823501466
sarimundeva@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah perolehan hasil belajar matematika di kelas
IV yang masih jauh dari harapan yaitu dengan perolehan hanya 20% siswa mendapatkan
hasil belajar yang masih kurang. Tujuan penelitin adalah meningkatkan kemampuan
menghitung perkaliann dan pembagian dan hasil hasil belajar siswa kelas Iv melalui
metode demonstrasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 011 Keriung
Kecamatan Bunut Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini
merupkan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing dua
kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada materi perkalian dan pembgian telah meningkat dengan nilai ratarata pada siklus II sebesar 80. Aktivitas siswa pun meningkat dengan adanya metode
demonstrasi ini.
Kata Kunci: Demonstrasi, Perkalian dan Pembagian, dan Hasil Belajar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan dan sekaligus sebagai alat
yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan bangsa dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan (UU nomor 20 tahun 2003).
Pada aspek penalaran maupun penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
peranan matematika sangatlah penting. Oleh karena itu, proses pembelajaran
matematika pada siswa sekolah dasar harus lebih diperhatikan, mengingat
Analisis Masalah
a. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan soal terbatas.
ini
adalah
Apakah
penggunaan
metode
demonstrasi
dapat
hasil
pembelajaran
matematika
dengan
metode
kemampuan
guru
dengan
menggunakan
metode
praktek
pendidikan,
pendidik
perlu
memeperhatikan
dan
dalam
menghadapi
lingkungannya
dalam
upaya
mencapai
kedewasaan.
Meninjau dari beberapa karakteristik peserta didik tersebut, tugas pendidik
adalah memberikan berbagai jenis bantuan secara positif agar anak mampu
mewujudkan diri sebagai manusia dewasa.
C. Hakikat Matematika
1. Pengertian Matematika
Mata pelajaran matematika adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran
tentang bentuk, susunan, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama
lainnya, sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari hari dan kemampuan
Karakteristik Matematika
Menurut Heruman (2007) ada tiga langkah dalam pembelajaran
matematika yaitu (1) penanaman konsep dasar, (2) pemahaman konsep, (3)
pembinaan keterampilan. Penanaman konsep dasar adalah pembelajaran suatu
konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang
bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pembinaan
keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman
konsep. Yang bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai
konsep dalam matematika.
D. Hakikat Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian
1.
3. Pengertian Pembagian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) pembagian berasal dari
katabagi. Pembagian adalah suatu proses, cara, perbuatan membagi atau
membagikan; hitungan membagi (Depdiknas). Menurut David Glover (2006)
pembagian adalah mencari beberapa banyak bilangan suatu bilangan dapat dibagi
habis dengan bilangan lain. Jawabannya disebut kousien (hasil bagi).Jika bilangan
pertama tidak dibagi dengan bilangan ke dua, akan ada sisa.
Menurut Akbar Sutawidjaja dkk,(1993) ada dua cara dalam mengajarkan
pembagian dengan menggunakan model yaitu model pengukuran dan model garis
bilangan. Model pengukuran dapat menggunakan media seperti manik-manik,
kartu, dan yang lainnya.
E. Hakikat Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian Hasil Belajar.
Depdiknas ( 2003 ) mendefinisikan
mata
menuntut hasil belajar yang berbeda- beda dari setiap mata pelajaran
yang lain.
Menurut Muhibbin Syah, hasil belajar adalah hasil pencapain dari tiga
pendekatan yang meliputi:
a. Secara kuntitatif, berarti hasil dari kegiatan pengisian ata pengembangan
kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya;
b. Secara
institusional,
merupakan
hasil
dari
proses
validasi
atau
7 x 8 = 56, ditulis 6
disimpan 5
(7 2) + 5, ditulis 19
196
b. Mengalikan bilangan dua angka keliapatan 10 dengan bilangan satu angka
Contoh : 40 6 = ..
40
6
240
c. Mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
Contoh : 423 5 = .
Jawab :
2.
423
5
2115
Operasi Pembagian
9
a. Membagi bilangan dua angka atau tiga dengan bilangan satu angka
tanpa sisa
Contoh : 85 : 5 = .
