Banda
Aceh. Dimana penagajaran Quran Hadits merupakan bidang studi yang
memberikan pendidikan untuk mengamalkan dan memahami Al-Quran
sehingga mampu membaca fasih dan menafsirkan atau menarjemahkan
ayat-ayat terpilih serta mamahami Hadist-Hadist Nabi Muhammad SAW
tersebut. Di dalam proses belajar pembelajaran Quran Hadist tidak luput
3 Kep. Menag RI No. 370 Th 1993 tentang Madrasah Aliyah.

dari masalah sebagaimana yang terjadi dalam proses pembelajaran studi


lainnya. Secara

subtansial mata pelajaran Quran Hadist memiliki

konstribusi dalam ibadah dan memberikan motivasi kepada peserrta didik


untuk mempraktikkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai perwujudan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,
menjalin hubungan dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Guru

harus

mengembangkan

kreativitas

para

siswa

melalui

kecakapan memotivasi dengan iklim belajar yang konduktif. Gellerman


(1970)

menyatakan

bahwa

seseorang

pemimpin

harus

memiliki

kemampuan memotivasi bawahan, pemimpin dalam hal ini tidak lain


adalah guru

Di kelas yang menjabarkan kurikulum (mata pelajaran)

kepada siswa sebagai bawahan. Demikian pula Mc Clelland dalam teori


memotivasinyamenyebutkan

bahwa

manusia

membutuhkan

tiga

kebutuhan, pertama: kebutuhan seseorang akan berprestasi (need for


achievement prestation disingkat n Ach), kedua: kebutuhan akan afiliasi
(need for affliation disingkat dengan n Aff), dan ketiga: kekuasaan (need
for power disingkat dengan n Pow).4
Dengan metode ceramah saja tidak cukup untuk memberikan
pembelajaran pada siswa terutama pada saat bacaan-bacaan ayat AlQuran, guru harus menggunakan suatu metode yang dapat mengajarkan
suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa dan mampu
mengkonkritkan informasi atau penjelasa kepada siswa. Metode tersebut
adalah metode demonstrasi, karena metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan utuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu
proses pembentukan pada siswa. Metode demonstrasi adalah pertunjukan
atau

peragaan.

Dengan

metode

demonstrasi,

peserta

didik

berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda


yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil simpilan yang
4 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), cet 2, hal. 104-105.

diharapkan. Metode demonstrasi biasanya berkenaaan dengan tindakantindakan atau prosedur yang dialkukan misalnya:

proses mengerjakan

sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara


dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu. Maka dari itu, metode demonstrasi dapat digunakan guru untuk
mempraktikkan pada siswa bagaimana cara membaca Al-Quran dengan
bacaan tajwid yang baik dan benar, sehingga siswa tidak hanya
mendengarkannya ceramah dari gurunya saja. Tapi mereka juga bisa
mempraktikkannya dan mereka bisa lebih mudah menyimak bacaan yang
dibacakan gurunya.
Adapun permasalahan yang dialami oleh guru bidang studi Quran
Hadist di MAN Rukoh Banda Aceh, antara lain disebabkan oleh banyaknya
siswa yang tidur, berbicara, dan asik dengan sendirinya. Dalam proses
belajar mengajar berlangsung, ada juga sebagian siswa yang tidak
menyimak dan mendengarkan gurunya yang lagi membaca ayat-ayat AlQuran.
Berdasarkan

permasalahan

di

atas,

penulis

tertarik

untuk

mengadakan suatu penelitian tentang bagaimana usaha yang seharusnya


dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam khususnya mata pelajaran
Quran Hadist agar peningkatan motivasi siswa dalam proses belajar
mengajar

meningkat.

Penelitian

yang

dilakukan

ini

berjudul:

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pelajaran Quran


Hadist Dengan Menggunakan metode Demonstrasi Di MAN Rukoh
Banda Aceh.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa

terhadap

pelajaran

Quran

Hadist

dengan

metode

demonstrasi di Man Rukoh Banda Aceh?


