Anda di halaman 1dari 29

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA


KELAS IV SD NEGERI 011 KERIUNG
Sarimun

823501466
sarimundeva@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah perolehan hasil belajar matematika di kelas
IV yang masih jauh dari harapan yaitu dengan perolehan hanya 20% siswa mendapatkan
hasil belajar yang masih kurang. Tujuan penelitin adalah meningkatkan kemampuan
menghitung perkaliann dan pembagian dan hasil hasil belajar siswa kelas Iv melalui
metode demonstrasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 011 Keriung
Kecamatan Bunut Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini
merupkan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing dua
kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada materi perkalian dan pembgian telah meningkat dengan nilai ratarata pada siklus II sebesar 80. Aktivitas siswa pun meningkat dengan adanya metode
demonstrasi ini.
Kata Kunci: Demonstrasi, Perkalian dan Pembagian, dan Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan dan sekaligus sebagai alat
yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan bangsa dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan (UU nomor 20 tahun 2003).
Pada aspek penalaran maupun penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
peranan matematika sangatlah penting. Oleh karena itu, proses pembelajaran
matematika pada siswa sekolah dasar harus lebih diperhatikan, mengingat

keberadaan matematika di sekolah dasar merupakan bekal keberhasilan siswa


mempelajari materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lebih tinggi.
Matematika sering kali hanya dipahami sebagai rumus-rumus yang sulit
sehingga banyak siswa yang kurang menyukainya. Bagi siswa pelajaran
matematika dianggap pelajaran yang paling sulit, menakutkan, menjemukan dan
sangat tidak menyenangkan, sehingga hasil prestasi matematika sangat kurang,
belum sesuai dengan harapan, baik harapan guru, orang tua maupun siswa sendiri.
Dalam realita pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas IV SD Negeri 011
Keriung Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan siswa sering kali merasa
kesulitan memahami materi pelajaran matematika. Salah satu pokok bahasan yang
dianggap sulit dalam matematika adalah perkalian dan pembagian.
Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari materi perkalian
dan pembagian, peneliti meminta siswa untuk menuliskan perkalian dasar 1 10
sebanyak yang siswa ingat. Dari hasil jawaban siswa diketahui bahwa sebagian
besar siswa mengalami kesulitan dalam materi perkalian dan pembagian karena
siswa kurang terampil dalam mengerjakan perkalian dan siswa banyak yang
melupakan hafalan tentang perkalian.
Dari pengalaman tersebut, sebagai seorang guru peneliti mencari upaya
agar dapat mengatasi masalah tersebut, yaitu dengn mengubah strategi
pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasinya
adalah dengan metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pembelajaran (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
1. Identifikasi Masalah
a. Siswa belum hafal perkalian dasar 1-10, sehingga siswa tidak fokus dalam
proses pembelajaran,
b. Guru tidak menggunakan metode yang tepat dan cenderung masih
konvensional.
2.

Analisis Masalah
a. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan soal terbatas.

b. Contoh dan latihan serta penjelasan guru kurang memuaskan.


c. Metode yang diterapkan kurang inovatif dan tidak mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka ditentukan
alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu : Guru merancang
perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika dalam materi perkalian dan
pembagian di kelas IV SDN 011 Keriung melalui metode demonstrasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian

ini

adalah

Apakah

penggunaan

metode

demonstrasi

dapat

memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa pada


materi perkalian dan pembagian di kelas IV SDN 011 Keriung Kecamatan Bunut
Kabupaten Pelalawan Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian pada
siswa kelas IV SDN 011 Keriung .
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode
demonstrasi pada peserta didik kelas IV SDN 011 Keriung.
3. Mendeskripsikan

hasil

pembelajaran

matematika

dengan

metode

demonstrasi pada peserta didik kelas IV SDN 011 Keriung.


D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Guru
Meningkatkan

kemampuan

guru

dengan

menggunakan

metode

demonstrasi dalam pembelajaran perkalian dan pembagian khususnya di


kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011 Keriung.
2. Siswa

Khususnya siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011 Keriung ini


diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode demonstrasi.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan
dalam pencapaian mutu pendidikan, khususnya tujuan pengajaran
matematika.
4. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dengan
terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang
menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan
yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai systematic
inquiri yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk
mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.informasi
ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan reflective
practice yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan , termasuk
memperbaiki hasil belajar siswa.
2. Karakteristik PTK
a. Munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukannya
ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
b. Penelitian melalui refleksi diri.
Seperti yang dikatakan oleh Schmuck ( 1997 ), kita seperti melihat ke
dalam cermin tentang berbagai tindakan yang sudah kita lakukan, dan
barangkali harapan kita terhadap tindakan tersebut. PTK mempersyaratkan
guru mengumpulkan data dari prakteknya sendiri, mencoba mengingat
4

kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan


tersebut bagi siswa, dan yang terpenting guru mencoba memikirkan
mengapa dampaknya seperti itu.
c. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan
siswa dalam melakukan interaksi.
d. Penelitia tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan. Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan
berupa pola: perencanaan pelaksanaan observasi refleksi.
Tahap-tahap penyusunan PTK adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan akan dilakukan.
2. Pelaksanaan tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat.
4. Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan.
B. Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu ( Bab 1, pasal 1 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Pendidikan Nasional).
Beberapa karakteristik anak didik yang perlu dipahami oleh pendidik
terutama dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan, karakteristik tersebut
antara lain :
1. Anak didik adalah subjek

