Anda di halaman 1dari 3

ADHD

Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH / ADHD) adalah anak
yang menunjukkan perilaku hiperaktif, impulsif dan sulit memusatkan perhatian yang
timbulnya lebih sering, persisten dengan tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan
anak anak lain seusianya. Selain gejala ini, terdapat juga gejala lain seperti rendahnya
ambang toleransi terhadap frustasi, disorganisasi, dan perilaku agresif. Kondisi ini
menimbulkan penderitaan dan hambatan bagi anak dalam menjalankan fungsinya sehari-hari,
seperti berinteraksi dengan teman sebaya, keluarga, dan yang terpenting adalah mengganggu
kesiapan anak untuk belajar.

Gejala ADHD ini pada umumnya telah timbul sebelum anak berusia 7 tahun. Keluhan yang
sering disampaikan adalah anak nakal, tidak kenal takut, berjalan-jalan di dalam kelas,
seringkali berbicara dengan kawannya saat jam pelajaran berlangsung. Prevalensi ADHD ini
dipengaruhi oleh jenis kelamin dan juga usia. Angka kejadian ADHD pada anak remaja dan
dewasa lebih rendah dibanding dengan anak usia sekolah. Anak laki-laki pun memiliki angka
kejadian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, yaitu 3-4 : 1.

Etiologi

Sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari ADHD. Dari berbagai penelitian yang
telah dilakukan dikatakan adanya keterlibatan faktor genetik, struktur anatomi dan juga faktor
psikososial.

a. Faktor genetik
Saudara kandung dari anak yang mengalami ADHD memiliki risiko 5-7 kali lebih
besar untuk mengalami hal serupa.
Terdapat mutasi pada gen pengkode neurotransmitter dopamin (D2 dan D4) sehingga
terjadi perubahan aktivitas dari Dopamine Transporter Gene.

b. Struktur anatomi
Pengecilan lobus prefrontal kanan, nukleus kaudatus kanan, globus palidus kanan
serta vermis (bagian serebelum).

c. Faktor psikososial
Konflik keluarga, jumlah keluarga terlalu besar, sosial-ekonomi rendah, orang tua
memiliki kriminal

Gangguan-gangguan yang muncul terkait dengan perubahan aktivitas Dopamine Transporter


Gene adalah:

a. Gangguan dalam Non-Verbal Working Memory


- Kehilangan kesadaran tentang waktu
- Ketidakmampuan untuk menyimpan informasi di dalam otak
- Persepsi tidak sesuai terhadap objek / kejadian
- Perencanaan dan pertimbangan yang buruk

b. Gangguan dalam Internalisation of Self-Directed Speech


- Kesulitan untuk mengikuti peraturan yang berlaku
- Tidak disiplin
- Self-guidance dan self-questioning yang buruk

c. Gangguan dalam regulasi, motivasi dan tingkat ambang kesadaran diri yang buruk
- Sulit dalam mensesnsor semua bentuk reaksi emosi, ambang toleransi terhadap
frustasi rendah
- Hilangnya regulasi diri dalam bidang motivasi dan dorongan kehendak

d. Gangguan dalam kemampuan merekonstruksi perilaku yang sudah di observasi dalam


usaha untuk membangun suatu bentuk perilaku baru untuk mencapai tujuan dari suatu
kegiatan yang sudah ditargetkan
- Keterbatasan untuk menganalisa perilaku-perilaku dan mensintesanya kedalam
bentuk yang baru
- Ketidakmampuan untuk menyelesaikan persoalan sesuai dengan taraf usianya

Tatalaksana

Tujuan dari tatalaksana pada kasus ADHD adalah untuk memperbaiki pola perilaku dan sikap
anak dalam menjalankan fungsinya sehari-hari dan memperbaiki fungsi kontrol diri.

1. Terapi psikofarmakologi
Obat yang menjadi pilihan pertama adalah golongan psikosimultan.
a. Golongan metilfenidat
Obat ini memiliki sediaan tablet 10 dan 20 mg. Dosis yang diberikan adalah 0,3
0,7 mg/ kgBB/ hari dengan dosis maksimal 60 mg/hari. Efek sampingnya adalah
insomnia, napsu makan berkurang, berat badan berkurang, sakit kepala dan
iritabel.
b. Golongan deksamfetamin
c. Golongan pamolin

2. Pendekatan psikososial
a. Pelatihan keterampilan sosial
b. Edukasi bagi orang tua dan guru
c. Modifikasi perilaku.
Merupakan suatu teknik terapi dengan menggunakan prinsip ABC (Antecedents,
Behaviour, and Consequences). Antecedents adalah semua bentuk sikap, perilaku
dan kondisi yang terjadi sebelum anak menampilkan perilaku tertentu. Behaviour
adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak (yang sebenarnya ingin diubah) dan
consequences adalah reaksi orang tua/guru yang terjadi setelah anak menunjukkan
perilaku tertentu.
Pada modifikasi perilaku, orang tua dan guru diharapkan dapat mengubah
antecedents dan consequences sehingga diharapkan anak juga dapat merubah
behaviournya dari yang kurang adaptif menjadi lebih adaptif.
d. Kelompok dukungan

Sumber : Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. 2013. FK UI.

Anda mungkin juga menyukai