1 7
5 85
5
35
35 _
0
G. Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Syaodih dan Ibrahim (2010) mengemukakan bahwa metode demonstrasi
merupakan sebuah metode yang dalam pembelajarannya memperlihatkan
langkah-langkah suatu proses terbentuknya atau terjadinya sesuatu yang
menitikberatkan pada kemampuan seorang guru untuk mendemonstrasikannya.
Menurut Bahri dan Aswan (2010) metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi menurut Bahri dan Aswan (2010) adalah:
1) Dapat membimbing siswa ke arah berfikir satu aluran pikir.
2) Dapat untuk mengurangi kesalahan karena diterapkan pada waktu itu
juga.
3) Perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang dianggap penting.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan metode demonstrasi menurut Bahri dan Aswan (2010) adalah
sebagai berikut:
1) Tidak semua permasalahan dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
2) Memerlukan alat/perlengkapan khusus yang bahkan kadang sulit
ditemukan.
10
11
12
Pra Siklus
Perencanaan
Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan 2
Refleksi
Siklus 2
Pelaksanaan
Pengamatan
13
doa
bersama.
Guru
memeriksa
kehadiran
siswa,
Tahap pengamatan/Observasi
Observasi
dilaksanakan
selama
pembelajaran
berlangsung
untuk
pembelajaran,
guru
memberikan
contoh
cara
14
dengan
metode
demostrasi,
sikap-sikap
tersebut
Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara melihat haisl pelaksanaan
pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, dan hasil tes. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, yaitu:
15
Tahap Perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis, buku
pelajaran.
c. Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.
2.
Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan awal, apresiasi dimulai dengan guru mengucapkan salam
sewaktu memasuki kelas membaca doa memulai pelajaran, kemudian
mengabsen, serta memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan
kembali tentang pentingnya latihan soal-soal (metode demostrasi) dan
tujuannya, menjelaskan tentang konsep pembagian dan contohnya.
b. Kegiatan inti, eksplorasi, dalam kegiatan ini guru mendemonstrasikan
tentang
materi
pembelajaran
memberikan
operasi
tentang
contoh
hitung
konsep
cara
pembagian
membagi,
membagi.
guru
guru
Guru
memberikan
menjelaskan
membimbing
dan
siswa
pembagian.
Elaborasi, dalam
kegiatan
ini
guru
16
Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada saat pelajaran
berlangsung adalah terhadap kinerja siswa dan guru prosesnya sama dengan tahap
pelaksanaan pada siklus I, serta mengamati hasil evaluasi pembelajaran
matematika dengan materi operasi hitung bilangan pembagian menggunakan
metode demostrasi untuk mengetahui kemampuan siswa.
4.
Tahap Refleksi
Menentukan apa kelebihan dan kekurangan siklus II dibanding dengan
siklus sebelumnya, yaitu:
a. Kelebihan
1) Siswa sudah mendapatkan dasar metode demostrasi dari siklus I
2) Siswa sudah mulai menghafal perkalian dasar dari siklus I
3) Siswa sudah terbiasa dengan latihan soal-soal
4) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal adalah 9 orang dari
10 orang.
b. Kekurangan
1) Tampak adanya kejenuhan dari beberapa siswa
2) Masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal, maka
tindakan dalam siklus II dapat dikatakan berhasil, sehingga
pembelajaran diakhiri siklus II.
17
18
(PTK).
Siklus l
Perencanaan
Tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen peelitian yang terdiri dari
19
sesuai dengan petunjuk guru. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang
mendemostrasikan latihan soal di depan kelas, dan meluruskan apabila terdapat
kesalahan, memberikan umpan balik terhadap presentasi siswa di depan kelas, dan
memberikan kesempatan pada siswa lain untuk memberikan tanggapan,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami dari materi yang telah dipelajari, dan guru menjadi fasilitator,
menyampaikan dan memberikan penghargaan kepada siswa yang memiliki tingkat
keaktifan yang bagus dalam belajar , mendemonstrasikan dengan baik, serta
mengerjakan latihan soal dengan benar.