Tidak dibenarkan jika anak didik sebagai objek, maksudnya sebagai


sasaran yang dapat diperlakukan dan dibentuk dengan semena-mena oleh
pendidiknya.
2. Anak didik sedang berkembang
Setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan tertentu
menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya.
3. Anak didik hidup dalamdunia tertentu
Anak didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai
dengan dunianya.
4. Anak didik hidup dalam linkungan tertentu
Dalam

praktek

pendidikan,

pendidik

perlu

memeperhatikan

dan

memperlakukan anak didik dalam konteks lingkungan dan sosial


budayanya.
5. Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa
Dibalik kebebasannya untuk mewujudkan dirinya sendiri dalam rangka
mencapai kedewasaan, anak masih memerlukan bantuan orang dewasa.
6. Anak didik memiliki potensi dan dinamika
Anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa dan memiliki
dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta
aktif

dalam

menghadapi

lingkungannya

dalam

upaya

mencapai

kedewasaan.
Meninjau dari beberapa karakteristik peserta didik tersebut, tugas pendidik
adalah memberikan berbagai jenis bantuan secara positif agar anak mampu
mewujudkan diri sebagai manusia dewasa.
C. Hakikat Matematika
1. Pengertian Matematika
Mata pelajaran matematika adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran
tentang bentuk, susunan, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama
lainnya, sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari hari dan kemampuan

berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol simbol serta lebih


mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin dan menghargai kegunaan
matematika.
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan
konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang
banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
2.

Karakteristik Matematika
Menurut Heruman (2007) ada tiga langkah dalam pembelajaran
matematika yaitu (1) penanaman konsep dasar, (2) pemahaman konsep, (3)
pembinaan keterampilan. Penanaman konsep dasar adalah pembelajaran suatu
konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang
bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pembinaan
keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman
konsep. Yang bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai
konsep dalam matematika.
D. Hakikat Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian
1.

Pengertian kemampuan menghitung


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ( 1990 ) kemampuan menghitung
adalah mencari jumlah

( sisanya, pendapatannya ), dengan menjumlahkan,

mengurangi; membilang hendak mengetahui berapa jumlahnya; menentukan atau


menetapkan menurut atau berdasarkan sesuatu.
2. Pengertian Perkalian
Operasi perkalian pada bilangan cacah seperti halnya operasi pada
penambahan dan pengurangan memegang peranan penting dalam aritmatika. Oleh
sebab itu pemahaman konsep perkalian dan penggunaannya sangat diperlukan
oleh siswa sekolah dasar yang sedang mempelajari matematika yang sebagian
besar terdiri dari aritmetika Akbar Suta Widjaja, dkk, (1993).

3. Pengertian Pembagian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) pembagian berasal dari
katabagi. Pembagian adalah suatu proses, cara, perbuatan membagi atau
membagikan; hitungan membagi (Depdiknas). Menurut David Glover (2006)
pembagian adalah mencari beberapa banyak bilangan suatu bilangan dapat dibagi
habis dengan bilangan lain. Jawabannya disebut kousien (hasil bagi).Jika bilangan
pertama tidak dibagi dengan bilangan ke dua, akan ada sisa.
Menurut Akbar Sutawidjaja dkk,(1993) ada dua cara dalam mengajarkan
pembagian dengan menggunakan model yaitu model pengukuran dan model garis
bilangan. Model pengukuran dapat menggunakan media seperti manik-manik,
kartu, dan yang lainnya.
E. Hakikat Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian Hasil Belajar.
Depdiknas ( 2003 ) mendefinisikan

belajar sebagai proses membangun

makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses membangun


makna dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama sama orang lain. Proses
ini disaring dengan persepsi, pikiran ( pengetahuan awal ) perasaan siswa lebih
tegasnya belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi dari
hasil bentukan guru.
Hasil belajar selalu mengacu pada segala sesuatu yang dimiliki siswa
sebagai akibat dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam kegiatan pembelajaran,
hasil belajar ini dinyatakan dalam rumusan tujuan, oleh karena itu setiap
pelajaran

mata

menuntut hasil belajar yang berbeda- beda dari setiap mata pelajaran

yang lain.
Menurut Muhibbin Syah, hasil belajar adalah hasil pencapain dari tiga
pendekatan yang meliputi:
a. Secara kuntitatif, berarti hasil dari kegiatan pengisian ata pengembangan
kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya;

b. Secara

institusional,

merupakan

hasil

dari

proses

validasi

atau

pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi materi yang telah


diajari;
c. Secara kualitatif, berarti hasil dari proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahan serta cara menafsirkan dunia beserta isinya.
Sedangkat menurut Ramayulis, hasil belajar dapat didefinisikan dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Hasil belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2) Perubahan tersebut pada pokoknya berupa perubahan kemampuan yang
berlaku dalam waktu yang relatif sama.
3) Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.
F. Operasi Perkalian Dan Pembagian
1. Operasi Perkalian dengan cara bersusun pendek
a. Mengalikan bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
Contoh : 28 7 =
Jawab :
28
7

7 x 8 = 56, ditulis 6
disimpan 5
(7 2) + 5, ditulis 19

196
b. Mengalikan bilangan dua angka keliapatan 10 dengan bilangan satu angka
Contoh : 40 6 = ..
40
6

240
c. Mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
Contoh : 423 5 = .
Jawab :

2.