2. Bagaimana respon siswa pada pelajaran Quran Hadist dengan
menggunakan metode demonstrasi Di Man Rukoh Banda Aceh?

3. Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi pada pelajaran


Quran Hadist, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di MAN
Rukoh Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, tujuan penulis
melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa

terhadap

pelajaran

Quran

Hadist

dengan

metode

demonstrasi.
2. Untuk mengetahui respon siswa pada pelajaran Quran Hadist
dengan

menggunakan metode demonstrasi Di Man Rukoh Banda

Aceh.
3. Untuk mengetahui peningkatan belajar siswa pada pelajaran Quran
Hadist setelah menggunakan metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan masukan yang
lebih mendalam, dalam meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya
pada pelajaran Quran Hadist dengan menggunakan metode demonstrasi
dan usaha guru dalam memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar
berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi.
E. Penyelesain Istilah
Dalam penelitian ini, penulis sering menggunakan beberapa istilah,
yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan adalah proses perbuatan mempertinggi usaha
kegiatan suatu hal untuk meningkatkan kualitas dan faktorfaktor yang mempengaruhinya dengan tujuan agar mencapai
apa yang diinginkan.5
5 Lalu Sumayang, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2003),
hal. 322.

2. Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
seacara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.6

3. Motivasi
Agus Suprijono (2009: 163) Motivasi adalah proses yang
memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,
terarah dan bertahan lama.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber
belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus
didemonstrasikan. Pengertian lain dari metode demontrasi
adalah

cara

penyajian

materi

pelajaran

dengan

mempertunjukkan proses tertentu.7


F. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
a. Sumber Data Primer dan Sekunder

6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2010), hal. 10.
7 Winata Putra dkk, Strategi belajar mengajar, (Jakarta: UniversitasTerbuka,
2004). hal. 424.

Sumber data primer dari penelitian ini adalah sumber data yang
langsung dikumpulkan oleh penulis dari beberapa siswa dan guru pada
saat proses pelajaran Quran Hadist berlangsung dengan menerapkan
metode demonstrasi di MAN Rukoh Banda Aceh. Sementara data sekunder
penulis dapatkan melalui pengamatan dan wawancara dengan guru dan
siswa dalam menggunakan metode demonstrasi dalam pelajaran Quran
Hadist.
b. Lokasi penelitian
Penelitian ini bertempat di MAN Rukoh Banda Aceh.
2. Metode Pengumpulan Data
Ada tiga cara yang penulis gunakan disini, yaitu:
1.Observasi, dimana penulis secara langsung mengamati dan
memperhatikan kondisi guru dan siswa saat proses belajar mengajar
pada

pelajaran Quran Hadist dengan menggunakan metode

demonstrasi di MAN Rukoh Banda Aceh.


2. Interview, dalam hal ini penulis melakukan wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur dengan guru dan beberapa siswa yang
mengikuti belajar mengajar pada pelajaran Quran Hadist dengan
menggunakan metode demonstrasi di MAN Rukoh Banda Aceh.
3. Dokumentasi,

yaitu

dengan

mengumpulkan

bukti

berupa

rekaman video, wawancara, observasi, dan lain-lain.


3. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis akan melakukannya secara
kualitatif. Semua data yang sudah dikumpulkan akan diverifikasi dan
diinterpretasi serta dilakukan triangulasi data sehingga validitas data
dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data yang dikumpulkan melalui
wawancara akan ditranskripsi dan dilakukan koding untuk mendapatkan
tema-tema tertentu sesuai masalah yang diteliti.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Konseptual
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Peningkatan adalah proses perbuatan mempertinggi usaha kegiatan
suatu

hal

untuk

meningkatkan

kualitas

dan

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya dengan tujuan agar mencapai apa yang diinginkan.


Dalam proses belajar perlu adanya peningkatan, yang bertujuan untuk
melihat sejauh mana kemampuan yang sudah dicapai oleh seorang siswa.
Untuk menacapai tujuan tersebut, siswa perlu adanya motivasi
untuk membangkitkan semangat mereka. Motivasi adalah dorongan
kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman, maka keberhasilan belajar terletak pada adanya perubahan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan adanya ciri-ciri belajar, yakni:

Belajar adalah aktivitas yang mengahasilkan perubahan pada

diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.


Perubahan tersebut pada pokoknya berupa perubahan

kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.


Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.8

Secara sederhana istilah pembelajaran (instruction) bermakna


sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang
melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan
kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat
pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.9

Dengan demikian, pembelajaran

pada

kegiatan

dasarnya

merupakan

terencana

yang

8 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media Karya Anak
Bangsa, 1996), hal. 44.

mengondisikan/merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar


sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam Wina
Sanjaya mendefinisikan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedural yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.10
Suatu kegiatan belajar mengajar tidak dapat tercapai tujuan yang
diharapkan tanpa adanya metode pembelajaran yang baik. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan suatu metode
agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud dengan baik. Sering kali hasil
yang diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar kuurang maksimal,
karena tidak efektifnya metode yang digunakan dalam pembelajaran.
Maka peneliti harus memilih metode yang tepat, efektif dan efisien mutlak
untuk diperhatikan dengan sunguh-sungguh, salah satunya dengan
mimilih dan mengginakan metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru
atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus
didemonstrasikan.11 Pengertian lain dari metode demontrasi adalah cara
penyajian materi pelajaran dengan mempertunjukkan proses tertentu.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode pembelajaran
9 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2012), hal.10.

10 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),


hal. 6.

11 Masyitoh dan Laskmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Progam Peningkatan Kualitas Guru
Madrasah Ibtidaiyah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah, 165.

dimana seorang guru ataupun siswa memperagakan langsung suatu hal


yang kemudian diikuti

oleh

siswa

yang

lain

sehingga

ilmu

atau

ketrampilan yang didemonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan


masing-masing siswa.
2. Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi
Setiap metode yang digunakan untuk pembelajaran terdapat dan
kekurangan, begitu juga dengan metode demonstrasi. Menurut Azwan
Zain, metode Demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a) Kelebihan Metode Demonstrasi
Dapat membuat pembelajaran menjadi jelas dan lebih

konkrit, sehingga menghindarai verbalisme.


Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
Proses pembelajaran lebih menarik.
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan
antara teori dengan kenyataan, dan mencobanya melakukan

sendiri.
b) Kekurang Metode Demonstasi
Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,
karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan

demonstrasi tidak efektif.


Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai
tidak selalu tersedia dengan baik.
Demonstrasi memerlukan kesiapan

atau

perencanaan

panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam


pelajaran lain.12
Menurut Syaiful Sagala juga mengemukan tentang kebaikan dan
kelemahan

metode demonstrasi.

Adapun kebaikan dan kelemahan

metode demonstrasi sebagai berikut:


a) Kebaikan Metode Demonstrasi

12 Azwan Zain, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 91.

Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang


dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu

dapat diamati secara teliti.


Dapat membimbing siswa kearah berfikir yang sama dalam

satu saluran pikiran yang sama.


Ekonomis dalam jam pelajaran disekolah dan ekonomis
waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi

dengan waktu pendek.


Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan
hanya dengan membaca dan mendengarkan, karena murid

mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatan.


Karena gerakan dan proses pertunjukan, maka tidak

memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.


Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau
keraguan dapat diperjelas waktu demonstrasi.

b) Kelemahan Metode Demonstrasi

Derajat verbalisme kurang, peserta didik tidak dapat melihat


atau mengamati

keseluruhan benda atau peristiwa yang

didemonsrasikan.
Dalam mengadakan

perhatian.
Memerlukan banyak waktu.13

pengamatan

diperlukan

pemusatan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan


kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
a) Kelebihan Metode Demonstrasi yaitu:

Dapat membuat peljaran lebih jelas dan konkrit, sehingga

menghindari
verbalisme.
Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan
antara teori dengan

kenyataan, dan mencobanaya untuk

melakukannya sendiri.

13 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010),


hal. 211.

b) Kekurangan Metode Demonstarasi yaitu:


Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus,
karena dapat tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan

demonstrasi akan tidak efektif.


Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadat

tidak selalu
tersedia dengan baik.
Demnonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang
yang

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang

mungkin

terpaksa

mengambil

waktu

atau

jam

pelajaran lain.
3. Tujuan dan fungsi metode demonstrasi
Setiap metode pembelajaran pada hakikatnya memiliki tujuan dan
fungsi arahnya pada peningkatan hasil belajar siswa. Tujuan pokok
penggunaan metode demonstrasi menurut Winata Putra dkk, adalah
untuk

memperjelas

pengertian

konsep,

dan

memperlihatkan

cara

melakukan sesuatu proses terjadinya sesuatu.


Melihat kenyataan tersebut, Winata Putra dkk, juga mengemukakan
bahwa metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
a) Memberikan ketrampilan tertentu.
b) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas.
c) Menghindari dengan jelas jalannya suatu proses dengan
penuh perhatian sebab lebih menarik.14
Menurut Syaiful Sagala, tujuan pengajaran menggunakan metode
demonstrasi adalah unutk memperlihatkan proses terjadinya suatu
peristiwa sesuai dengan materi ajar agar siswa dengan mudah dapat
memahaminya.15
4. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi

14 Winata Putra dkk, Strategi belajar mengajar..., hal. 450.

15 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran..., hal. 215.

