BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai sistem dan pranata, mempunyai kontinuitas dalam
kesinambungan harapan dan kenyataan dan diformulasikan setepat mungkin
sehingga tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam pembukaan UUD
1945 dan diregulasikan lebih dalam lagi dalam bentuk UU SISDIKNAS.
Pengimplementasian inilah yang seyogyanya mengantarkan bangsa dalam
peradaban yang makmur sejahtera dan berkeadilan.
Salah satu bagian sistem pendidikan yang sering dikesampingkan adalah
pelaksanaan evaluasi. Evaluasi pendidikan harus menjadi perhatian karena
memiliki peran reflektif, memberikan tanda dan petanda kecacatan sistem atau
kemacetan sistem. Ketika evaluasi mulai terabaikan, niscaya tujuan
pendidikan akan hanya jadi igauan semata.
Berbicara evaluasi pendidikan, ada beberapa hal yang sangat terkait yaitu
proses pengukuran dan proses penilaian. Pengukuran dan penilaian dalam
evaluasi tak bisa terpisahkan. Pengukuran mengantarkan pada penilaian dan
penilaian akan mengantarkan pada evaluasi secara umum.
Pengukuran bukan berarti berdiri sendiri begitu saja, tapi ada bagian yang
sangat penting mendahuluinya. Hal tersebut sering kita dengar sebagai
instrumen atau alat ukur atau alat tes. Instrumen atau tes ini yang akan
memberikan gambaran sejauh mana tingkat hasil pengukuran. Dan sebelum
melakukan pengukuran atau dalam hal ini instrumen belum diapa-apakan,
terlebih dulu tingkat validatas dan reabilitas intrumen harus diketahui.
Validitas atau derajat kesahihan sangat penting untuk didalami. Hal ini
didasarkan apakah suatu instrumen atau alat ukur sesuai dengan apa yang mau
diukur. Banyak individu atau kelompok serampangan melakukan tes, padahal
belum tentu tes itu tepat dengan apa yang dikehendaki. Dengan dasar ini, kami
mencoba mengkaji sejauhmana validatas dalam evaluasi pendidikan itu.
1
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami memberikan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan validitas test?
2. Bagaimanakah kategorisasi dalam validitas test?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi validitas test?
4. Bagaimanakah cara mengetahui validitas test?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan bertujuan untuk.
1. Mengetahui yang dimaksud dengan validitas test?
2. Mengetahui kategorisasi dalam validitas test?
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas test?
4. Mengetahui cara mengetahui validitas test?
2
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
BAB II
PEMBAHASAN
1 Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua (Jakarta, Bumi
Aksara,2012), 80.
2 Azwar Saifuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,( Liberty:Yogyakarta, 1988), 173
3
Henry Dinus Hutabarat, Evaluasi Proses dan Pembelajaran Fisika (Padangsidimpuan : UGN
press, 2010 ), 17
3
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh
suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang
sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang
bersangkutan.4
Sudjana menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai.5
Validitas instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan
dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur atau derajat ketepatan
atau tingkat kesahihan. Validitas instrumen mempunyai beberapa makna
penting, diantaranya sebagai berikut.
1. Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau
instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu sendiri.
2. Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori yang bisa
mencakup kategori rendah, sedang, dan tinggi.
3. Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu
diperhatikan bahwa instrumen valid untuk satu tujuan saja. Tes valid untuk
bidang studi matematika, tidak cocok untuk digunakan di biologi.
Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau pengambilan keputusan
tertentu, mungkin tidak valid untuk tujuan atau pengambilan keputusan lain.
Jadi validitas suatu tes, harus selalu dikaitkan dengan tujuan atau pengambilan
keputusan tertentu. Tes masuk di SMA misalnya harus selalu dikaitkan
dengan seberapa jauh tes masuk tersebut dapat mencerminkan prestasi atau
hasil belajar para calon peserta didik baru setelah belajar nanti.
4
Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis, ( Yogyakarta, Andi, 2000 ), 41.
5 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Bandung, Rosdakarya, 2004 ), 12.
4
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
5
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
6
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
7
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
8 ZainalArifin, M.Pd. Drs., Evaluasi Pembelajaran, Edisi Revisi ( Jakarta, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), 314.