423
5

2115
Operasi Pembagian
9

a. Membagi bilangan dua angka atau tiga dengan bilangan satu angka
tanpa sisa
Contoh : 85 : 5 = .
1 7
5 85
5
35
35 _
0
G. Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Syaodih dan Ibrahim (2010) mengemukakan bahwa metode demonstrasi
merupakan sebuah metode yang dalam pembelajarannya memperlihatkan
langkah-langkah suatu proses terbentuknya atau terjadinya sesuatu yang
menitikberatkan pada kemampuan seorang guru untuk mendemonstrasikannya.
Menurut Bahri dan Aswan (2010) metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi menurut Bahri dan Aswan (2010) adalah:
1) Dapat membimbing siswa ke arah berfikir satu aluran pikir.
2) Dapat untuk mengurangi kesalahan karena diterapkan pada waktu itu
juga.
3) Perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang dianggap penting.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan metode demonstrasi menurut Bahri dan Aswan (2010) adalah
sebagai berikut:
1) Tidak semua permasalahan dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
2) Memerlukan alat/perlengkapan khusus yang bahkan kadang sulit
ditemukan.

10

3) Memerlukan banyak waktu


4) Memerlukan kesabaran dan ketelatenan.
3. Langkah Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah Pembukaan
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
2) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir.
b.

Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana


yang menegangkan.

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan


memperhatikan reaksi seluruh siswa.
d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
III.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

11

A. Subyek, Tempat, Mata Pelajaran, Waktu dan Pihak yang Membantu


1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas IV SD Negeri 011 Keriung
Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan, pada semester ganjil tahun pelajaran
2015/2016. Jumlah siswa 10 orang, yaitu siswa laki-laki berjumlah 4 orang dan
siswa perempuan berjumlah 6 orang.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 011 Keriung
Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Alasan pemilihan tempat penelitian ini
karena peneliti bertugas dan mengajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar 011
Keriung.
3. Mata Pelajaran yang diteliti
Mata pelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah Matematika
dengan materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian..
4. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung pada semester ganjil tahun
pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus,
yaitu siklus I dilaksanaan dua kali pertemuan dan 1 kali ulangan harian, siklus II
dilaksanakan dua kali pertemuan dan 1 kali ulangan harian. Alokasi waktu untuk
satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan
mulai tanggal 02 November 2015 sampai tanggal 18 November 2015.
5. Pihak yang Membantu
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti dibantu oleh seorang
pengamat yaitu ibu Ai Sumarni, S.Pd.SD yang juga merupakan guru SDN 011
Keriung dan bertugas sebagai guru kela VI.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain perbaikan pembelajaran digunakan desain PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Setiap siklus
mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksaaan, 3) pengamatan, 4)

12

refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau


kegiatan secara berkelanjutan dan berulang. Tahapan penelitian ini ditampilkan
pada bagan berikut:

Pra Siklus

Perencanaan

Siklus 1

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan 2
Refleksi

Siklus 2

Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK


Mengacu pada bagian di atas, maka tahap-tahap siklus I dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP,
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis, buku
pelajaran, kartu perkalian, dan tabel perkalian.
c. Membuat format observasi siswa dan guru.
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 02
November 2015 dengan alokasi waktu 2 jam dalam pelaksanaan ini peneliti

13

dibantu oleh teman sejawat. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I


adalah berikut:
a. Kegiatan awal, Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam
dilanjutkan

doa

bersama.

Guru

memeriksa

kehadiran

siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apresiasi tentng


materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru mendemonstrasikan
cara mengalikan bilangan dua angka dengan satu angka dengan cara
susun pendek. Guru melakukan tanya jawab bersama siswa, setelah itu
guru membagikan lembar tugas yang harus dikerjakan secara individu
oleh siswa. Elaborasi, dalam kegiatan ini guru membimbing dan
memberikan arahan kepada siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal
tentang materi mengalikan dua angka dengan satu angka. Konfirmasi,
guru melakukan penilaian dari hasil yang dikerjakan siswa dengan
meminta siswa bergantian maju ke depan untuk mendemonstrasikan hasil
kerjanya. Memberikan apresiasi kepada siswa yang mengerjkan tugas
dengan benar.
c. Kegiatan penutup, Guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan memberi kesempatan kepada siswa lain yang belum
jelas untuk bertanya. Pada akhir pembelajaran peneliti menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam dan mengucapkan hamdalah bersama-sama.
3.

Tahap pengamatan/Observasi
Observasi

dilaksanakan

selama

pembelajaran

berlangsung

untuk

menemukan titik kelemahan dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan


indikator-indikator kinerja siswa dan guru yang telah ditentukan sebelumnya,
yaitu:
a. Kinerja Guru
Kinerja guru dapat dilihat dari sikap guru selama pembelajaran
berlangsung seperti guru memberikan pengertian tujuan dilakukannya
metode demonstrasi pada para siswa, guru tidak lupa selalu memberikan
apresepsi/motivasi

pembelajaran,

guru

memberikan

contoh

cara

14

mengerjakan soal perkalian dengan benar, guru membimbing/mengajak


siswa untuk bersama-sama mengerjakan soal-soal perkalian, guru
memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan. Guru menunjuk
siswa yang telah bisa untuk maju ke depan kelas untuk memberi contoh
dan motivasi siswa yang lain. Guru menguji pemahaman siswa dengan
memberikan tugas atau soal. Guru melakukan evaluasi akhir dan
mencatat hasil pengamatan.
b. Kinerja Siswa
Kinerja siswa dalam hal ini adalah sikap siswa dalam menerima
pembelajaran

