Oleh
Rijalullah Muhammad Qayyum, S.Ked
NIM. I4A011046
Pembimbing
dr. Pribakti B, Sp.OG(K)
Tujuan:
Mengevaluasi efek keluhan daerah vagina oleh isoflavones yang berasal dari
Glycine max (L.) Merr. Sebagai pilihan pengobatan untuk atrofi vagina, pada
postmenopause.
Metode:
gel plasebo. Setelah 4 dan 12 minggu, gejala atrofi vagina yang diklasifikasikan
menjadi tidak ada, ringan, sedang dan berat. Sitologi vagina diambil untuk
menentukan nilai pematangan. pH vagina diukur pada awal dan akhir terapi.
minggu pengobatan.
Hasil:
Gel vagina Isoflavone efektif untuk menghilangkan gejala kekeringan vagina dan
vagina pada kelompok Isoflavone adalah 7,1 pada awal dan 5,4 setelah 12
minggu, sedangkan pada kelompok plasebo tidak ada perubahan yang signifikan.
kelompok Isoflavone. Persentase sel positif reseptor estrogen pada epitel vagina
untuk kelompok Isoflavone berkisar antara 58,5% pada awal pengobatan hingga
82,6% setelah 12 minggu. Hasil ini lebih tinggi dari gel plasebo.
Kesimpulan:
Glycine max (L.) Merr. pada 4% gel vagina setiap hari pada wanita menopause
morfologi dan ekspresi reseptor estrogen pada epitel vagina. Isoflavone terbukti
1. Pengantar
buang air kecil [1]. Kelainan ini biasanya terjadi pada wanita postmenopause,
wanita paruh baya dan lebih tua, namun aspek menopause ini sering tidak
diabaikan dan tidak dirawat, karena hanya sebagian kecil penderita yang mencari
bantuan medis [4]. Kebalikan dari gejala vasomotor, yang cenderung membaik
seiring waktu bahkan tapa perawatan, VVA bisa menjadi progresif dan jarang
dan estrogen vaginal dosis rendah, dengan asumsi tidak adanya kontraindikasi [4].
alternatif yang lebih aman, dan efikasinya telah diteliti dalam studi eksperimental
Isoflavon adalah yang paling sering diteliti dari semua fitoestrogen dan
vaginal [9,10]. Serupa dengan hal tsb, preparat topikal untuk pencegahan dan
memuaskan [11,12].
Pengamatan sitologik dari mukosa vagina dari wanita postmenopause
parabasa [13]. Selain itu, lapisan vaginal menipis dan pH vagina meningkat dari
maturasi (MV) dapat dihitung untuk mengeksresikan derajat atropi vaginal dalam
rating numeric [16], dalam analisis sitologi hanya sel tereksfoliasi yang dipelajari.
Guna mendapatkan gambaran yang lebih luas dari proses maturasi epitelium
estrogen (ER) terdapat dalam jaringan vaginal baik pada wanita premenopause
langsung dengan dua ER, ER-alpha dan ER-beta. ER tergolong dalam superfamili
faktor transkripsi reseptor inti steroid yang mengaktivasi ikatan terhadap sekuens
DNA spesifik, yang disebut elemen responsif-estrogen, pada promoter dari gen
target [19].