Di kegiatan akhir ini bersama-sama dengan siswa guru membuat
kesimpulan dari materi perkalian, memberikan pekerjaan rumah sebagai
pemantapan materi yang sudah dipelajari, dan menutup pelajaran dengan memberi
salam kepada siswa.
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan pengamat pada pertemuan
pertama, bahwa pembelajaran
semua siswa dapat mendemonstrasikan cara mengalikan dua bilangan yang terdiri
dari satu angka dan dua angka. Beberapa siswa mengalami kesulitan mengerjakan
latihan soal, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dan siswa
berkemampuan rendah serta masih malu-malu bertanya pada temannya.
Pertemuan Kedua (Rabu, 04 November 2015)
Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran membahas perkalian
bilangan dua angka kelipatan 10 dengan bilangan satu angka. Seperti pertemuan
pertama guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyiapkan siswa,
selanjutnya guru membahas PR yang sulit bagi siswa. Guru mengingatkan
kembali perkalian bilangan dua angka dengan satu angka. Guru memancing
perhatian siswa dengan meminta menyebutkan bilangan yang merupakan
kelipatan 10. Selanjutnya guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi
yang akan diberikan kepada siswa.
Guru mendemonstrasikan cara mengalikan dua bilangan yang terdiri dari
dua angka kelipatan 10 dan satu angka. Dan meminta beberapa siswa
mendemonstrasikan di depan sesuai petunjuk guru. Selanjutnya
siswa
20
siswa untuk bertanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Berikutnya
guru membagikan lembar tugas siswa dan mengawasi siswa saat mengerjakannya.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa menyimpulkan
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab secara berurutan dan memberikan
PR dan meminta siswa untuk mengulang pelajaran di rumah.
Pada pertemuan kedua, guru berusaha memperbaiki kelemahan pada
pertemuan pertama. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran awal dengan
baik karena sebelum menyampikan kegiatan awal guru terlebih dahulu mengawasi
perhatian siswa agar fokus pada pembelajaran.
Pelaksanaan Ulangan Harian I ( Senin, 09 November 2015)
Pada pertemuan ini, siswa diberikan ulangan harian I dengan materi
pokok operasi hitung perkalian dilakukan 60 menit dengan soal sebanyak 10
soal. Dalam pelaksanaan Ulangan Harian I, ada siswa yang masih bingung dan
berusaha melihat hasil temannya, dan ada siswa yang berani membuka buku.
Untuk menanggulangi hal tersebut guru memberikan tindakan, dengan
memindahkan tempat duduk siswa tersebut ke depan. Lima menit sebelum
waktu berakhir, semua lembar jawaban dikumpulkan.
c. Pengamatan ( Observasi )
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus I ini, masih banyak ditemukan
kelemahan-kelemahan dari teknik penyampaian pembelajaran melalui metode
demonstrasi. Kelemahan ini dapat ditemukan pada aktivitas siswa dan guru.
Aktivitas guru yang belum optimal, seperti dalam penyampaian
apersepsi dan materi yang terlalu cepat. Guru kurang memperhatikan kesiapan
siswa untuk mengkuti kegiatan pembelajaran.
Aktivitas siswa yang perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya
adalah kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan siswa yang
belum faham terhadap materi pembelajaran serta malu-malu untuk bertanya.
Pertemuan 2
Pertemuan kedua ini, guru berusaha memperbaiki kelemahankelemahan yang ditemukan pada pertemuan sebelumnya, guru berusaha untuk
mengambil dan memfokuskan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan awal, guru menyampaikan morivasi dan apersepsi serta
tujuan pembelajaran setelah siswa siap dan memperhatikan guru. Guru berahsil
mengalihkan perhatian siswa setelah menunjukkan model dan memajangkan
21
media. Kelemahan yang ditemukan dalam aktivitas guru yaitu materi yang
disampaikan siswa untuk aktif adalam kegiatan demonstrasi, karena hanya siswa
yang sama yang mau memperagakannya.