9 Sukardi, Pengantar Evaluasi Pendidikan, 38.
8
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
Dimana:
rsy = koefesien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua variable
yang dikorelasikan (x = X-X dan y = Y-Y )
xy = jumlah perkalian x dan y
x2 = jumlah kuadrat x
y2 = jumlah kuadrat y
9
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
N XF ( X)( F)
rxy =
J{N X2 - ( X)2 } {N X2 - ( X)2 }
Dimana:
rsy = koefesien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua variable
yang dikorelasikan
Contoh :
10 orang peserta didik kelas XI SMA mendapat nilai dalam mata pelajaran Bahasa
Arab (mulok) dan PAI seperti berikut :
Tabel 1
Nilai 10 Orang Peserta Didik Kelas 11 SMA Dalam Mata Pelajaran Agama Islam
dan mulok Bahasa Arab
No. Nama PAI B. Arab
1 Hasan 5 6
2 Murayis 7 8
3 Jailani 8 7
4 Anis 5 5
5 Sutrisno 6 7
6 Syakir 7 7
7 Suaidi 4 5
8 Zayyadi 5 7
9 Habibah 8 8
10 Said 6 6
10
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
Langkah-langkah penyelesaian :
Kita menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, maka
datanya akan menjadi sebagai berikut ;
Tabel 2
Tehnik korelasi product moment angka kasar
No X Y x2 y2 XY
01 5 6 25 36 30
02 7 8 44 64 56
03 8 7 64 44 56
04 5 5 25 25 25
05 6 7 36 44 42
06 7 7 44 44 49
07 4 5 16 25 20
08 5 7 25 44 35
09 8 8 64 64 64
10 6 6 36 36 36
61 66 389 446 413
N XF ( X)( F)
rxy =
J{N X2 - ( X)2 } {N X2 - ( X)2 }
(10) (413)(61)(66)
rxy =
{(10)(389)-(61) 2 } {(10) (446)- (66)2 }
41304026
rxy =
(389037 21) (4460435 6)
104
rxy =
(169) (104)
104
rxy =
17 5 7 6
= 0.784
11
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
tidak akan lebih besar atau sama dengan + 1.00. Hal ini dapat dinyatakan
dengan :
-1.00 r + 1.00
r = + 1.00, artinya korelasi sempurna positif
r = - 1.00, artinya korelasi sempurna negatif
Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai
berikut:
0,81 1,00 = sangat tinggi
0,61 0,80 = tinggi
0,41 0,60 = cukup
0,21 0,40 = rendah
0,00 0,20 = sangat rendah.11
Validitas item
Pengertian umum untuk validitas item adalah sebuah item
dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor
total. Untuk menghitungnya bisa menggunakan rumus product moment
dengan angka kasar seperti di atas. Selain itu, bisa juga menggunakan
rumus lain yaitu koefesien korelasi biserial.
MpMt p
pbi = St
Jq
Dimana:
pbi = koefesien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari vaiditasnya
Mt = rerata skor total
St = standar Deviasi
p = proporsi siswa yang menjawab benar
anyaknya cicwa yang benar
(p = )
jumSah ceSuruh cicwa
11 Ibid, 86
12
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
13
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
12 http://statistikian.blogspot.com/2012/08/uji-validitas-instrumen-dengan-excel.html.
14
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
Contoh perhitungan menggunakan Excel ini dapat juga anda pelajari secara
langsung dengan melihat file excel di bawah ini.
15
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
BAB III
PENUTUP
16
Mohammad Imam Syamroni Latif Pascasarjana STAIN Pamekasan
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto, 2012. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua Jakarta,
Bumi Aksara
Azwar Saifuddin. 1988. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,
Liberty:Yogyakarta.
Henry Dinus Hutabarat, 2010. Evaluasi Proses dan Pembelajaran Fisika,
Padangsidimpuan : UGN press
Sumadi Suryabrata, 2000, Pengembangan Alat Ukur Psikologis,Yogyakarta,
Andi.
Nana Sudjana, 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung,
Rosdakarya.
Anas Sujiono,Prof.,Drs., 2011 Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada.
Zainal Arifin, M.Pd. Drs., 2012, Evaluasi Pembelajaran, Edisi Revisi ( Jakarta,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Dimyati dan Mudjiono, 1994, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : P3MTK-Ditjen
Dikti-Depdikbud.
17