terhadap gejala atropi vaginal juga tersedia [7,20,21], sementara tidak ada laporan
menilai epitelium vaginal dan ekspresi ER dalam sel vagina pada wanita
pemberian vaginal isoflvaon yang diambil dari Glycine max (L.) Merr. sebagai
pilihan perawatan bagi atropi vaginal, terhadap morfologi dan ekspresi reseptor
2. Metode
2.1. Setting
Studi dimulai pada bulan Juli 2011 dan selesai pada bulan April 2013. Uji
informed consent pasien disetujui oleh Research Ethics Committee rumah sakit
Uji klinis, place-terkontrol, randomized, double blind ini terdiri dari tiga
fase. Pada kunjungan pertama, informed consent tertulis didapatkan dan kriteria
inklusi dan ekslusi dinilai. Partisipan yang sesuai kemudian secara random diberi
gel placebo atau gel vaginal isoflavon Glycine max (L.) Merr. Tiap gel digunakan
secara vaginal setiap hari selama uji 12 minggu. Selama kedua kunjungan, pada
hingga 3 tidak tertahan) [22]. Smear vaginal diambil untuk sitologi vaginal selama
0-14) pada awal dan akhir terapi. Mikrobiopsi dari forniks vaginal dilakukan
sebelum perawatan dan setelah dua belas minggu perawatan. Semua sampel
Isoflavon dari 4% ekstrak Glycine max (L.) Merr dan gel placebo
ekstraksi isoflavon tidak dijelaskan oleh suplier. Tiap 1 gram gel isoflavon
mengandung 0.04 gram dari 10% ekstrak kacang kedelai kering. 10% ekstrak
kacang kedelai kering terdiri dari : 3.2% Daidizin, 5.5% Genistin, 0.51% Glycitin,
dalam gel bervariasi hingga kurang lebih 10.0%. Semua kandungan kimiawi
proporsi airnya 7805%/60g/tub. Dipilih menjadi seperti ini karena formulasi ini
menunjukkan ciri farmaseutik dan stabilitas yang lebih baik dalam kombinasi
dengan 10% ekstrak kacang kedelai kering. Formulasi placebo sama dengan yang
ke dalam tub yang mirip. Instruksi perawatan adalah untuk menggunakan 1g gel
isoflavon atau 1g gel placebo, lewat vagina saat waktu tidur, setiap hari.
2.4. Pasien
(dua tahun atau lebih sejak siklus menstruasi terakhir) berumur 45 tahun atau
lebih dengan gejala keringnya vagina dan/atau pruritus, rasa sakit, rasa terbakar
aktivitas seksual koital, sekali atau lebih per minggu dan pasangan yang stabil.
Mereka diharuskan memiliki level serum E2 kurang dari 20pg/mL, level FSH
lebih tinggi dari 40mIU/mL, tidak ada sel superfisial pada sitologi vaginal,
dimulainya studi.
Kriteria ekslusinya adalah : penggunaan obat uji coba atau hormon seks
eksogen selama 6 bulan sebelum dimulainya obat uji, atau sedang menggunakan
yang membutuhkan perawatan, alergi pada obat uji atau isinya, hot flashes (???),
dan penyakit serius lainnya atau kondisi kronis yang bisa mengganggu
pemenuhan studi.
2.5. Penilaian
apapun dari keringnya vagina, pruritus, rasa sakit, rasa terbakar vulvar atau
Untuk sitologi vaginal, smear vagina diambil pada minggu keempat dan
keduableas dari sepertiga atas dari dinding vagina lateral kanan dan dianalisis di
Department of Pathology (Rumah Sakit Santa Casa Sao Paulo - Sau Paulo-Brazil).
Sampel-sampel ini digunakan untuk menentukan Indeks Maturasi, yang
(MV) atau Indeks Frost, dihitung berdasarkan frmula : MV= (0x%sel parabasal) +
10% buffered selama 24 jam dan bahan studi diproses di Department of Pathology
dalam parafin untuk preparasi blok. Blok dipotong menggunakan pisau mikrotom
diwarnai dengan hematoksilin dan eosin (HE) dan kemudian diamati di bawah
mikroskop optikal standar [24]. Untuk penentuan anatomis dan patologis, kriteria
yang ditentukan oleh Kurman dan Solomon [25] digunakan, dengan diagnosis
Zeiss) dengan lensa yang memungkinkan perbesaran 400 kali dan menyediakan
suatu mikro yang diadaptasikan untuk digunakan sebagai monitor (LG Flatron 14
dibuatdari basis lapisan sel basal hingga apeks sel epitelial superfisial.
lapangan M7047 klon 1D5 antibodi monoklonal tikus yang diproduksi oleh
postmenopause yang digunakan adalah level serum FSH dari 23.0 hingag 116.3
mIU/mL dan level estradiol dari 0 hingga 19pg/mL. Batas deteksi assay adalah
5pg/mL untuk estradiol dan 0.3mIU/mL untuk FSH. Batas kuantitasi adalah
pengumpulan, darah dibiarkan berada selama kurang lebih 30 menit dalam suhu
sel darah dari serum. Serum secara berhati-hati dipindahkan ke kontainer serum
pasien dan yang kedua mengindikasikan bulan. Sebagai contoh: pasien 01 harus
selalu menerima sampel yang diidentifikasikan dengan nomor ini : 01/01; 01/02;
01/03.