Pengamatan pada aktivitas siswa masih belum ditemukan perubahan
dibandingkan dengan pertemuan pertama. Beberapa siswa masih pasif, tidak
berani untuk memperagakan model dan mengisi kolom isian. Tetapi tidak
ditemukan lagi siswa yang tidak mengerjakan latihan.
d.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan pengamatan peneliti dan pengamat pada pertemuan pertama
dan kedua dalam siklus ini, ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan, antara lain: Guru belum berhasil memotivasi dan memfokuskan
perhatian siswa, dalam memperagakan model, guru tidak memperhatikan posisi
sehingga siswa kurang jelas dan menjadi ribut, siswa kurang berani dalam
memperagakan model dan tidak percaya diri, siswa kurang aktif dalam kegiatan
tanya jawab, tidak semua siswa yang mengerjakan latihan yang diberikan guru
Rencana yang akan dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan pada
pertemuan berikutnya, yaitu: Memotivasi siswa dengan materi yang berkaitan
dengan materi ajar, memotivasi siswa dengan memajangkan tabel dan
menunjukkan kartu ke arah siswa dengan jarak dekat agar siswa menjawab
dengan benar, memperhatikan posisi saat memperagakan model agar semua siswa
dapat melihat dengan jelas, guru berusaha memotivasi siswa agar berani dan aktif
untuk memperagakan model dengan cara meminta siswa memperagakan secara
berpasangan, memberi umpan balik dengan memberikan pertanyaan yang lebih
mudah/ringan kepada siswa, guru mengontrol setiap siswa agar mengerjakan
latihan dan memperhatikan kegiatan siswa saat mengerjakan latihan
2.
a.
Siklus II
Perencanaan
Tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari
22
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan
untuk menyajikan materi dan satu kali pertemuan untuk ulangan harian II (UH) II.
Pertemuan 1 ( Senin, 11 November 2015 )
Materi yang diajarkan ialah perkalian yaitu mengalikan satu bilangan yang
terdiri dari tiga angka dan satu bilangan.
Pada kegiatan awal, guru melakukan empat tahap pembelajaran yaitu
menyiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, memberikan apresepsi
yaitu dengan mengaitkan materi sebelumnya yaitu menghubungkan perkalian
dasar dengan perkalian lanjutan, memotivasi siswa dengan meminta siswa
menuliskan hasil dari perkalian dasar yang sudah dipelajari di kelas sebelumnya
dan memajangkan tabel perkalian serta alat peraga. Setelah kondisi mulai
kondusif dan siswa sudah fokus pada proses pembelajaran, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat mengalikan dua bilangan yang terdiri tiga
angka dan satu angka dengan cara susun pendek.
Kegiatan inti adalah kegiatan proses pembelajaran yang merupakan tahap
penyampaian materi dan kegiatan kerja. Pada tahap ini guru menyampaikan
materi secara lisan dan menjelaskannya sambil menunjukkan tabel perkalian yang
telah dipajangkan. Selanjutnya guru melakukan demonstrasi pada model, yaitu
guru menunjukkan kartu perkalian, kemudian guru meminta siswa menyebut hasil
kali yang tertera di kartu bilangan ini. Berikutnya, guru meminta dua orang siswa
melakukan kegiatan demonstrasi seperti yang dilakukan guru dengan model yang
berbeda. Selanjutnya guru meminta dua orang siswa yang lain melakukan hal
yang sama dengan model berbeda. Selain itu siswa juga mengisi kolom isian,
sebagai contoh disediakan perkalian 423 x 5, 341 x 7, 262 x 4.
Guru menguji kemampuan siswa dengan melemparkan beberapa
pertanyaan
berdasarkan
kegiatan
demonstrasi
sebelumnya.
Kemudian
23
membagikan lembar tugas siswa, guru mengawasi siswa saat mengerjakan soalsoal dan mengontrol setiap siswa agar semua siswa mengerjakan latihan.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa menyimpulkan
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab secara berurutan. Selain itu guru
juga memberikan PR dan menyampaikan materi berikutnya agar siswa belajar di
rumah.
Pertemuan 2 ( Rabu, 13 November 2015)
Materi yang diajarkan ialah pembagian yaitu membagi dua bilangan yang
terdiri dua angka dengan satu angka.