dengan

metode

demostrasi,

sikap-sikap

tersebut

ditunjukkan dengan memperhatikan penjelasan dari guru, memahami


penjelasan dari guru, siswa dapat mengerjakan soal tanpa bantuan
teman/guru, siswa memahami urutan mengerjakan soal perkalian,
motivasi siswa mengikuti pembelajaran serta dapat menyelesaikan tugas
dengan baik.
Kriteria untuk menentukan bahwa metode yang dikembangkan telah
berhasil memecahkan masalah yang sedang diupayakan pemecahannya, dilakukan
secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat dari aktivitas
peserta didik selama proses pembelajaran, seperti tingkat hasil, keceriaan,
keantusiasan dan kreativitas dalam mengikuti program pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari pengamatan peneliti selama pembelajaran matematika
berlangsung, kemudian peneliti mencatatnya pada lembar pengamatan/observasi.
Keberhasilan pelaksanaan metode demonstrasi dilihat pada hasil individual
yang artinya dapat dilihat jika siswa memperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal 70.
Ini adalah skor minimal batas kelulusan sebagaimana ketentuan sistem evluasi
yang tercantum dalam pedoman pendidikan SDN 011 Keriung.
4.

Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara melihat haisl pelaksanaan
pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, dan hasil tes. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, yaitu:

15

a. Kelebihan:1)Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi,


2)Guru selalu membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan,
3)Metode demostrasi belum pernah digunakan sebelumnya, sehingga
siswa tidak merasa jenuh, 4)Metode demonstrasi memotivasi siswa dapat
menghitung dengan cepat.
b. Kekurangan: 1)Daya tangkap siswa yang berbeda-beda, 2)Metode
demostrasi tidak dapat digunakan terus menerus, karena hanya bersifat
hafalan, 3)Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal dibawah 5
orang.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Secara garis besar tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan tahapan
pada siklus sebelumnya letak perbedaan adalah pada materi pembelajaran yaitu
tentang operasi hitung perkalian tiga angka dengan satu angka dan pembagian.
1.

Tahap Perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis, buku
pelajaran.
c. Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.

2.

Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan awal, apresiasi dimulai dengan guru mengucapkan salam
sewaktu memasuki kelas membaca doa memulai pelajaran, kemudian
mengabsen, serta memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan
kembali tentang pentingnya latihan soal-soal (metode demostrasi) dan
tujuannya, menjelaskan tentang konsep pembagian dan contohnya.
b. Kegiatan inti, eksplorasi, dalam kegiatan ini guru mendemonstrasikan
tentang

materi

pembelajaran
memberikan

operasi

tentang
contoh

hitung

konsep
cara

pembagian
membagi,

membagi.

guru

guru

Guru

memberikan

menjelaskan

membimbing

dan
siswa

menyelesaikan soal pembagian dengan indikator pencapaian kompetensi


menyelesaikan

pembagian.

Elaborasi, dalam

kegiatan

ini

guru

16

memberikan tugas menyelesaikan soal-soal baik secara kelompok


maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan siswa, tak lupa guru
memberikan apresisasi/penghargaan kepada siswa yang berhasil dan
memberikn tugas kembali kepada yang belrum berhasil. Konfirmasi, guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan
masukan manfaat dan tujuan dari metode demostrasi.
c. Kegiatan penutup, guru mengulang kembali materi yang belum
dipahami/dimengerti oleh siswa, guru memberikan evaluasi pembelajaran
diakhir pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran. kegiatan
pembelajaran ditutup dengan salam dan doa bersama.
3.

Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada saat pelajaran
berlangsung adalah terhadap kinerja siswa dan guru prosesnya sama dengan tahap
pelaksanaan pada siklus I, serta mengamati hasil evaluasi pembelajaran
matematika dengan materi operasi hitung bilangan pembagian menggunakan
metode demostrasi untuk mengetahui kemampuan siswa.

4.

Tahap Refleksi
Menentukan apa kelebihan dan kekurangan siklus II dibanding dengan
siklus sebelumnya, yaitu:
a. Kelebihan
1) Siswa sudah mendapatkan dasar metode demostrasi dari siklus I
2) Siswa sudah mulai menghafal perkalian dasar dari siklus I
3) Siswa sudah terbiasa dengan latihan soal-soal
4) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal adalah 9 orang dari
10 orang.
b. Kekurangan
1) Tampak adanya kejenuhan dari beberapa siswa
2) Masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal, maka
tindakan dalam siklus II dapat dikatakan berhasil, sehingga
pembelajaran diakhiri siklus II.

17

C. Teknik Analisis Data


Data proses pembelajaran dianalisis, ada tiga data yang digunakan yaitu
data aktivitas guru , data aktivitas siswa dan hasil belajar. Teknik analisis data
yang digunakan pada penelitian adalah analisis deskriptif.
1. Analisis data aktivitas siswa dan guru
Data aktivitas siswa dan guru diperleh dari hasil pengamatan yang terdapat
pada lembar pengamatan (observasi) yang dinilai selama kegiatan pada
pembelajaran. Dari hasil pengamatan yang terdapat pada lembar pengamatan
maka dapat dilihat kesesuaian aktivitas pelaksanaan dengan rencana pembelajaran
atau sebaliknya, dan dapat dilihat kelemahan serta kekuatan dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa.
2. Analisis hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes ulangan harian I dan II.
Hasil bealajar matematika siswa dilihat dari skor awal, skor ulangan harian I
(UH), dan skor ulangan harian II (UH II), kemudian skor yang diperoleh siswa
dianalisis sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata UH I dan UH II dengan cara menjumlahkan seluruh skor
yang diperoleh siswa dan dibagi dengan banyak siswa .

