OLEH:
Aprilita Restuningtyas, S.Kep.
NIM 122311101053
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik
yang bersifat total maupun sebagian yang diakibatkan tekanan eksernal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur
femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal
paha yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisi
tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis (Muttaqin, 2008).
2. Etiologi
Penyebab fraktur secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Cedera Traumatik
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekkuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran,
penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran atau
penarikan. Cedera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal
berikut, yakni:
1) Cedera langsung, berarti pukulan langsung terhadap tulang
sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit
diatasnyarteri
2) Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan.
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot
yang kuat
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini, kerusakan tulang terjadi karena proses penyakit akibat
berbagai keadaan berikut, yakni:
1) Tumor tulang (jinak atau ganas), dimana berupa pertumbuhan
jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif.
2) Infeksi, misalnya osteomielitis yang dapat terjadi sebagai akibat
infeksi akut atau dapattimbul sebagai salah satu proses yang
progresif.
Medial
Adduktor longus
Assuktor brevis
Adduktor magnus
Gracilis
Obturator eksternus
Posterior
Semimembranosus
Semitendinosus
Bisep femoris
Muskulus sartorius
b. Pembuluh darah
1) Arteri Femoralis
Terletak di ruang lateral vagina femoralis. Bercabang menjadi arteri
circumflexa ilium superficialis, arteri epigastrica superficialis,
arteripudenda externa superficialis, arteri pudenda externa profunda,
arteri profunda femoris, arteri genicularis descendens.
Cabang-cabang:
dari
arteri
femoralis
dekat
ujung
2) Vena Femoralis
Terletak di ruang medial vagina femoralis. Bercabang menjadi
vena Circumflexa ilium superficialis, vena Epigastrica superficialis,
Vena Pudendae externae yg bermuara ke vena Saphena magna
d. Tendon
1) Tendon psoas mayor
2) Quadrisep tendon berada di atara femur dan tibia
3) Bisep femoris tendon avulsion
4. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur femur sendiri dibagi menjadibeberapa bagian,
tergantung pada letak fraktur yang terjadi, yaitu:
a. Fraktur Collum Femur
Fraktur collum femur sering terjadi pada usia di atas 60 tahun
dan lebihsering pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang
akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause.
Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung, yaitu
misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah
Ekstrakapsuler
bagian
proksimal
kemungkinan
terdapat
komponen
g.
h.
i.
j.
7. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1) Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya
nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar,
dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan
emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan
reduksi, dan pembedahan.
2) Kompartemen sindrom
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi
karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam
jaringan parut.Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang
menekan
otot,
saraf,
dan
pembuluh
darah.
Selain
itu
tingkat
kekuatan
dan
perubahan
bentuk
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaanyang penting adalah pencitraan
menggunakan sinar rontgen (x-ray).Untuk mendapatkan gambaran 3
dimensi keadaan dan kedudukantulang yang sulit, maka diperlukan 2
proyeksi yaitu AP atau PA danlateral.Dalam keadaan tertentu
diperlukan
proyeksi
tambahan
(khusus)
ada
indikasi
untuk
pada
kerusakan
tulang
dan
kultur
dan
test
sensitivitas:
5) Indium
adanya
karena
pemeriksaan
ini
didapatkan
infeksi
pada tulang.
9. Penatalaksanaan
a. Pertolongan pertama
Perdarahan dari fraktur femur, terbuka atau tertutup, adalah antara 2
sampai 4 unit (1-2 liter). Jalur intravena perlu dipasang dari darah
dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan hemoglobin dan reaksi
silang. Jika tidak terjadi fraktur lainnya, kemungkinan transfusi dapat
dihindari, tetapi bila timbul trauma lainnya, 2 unit darah perlu
diberikan segera setelah tersedia arteri. Fraktur terbuka biasanya
terbuka dengan luka di sisi lateral atau depan paha arteri. Debridemen
luka perlu dilakukan dengan cermat dalam ruang operasi dan semua
normal/dengan
traksi
mekanis.Reduksi
terbuka
yang
dapat
mengancam
union.
