Anda di halaman 1dari 36

Journal Reading

Disfungsi Dasar Panggul Kronis

Oleh
Azizatul Aulia, S.Ked
NIM. I14011064

Pembimbing
dr. Pribakti B., Sp.OG(K)

Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi


RSUD ULIN/Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Desember, 2015
Disfungsi Dasar Panggul
Kronis
Pengantar
Pengantar
Pengantar
Terdapat beberapa protokol, 2 di antaranya adalah:

PROTOKOL BERGERON
PROTOKOL HARTMAN
Pendidikan pasien, terapi
Terapi manual internal &
manual internal & eksternal,
eksternal, stimulasi listrik,
biofeedback, stimulasi listrik,
biofeedback, latihan di rumah
latihan di rumah
Anatomi Fungsional Panggul
Anatomi Fungsional Panggul
Untuk memahami anatomi fungsional panggul, penting untuk
mengetahui integrasi penyokong statis yang disediakan oleh tulang
panggul bersama dengan beberapa sistem anatomi tambahan, antara
lain muskuloskeletal, fasia, dan sistem viseral.

Jaringan penyokong dasar panggul dimulai dari peritoneum


abdominal kranial dan berlanjut ke arah inferior melalui beberapa
organ viseral (kandung kemih, uretra, uterus, dan rektum), fasia
endopelvis, otot dasar panggul bagian dalam, dan membran
perineum sebelum mengakhiri bagian kaudal di bagian superfisial
dari otot dasar panggul

Otot Dasar Panggul levator ani (otot pubococcygeus,


puborectalis, dan iliococcygeus) dan coccygeus
Anatomi Fungsional Panggul
Fungsi normal dari Otot Dasar Panggul :
Anatomi Fungsional Panggul
Kontraksi normal dari PFM akan
Hipotonus Otot
memendekkan panjang otot,
Dasar Panggul
mengangkat perineal body,
menariknya ke atas dan ke arah
rongga panggul. Relaksasi yang
normal mengembalikan otot ke
panjang asalnya, sehingga
perineal body kembali turun ke
posisi semula

Hipertonus Otot
Dasar Panggul
Anatomi Fungsional Panggul
Anatomi Fungsional Panggul

Penampang medial dari otot-otot dasar panggul.


Anatomi Fungsional Panggul

Penampang inferior untuk otot-otot dasar panggul dengan otot dan struktur yang
terkait.
Disfungsi Dasar Panggul
Disfungsi dasar panggul, nyeri panggul kronis, disfungsi otot dasar
panggul, dan Provoked Vestibulodynia biasanya (tapi tidak selalu),
akan terjadi secara bersamaan.

Gangguan visceral dalam panggul yang diketahui


berkontribusi terhadap nyeri termasuk sistitis interstitial,
irritable bowel syndrome (IBS), dismenore, dan
endometriosis.

Dalam keadaan kronis, rangsangan yang abnormal yang muncul


dengan gangguan nyeri viseral ini perlahan-lahan dapat meningkatkan
respon medulla spinalis, mengganggu refleks sakrum yang mengatur
sensasi dan nyeri.

Kelemahan fasia dan prolaps organ dapat berkontribusi


pada nyeri seperti menyebabkan irregularitas tulang
(misalnya, disfungsi sendi sakroiliaka dan nyeri pinggul).
Disfungsi Otot Dasar Panggul
Perkembangan Disfungsi Otot Dasar Panggul terjadi dalam dua
tahap: yaitu NEUROMUSKULAR dan MUSKULODISTROFI.
Penilaian Terapi Fisik
Penilaian Terapi Fisik
1. RIWAYAT KESEHATAN

Wawancara yang dilakukan mencakup tinjauan ahli terapi fisik tradisional


dari sistem biomekanik tetapi ditambahkan pertanyaan tambahan yang
berkaitan dengan usus dan fungsi kandung kemih (termasuk asupan
cairan), menstruasi dan kesehatan vagina, dan riwayat lengkap fungsi
seksual, termasuk pertanyaan tentang hasrat, gairah, dan orgasme

Seringkali sulit memastikan mana yang muncul pertama kali, apakah


disfungsi otot dasar panggul yang menyebabkan keluhan fungsional organ
panggul, atau disfungsi viseral kronis yang mengawali terjadinya
ketegangan otot dasar panggul.