Rata-rata = Skor total .


Banyak siswa
b. Menentukan jumlah siswa yang mencapai KKM, yaitu banyak siswa yang
memperoleh nilai 70.
c. Menentukan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Banyak siswa yang mencapai skor KKM 100 %


Setelah mengolah
Banyak siswa
data, seluruhnya
dan membandingkannya dengan skor awal maka
dapat diketahui hasil tindakan kelas. Tindakan dikatakan berhasil jika ada
peningkatan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dibandingkan sebelum
dilakukan perbaikan tindakan.
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

18

Tindakan perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti dibantu oleh


teman sejawat, yang bertindak selaku pengamat atau observer. Pola yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah penelitian tindakan kelas

(PTK).

Mata pelajaran yang dijadikan objek perbaikan pembelajaran adalah Matematika


dengan kompetensi dasar Operasi hitung Perkalian dan Pembagian. Sedangkan
sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV Semester 1 Tahun Pelajaran
2015/2016. Proses pembelajarannya dilaksanakan sebanyak dua tahap atau dua
siklus, yaitu siklus l dan siklus ll sebanyak 4 kali pertemuan.
1.
a.

Siklus l
Perencanaan
Tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen peelitian yang terdiri dari

peragkat pembelajaran seperti silabus, rencana pembelajaran, lembar tugas siswa.


Instrumen pengumpul data yaitu berupa lembar pengamatan guru dan
siswa untuk setiap pertemuan dan soal ulangan I serta kunci jawaban.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan
untuk menyajikan materi dan satu kali pertemuan untuk ulangan harian I.
Pertemuan 1 ( Senin, 02 November 2015 )
Materi yang diajarkan ialah perkalian dua bilangan yang terdiri dua angka
dan satu angka.
Pada kegiatan awal, diawali dengan menyampaikan salam kepada siswa
dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran siswa dan
meminta siswa untuk menyiapkan semua alat belajar yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi. Menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu mengalikan dua bilangan yang terdiri dari dua angka
dan satu angka. Kemudian memberikan motivasi kepada siswa agar lebih
bersemangat untuk belajar, dan memberikan apersepsi kepada siswa dengan
memberi pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari.
Pada tahap kegiatan inti ini, guru mendemonstrsikan cara mengalikan dua
bilangan yang terdiri satu angka dan dua angka di papan tulis. Selanjutnya guru
meminta siswa bergantian mendemonstrasikan cara mengalikan dua bilangan

19

sesuai dengan petunjuk guru. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang
mendemostrasikan latihan soal di depan kelas, dan meluruskan apabila terdapat
kesalahan, memberikan umpan balik terhadap presentasi siswa di depan kelas, dan
memberikan kesempatan pada siswa lain untuk memberikan tanggapan,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami dari materi yang telah dipelajari, dan guru menjadi fasilitator,
menyampaikan dan memberikan penghargaan kepada siswa yang memiliki tingkat
keaktifan yang bagus dalam belajar , mendemonstrasikan dengan baik, serta
mengerjakan latihan soal dengan benar.
Di kegiatan akhir ini bersama-sama dengan siswa guru membuat
kesimpulan dari materi perkalian, memberikan pekerjaan rumah sebagai
pemantapan materi yang sudah dipelajari, dan menutup pelajaran dengan memberi
salam kepada siswa.
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan pengamat pada pertemuan
pertama, bahwa pembelajaran

belum berjalan dengan harapan, karena tidak

semua siswa dapat mendemonstrasikan cara mengalikan dua bilangan yang terdiri
dari satu angka dan dua angka. Beberapa siswa mengalami kesulitan mengerjakan
latihan soal, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dan siswa
berkemampuan rendah serta masih malu-malu bertanya pada temannya.
Pertemuan Kedua (Rabu, 04 November 2015)
Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran membahas perkalian
bilangan dua angka kelipatan 10 dengan bilangan satu angka. Seperti pertemuan
pertama guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyiapkan siswa,
selanjutnya guru membahas PR yang sulit bagi siswa. Guru mengingatkan
kembali perkalian bilangan dua angka dengan satu angka. Guru memancing
perhatian siswa dengan meminta menyebutkan bilangan yang merupakan
kelipatan 10. Selanjutnya guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi
yang akan diberikan kepada siswa.
Guru mendemonstrasikan cara mengalikan dua bilangan yang terdiri dari
dua angka kelipatan 10 dan satu angka. Dan meminta beberapa siswa
mendemonstrasikan di depan sesuai petunjuk guru. Selanjutnya