Kegiatan inti adalah kegiatan proses pembelajaran yang merupakan tahap
penyampaian
materi
dan
kegiatan
demonstrasi.
Pada
tahap
ini
guru
Pengamatan (Observasi)
Pertemuan kedua pada siklus kedua, aktivitas guru sudah sesuai dengan
24
dari kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan siswa yang sebelumnya pasif
sudah lebih aktif dan berani untuk memperagakan model serta memberi dan
menjawab pertanyaan.
d.
Refleksi Siklus II
Siklus kedua ini, tindakan pembelajaran sudah baik. Guru sudah paham
dengan tindakan yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa juga
sudah mengerti dengan tahap-tahap pembelajarn melalui metode demonstrasi ini.
Siswa aktif dan berani dalam bertindak dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Tabel 4.1 Data Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Interval
95 104
85 94
75 84
65 74
55 64
45 54
35 44
Jumlah
Pra siklus
Jumlah
%
siswa
2
20
2
20
3
30
2
20
10
100
Siklus
Jumla
h siswa
1
1
3
3
2
10
1
%
10
10
30
30
20
100
Siklus
Jumla
h siswa
3
3
3
1
10
2
%
30
30
30
10
100
25
20%
50%
90%
49
68
80
60
50
40
30
Rata-rata
20
10
0
Pra Siklus
UH I
UH II
Dari tindakan kelas yang diterapkan guru, dapat dilihat pada siklus I siswa
masih kaku dalam mengikuti pembelajaran. Ini karena siswa belum terbiasa
dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan alat peraga dan kegiatan lebih
dikuatkan pada aktivitas siswa. Artinya siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Tetapi pada pertemuan siklus I banyak siswa yang tidak mau atau
tidak berani mencoba memperagakan model dan dalam kegiatan tanya jawab
siswa belum terpancing untuk melakukannya.
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua pada siklus I, keaktivan
siswa dalam proses pembelajaran sudah mulai meningkat, begitu juga pada siklus
II siswa sudah lebih aktif dan berani dalam memperagakan model dan bertindak
dalam menjawab dan memberi pertanyaan. Kelemahan peneliti dalam
melaksanakan tindakan kelas diantaranya peneliti tidak memperhatikan posisi saat
memperagakan model sehingga siswa kurang jelas. Namun pada pertemuan
berikutnya peneliti sudah memperbaikinya sehingga pada pertemuan selanjutnya
sudah semakin baik.
Dari segi pandang kegiatan siswa, pada pertemuan pertama siswa masih
bingung dengan kegiatan demonstrasi, karena siswa tidak mengerti hal-hal yang
harus diperhatikan. Peneliti menjelaskan kepada siswa guna dari kegiatan
demonstrasi dan hal-hal yang menjadi fokus dalam kegiatan demonstrasi. Siswa
belum berani mencoba memperagakan model karena tidak mengerti dan malu.
Pada pertemuan selanjutnya peneliti meminta siswa berpasangan memperagakan
model dengan tujuan agar siswa lebih berani dan percaya diri. Dalam kegiatan
tanya jawab siswa sudah mulai mau ikut berinteraksi dengan guru dan temantemannya.
Dari pernyataan diatas dapat diihat peningkatan belajar siswa setelah
diadakannya tindakan kelas. Jika dipersentase siswa yang mendapat nilai besar
sama dengan nilai KKM dari sebelum diadakan tindakan sampai dilaksanakan
tindakan, maka terlihat adanya peningkatan yaitu dari 20% menjadi 50% dan
90%. Seluruh siswa berhasil mendapatkan nilai 70. Dengan demikian dari hasil
belajar matematika siswa setelah dilakukan tindakan kelas dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil analisis tindakan kelas telah mendukung hipotesis
27
A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran untuk berbagai pihak yang
akan melakukan pembelajaran, sebagai berikut:
1.
Dalam menerapkan metode demonstrasi, guru harus memperhatikan/
mempelajari
tahap
tahap
pembelajaran
sebelum
melaksanakan
tanya
jawab,
memberi
latihan
sebagai
penguatan
dan
28
29