Tabel 1.
2.7. Randomisasi
Tanpa informasi mengenai efek vaginal dari isoflavon Glycine max (L.)
Merr. suatu ukuran sampel dari 60 pasien diperlukan. Ukuran sampel ini
kekuatan statistik 90%. Semua data yang dilaporkan pada minggu O dan minggu
variabel bagi tiap kelompok : karakterisasi baseline pasien, FSH, E2, pH,
diekspresikan sebagai mean atau median dan level signifikansi detentukan kurang
dari 0.05. Analisis dilakukan pada perubahan skor antara baseline dan minggu 4
means (standard error) dan 95% interval kepercayaan (CI) bersama nilai p untuk
2.9. Registrasi
Nomer registrasi dari penelitian ini adalah RBR-88vgp6 dan nama dari daftar
penelitian ini Efeitos das isoavonas do Glycine max (L.) Merr. no epitelio
3. Hasil
Dari 117 partisipan yang ada, 60 subjek tersisa setelah kriteria inklusi dan
setiap hari selama 12 minggu dan 30 wanita menerima 1 gram gel vaginal placebo
dalam periode yang sama. Dalam kelompok placebo, dua wanita menghentikan
perawatan akibat kurangnya perbaikan dan dua subjek tidak melakukan follow up.
diamati di antara dua kelompok terkait umur, umur saat menopause, dan waktu
N=117 wanita
N=60 wanita
Grup 1 Grup 2
(Isoflavon) (Placebo)
1g/ hari/ 90 hari 1g/ hari/ 90 hari
N=30 N=30
Fig.1 Gambaran pendaftaran sampel, jumlah wanita pada populasi yang diberi
perlakuan, randomisasi pada perlakuan kelompok, tidak lanjut dari
Dihentikanpastisipan.
karena terdapat lekorea Dihentikan
(1) karena kurangnya perbaikan (2)
Gagal ditindak lanjuti (2)
Tabel 2
Gejala dan frekuensi atrofi vagina pada penelitian basal.
vagina dalam 100% pada kedua kelompok, dyspareunia 93,1% pada kelompok
isoflavon dan 92.4% pada kelompok placebo, pruritus 48.2% pada kelompok
isoflavon dan 64.4% pada kelompok placebo, rasa sakit 61.1% pada kelompok
isoflavon dan 42,3% pada kelompok placebo, rasa terbakar vulvar atau vaginal
44,8% pada kelompok isoflavon dan 42,3% pada kelompok placebo, dan adanya
sekresi 24,2% pada kelompok isoflavon dan 15,3% pada kelompok placebo.
Dua komplain yang paling sering, yang diteliti dalam studi ini yaitu,
keringnya gingiva adalah 2 pada baseline dan tetap sama setelah 4 dan 12 minggu.
Dibandingkan dengan kelompok placebo, skor median adalah 2 saat baselie dan 1
Tabel 3. Gejala atrofi vagina basal, 4 minggu dan 12 minggu (studi endpoint)
dalam kelompok isoflavone dan kelompok plasebo (nilai median dan
maksimum-minimum)
Isoflavone
dibandingkan
Isoflavone Placebo dengan
Gejala Placebo.
Nilai P
4 12 4 12
Basal Nilai P Basal Nilai P
minggu minggu minggu minggu
Kering 3(3-1) 2(3-0) 1(2-0) 0.000 2(3-1) 2(3-0) 2(3-0) 0.002 0.049
Dispareneunia 3(3-0) 2(3-0) 0(3-0) 0.006 2(3-0) 1(3-0) 1(3-0) 0.225 0.028
p<0,05 (Uji Mann-Whitney)
Tabel 4. FSH, estradiol dan ketebalan endometrium pada penelitian dasar dan titik
akhir dalam kelompok isoflavone dan kelompok plasebo (rata-rata SD).
