Anda di halaman 1dari 2

Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

dengan kenaikan kadar gula dalam darah (Brunner & Suddarth, 2001). Peningkatan kadar
gula dalam darah merupakan gejala yang umum dari penyakit DM yang tidak terkontrol dan
seringkali mengakibatkan kerusakan yang cukup serius pada bagian tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah (WHO, 2015). Diabetes meningkatkan risiko kejadian PAP simptomatik dan
asimptomatik sebesar 1,5-4 kali lipat, dan mengarah pada peningkatan kejadian penyakit
kardiovaskuler dan kematian lebih dini. Risiko terjadinya PAP proporsional dengan
keparahan dan durasi diabetes. Risiko terjadinya Klaudikasio intermiten juga lebih besar pada
pasien diabetes dibanding pasien non diabetes. Pasien diabetes dengan PAP memiliki
kemungkinan 7-15 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami amputasi dibanding pasien non
diabetes dengan PAP. Diabetes melitus mengakselerasi perjalanan proses aterosklerosis, yang
dapat menghasilkan insiden penyakit perifer, koroner, dan serebrovaskular yang lebih tinggi.
Hubungan patofisiologis diabetes dalam menimbulkan PAP tidak diketahui dengan jelas,
karena terdapat dua efek langsung, yakni dari hiperglikemia serta adanya hipertensi dan
hiperlipidemia yang sering terjadi pada pasien dengan DM.
Banyak bukti menunjukkan bahwa disfungsi endotel terlibat dalam patogenesis
penyakit vaskuler pada pasien DM. Dalam sebuah studi, didapatkan informasi bahwa
pembuluh darah pada pasien DM tipe-2 ternyata mengalami gangguan relaksasi. Disfungsi
endotel pada-DM 1 terjadi karena berkurangnya sensitivitas sel-sel otot polos pembuluh
darah terhadap NO. Pada individu dengan DM tipe 2, disfungsi endotel tampaknya
didasarkan pada penurunan bioavailabilitas NO. Peningkatan produksi superoksida radikal
tidak hanya menyebabkan peningkatan inaktivasi NO, tetapi juga meningkatkan sintesis
prostanoid yang berfungsi sebagai vasokonstriktor dengan adanya pembentukan hidrogen
peroksida (H2O2) dan radikal hidroksil. Namun demikian, belum ditentukan dengan jelas
bahwa hiperglikemia, hiperinsulinemia, atau resistensi insulin merupakan mekanisme
penyebab disfungsi endotel pada DM-2.
Disfungsi endotel yang terjadi pada pasien dengan DM dapat dikurangi dengan
memberikan latihan secara teratur untuk mendukung sirkulasi darah perifer yang adekuat.
Salah satu latihan mudah yang dapat dilakukan adalah Buerger Allen Exercise. Dalam jurnal,
dibahas bagaimana keefektifan dari latihan Buerger Allen terhadap perfusi jaringan perifer
dan nyeri ekstremitas bawah pada pada pasien dengan diabetes melitus tipe dua di rumah
sakit kota Chennai India. Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitiab eksperimen
dengan pendekatan kuasi eksperimen dengan pre test and post test control group design.
Penelitian ini menggunakan 60 sampel penderita diabetes melitus dengan 30 sampel
merupakan kelompok perlakuan dan 30 sampel lainnya adalah kelompok kontrol dengan
teknik sampling yaitu purposive sampling.
Latihan Buerger Allen merupakan latihan perubahan posisi aktif dengan mekanisme
latihan adalah dengan menggunakan gaya gravitasi dalam perubahan posisi pada jaringan otot
dan jaringan perifer. Latihan Buerger Allen meliputi dengan klien berbaring di atas tempat
tidur datar kemudian kedua kaki klien di angkat hingga 450 hingga terjadi perubahan warna
pada kaki klien atau maksimal dilakukan selama dua menit. Kemudian kaki duduk di
samping tempat tidur dan kaki klien dibiarkan menggantung. Selanjutnya telapak kaki klien
di anjurkan digerakkan meliputi dorsofleksi, plantarfleksi, telapak kaki klien digerakkan ke
dalam dan keluar. Fase kedua ini dilakukan selama dua menit. Selanjutnya klien di anjurkan
istirahat dengan kaki diluruskan diatas tempat tidur selama lima menit.
Latihan Buerger Allen bertujuan untuk mencegah penyakit jaringan perifer pada
pasien dengan Diabetes melitus dengan membantu meningkatkan sirkulasi perdarahan,
perubahan metabolisme otot, meningkatkan ambilan oksigen oleh otot, mencegah
atherisklerosis, dan faktor risiko protrombotik. Selain itu, pelaksanaan latihan Buerger Allen
juga meningkatkan peredaran darah pada jaringan subkutan.

Anda mungkin juga menyukai