Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Sejak awal dimulainya program keluarga berencana (KB) nasional pada tahun
1970 hingga saat ini telah berhasil menurunkan tingkat fertilitas, yaitu dari ratarata 5,6 anak perwanita usia subur (WUS) pada awal program menjadi 2,6 anak
per WUS pada 2003. Namun demikian karena jumlah penduduk Indonesia dewasa
ini sekitar 225 juta jiwa, maka jumlah kelahiran bayi setiap tahun masih sekitar
3,5 juta jiwa atau sama dengan jumlah seluruh penduduk Negara tetangga kita
Singapura. Keberhasilan program KB Nasional tersebut tidak lepas dari peranan
berbagai pihak, misalnya tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh panutan, lembaga
swadaya masyarakat dan juga instansi pemerintah maupun swasta serta berbagai
organisasi profesi.
Sangat disayangkan jumlah penduduk yang begitu besar tersebut kualitasnya
masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada peringkat Indek Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia yang masih bertengger pada urutan ke- 108 dari 175 negara yang
disurvai.

Jadi sebenarnya perjalanan sejarah KB sudah ada sejak sebelum pecahnya Perang
Dunia

II yang kemudian setelah usai melahirkan sejumlah Negara merdeka,

termasuk Republik Indonesia. Beberapa bulan sebelum terdengar gentar suara


Proklamasi 17 Agustus 1945 pemimpin militer Jepang sadar bahwa kekuasaan
kekaisaran mereka di Asia Tenggar, akan segera ambruk akibat gencarnya
serangan tentara Sekutu. Mereka yang mengakui sebagai saudara tua mulai
mendekati pimpinan ataupun tokoh-tokoh prokemerdekaan seperti Bung Karno

untuk menawarkan bantuan guna menyongsong Indonesia merdeka. Dan memang


para pemimpin bangsa waktu itu juga membuka tangan untuk menerima uluran
bantuan berupa kesempatan emas dari saudara tua demi cita-cita luhur
kemerdekaan tanah air.

Anda mungkin juga menyukai