siswa

mengerjakan latihan dengan bimbingan guru. guru memberi kesempatan kepada

20

siswa untuk bertanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Berikutnya
guru membagikan lembar tugas siswa dan mengawasi siswa saat mengerjakannya.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa menyimpulkan
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab secara berurutan dan memberikan
PR dan meminta siswa untuk mengulang pelajaran di rumah.
Pada pertemuan kedua, guru berusaha memperbaiki kelemahan pada
pertemuan pertama. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran awal dengan
baik karena sebelum menyampikan kegiatan awal guru terlebih dahulu mengawasi
perhatian siswa agar fokus pada pembelajaran.
Pelaksanaan Ulangan Harian I ( Senin, 09 November 2015)
Pada pertemuan ini, siswa diberikan ulangan harian I dengan materi
pokok operasi hitung perkalian dilakukan 60 menit dengan soal sebanyak 10
soal. Dalam pelaksanaan Ulangan Harian I, ada siswa yang masih bingung dan
berusaha melihat hasil temannya, dan ada siswa yang berani membuka buku.
Untuk menanggulangi hal tersebut guru memberikan tindakan, dengan
memindahkan tempat duduk siswa tersebut ke depan. Lima menit sebelum
waktu berakhir, semua lembar jawaban dikumpulkan.
c. Pengamatan ( Observasi )
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus I ini, masih banyak ditemukan
kelemahan-kelemahan dari teknik penyampaian pembelajaran melalui metode
demonstrasi. Kelemahan ini dapat ditemukan pada aktivitas siswa dan guru.
Aktivitas guru yang belum optimal, seperti dalam penyampaian
apersepsi dan materi yang terlalu cepat. Guru kurang memperhatikan kesiapan
siswa untuk mengkuti kegiatan pembelajaran.
Aktivitas siswa yang perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya
adalah kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan siswa yang
belum faham terhadap materi pembelajaran serta malu-malu untuk bertanya.
Pertemuan 2
Pertemuan kedua ini, guru berusaha memperbaiki kelemahankelemahan yang ditemukan pada pertemuan sebelumnya, guru berusaha untuk
mengambil dan memfokuskan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan awal, guru menyampaikan morivasi dan apersepsi serta
tujuan pembelajaran setelah siswa siap dan memperhatikan guru. Guru berahsil
mengalihkan perhatian siswa setelah menunjukkan model dan memajangkan
21

media. Kelemahan yang ditemukan dalam aktivitas guru yaitu materi yang
disampaikan siswa untuk aktif adalam kegiatan demonstrasi, karena hanya siswa
yang sama yang mau memperagakannya.
Pengamatan pada aktivitas siswa masih belum ditemukan perubahan
dibandingkan dengan pertemuan pertama. Beberapa siswa masih pasif, tidak
berani untuk memperagakan model dan mengisi kolom isian. Tetapi tidak
ditemukan lagi siswa yang tidak mengerjakan latihan.
d.

Refleksi Siklus I
Berdasarkan pengamatan peneliti dan pengamat pada pertemuan pertama

dan kedua dalam siklus ini, ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan, antara lain: Guru belum berhasil memotivasi dan memfokuskan
perhatian siswa, dalam memperagakan model, guru tidak memperhatikan posisi
sehingga siswa kurang jelas dan menjadi ribut, siswa kurang berani dalam
memperagakan model dan tidak percaya diri, siswa kurang aktif dalam kegiatan
tanya jawab, tidak semua siswa yang mengerjakan latihan yang diberikan guru
Rencana yang akan dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan pada
pertemuan berikutnya, yaitu: Memotivasi siswa dengan materi yang berkaitan
dengan materi ajar, memotivasi siswa dengan memajangkan tabel dan
menunjukkan kartu ke arah siswa dengan jarak dekat agar siswa menjawab
dengan benar, memperhatikan posisi saat memperagakan model agar semua siswa
dapat melihat dengan jelas, guru berusaha memotivasi siswa agar berani dan aktif
untuk memperagakan model dengan cara meminta siswa memperagakan secara
berpasangan, memberi umpan balik dengan memberikan pertanyaan yang lebih
mudah/ringan kepada siswa, guru mengontrol setiap siswa agar mengerjakan
latihan dan memperhatikan kegiatan siswa saat mengerjakan latihan
2.
a.

Siklus II
Perencanaan
Tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari

perangkat pembelajaran seperti silabus, rencana pembelajaran, lembar tugas


siswa, media/alat peraga.

22

Instrumen pengumpul data yaitu berupa lembar pengamatan guru dan


siswa untuk setiap pertemuan dan soal tes hasil belajar matematika yang terdiri
dari kisi-kisi soal ulangan II, lembar soal ulangan II serta kunci jawaban.
b.

Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan

untuk menyajikan materi dan satu kali pertemuan untuk ulangan harian II (UH) II.
Pertemuan 1 ( Senin, 11 November 2015 )
Materi yang diajarkan ialah perkalian yaitu mengalikan satu bilangan yang
terdiri dari tiga angka dan satu bilangan.
Pada kegiatan awal, guru melakukan empat tahap pembelajaran yaitu
menyiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, memberikan apresepsi
yaitu dengan mengaitkan materi sebelumnya yaitu menghubungkan perkalian
dasar dengan perkalian lanjutan, memotivasi siswa dengan meminta siswa
menuliskan hasil dari perkalian dasar yang sudah dipelajari di kelas sebelumnya
dan memajangkan tabel perkalian serta alat peraga. Setelah kondisi mulai
kondusif dan siswa sudah fokus pada proses pembelajaran, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat mengalikan dua bilangan yang terdiri tiga
angka dan satu angka dengan cara susun pendek.
Kegiatan inti adalah kegiatan proses pembelajaran yang merupakan tahap
penyampaian materi dan kegiatan kerja. Pada tahap ini guru menyampaikan
materi secara lisan dan menjelaskannya sambil menunjukkan tabel perkalian yang
telah dipajangkan. Selanjutnya guru melakukan demonstrasi pada model, yaitu
guru menunjukkan kartu perkalian, kemudian guru meminta siswa menyebut hasil
kali yang tertera di kartu bilangan ini. Berikutnya, guru meminta dua orang siswa
melakukan kegiatan demonstrasi seperti yang dilakukan guru dengan model yang
berbeda. Selanjutnya guru meminta dua orang siswa yang lain melakukan hal
yang sama dengan model berbeda. Selain itu siswa juga mengisi kolom isian,
sebagai contoh disediakan perkalian 423 x 5, 341 x 7, 262 x 4.
Guru menguji kemampuan siswa dengan melemparkan beberapa
pertanyaan

