Anda di halaman 1dari 4

BANTUAN HIDUP DASAR

RUMAH SAKIT
MYRIA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

04/ICU/036

1/2

Tanggal terbit :

Ditetapkan oleh :
Direktur

01 November 2016

dr. F. X. Indra Setiadi, MARS


Pengertian Tindakan resusitasi awal pada pasien yang mengalami henti jantung dan
henti nafas
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatasi henti jantung
dan henti nafas dan kembalinya sirkulasi spontan (return of spountaneus
circulation)
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Myria No.: 44/MyDir/KPTS/III/2015 tentang Kebijakan Pelayanan ICU Rumah Sakit Myria.
Prosedur
1. Cek respon pasien (dengan memanggil nama pasien atau dengan
rangsangan nyeri)
2. Memanggil bantuan dokter jaga, perawat lain dan siapkan trolley
emergency, suction)
3. Bantuan Hidup Dasar terdiri dari :
3.1. Circulation (penilaian dan tatalaksana sirkulasi).
3.2. Air way (penilaian dan tatalaksana jalan nafas).
3.3. Breathing (penilaian dan tatalaksana ventilasi dan oksigenasi).
3.4. Defibrilasi ( therapi syok listrik ).
4. Circulation.
4.1 Lakukan palpasi pada arteri carotis yang terdekat dengan pemeriksa
paling lama 10 detik (Mencari nadi carotis dengan memegang leher
pasien dan mencari trakea dengan 2-3 jari. Selanjutnya dilakukan
perabaan bergeser ke lateral sampai menemukan batas trakea
dengan otot samping leher).Bila arteri carotis tidak teraba maka
dipastikan terjadi henti jantung dan henti napas ( cardiac arrest )
kemudian lakukan resusitasi jantung paru (RJP) dengan
perbandingan 30x kompresi 2 kali ventilasi ( 30:2 ).
4.2 Kompresi pada anak umur 1-8 tahun: Letakkan tumit satu tangan
pada setengah bawah sternum, hindari jari-jari pada tulang iga anak,
menekan sternum 2,5-4 cm dengan kecepatan frekuensi100x/menit
setelah 30x kompresi buka jalan nafas dan berikan 2kali nafas
buatan.
4.3 Bila penolong sendirian kompresi dan nafas buatan dengan rasio
30:2, bila terdapat2 penolong kompresi dada pada bayi letakkan 2
jari satu tangan pada setengah bawah sternum, lebar 1 jari berada
di bawah garis intermammaria tekan sternum sedalam 1,25-2,5 cm
kemudian angkat tanpa melepas jari dari sternum, dengan kecepatan
100x/ menit setelah 30x kompresi buka jalan nafas dan berikan 2
kali nafas buatan bila penolong sendirian, Kompresi dan nafas
buatan dengan rasio 30:2 bila terdapat 2 penolong.
5. Airway. Buka jalan nafas dengan teknik angkat kepala angkat dagu (

BANTUAN HIDUP DASAR


RUMAH SAKIT
MYRIA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

04/ICU/036

1/2

Tanggal terbit :

Ditetapkan oleh :
Direktur

01 November 2016

dr. F. X. Indra Setiadi, MARS


head tilt dan chin lift ). Pada pasien yang dicurigai mengalami cidera
leher dan kepala hanya dilakukan dengan mendorong rahang bawah ke
depan (jaw thrust). Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan jari
tengah dan jari telunjuk atau dengan suction.
6. Breathing. berikan bantuan nafas dengan menggunakan bagmask
ventilation (ambubag) sesuai SPO dalam waktu 1 detik.
6.1.
Berikan bantuan nafas sesuai dengan kompresi dengan
perbandingan 2 kali bantuan nafas setelah 30 kali kompresi.
6.2.
Saat memberikan bantuan nafas, nilai apakah udara yang kita
berikan masuk dengan mudah atau tidak, dengan cara
memperhatikan pergerakan dinding dada saat memberikan bantuan
nafas. Bila tidak ada pergerakan dada, pikirkan kemungkinan
adanya obstruksi jalan nafas. Segera perbaiki jalan nafas (airway).
Bila udara tetap tidak dapat masuk dengan mudah, berarti
kemungkinan ada obstruksi jalan nafas. Lakukan tindakan untuk
mengeluarkan benda asing tersebut.
6.3.
Berikan bantuan nafas sesuai volume tidal yang cukup untuk
mengangkat dinding dada.
6.4.
Sewaktu melakukan bantuan nafas, posisi kepala tetap dalam
posisi angkat kepala angkat dagu (kecuali pada penderita yang
dicurigai ada trauma tulang leher).
6.5.
Pada kondisi penolong berhasil memasukkan alat bantuan
nafas lanjutan untuk mempertahankan jalan nafas seperti pipa
endotrakeal, maka bantuan nafas diberikan setiap 6 - 8 detik atau 8
10 kali permenit.
6.6.
Pada anak dengan perbandingan 30 kompresi (1 penolong)
atau 30
kompresi untuk (2 penolong) Tehnik membuka jalan nafas dan
ventilasi hampir sama dengan orang dewasa, tetapi yang hendak
diperhatikan adalah pemberian batuan nafas dengan kantong
pernafasan volumenya jangan berlebihan agar tidak menyebabkan
barotrauma.
7. Defibrilasi. Suatu tindakan memberikan therapi syok listrik kepada
pasien dengan kasus henti jantung. Tindakan ini harus segera dilakukan
karena memegang peranan penting untuk menentukan keberhasilan
penderita henti jantung mendadak.
7.1. Selama persiapkan alat dan pengisian energi, pasien tetap di
lakukan RJP.
7.2. Lakukan tindakan defibrilasi sesuai SPO.

