Anda di halaman 1dari 12

ANALISA DATA

NO KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH


1 DO:
a. Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di a. Ketidakefektifan strategi koping Defisiensi kesehatan komunitas:
Kecamatan Rambipuji pada tahun 2017 masalah kesehatan ISPA
didapatkan jumlah masyarakat Kecamatan
Rambipuji yang mengalami Infeksi
Saluran Pernafasan Akut sebanyak 381
orang.
b. Berdasarkan data primer didapatkan
bahwa dalam pengelolaan sampah
sebanyak 507 KK (100.0 %) dibakar, 400
KK (78,9%) ditimbun, dan 85 KK (8,9%).
DS:
Hasil dari wawancara dengan kader, petugas
kesehatan dan tokoh masyarakat Desa
Kaliwining mengatakan bahwa:
a. Masyarakat lebih banyak memilih untuk
dibakar karena dianggap paling mudah dan
murah, dan tidak ada petugas khusus
pengambil sampah pada kebanyakan
dusun.
b. Kebiasaan merokok didalam rumah sudah
menjadi kebiasaan.
c. Pengolaaan sampah rumah tangga masih
dibakar
d. Masih terdapat masyarakat yang
menggunakan tungku untuk memasak.
e. Tidak ada dusun yang menggunakan jasa
petugas pengangut sampah.
f. Desa Kaliwining belum memiliki Tempat
Pembuangan Sampah
g. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara guru di sekolah, didapatkan
bahwa kebiasaan cuci tangan pada siswa-
siswa di sekolah belum optimal dan
terdapat sekolah yang tidak memiliki
sarana untuk cuci tangan.
h. Berdasarkan hasil observasi tidak terdapat
titik pembuangan sampah di setiap dusun
di desa Kaliwining.
2 DO:
a. Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas a. Ketidakefektifan strategi koping Defisiensi kesehatan komunitas :
Rambipuji bulan Januari-April 2017 b. kekurangan sumber (finansial, masalah kesehatan gizi bayi dan
didapatkan bahwa terdapat 28 orang balita pengetahuan) balita
yang berada pada bawah garis merah. c. kondisi ekonomi yang terbatas
b. Terdapat satu kasus anak dengan
kwashiorkor yang datang ke Puskesmas
dalam keadaan oedema.
DS:
Hasil dari wawancara dengan kader, petugas
kesehatan dan tokoh masyarakat Desa
Kaliwining mengatakan bahwa:
a. Banyak Ibu yang memberikan makanan
selain ASI pada anak di bawah 6 bulan
b. Sebagian Ibu yang memiliki balita
merupakan Ibu yang bekerja dan sering
menitipkan anaknya pada orang tua
ataupun pengasuh, sehingga ASI yang
diberikan tidak maksimal
3 DO:
a. Berdasarkan data sekunder Bulan a. ketidakadekuatan dukungan sosial Ketidakefektifan koping
Februari 2017 didapatkan data bahwa program. komunitas dalam menangani
terdapat 118 orang (7,6 %) menderita b. kekurangan sumber informasi. hipertensi khususnya pada pra
Hipertensi di Desa Kaliwining lansia, lansia
b. Terdapat Posyandu Lansia di Desa
Kaliwining yaitu pada Posyandu
Bougenville 17, 21, 23, 24, dan 32, serta
tidak tersebar di semua dusun.
DS:
Hasil dari wawancara dengan kader, petugas
kesehatan dan tokoh masyarakat Desa
Kaliwining mengatakan bahwa:
a. Penyakit degeneratif yang terbanyak
terjadi di masyarakat berupa hipertensi.
b. Masyarakat jarang memeriksakan tekanan
darahnya karena merasa sudah sehat dan
takut jika tahu dirinya sakit.
c. Kegiatan posyandu lansia berfokus pada
skrining tekanan darah, penyuluhan, dan
pengobatan serta sebagian besar posyandu
lansia belum memiliki kegiatan mandiri
lansia, seperti senam dan kegiatan
produktif (kerajinan tangan).
d. Daftar hadir kunjungan posyandu lansia
tidak sesuai dengan sasaran atau tidak
mencapai 100%.
4 DO:
b. Jumlah penduduk yang tidak memiliki a. Ketidakefektifan strategi koping Defisiensi kesehatan komunitas :
jamban di Desa Kaliwining sebanyak b. ketidakefektifan kemampuan masalah kesehatan Diare
171 KK (33,7%). komunikasi
c. Hasil observasi tentang keadaan jamban c. kekurangan sumber (finansial,
didapatkan 325 KK (64,1%) bersih, 29 pengetahuan)
KK (5,7%) kotor. d. kondisi ekonomi yang terbatas
d. Jumlah penduduk Desa Kaliwining yang
BAB di sungai sebesar 171 KK (33,7 %).
e. Berdasarkan hasil observasi langsung
masih terdapat warga yang BAB dan
BAK di sungai.
f. Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak
di Kecamatan Rambipuji pada tahun
2017 didapatkan penyakit yang
berhubungan dengan kurangnya personal
hygiene yaitu diare sebanyak 309 orang.
g. Hasil observasi tentang pengelolaan air
minum didapatkan 3425 KK (83,8%)
selalu dimasak, 57 KK (11,2%)
menggunakan air isi ulang, dan 24
(4,7%) kadang-kadang dimasak.
h. Hasil observasi tentang penyedian air
bersih didapatkan 15 KK (3%)
menggunakan PAM, 415 KK (81,9%)
menggunakan air sumur, dan 77 (15,2%)
air sungai.

