DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 4
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... 4
DAFTAR GRAFIK................................................................................................................... 4
DAFTAR FOTO
I.
PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
II.
KATA PENGANTAR
Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu kabupaten yang berminat untuk turut
serta pada Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Sebagai
langkah awal kegiatan PPSP, kabupaten melalui Kelompok Kerja Sanitasi diwajibkan untuk
menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang didasarkan dari
hasil Studi yang diakui materi dan metodologinya salah satunya yaitu Studi Environmental
Health Risk
Studi EHRA diawali dengan penyusunan Tim EHRA melalui rapat Pokja, yang selanjutnya
penentuan arget area survey/ clustering desa berdasarkan pada 4 kriteria yaitu : Kepadatan
penduduk,
Angka kemiskinan,
saluran irigasi dan Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman. Dari hasil
Klustering desa Kabupaten Bengkulu Utara didapat : Kluster 0 sebanyak
sebanyak
desa, Kluster 1
sebanyak desa.
Pelaksanaan pengambilan data di lapangan telah dilaksanakan sejak bulan Juli sampai
dengan Oktober 2012 di 6 wilayah Kecamatan yang meliputi 17 desa dengan Total sampel
sebesar 680 KK.
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Distribusi desa per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA..............................4
I.
PENDAHULUAN
Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah
survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi
dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke
kelurahan. Kabupaten/Kota dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena:
1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat
2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas di mana data umumnya tidak bisa
dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di
berbagai kantor yang berbeda
3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam
prioritas usulan melalui Musrenbang;
4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil
keputusan.
5. EHRA secara tidak langsung memberi amunisi bagi stakeholders dan masyarakat di
tingkat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi
maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders
kelurahan/desa
6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten/kota
dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa
Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah:
1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko
terhadap kesehatan lingkungan
2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi
3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang
handal
4. menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi
Sanitasi Kabupaten Bengkulu Utara
Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan
dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Bengkulu Utara .
Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Bengkulu Utara dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan
strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kabupaten.
oleh
Pokja
Kabupaten/Kota
semata.
Agar
efektif,
Pokja
Sanitasi
Penanggung jawab
Koordinator Survey
Wakil Kordinator
Sekretaris
Anggota
5. Supervisor
Klaster 4
pada
klaster
tertentu
dianggap
memiliki
karakteristik
yang
Nama Desa/Kelurahan
10
Hhasil klastering wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Bengkulu Utara yang terdiri atas 151
desa/kelurahan menghasilkan distribusi sebegai berikut:
1)
klaster 0 sebanyak 3 %.
2)
klaster 1 sebanyak 35%,
3)
klaster 2 sebanyak 38%,
4)
klaster 3 sebanyak 21%, dan
5)
dan klaster 4 sebanyak 3 %.
Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada Grafik 1.
Distribusi Responden per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
Grafik 1. Distribusi Responden per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
1
2
3
4
5
Klaster
Kecamatan
Desa/Kel Terpilih
Jumlah
Dusun
Jumlah
RT
Jml
Dusun/RT
terpilih
Jumlah
Responden
4
3
2
1
0
Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total RT
total dan jumlah yang akan diambil.
Jumlah total RT kelurahan : X.
Jumlah RT yang akan diambil : Y
Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil. AI =
X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z
Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambilah secara acak angka antara 1
Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang diperoleh adalah 3.
sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari
preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Tahapannya adalah sbb.
Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat daftar
rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk
langsung.
Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan
diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5
12
Kondisi sampah
Grafik 3.1.1.
Kondisi Sampah di Lingkungan Desa Tiap Kluster
responden yang
dan
membuangnya
ke
Tempat
Penampungan
Sementara
(TPS).
13
Grafik 3.1.2.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
3.1.3. Pemilahan Sampah di Rumah Tangga
Pemilahan sampah rumah tangga pada responden yang sudah mengelola
sampahnya dengan benar sudah cukup baik.
Grafik. 3.1.3.
Pemilahan Sampah di Rumah Tangga
14
KLUSTER
0
n
%
1
2
3
4
5
Jamban pribadi
MCK/WC Umum
Ke WC helikopter
Ke
sungai/pantai/laut
Ke
kebun/pekaranga
n
66
0
0
9
82.5
0
0
11.2
5
1.25
KLUSTER
1
n
%
21 75.7
9
8
18 6.23
8 2.77
KLUSTER
2
n
%
20 71.6
7
3
1 0.35
9 3.11
23
7.96
27
1.73
KLUSTER 3
n
%
33
5
0
76.74
11.63
0.00
9.34
6.98
3.11
2.33
15
Ke
selokan/parit/got
0
7
Ke lubang galian
1
8
Lainnya,
3
9
Tidak tahu
0
3.2.2. Kepemilikan Jamban keluarga
0
1.25
3.75
0
6
3
7
0
2.08
1.04
2.42
0.00
21
7
7
1
7.27
2.42
2.42
0.35
0
0
1
0
0.00
0.00
2.33
0.00
Lebih kurang 76,58% keluarga pada tiap kluster telah memiliki Kloset jongkok
leher angsa dan sekitar 1,35% pada tiap kluster memiliki kloset duduk siram leher
angsa. Namun masih terdapat rata-rata 11,05 keluarga pada tiap kluster yang tidak
memiliki jamban keluarga. Prosentase kepemilikan jamban dapat dilihat pada Grafik
3.2.2.