Untuk
spasme
otot,
mengurangi
nyeri,
2) Manfaat
Ambulasi dini merupakan komponen penting dalam perawatan
pasca operasi fraktur karena apabila pasien membatasi pergerakannya
di tempa tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi, pasien akan
semakin sulit untuk memulai berjalan. Manfaat mobilisasi dini antara
lain:
a) Menurunkan insiden komplikasi immobilisasi paska operasi,
b) Mengurangi komplikasi respirasi dan sirkulasi,
c) Mempercepat pemulihan peristaltik usus dan kemungkinan
d)
e)
f)
g)
distensi abdomen,
Mempercepat pemulihan pasien,
Mengurangi tekanan pada kulit,
Penurunan intensitas nyeri,
Frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal.
3) Tahapan
a) Preambulation bertujuan mempersiapkan oto untuk berdiri dan
berjalan yang dipersiapkan lebih awal ketika pasien bergerak
dari tempat tidur (Hoeman, 2001)
b) Siting balance yaitu membantu pasien untuk duduk disisi tempat
tidur dengan bantuan yang diperlukan.
c) Standing Balance yaitu melatih berdiri dan mulai berjalan.
Saat pasien melakukan latihan ambulasi dini, perhatikan adanya
pusing yang merupakan salah satu tanda dari hipotensi ortostatik.
4) Ankle Pump Exercise
Latihan Ankle Pumping merupakan suatu latihan isometrik
untuk otot betis dan pergelangan kaki. Ankle pumping dilakukan
dengan
mengelevasikan
kaki
dan
mendorong
sendi
pada
diluruskan
kembali
dan
terapis
membantu
f) Hold relax
Posisi pasien duduk long sitting atau tidur terlentang tangan
kiri terapis memfiksasi atas ankle lalu tangan kanan terapis
berada dibawah tumit kaki pasien dengan lengan bawah berada
di telapak kaki pasien sebagai tahanan. Setelah siap pasien
melakukan gerakan ke arah dorsi fleksi hingga batas nyeri,
setelah itu pasien diminta untuk melawan tahanan ke arah
plantar fleksi lalu terapis memberi aba-aba pertahankan disini.
Setelah itu rileks dan terapis berusaha menambah gerakan ke
arah dorsi fleksi.
dilakukan
selama
Minggu
pasca
operas
angka 30 kg
Minta pasien mengingat-ingat rasa tekanan yang diberikan
ke timbangan
Jelaskan kepada pasien, bahwa pasien boleh menggunakan
kaki yang cedera untuk berjalan namun tekanan yang
diberikan harus sama ketika menekan timbangan hingga
30 kg
B. Clinical Pathway
Trauma
langsung
Trauma tidak
langsung
Kondisi
patologis
FRAKTUR
Diskontinuitas
tulang
Perub jaringan
sekitar
Pergeseran frag
tulang
deformitas
Gg fungsi
Gg mobilitas
fisik
Pergeseran
fragmen tulang
Nyeri
Kerusakan frag
tulang
Laserasi
kulit
Spasme
otot
Putus
vena/arteri
Peningktn
teknn kapiler
perdarahan
Pelepasan
histamin
Kehilngn vol
cairan
Protein
plasma hilang
Shock
hipovolemik
Kerusakan
integritas
kulit
edema
Tekanan tulang
> tinggi dr
kapiler
Reaksi stres
klien
Pelepasan
katekolamin
Mobilisasi asam
lemak
Bergbng dgn
trombosit
Penekanan
pem darah
emboli
Penurunan
perfusi jar
Penyumbatan
pembuluh darah
Gg perfusi
jaringan
Disuse
Sindrom
Pasien
malas
bergerak
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahsa yang
digunkan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, nomor register, tanggal dan jam masuk rumah
sakit, dan diagnosis medis.
Pada umumnya, keluhan utama pada kasus fraktur femur adalah
rasa nyeri yang hebat.Untuk memperoleh pengkajian yang
lengkap mengenai rasa nyeri klien, perawat mengunakan
OPQRSTUV.
O (onset)
P (Provoking Incident): hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri
adalah trauma pada bagian femur
Q (quality of pain): klien merasakan nyeri yang bersifat menusuk.
R (Region, Radiation, Relief): nyeri yang terjadi di bagian paha
yang mengalami patah tulang. Nyeri dapt reda dengan imobilisasi
atau istirahat.
S (Scale of pain): Secara subyektif, nyeri yang dirasakan klien
antara 2-4 pada skala pengukuran 0-4
T (Treatment)
U (Understanding)
V (Value)
2) Riwayat penyakit sekarang
Kaji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang
paha, pertolongan apa yang telah didapatkan, dan apakah sudah
berobt ke dukun patah. Dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaaan, perawat dapat mengetahui luka kecelakaan yang
lain.
3) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit paget
menybabkan fraktur patologis sehingga tulang sulit untuk
menyambung. Selain itu, klien diabetes dengan luka di kaki
sangat beresiko terjadi osteomielitis akut dan kronis dan penyaklit
diabetes melitus menghambat proses penyembuhan tulang.
kemerahan
atau
kebiruan
(livide)
atauhyperpigmentasi.
Benjolan, pembengkakan, atau cekungan denganhal-hal yang
tidak biasa (abnormal).
Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
b) FEEL (palpasi)
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu
posisi
agar
dapatmengevaluasi
keadaan
sebelum
dan
dengan
fraktur
tulang,
spasme
dengan
otot,
gangguan
3. Perencanaan Keperawatan
No
1
Diagnosa Keperawatan
Rencana Perawatan
Hambatan
berhubungan
mobilitas
fisik Setelah
dilakukan
tindakan NIC: exercise therapy (ambulation)
dengan
gangguan keperawatan selama 3x24 jam 1.Kaji kemampuan fungsional otot
da Kolaborasi
vit 6. Observasi hasil pemeriksaan
laboratorium darah lengkap.
al
sta 7. Berikan transfusi darah lengkap/packed
sesuai indikasi
bil
8.
Berikan oksigen sesuai indikasi
b. Me
9. Siapkan intervensi pembedahan sesuai
mb
indikasi.
ran
mu
ko
sa
ber
wa
rna
me
rah
mu
da
c. Pe
ngi
sia
n
ka
pil
er
d. Ha
lua
ran
uri
ne
ad
ek
uat
Kerusakan
integritas
kulit Setelah
dilakukan
tindakan
berhubungan dengan dengan fraktur keperawatan selama 7x24 jam
terbuka
,imobilisasi,
penurunan diharapkan tidak terjadi kerusakan
sirkulasi
integritas kulit secara luas dengan
.
kriteria hasil:
NOC : Wound Healing
a. Integritas permukaan kulit
kembali
b. Melaporkan adanya
penrubahan sensasi nyeri pada
tempat luka
c. Mampu mendemonstrasikan
rencana untuk penyembuhan
kulit dan mencegah trauma
berulang
d. Mampu menjelaskan langkahlangkah untuk penyembuhan.
Ansietas
berhubungan
dengan Setelah
dilakukan
tindakan
prosedur tindakan pembedahan dan keperawatan selama 3x24 jam
hasil akhir pembedahan
diharapkan tingkat kecemasan
berkuranmg dengan kriteria hasil:
a. Tidak
menunjukkan
perilaku agresif
b. Melaporkan
tidak
ada
manifestasi
kecemasan
secara fisik.
Risiko sindrom disuse berhubungan
Setelah dilakukan tindakan
dengan imobilisasi dan nyeri
keperawatan selama 7x24 jam
risiko sindrom disuse dapat
menurun dengan kriteria hasil :
NOC : Kontrol Risiko (1902)
a. Mengenali faktor risiko
sindrom disuse
b. Mengembangkan dan
menjalankan strategi kontrol
risiko sindrom disuse (ankle
pump exercise, ROM, LKO,
WBA)
4. Discharge Planning
a. Persiapan perawatan di rumah
Hal yang harus dikaji meliputi tingkat pengetahuan klien dan keluarga dan lingkungan rumah. Hal-hal yang
memungkinkan jauh dan celaka harus dihilangkan. Ruang harus bebas/minimal perabot untuk memudahkan klien
bergerak dengan alat bantu. Toilet duduk bisa disiapkan untu membantu kemandirian klien dalam bereliminasi
b. Edukasi klien/keluarga
Klien dengan fraktur biasanya dipulangkan kerumah masih dalam keadaan memakai balutan, splint, gips atau fiksasi
eksternal. Perawa harus menyiapkan instruksi verbal/tertulis untuk klien/keluarga/caregiver bagaimana mengkaji dan
merawat luka untuk meningkatkan penyembuhan dan mencegah infeksi. Klien dan keluarga harus tahu bagaimana
komplikasi/tanda-tanda komplikasi dan dimana serta kapan harus menemui atau kontak dengan tenaga kesehatan
profesional
c. Psikososial
Perawat mengidentifikasi masalah potensial/aktual dirumah sakit dan mengatur untuk evaluasi di rumah.