Melaksanakan metode demonstrasi yang baik dan efektif, ada


beberapa langkah-langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru
lalu diiuti oleh siswa dan diakhiri dengan evaluasi. Ali Muhammad
mengemumukan bahwa langkah-langkah penerapan metode demonstrasi
adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan kecakapan atau keterampilan yang hendak
dicapai setelah demonstrasi.
b) Mempertimbang penggunaan metode demonstrasi yang
tepat

dan

efektif

untuk

mencapai

tujuan

yang

dirumuskan.
c) Melihat alat yang mudah didapat, dan mencobanya
sebelum didemonstrasikan sehingga tidak gagal sangat
d)
e)
f)
g)

diadakan demonstrasi.
Menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
Menghitung waktu yang tersedia.
Pelaksanaan demonstrasi.
Membuat perencanaan penelitian terhadap kemajuan
siswa.16

Langkah-langkah tersebut akan dapat mengantarkan siswa untuk


memperoleh

pemahaman

dan

kecakapan

sesuai

dengan

tujuan

demonstrasi itu sendiri.


5. Pengertian Al-quran Hadist
Al-Quran

adalah

kalam

Allah

yang

bernilai

mukjizat,

yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantara Malaikat Jibril


a.s yang di dalamnya berisi pedoman hidup bagi manusia. Dan yang
dikatakan Hadits adalah sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
saw, baik itu perbuatan, perkataan, perilaku dan lain sebagainya tentang
Rasulullah untuk menjelaskan kandungan Al-Quran.17
16Ali Muhammad, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.
85.
17 Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Quran Praktis, (Jakarta: Pustaka
Bumi, 2010), hal. 3.

Pembelajaran Al-Quran dan Hadits diarahkan untuk menumbuh-kembangkan


pengetahuan peserta didik terhadap Al-Quran dan Hadits, sehingga memperoleh pengetahuan
mengenai keduanya dengan baik dan benar. Pembelajaran Al-Quran dan hadits di Madrasah
Aliyah ini merupakan lanjutan dengan mata pelajaran Al-Quran Hadits pada jenjang
Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTSN), terutama pada penekanan
kemampuan membaca Al-Quran Hadits, pemahaman surah-surah pendek, dan mengaitkan
dengan kehidupan sehari-hari-hari.
6. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Quran Hadits di MTs
Pembelajaran Al-Quran Hadits adalah bagian dari upaya untuk memberikan
kemampuan dasar kepada siswa dalam memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan
isi kandungan Al-Quran Hadits melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran AlQuran Hadits di Madrasah Aliyah adalah agar siswa mampu membaca, menulis, menghafal,
mengartikan, memahami, dan terampil menerapkan isi kandungan Al-Quran Hadits dalam
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt.
Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih khusus, Ahmad Tafsir merumuskan bahwa terdapat tiga tujuan pembelajaran
yang berlaku untuk semua bentuk pembelajaran, yaitu:
a. Pengetahuan (knowing), di mana guru memiliki tugas untuk mengupayakan kepada
peserta didiknya agar mengetahui setiap materi yang berkaitan dengan AlQur an dan Hadits.
b. Pelaksanaan (doing), di mana guru memiliki tugas untuk mengupayakan kepada peserta
didiknya agar mampu melaksanakan dan mengerjakan apa yang ia
ketahui di dalam kehidupannya.
c. Pembiasaan (being), di mana guru memiliki tugas untuk mengupayakan kepada peserta

didiknya agar mampu membiasakan apa yang telah ia laksanakan di


dalam kehidupan sehari-harinya hingga menjadi suatu kebutuhan
yang tidak bisa ia tinggalkan.18
Ruang lingkup mata pelajaran Al-Quran Hadits di Madrasah Aliyah meliputi:
a. Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.
b. Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat, dan
hadits dalam memperkaya khazanah intelektual.
c. Menerapkan isi kandungan ayat/hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari-hari.19
B. Kerangka Teori
C. Kajian Pustaka

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di MAN Rukoh Banda Aceh dijalan lingkar
kampus Uin Ar-Raniry.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-30 Agustus 2016.
B. Jenis Penelitian

18 Ahmad Tafsir, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam, (Bandung:


Maestro, 2008), hal. 34-35.