Terlepas dari pemicu yang muncul lebih dulu, keduanya harus diterapi untuk
mencapai keberhasilan pengobatan yang maksimal.
Penilaian Terapi Fisik
2. PENDIDIKAN

Setiap pasien menerima pendidikan singkat mengenai anatomi dasar


panggul. Sebuah model panggul plastik dengan otot dasar panggul yang
dapat dibongkar-pasang digunakan untuk menggambarkan dan
memvisualisasikan anatomi panggul.

Melihat bentuk PFM secara langsung memungkinkan pasien untuk melihat


anatominya dalam bentuk tiga dimensi, membantu mereka untuk
memahami hubungan intim antara otot dan organ, dan tampaknya dapat
membantu pasien mengaktivasi PFM secara volunter selama pemeriksaan
fisik.
Penilaian Terapi Fisik
3. PENILAIAN FISIK

1. Evaluasi terapi fisik tradisional


2. Penilaian abdominal dan pinggul
3. Pemeriksaan visual dari perineum dan vulva
4. Penilaian sensitivitas vulva
5. Pemeriksaan internal
1. Evaluasi Terapi Fisik
Tradisional

Penilaian dimulai dengan evaluasi dan penilaian


umum dari postur, gaya berjalan, dan kekuatan
serta mobilitas secara umum. Temuan fisik yang
biasa ditemukan pada mereka dengan nyeri
kronis ditunjukkan pada Tabel 3.
2. Penilaian Abdominal & Pinggul
Wanita diminta membuka pakaian dari pinggang ke bawah
dan berbaring telentang dan ditutupi kain di atas bed
pemeriksaan. Pemeriksaan awal dilakukan dengan palpasi
abdomen secara lembut, menilai tonus viseral dan
kesehatan jaringan ikat di otot abdomen. Mobilitas pinggul
secara pasif dinilai secara bilateral.

Ketegangan yang meningkat di seluruh abdomen, penurunan


mobilitas pinggul, dan ketegangan yang meningkat di bagian
pinggul merupakan manifestasi umum yang didapatkan pada
mereka dengan riwayat nyeri dan disfungsi.
3. Pemeriksaan Visual
Perineum & Vulva
Tujuannya adalah untuk screening setiap temuan yang
abnormal (Tabel 4). Fungsi otot dasar panggul dapat
ditinjau secara visual dengan permintaan untuk melakukan
kontraksi aktif dan relaksasi dari otot-otot tersebut, "seperti
berusaha menahan air seni atau kentut dan kemudian
relaksasi.

Disertai dengan penilaian mobilitas perineal body setiap perubahan


posisi istirahatnya saat otot daar panggul berkontraksi/relaksasi.

Lebih jelasnya pada pemeriksaan internal


4. Penilaian Sensitivitas Vulva
Uji Q-tip, yang menilai tingkatan rasa nyeri dengan menyentuh
berbagai titik di sekitar introitus menggunakan kapas, telah menjadi
gold standard untuk mendiagnosis vestibulodynia. Persepsi nyeri yang
dirasakan pasien dinilai selama penilaian menggunakan 11 poin
penilaian kualitas nyeri dengan skala numerik 1-10, dengan 0
mewakili "tidak ada rasa nyeri sama sekali" dan 10 mewakili "nyeri
yang paling berat.

Menilai nyeri pada tiga poin pada pembukaan menggunakan sarung


tangan (non-latex) dan lubrikan (natural oil) pada satu jari yang
mempalpasi pada arah jam 3, 6, dan 9.