Parameter Isoflavone Placebo
Basal 12 minggu Nilap p Basal 12 minggu Nilap p
FSH (mIU/mL) 59.2+22.6 58+25.9 0.850 71.6+29.9 70.6+32.5 0.912
Estradiol (pg/ml) 40.3+26.1 38.3+26.9 0.776 30.3+9,6 31.5+9.2 0.638
Echo Endometrial
3.3+1.3 3.8+26.9 0.202 3.4+1.0 3.8+0.8 0.241
(mm)
pH vagina 7.1+0.9 5.4+0.8 0.000 7.4+0.8 7.1+0.8 0.172
SD: standar deviasi
P<0.05 (uji t student)
Tabel 5. Perbandingan nilai pematangan pada awal, empat minggu dan 12 minggu
kelompo isoflavone (Iso) kelompok dan plasebo (Plc) (nilai median dan
maksimum-minimum).
Median Nilai p Iso
Kelompok Basal- 4 4-12 Basal- 12 dibandingkan
Basal 4 minggu 12 minggu
minggu minggu minggu plc nilai p
Isoflavones 0(33-0) 70(0-90) 70(77-3) 0.000 0.091 0.000
0.000
Placebo 5(30-0) 16.2(0-50) 32.5(0-80) 0.001 0.026 0.000
P<0.05 (Uji Mann-Whitney)
Tabel 6. Perbandingan ketebalan vagina epitel (m) dan reseptor estrogen (ER)
sel positif (%) pada baseline dan 12 minggu kelompok isoflavone (Iso)
dan kelompok plasebo (Plc) (mean SD)
Mean Iso dibandingkan
Parameter Kelompok
Basal 12 minggu Nilai p dengan plc-nilai p
Isoflavone 154.5+66.1 259.8+56.9
Ketebalan 0.329 0,001
Placebo 145.3+60.5 191.9+83.7
Isoflavone 58.5+33.9 82.6+17.4
Positif ER 0.071 0.0824
Placebo 73.4+24.5 83.7+8.8
SD: standar deviasi
konsentrasi rerata FSH saat baseline dan saat minggu 12 antara kedua kelompok
rerata konsentrasi estradiol sera antara kedua kelompok (p=0.776 dan p=0.638)
vaginal : pH rerata kelompok isoflavon adalah 7.1 pada baseline dan 5.4 setelah
dalam MV median ditemukan dalam kelompok isoflavon di antara titik titik waktu
(p<0.000). Perbedaan median antara baseline dan 4 minggu, serta antara baseline
16.2, dan 32.5 untuk masing masing titik waktu. Peningkatan sel intermediet dan
adalah 153.5 saat baseline dan 259.8 saat minggu 12. Dalam kelompok placebo,
ketebalan epitelium vagina adalah 145.3 saat baseline dan 191.9 setelah 12
Namun, hasil yang didapat dari kelompok isoflavon lebih tinggi daripada placebo.
Sel positif ER: persentasi sel positif ER dalam epitelium vagina bagi
kelompok isoflavon berkisar dari 58.5% pada awal perawatan menjadi 82.6%
setelah 12 minggu, menunjukkan suatu peningkatan yang signifikan. Pada
kelompok placebo, nilainya berkisar dari 73.4% pada awal perawatan menjadi
statistik.
4. Pembahasan
Efek isoflavon dari Glycine max (L.) Merr dalam perawatan atropi vagina
dan perubahan dalam seksualitas tidak memiliki perbaikan klinis dari perawatan
[20,21,8] dan tidak ada publikasi yang mengevaluasi efeknya terhadap morfologi
epitelium vagina dan ekspresi reseptor estrogen, sehingga studi ini dilakukan.
isoflavon untuk keringnya vagina dan dyspareunia, sementara hasil ini tidak
setelah 12 minggu yang terjadi. Selain itu, ketika membandingkan efek isoflavon
menunjukkan hasil superior daripada placebo. Temuan ini mirip dengan yang
dijelaskan oleh Lima et al. yang melaporkan perbaikan signifikan dalam gejala-
Donne et al) [20]. Derajat perbaikan ini sayangnya lebih rendah daripada
kelompok isoflavon.