DS:
Hasil dari wawancara dengan kader, petugas
kesehatan dan tokoh masyarakat Desa
Kaliwining mengatakan bahwa:
a. Masyarakat Desa Kaliwining masih
terdapat keluarga yang BAB di sungai
dan tidak memiliki jamban
b. Masyarakat Desa Kaliwining yang
memiliki jamban terkadang masih BAB
di sungai
c. Terdapat masyarakat yang menganggap
bahwa jamban bukan sebagai prioritas
utama yang harus dimiliki.
RENCANA KEGIATAN

Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi


Tujuan Jangka Rencana
Keperawatan Jangka Kegiatan
Pendek Intervensi Kriteria Standar
Komunitas Panjang

Defisiensi Masyarakat Masyarakat akan a. Melakukan 1) Memberikan Peningkatan Sesuai


kesehatan mampu dapat: pendidikan pelatihan derajat dengan
komunitas: memahami 1. Mengetahui cara kesehatan dan kepada kader kesehatan target
Masalah dan deteksi dini, memotivasi dan perangkat masyarakat MDGS,
Kesehatan ISPA melakukan penanganan awal masyarakat desa mengenai Desa masyarakat
penanganan ISPA pada anggota untuk penyampaian Kaliwining Desa
pertama, keluarga atau merubah pendidikan dengan Kaliwining
pencegahan, warga lain yang perilaku dan kesehatan ISPA, menjaga terbebas
dengan berisiko ISPA dan merubah deteksi dini kesehatan dari
mempertahank cara lingkungan penyakit ISPA, lingkungan penyakit
an kondisi pencegahannya. b. Melakukan penanganan dan menular.
lingkungan 2. Meningkatkan kerjasama awal dan proses menurunnya
dari berbagai keterampilan dengan rujukan. jumlah
macam kader dalam TOGA/ 2) Meningkatkan kasus baru
penyakit. deteksi dini TOMA, lintas ketrampilan dari
penyakit ISPA, sektor dalam keluarga dalam Penyakit
menyampaikan pencegahan deteksi dini Infeksi
pendidikan dan penyakit ISPA, Saluran
kesehatan tentang penanganan penanganan Pernafasan
ISPA, dan ISPA awal dan Atas (ISPA)
melakukan c. Memberikan pencegahan dari semua
rujukan ke layanan pelatihan penularan kelompok
kesehatan terdekat. kepada kader dengan anggota umur bayi,
3. Mampu terkait deteksi keluarga yang balita, anak
mengaplikasikan dini, memiliki sekolah,
atau pencegahan riwayat ISPA dewasa dan
mendemontrasik dan atau yang lansia.
an dengan penanganan beresiko ISPA
tersedianya ISPA. serta
layanan d. Membangun penanganan
kesehatan ISPA sarana pertama pada
di komunitas pembuangan anggota
yang terhimpun sampah keluarga yang
dalam program terjangkit ISPA
penanganan dan oleh kader dan
pencegahan ISPA perangkat desa.
dan difasilitasi 3) Mewujudkan
oleh kader Program
posyandu. pengelolaan
4. Meminimalkan sampah, dengan
faktor resiko membentuk
terjadinya bank sampah,
penyakit ISPA. untuk
5. Mampu meminimalkan
mengetahui faktor risiko
tentang etika penyakit ISPA.
merokok dan 4) Bekerjasama
mampu dengan
mengurangi TOGA/TOMA
angka kejadian terkait daur
ISPA. ulang sampah
6. Meningkatkan beserta outlet
kesadaran penjualannya.
masyarakat
terkait
pentingnya
ventilasi dan
pencahayaan.
Defisiensi Masyarakat Masyarakat akan a. Pembentukan 1) Melakukan Peningkatan Sesuai
kesehatan mampu dapat: kemitraan skreening BGM derajat dengan
komunitas memahami melalui 2) Membentuk pos kesehatan target
kelompok bayi dan 1. Mengetahui pemberdayaan gizi per dusun