Grafik3.2.2.
Kepemilikan Jamban keluarga
16
Grafik 3.2.2.
Kualitas Tangki Septic Yang Dimiliki Keluarga
3.2.4. Anak Buang Air Besar di Tempat Terbuka
Pada Kluster 3 masih dijumpai 27,50% anak BAB ditempat terbuka (lantai,
kebun, pekarangan) dan hanya 8,80% anak pada Kluster 0 yang mempunyai kebiasaan
demikian. Persentase anak BAB di tempat terbuka dapat dilihat pada Grafik 3.2.4.
Grafik 3.2.4
Anak Buang Air Besar di Tempat Terbuka
17
Grafik 3.2.5.
Pencemaran Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
Kluster 0
Kluster 1
Kluster 2
Kluster 3
n
%
n
%
n
%
n
%
78 98.7 277 99.3 270 97.1 34
85
1
1.3
1
0.4
2
0.7
1
2.5
0
0
0
0
3
1.1
2
5
0
0
1
0.4
3
1.1
3
7.5
18
No.
1
2
3
4
5
6
...
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan/Desa
Jumlah
Kelurahan/Desa
Sering Banjir
Jumlah
3.4.
Grafik 3.4.1
Sumber Air rumah Tangga
19
Grafik 3.4.2
Penggunaan Air Rumah Tangga
3.4.3. Sumber Air Minum Rumah Tangga
Grafik 2.4.3
Sumber Air Minum Rumah Tangga
20
Perilaku Higiene
Grafik 3.5.1.
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Waktu-waktu Penting
21
Grafik 3.5.2
Ketersediaan Sabun di Jamban Keluarga
3.6
22
IV. PENUTUP
Paparan singkat tentang manfaat studi EHRA dari aspek promosi dengan keterlibatan kader/
petugas kesehatan/ PKK dll.
Paparan singkat tentang rencana pemanfaatan hasil studi EHRA sebagai bahan advokasi
pengarusutamaan pembangunan sanitasi.
Paparan singkat tentang pemanfaatan studi EHRA dalam Buku Putih (area berisiko) dan
penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari SSK.
Paparan singkat tentang studi ehra yang idealnya dilakukan secara berkala, dan studi kali ini
(pertama) berupakan baseline bagi hasil studi ehra selanjutnya.
Poin-poin catatan/rekomendasi untuk pelaksanaan studi ehra selanjutnya berdasarkan
pembelajaran dari pelaksanaan studi ehra kali ini.
23
LAMPIRAN
I.
II.
III.
COLOPHON
Dokumen ini diproduksi oleh Program Pembangunan Sanitasi Perkotaan (USDP). USDP
memberikan Bantuan Teknis untuk Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman
(PPSP), Pemerintah Indonesia Program dilaksanakan oleh TTPS, sebuah sanitasi
berorientasi program kolaborasi antara delapan kementerian, dengan Bappenas sebagai
badan utama. PPSP diimplementasikan melalui PMU di Bappenas dan tiga PIU di
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Layanan USDP fokus pada fasilitasi, peningkatan kapasitas dan pelatihan dengan target
pada stakeholder dan aktor dalam Program PPSP. USDP didanai oleh Kedutaan Besar
Kerajaan Belanda
DHV BV dalam hubungan dengan PT Mitra Lingkungan Dutaconsult, Royal Haskoning
Indonesia, Witteveen + Bos Indonesia, Mott Mac Donald Indonesia, IRC International Water
and Sanitation Center dan PEM telah dikontrak untuk menyediakan berbagai layanan
dukungan teknis dalam pelaksanaan PPSP
24
Klien
Program
Katagori
Total halaman
Tim Penulis
Christine Sijbesma,
Peninjau
Status laporan
Team Manager
Tanggal
:
:
:
:
:
:
BAPPENAS
Kedutaan Besar Kerajaan Belanda
Urban Sanitation Development Program (USDP)
Master document
80 halaman
Rianigustin Mozar, Asep Winara, Hony Irawan, Asep Sunarya,
:
:
:
:
Ingeborg Krukkert
Nugroho Tri Utomo, Bram van der Boon, John de Bresser
Final
Bram van der Boon
Desember 2011
25