dan produk yang diketahui aman dan tidak berbahaya dengan tujuan
wanita yang dirawat dengan gel vaginal isoflavon versus wanita yang tidak
pada keringnya gingiva dan dyspareunia setelah empat minggu dalam kelompok
perawatan. Dalam studi tsb, para wanita menggunakan gel isoflavon yang
berbeda dari gel yang digunakan dalam studi ini, di mana gel tersebut
tiap produk tidak berubah dalam kedua kelompok. Temuan ini khususnya relevan
karena absorpsi sistemik estrogen vaginal merupakan kekhawatiran utama terkait
keamanan perawatan.
dan dosis yang digunakan [31,32]. Di lain hal, telah didemonstrasikan juga bahwa
level absorpsi dapat menurun seiring waktu [33,34]. Namun, efek ini lebih relevan
lainnya [35].
hormon, episode spotting dan penebalan endometrial dapat terjadi. Dalam studi
kelompok, yang dibuktikan oleh pengukuran di bawah lima milimeter dan tidak
ada perubahan ketebalan echo endometrial antara awal dan akhir perawatan pada
kedua kelompok.
pada partisipan mirip dengan yang sering terjadi pada wanita postmenopause.
Studi dengan isoflavon yang diberikan secara oral tetap inkonklusif. Kaari et al
diberikan secara oral selama 6 bulan dan tidak menemukan perbedaan pH vaginal
Pemberian isoflavon lewat rute vaginal memberikan efek yang lebih besar
terhadap pH. Dalam suatu studi oleh Tedeschi dan Benvenuti, penurunan non-
signifikan pH vagina dari 5.9 menjadi 4.9 teramati setelah 4 minggu perawatan
terhadap placebo. Terkait aktivitas isoflavon yang diberikan secara oral pada
vagina menunjukkan peningkatan Indeks Meisels pada kedua klompok [20], hasil
yang sesuai dengan studi ini. Lima et al membandingkan gel vaginal isoflavon
dengan krim yang mengandung conjugated equine estrogen atau placebo selama 3
bulan dan juga mendeteksi peningkatan Indeks Meisels seiring waktu pada
Kami yakin bahwa perawatan atropi vaginal dengan aplikasi topikal gel
jumlah sel dan lapisan epitelium vagina. Hal ini menguatkan hasil yang
dilaporkan oleh Nilsson et al yang meneliti lima wanita yang menerima 1.25mg
conjugated equine estrogen secara oral selama 30 hari dan menjalani biopsi vagina
sebelum dan setelah perawatan. Suatu peningkatan ketebalan epitelium vagina dan
total jumlah sel diketahui [43]. Carbonel et al mendapatkan efek yang serupa saat
mempelajari epitelium vaginal tikus yang diberikan soya melalui gavage selama
conjugate equine estrogen dan hewan kontrol. Suatu efek proliferatif diketahui
dengan penebalan epitelium dan mukosa dan serat kolagen yang meningkat pada
kelompok yang diberi soya pada konsentrasi 120mg/kg per hari dan juga dalam
kelompok yang diberikan conjugated equine estrogen. Temuan yang sama ini
dalam gel yang diaplikasikan. Peningkatan volume sel ini menunjukkan hanya
suatu efek transien, dan perlu dicatat bahwa rerata ketebalan mukosa vagina pada
kelompok placebo lebih rendah dari yang diamati pada kelompok isoflavon pada
akhir studi.
morfologi epitelium vaginal pada wanita yang menggunakan isoflavon secara oral
dan vaginal.
inti. Diketahui bahwa tidak adanya ligand ER pada sel target dihubungkan dengan
kelompok isoflavon setelah 90 hari. Penting dicatat, efek ini tidak ditemukan pada
wanita dalam kelompok placebo, karena gelnya tidak mengandung kandungan
efektif sebagai perawatan dan manajemen gejala atropi vaginal yang diinduksi
oleh defisiensi estrogen vaginal dan untuk efek proliferatif dan peningkatan
ekspresi ER pada epitelium vagina. Gel ini menunjukkan tidak adanya absorpsi
sistemik sehingga dapat digunakan pada wanita yang tidak mau menggunakan
terapi hormon atau mereka yang memiliki kontraindikasi. Studi jangka panjang
lebih lanjut yang melibatkan wanita dengan gejala atropi genital dibutuhkan untuk
diberikan.