berdasarkan

kegiatan

demonstrasi

sebelumnya.

Kemudian

23

membagikan lembar tugas siswa, guru mengawasi siswa saat mengerjakan soalsoal dan mengontrol setiap siswa agar semua siswa mengerjakan latihan.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa menyimpulkan
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab secara berurutan. Selain itu guru
juga memberikan PR dan menyampaikan materi berikutnya agar siswa belajar di
rumah.
Pertemuan 2 ( Rabu, 13 November 2015)
Materi yang diajarkan ialah pembagian yaitu membagi dua bilangan yang
terdiri dua angka dengan satu angka.
Kegiatan inti adalah kegiatan proses pembelajaran yang merupakan tahap
penyampaian

materi

dan

kegiatan

demonstrasi.

Pada

tahap

ini

guru

menyampaikan materi secara lisan dan menjelaskannya sambil menunjukkan


media tabel perkalian yang telah dipajangkan. Guru menjelaskan bahwa
pembagian adalah kebalikan dri perklian. Selanjutnya guru melakukan
demonstrasi, guru ingin membagi 20 dengan 4. Guru meminta anak menyebutkan
hasilnya dan mendemonstrasikan di papan tulis yang dibimbing oleh guru.
Berikutnya guru meminta dua orang siswa melakukan kegiatan demonstrasi
seperti yang dilakukan guru dengan model yang berbeda. Selanjutnya guru
meminta dua orang siswa yang lain melakukan hal yang sama dengan model yang
berbeda. Selain itu siswa juga mengisi kolom isian, sebagai contoh agar mudah
mengerjakan pembagian dua angka dengan satu angka. Siswa menjawab dan
menulis di kolom yang sudah disediakan.
Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa menyimpulkan
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab secara berurutan, dan memberikan
penghargaan pada siswa yang telah berani memperagakan model dengan benar
serta siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar serta siswa yang
mendapat nilai berpredikat bagus.
c.

Pengamatan (Observasi)
Pertemuan kedua pada siklus kedua, aktivitas guru sudah sesuai dengan

perencanaan. Kegiatan pembelajaran terlihat menyenangkan. Ini dapat dilihat


pada lembar pengamatan guru. Aktivitas siswa juga sudah baik, ini dapat dilihat

24

dari kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan siswa yang sebelumnya pasif
sudah lebih aktif dan berani untuk memperagakan model serta memberi dan
menjawab pertanyaan.
d.

Refleksi Siklus II
Siklus kedua ini, tindakan pembelajaran sudah baik. Guru sudah paham

dengan tindakan yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa juga
sudah mengerti dengan tahap-tahap pembelajarn melalui metode demonstrasi ini.
Siswa aktif dan berani dalam bertindak dan bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Tabel 4.1 Data Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Interval
95 104
85 94
75 84
65 74
55 64
45 54
35 44
Jumlah

Pra siklus
Jumlah
%
siswa
2
20
2
20
3
30
2
20
10
100

Siklus
Jumla
h siswa
1
1
3
3
2
10

1
%
10
10
30
30
20
100

Siklus
Jumla
h siswa
3
3
3
1
10

2
%
30
30
30
10
100

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan hasil pembelajaran pra siklus


sangat mengecewakan. Hanya 2 darim10 siswa yang tuntas, yaitu memperoleh
nilai 70 ( KKM 70). Dalam persentase hanya 20% yang mendapat nilai 70.
Juga dapat dilihat nilai terendah yang diperoleh siswa sangat jauh dari nilai yang
telah ditetapkan yaitu 50. Sementara tidak ada satu siswa pun yang mendapat nilai
sempurna.
Dari tabel diatas, dapat dibaca bahwa pada siklus kedua ini sudah berhasil
90% mendapat nilai 70 (KKM 70). Seluruh siswa sudah berhasil mendapatkan
nilai besar sama dengan 70, dengan rata rata 80.
Demikian, dari keseluruhan hasil belajar siswa mulai dari skor dasar, UH I
dan UH II dapat dilihat ada kemajuan dan peningkatan dari skor sebelumnya.
Sehingga dapat dikatakan dengan menerapkan metode demonstrasi pada

25

pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 011 Keriung. Peningkatan ini


dapat dilihat dengan jelas pada tabel dibawah ini
Tabel 4.4 Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 011 Keriung pada
Pra Siklus, Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II
Pra Siklus
Ulangan Harian
Ulangan Harian
I
II
Jumlah Siswa yang
2
5
9
Mencapai KKM
Persentase Siswa
yang Mencapai
KKM
Rata rata