konsep dasar masyarakat MDGS,
dan balita ; melakukan kader 3) Melakukan
masalah penanganan BGM posyandu pelatihan terkait Desa masyarakat
kesehatan gizi pertama, 2. Mengetahui cara lansia, BGM dan inovasi Kaliwining Desa
bayi dan balita pencegahan, penanganan bayi TOMA/TOG menu makanan dengan Kaliwining
dan dan balita dengan A, lintas pendamping TKTP berkurangn terbebas
mempertahank BGM sektor dalam kepada kader dan ya kasus dari Bayi
an kodisi sehat 3. Meminimalkan melakukan kasun.
faktor resiko bayi BGM. BGM.
dari dari pencegahan 4) Melakukan
berbagai terjadinya BGM dan pendidikan
macam 4. Mampu penanganan kesehatan tentang
penyakit. mengaplikasikan BGM BGM dan inovasi
layanan kesehatan b. Melakukan menu makanan
di komunitas. pendidikan pendamping TKTP
5. Mampu kesehatan kepada keluarga
meningkatkan tentang dengan balita
pencegahan BGM oleh kader
ketrampilan dan
dan dan kasun.
status ekonomi penanganan 5) Melakukan
keluarga BGM demonstrasi dan
c. Melakukan masak bersama
pelatihan dengan kader dan
ketrampilan ibu balita BGM
dan untuk membuat
demonstrasi makanan yang
dalam tepat bagi balita
pencegahan BGM.
dan 6) Mengikutsertakan
penanganan orang tua balita
BGM BGM yang
d. Meningkatkan memiliki ekonomi
status rendah untuk
ekonomi yang mengikuti
rendah pada pelatihan di balai
orang tua latihan dan kerja
yang memiliki
balita BGM
Ketidakefektifan Masyarakat Masyarakat akan a. Pembentukan 1) Membentuk dan Peningkatan Sesuai
koping mampu dapat: kemitraan melakukan derajat dengan
komunitas memahami melalui pelatihan kader kesehatan angka
dalam dan 1. Mengetahui pemberdayaan dalam skreening masyarakat kunjungan
menangani melakukan konsep dasar kader penyakit Desa lansia ke
hipertensi penanganan penyakit posyandu hipertensi. Kaliwining posyandu,
khususnya pada pertama, hipertensi lansia, 2) Melakukan dengan standart
pra lansia, pencegahan, 2. Mengetahui cara TOMA/TOGA pendidikan mengendali pelayanan
lansia. dan penanganan , lintas sektor kesehatan terkait kan dan minimal
mempertahank penyakit hipertensi dalam penyakit menurunnya yaitu
an kodisi sehat 3. Meminimalkan melakukan hipertensi. jumlah sebesar
dari penyakit faktor resiko pencegahan 3) Melakukan kasus baru 85%.
hipertensi. terjadinya dan penanaman dan dari
penyakit penanganan demonstrasi Penyakit
hipertensi penyakit pemanfaatan hipertensi
4. Mampu hipertensi. tanaman obat pada
mencegah b. Melakukan keluarga terkait kelompok
terjadinya pendidikan penyakit lansia.
penyakit kesehatan hipertensi
hipertensi tentang 4) Melakukan
5. Mampu pencegahan pelatihan senam
memanfaatkan dan anti stroke
pelayanan penanganan kepada kader dan
kesehatan atau penyakit lansia serta
merujuk ke hipertensi. menjadwalkan
pelayanan c. Melakukan kegiatan senam
kesehatan primer. pelatihan untuk setiap
ketrampilan posyandu.
dalam 5) Melakukan
pencegahan monitoring dan
dan evaluasi peran
penanganan kader dalam
penyakit pelaksanaan
hipertensi. pencegahan dan
d. Memodifikasi penanganan
lingkungan, penyakit
sarana dan hipertensi.
prasarana 6) Membangun
masyarakat fasilitas terapi
untuk Program batu refleksi
penyakit untuk lansia
hipertensi. dengan
hipertensi.