19 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Tentang Kurikulum 2013


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Tahun 2013, hal.
52-54.

Bila dilihat dari

penggolongan

menurut

tempat

penelitian

itu

dilaksanakan, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)
yang berusaha mengadakan penelitian ke lokasi secara langsung dengan maksud memperoleh
data-data yang akurat, cermat dan lebih lengkap. Jika ditinjau dari sudut kemampuan atau
kemungkinan suatu penelitian dapat memberikan informasi atau penjelasan, maka penelitian
ini termasuk jenis penelitian deskriptif.
Menurut Sumanto seperti yang dikutip Syafii adalah Penelitian yang dilakukan
untuk mendiskripsikan dan untuk menginterprestasikan kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat yang sedang terjadi
atau kecenderungan yang telah berkembang.20
Dalam penelitian deskriptif menurut Syafii, penelitian yang penulis lakukan masuk
pada penelitian studi kasus, yaitu Penelitian yang mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok,
lembaga atau masyarakat.21 Sedangkan menurut Deddy Mulyana, studi kasus adalah
Penelitian yang berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek sebanyak
mungkin.22
Jadi penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian lapangan yang dipakai untuk
memperoleh data dari lapangan dan menggambarkan keadaan tentang strategi pembelajaran
Al-Quran Hadits di MAN Rukoh Banda Aceh.
20 Asrof Syafii, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: ELKAF, 2005), h.
21.

21 Abuddin Nata, Metodolodi Study Islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2002), hal.
127.

22 Deddy Mulyana,
Rosdakarya, 2008), hal. 201.

Metodologi

Penelitian

Kualitatif,

(Bandung:

Remaja

C. Populasi dan Sampel


D. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk
mendapatkan data yang sedang atau yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data
yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang objektif dalam penelitian ini adalah
sebagi berikut:
1. Wawancara
Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.23 Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada
responden. Wawancara dilakukan secara langsung dengan Kepala Sekolah MAN, dan
beberapa orang jumlah guru bidang studi Al-Quran Hadits di MAN Banda Aceh.
Wawancara yang digunakan dengan berpedoman pada daftar wawancara yang telah
dipersiapkan. Dengan instrumen ini, peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah
berdiri dan berkembangnya sekolah, kurikulum yang dipakai, terkhusus terhadap bagaimana
pelaksanaan pembelajaran Al-Quran Hadits di MAN Rukoh Banda Aceh.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan
mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena yang ada pada obyek
penelitian.24 Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengamatan ke MAN Rukoh
Banda Aceh. Yang akan menjadi fokus pengamatannya pada strategi pembelajaran Al-Quran
Hadits.
Observasi yang digunakan dengan berpedoman pada daftar observasi yang telah
dipersiapkan. Dengan instrumen ini, peneliti gunakan untuk mengetahui strategi apa yang
23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Bina Ilmu, 1993), hal. 130.
24 S. Margono, Metodologi Penelitian..., h. 158.

digunakan guru bidang studi Al-Quran Hadits terhadap pembelajaran Al-Quran Hadits.
Selain itu juga untuk mengetahui proses pembelajaran Al-Quran Hadits di sekolah yang
bersangkutan.
3. Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.25
Dengan teknik pengumpulan data ini peneliti berharap dapat mengetahui secara jelas
tentang pelaksanaan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru bidang studi Al-Quran
Hadits di MAN Rukoh Banda Aceh sehingga bisa melihat respon siswa terhadap strategi
pembelajaran Al-Quran Hadits yang digunakan guru bidang studi Al-Quran Hadits apakah
sangat efektif dan efisien atau kurang. Isi angket tersebut berkaitan dengan judul penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Berarti dokumentasi adalah
metode pengumpulan data yang diperoleh dari bahan tertulis ataupun film. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data dari sumber-sumber yang ada yaitu berupa dokumendokumen penting.26
Dokumentasi yaitu sumber data yang penulis dapatkan dari pihak sekolah dan telah di
simpan sebagai arsip sekolah. Sumber data tersebut penulis gunakan untuk dapat mendukung
penelitian ini. Data tersebut meliputi keadaan sekolah, keadaan guru dan peserta didik serta
data lain yang berkaitan dengan penelitian di MTs Tgk. Chiek Oemar Diyan Indrapuri-Aceh
Besar.
E.

25 Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 199.


26 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian..., h. 216

Anda mungkin juga menyukai