Kontributor
dan terapi pada partisipan, dan juga berkontribusi pada penulisan jurnal, uji
Daftar Pustaka
[1] Pastore LM, Carter LA, Hulka BS, et al. Self-reported urogenital symp-
toms in postmenopausal women: womens health initiative. Maturitas
2004;49:292303.
[2] North American Menopause Society. The 2012 Hormone Therapy Posi-
tion Statement of The North American Menopause Society. Menopause
2012;19(3):25171.
[3] Archer DF. Efficacy and tolerability of local estrogen therapy for
urogenital atrophy. Menopause 2010;17(1):194203.
[7] Alves DL, Lima SM, da Silva RR, et al. Effects of Tripholium pratense
and Cimifuga racemosa on the endometrium of wistar rats. Maturitas
2008;56:23842.
[8] Lima SMRR, Yamada SS, Reis BF, Postigo S, Silva MALG, Aoki T.
Effec- tive treatment of vaginal atrophy with isoflavone vaginal gel.
Maturitas 2013;74(3):2528.
[9] Upmalis DH, Lobo R, Bradley L, Warren M, Cone FL, Lamia CA.
Vasomo- tor symptom relief by soy isoflavone extract tablets in post-
menopausal women: a multi-center, randomized, placebo-controled study.
Menopause 2000;7(4):23642.
[12] Patriarca MT, Barbosa de Moraes AR, Nader HB, et al. Hyaluronic acid
con- centration in postmenopausal facial skin after topical estradiol and
genistein treatment: a double-blind, randomized clinical trial of efficacy.
Menopause 2013;20(March (3)):33641.
[17] Chen GD, Oliver RH, Leung BS, Lin LY, Yeh J. Estrogen receptor alpha
and beta expression in the vaginal walls and uterosacral ligaments of
premenopausal and postmenopausal women. Fertil Steril 1999;71:1099
102.
[18] Gebhart JB, Rickard DJ, Barrett TJ, et al. Expression of estrogen receptor
iso- forms alpha and beta messenger RNA in vaginal tissue of
premenopausal and postmenopausal women. Am J Obstet Gynecol
2001;185:132530.
[25] Kurman RJ, Solomon DO. Sistema Bethesda para o relato de diagnstico
citolgico crvicovaginal. Rio de Janeiro: Revinter; 1997.
[28] Long CY, Liu CM, Hsu SC, Wu CH, Wang CL, Tsai EM. A randomized
comparative study of the effects of oral and topical estrogen therapy on the
vaginal vas- cularization and sexual function in hysterectomized
postmenopausal women. Menopause 2006;13(5):73743.
[35] Rossouw JE, Anderson GL, Prentice RL, LaCroix AZ, Kooperberg C,
Stefanick ML, et al. Risks and benefits of estrogen plus progestin in healthy
postmenopausal women: principal results from the Womens Health
Initiative randomized con- trolled trial. JAMA 2002;288:32133.
[36] Kaari C, Haidar MA, Jnior JM, Nunes MG, Quadros LG, Kemp C, et al.
Random- ized clinical trial comparing conjugated equine estrogens and
isoflavones in postmenopausal women: a pilot study. Maturitas
2006;53(January (1)):4958 [Epub 2005 Oct 27].
[41] Galhardo CL, Soares Jr JM, Simes RS, Haidar MA, Rodrigues de Lima
G, Baracat EC. Estrogen effects on the vaginal pH, flora and cytology in
late post- menopause after a long period without hormone therapy. Clin Exp
Obstet Gynecol 2006;33:859.
[42] Nahas PE, Nahs NJ, De Luca L, Traiman P, Pontes A, Dalben I. Benefits
of soy germ isoflavones in postmenopausal women with contraindication
for conventional hormone replacement therapy. Maturitas 2004;48(August
(4)):37280.
[43] Nilsson K, Risberg B, Heimer G. The vaginal epithelium in the
postmenopause cytology, histology and pH as methods of assessment.
Maturitas 1995;21:516.
[44] Parker MG. Mortyn Jones Memorial Lecture. Structure and function of the
oestrogen receptor. J Neuroendocrinol 1993;5:2238.