Defisiensi Masyarakat Masyarakat akan a. Melakukan 1) Melakukan Peningkatan Sesuai


kesehatan mampu dapat: pendidikan identifikasi faktor derajat dengan
komunitas : memahami kesehatan internal dan kesehatan target
dan 1. Mengetahui tentang eksternal yang masyarakat MDGS,
Masalah konsep dasar
melakukan pendeteksian dapat Desa masyarakat
Kesehatan Diare penanganan penyakit diare. dini penyakit mempengaruhi dan Kaliwining Desa
pertama, 2. Mengetahui cara diare meningkatkan dengan Kaliwining
pencegahan, penanganan diare difasilitasi motivasi terhadap mengendali terbebas
dan pada anggota oleh kader, pentingnya kan dan dari
mempertahank keluarga atau TOMA/TOG menjaga menurunnya penyakit
an kodisi sehat warga lain. A. lingkungan untuk jumlah menular.
dari dari 3. Meminimalkan b. Pembentukan menghindari diare kasus baru
berbagai faktor resiko kemitraan di masyarakat Desa dari
macam terjadinya melalui Kaliwining. Penyakit
penyakit. penyakit diare. pemberdayaan 2) Bekerjasama Diare dari
4. Mampu TOMA/TOG dengan pihak semua
mengaplikasikan A, lintas puskesmas dan kelompok
atau sektor dan pustu terkait umur bayi,
mendemontrasika kader dalam skrinning penyakit balita, anak
n dengan melakukan diare. sekolah,
tersedianya pencegahan 3) Pemberdayaan dewasa dan
layanan kesehatan dan kader posyandu lansia.
diare di penanganan dalam
komunitas yang (P2) penyakit pendeteksian dini
terhimpun dalam diare. penyakit diare,
program c. Melakukan serta pembentukan
penanganan dan pelatihan alur rujukan yang
pencegahan diare. ketrampilan tepat.
dalam P2 4) Melakukan
diare. pendidikan
kesehatan terkait
penyakit diare,
penanganan dini
dan
pencegahannya
serta tentang
jamban sehat oleh
kader dan kasun.
5) melakukan
pelatihan
kewaspadaan diare,
cuci tangan dengan
sabun, pemilihan
dan pengelolaan
makanan yang
sehat dan bersih.
6) Melakukan
revitalisasi kantin
sehat di sekolah-
sekolah termasuk
salah satunya
petugas kantin,
jenis makanan
yang dijual, dan
sosialisasi
pengelola kantin.
7) Modifikasi
lingkungan dan
sarana prasarana,
seperti: menjaga
kebersihan sumber
air bersih dan air
minum,
menghindari air
minum yang
mentah
8) Bekerjasama
dengan
TOGA/TOMA
terkait penguatan
WC umum terkait
pengoptimalan
penggunaannya
serta pengadaan
arisan WC.

Anda mungkin juga menyukai