20%

50%

90%

49

68

80

Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV digambarkan dengan


grafik. Dari grafik dapat dilihat dengan jelas peningkatan hasil belajar matematika
siswa. Peningkatan hasil belajar berdasarkan hasil analisis data yaitu dengan
menjumlahkan siswa yang mencapai KKM, mencari persentase siswa yang
mencapai KKM dan rata-rata ulangan harian.
Grafik hasil belajar matemtika siswa pada Pra Siklus, UH I, dan UH II
disajikan berikut ini:
100
90
80
70
Jumlah Siswa yang
Mencapai KKM

60
50
40

Persentase Siswa yang


Mencapai KKM

30

Rata-rata

20
10
0
Pra Siklus

UH I

UH II

Gambar 2. Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD negeri


011 Keriung
B.
Pembahasan hasil penelitian.
26

Dari tindakan kelas yang diterapkan guru, dapat dilihat pada siklus I siswa
masih kaku dalam mengikuti pembelajaran. Ini karena siswa belum terbiasa
dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan alat peraga dan kegiatan lebih
dikuatkan pada aktivitas siswa. Artinya siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Tetapi pada pertemuan siklus I banyak siswa yang tidak mau atau
tidak berani mencoba memperagakan model dan dalam kegiatan tanya jawab
siswa belum terpancing untuk melakukannya.
Pada pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua pada siklus I, keaktivan
siswa dalam proses pembelajaran sudah mulai meningkat, begitu juga pada siklus
II siswa sudah lebih aktif dan berani dalam memperagakan model dan bertindak
dalam menjawab dan memberi pertanyaan. Kelemahan peneliti dalam
melaksanakan tindakan kelas diantaranya peneliti tidak memperhatikan posisi saat
memperagakan model sehingga siswa kurang jelas. Namun pada pertemuan
berikutnya peneliti sudah memperbaikinya sehingga pada pertemuan selanjutnya
sudah semakin baik.
Dari segi pandang kegiatan siswa, pada pertemuan pertama siswa masih
bingung dengan kegiatan demonstrasi, karena siswa tidak mengerti hal-hal yang
harus diperhatikan. Peneliti menjelaskan kepada siswa guna dari kegiatan
demonstrasi dan hal-hal yang menjadi fokus dalam kegiatan demonstrasi. Siswa
belum berani mencoba memperagakan model karena tidak mengerti dan malu.
Pada pertemuan selanjutnya peneliti meminta siswa berpasangan memperagakan
model dengan tujuan agar siswa lebih berani dan percaya diri. Dalam kegiatan
tanya jawab siswa sudah mulai mau ikut berinteraksi dengan guru dan temantemannya.
Dari pernyataan diatas dapat diihat peningkatan belajar siswa setelah
diadakannya tindakan kelas. Jika dipersentase siswa yang mendapat nilai besar
sama dengan nilai KKM dari sebelum diadakan tindakan sampai dilaksanakan
tindakan, maka terlihat adanya peningkatan yaitu dari 20% menjadi 50% dan
90%. Seluruh siswa berhasil mendapatkan nilai 70. Dengan demikian dari hasil
belajar matematika siswa setelah dilakukan tindakan kelas dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil analisis tindakan kelas telah mendukung hipotesis

27

tindakan, yakni dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan


pemahaman dan hasil belajar matematika siswa dengan materi perkalian dan
pembagian kelas IV SDN 011 Keriung Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan
pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat

disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan


pemahaman dan hasil belajar matematika siswa pada materi perkalian dan
pembagian siswa kelas IV SD Negeri 011 Keriung Kecamatan Bunut Kabupaten
Pelalawan semester genap tahun pelajaran 2015/2016
B.

Saran Tindak Lanjut


Berdasar hasil observasi dan evaluasi yang telah dilaksanakan, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai saran untuk berbagai pihak yang
akan melakukan pembelajaran, sebagai berikut:
1.
Dalam menerapkan metode demonstrasi, guru harus memperhatikan/
mempelajari

tahap

tahap

pembelajaran

sebelum

melaksanakan

pembelajaran. Seperti menyiapkan alat peraga, menguasai kegiatan yang


akan diperagakan. Dan memperhatikan posisi saat memperagakan agar
2.

dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa.


Guru harus lebih kreatif agar pembelajaran lebih menyenangkan dan
mampu memotivasi siswa untuk aktif dan berani dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru perlu melakukan
kegiatan

tanya

jawab,

memberi

latihan

sebagai

penguatan

dan

membimbing siswa dalam mengerjakan latihan.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT.
Rineka Cipta : Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi
Mata Pelajaran Matematika Sedkolah Dasar. Depdiknas: Jakarta.
Hamalik. 2011. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

28

Hernawan, Asep Herry. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.


Jakarta: Universitas Terbuka.
Kahfi & Azmi. 2010. Metode Demonstrasi dan Sosiodrama dalam Pembelajaran.
12 april 2013.
KKBI. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Madya, Suwarsih. 2005. Teori dan Prakatik Penelitian Tindakan (Action
Research). Bandung: CV Alfabeta.
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Kalam Aulia,
2001)
Ruseffendi E.T,dkk. Pendidikan Matematika 3. ( Jakarta: Universitas Terbuka),
h.42
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. ( Bandung :
Rosdakarya, 2007)
Wardani I.G.A.K, dkk. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Wardani I.G.A.K, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka.

29

Anda mungkin juga menyukai