Contoh:
"rasa nyeri 7/10 pada arah jam 3, 6/10 di arah jam 6, dan 5/10 di
arah jam 9
4. Pemeriksaan Internal
Palpasi digital memungkinkan untuk membedakan fungsi
dan keadaan ketegangan dari otot dasar panggul
superfisial (otot-otot bulbospongiosus, ischiocavernosus,
dan superficial transverse perineal), otot dasar panggul
bagian dalam/deep PFM (levator ani dan coccygeus), otot
obturator internus, organ viseral panggul (uretra, kandung
kemih, uterus, dan rektum), dan fasia penyokong panggul
(arcus tendineus fascia pelvis (ATFP) dan arcus tendineus
dari levator ani)
Penilaian Terapi Fisik
Tingkatan Fungsi Otot Dasar Panggul

Dinilai menggunakan skala Oxford yang dimodifikasi


Skala dari 0-5
0 tidak adanya kontraksi aktif otot dasar panggul yang
tampak
5 kontraksi otot dasar panggul yang normal
Contoh "fungsi otot dasar panggul - 3/5
Penilaian Terapi Fisik
Tegangan atau tonus internal yang abnormal secara digital
dirasakan sebagai kekakuan atau bulkiness dalam jaringan
yang dinilai.

Palpasi uretra di arah jam 12 di kanalis vaginalis, jika tonus


normal terasa seperti gundukan dangkal dan lunak dari
jaringan yang berjalan sekitar 4 cm di sepanjang bagian
belakang simfisis. Jika tonus uretra meningkat seperti
sedotan/pensil

Palpasi rektum di arah jam 6 di kanalis vaginalis


Intervensi Terapi Fisik
Menurut American Physical Therapy Association, tujuan keseluruhan
intervensi terapi fisik adalah untuk mengembalikan fungsi normal saat
bekerja untuk mengurangi dampak psikologis negatif yang terkait
dengan penyakit, rasa nyeri, atau disfungsi yang sedang ditangani

Intervensi disesuaikan oleh disfungsi sistem organ dan temuan fisik.


(sesuai tabel 1) Temuan fisik abnormal di seluruh tubuh, ditemukan
melalui penilaian, dan perlu ditangani untuk pemulihan kesehatan
panggul secara keseluruhan.

Terapi manual penting untuk keberhasilan pengobatan.


Modalitas seperti mobilisasi jaringan lunak, rilis myofascial,
manipulasi sendi, mobilisasi viseral, latihan terapeutik, dan
mobilisasi saraf dapat digunakan untuk memperbaiki
disfungsi muskuloskeletal seluruh tubuh demikian pula
dalam rongga panggul.
Intervensi Terapi Fisik
Pentingnya fungsi PFM yang tepat ditekankan pada pasien secara
teratur, dimulai dengan kunjungan awal dan dilakukan di setiap sesi
selama pengobatan.

Keuntungan dari latihan rutin otot dasar panggul dapat


meningkatkan aliran darah, memperbaiki penyokong PF,
menurunkan retakan posterior fourchette, meningkatkan
proprioseptik dari posisi otot dasar panggul, dan meningkatkan
intensitas orgasme.

Kontraksi aktif dan relaksasi PFM disarankan sebelum,


selama, dan setelah hubungan seksual dan dapat
membantu dalam beberapa minggu pertama pengobatan
RINGKASAN
Merawat pasien dengan Disfungsi Dasar Panggul kronis merupakan
tantangan bagi tenaga medis kesehatan, termasuk nyeri panggul
kronis dan nyeri vulva.

Terapi yang diarahkan untuk menemukan komorbiditas kelainan fisik


seluruh tubuh dan perbaikannya tampaknya menjadi pendekatan
logis dan berhasil.

Penelitian menunjukkan bahwa terapi fisik dasar panggul aman dan


efektif, dan dapat memperbaiki gejala yang berhubungan dengan
Provoked Vestibulodynia dan disfungsi dasar panggul kronis.

Anda mungkin juga menyukai