BANTUAN HIDUP DASAR


RUMAH SAKIT
MYRIA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

04/ICU/036

1/2

Tanggal terbit :

Ditetapkan oleh :
Direktur

01 November 2016

dr. F. X. Indra Setiadi, MARS


8. Setelah defibrilasi, segera lakukan RJP selama 5 siklus. Kemudian
lakukan evaluasi dengan melihat monitor defibrillator.
8.1. Bila irama yang terlihat adalah ventrikel fibrilasi atau ventrikel
takikardi tanpa nadi berikan defibrilasi kembali yang segera diikuti
dengan tindakan RJP.
8.2. Bila pada monitor defibrillator terlihat gambaran PEA atau Asistol,
maka diberikan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit) selanjutnya
dikerjakan sesuai dengan algoritma PEA/asistol.
9. Laporkan kepada dokter DPJP/dokter konsulen
10. Berikan obat obat sesuai program dokter
11. Bila tindakan BHD berhasil, pertimbangkan penggunaan alat bantu
Napas, bila tindakan BHD telah dilakukan selama 30 menit dan tidak
berhasil BHD dapat dihentikan, tindakan dihentikan bila:
11.1. Ada permintaan dari keluarga inti yang berhak secara sah
memberikan dan menandatangani penolakan tindakan resusitasi.
11.2. Tindakan RJP yang akan dilakukan membahayakan penolong.
12. Rapikan pasien dan alat alat.
13. Cuci tangan sesuai prosedur
14. Observasi tanda - tanda vital
15. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien.

BANTUAN HIDUP DASAR


RUMAH SAKIT
MYRIA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

04/ICU/036

1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur

Tanggal terbit :
01 November 2016

dr. F. X. Indra Setiadi, MARS


Komponen
Dewasa

Rekomendasi
Anak

Pengenalan Awal

1. Tidak sadarkan diri


2. Tidak berafas atau gasping
3. Tidak teraba nadi dalam 10 detik

Urutan BHD
Frekuensi Kompresi
Kedalaman
Unit
1.
Kompresi

CAB
Minimal 100x/menit
Minimal 5 cm
IGD
(2 inchi)

CAB

Bayi

CAB

Minimal 1/3 diameter


anterior posterior
dinding dada (sekitar
5 cm/2 inchi)

Minimal 1/3
diameter anterior
posterior dinding
Terkait
2. Medik
dada (sekitar 4
3. Keperawatan
cm/1,5 inchi)
4.
Kamar
bedah
Recoil Dinding
Recoil sempurna dinding dada setelah setiap kompresi
Dada
Untuk
penolong
terlatih,
posisi kompresor
setiap
Disiapkan
oleh
: pergantian
Diperiksa
oleh : dilakukan
Disetujui
oleh :
2
menit
Nama
dr. Iwan Setiawan, Sp An
Ns. Sr. M. Theresia,
dr. Fransiska
Interupsi Kompresi
Seminimal mungkin, maximal 10 detik
FCh, S.Kep
Jalan Nafas
Head tilt chin lift
Jabatan
Kepala
Instalasi
ICU
Wadir
Keperawatan
Ketua Komite Mutu
(Airway)
(curiga trauma tulang leher lakukan jaw
trust)

Rumah Sakit

Tanda tangan
Kompresi

Ventilasi

Defibrilasi

30 : 2
(1 atau 2 penolong)

30 : 2
(1 atau 2 penolong)
15 : 2 (2 penolong)

30 : 2
(1 atau 2 penolong)
15 : 2 (2
penolong)

- Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja


- Jika penolong terlatih, tanpa alat bantu jalan nafas lanjutan berikan 2
kali nafas bantuan setelah kompresi. Bila telah terpasang alat bantu
jalan nafas lanjutan berikan nafas bantuan setiap 6-8 detik (8-10
kali permenit).
Pasang dan tempelkan AED sesegera mungkin
Segera RJP setelah kejut listrik
Minimal interupsi

Anda mungkin juga menyukai