1. Pectum excavatum diwariskan dari salah satu orang tua, walaupun belum
jelas sebagai sifat resesif.
B. PATOGENESIS
1. Belum jelas, tetapi tidak ada hubungannya dengan rickets.
2. Beberapa teori sudah disebutkan. Teori yang paling meyakinkan adalah
ketidakseimbangan pertumbuhan regions costochondral.
3. Keterlibatan kartilago mungkin menyatu, terbentuk aneh atau berputar.
4. Reseksi segmen sesekali menunjukan susunan yang terbatas dari kondrosit,
perikondritis dan area dari nekrosis aseptik.
C. GEJALA
1. Kelainan terlihat segera setelah lahir, berlanjut selama masa anak-anank, dan
menjadi lebih terlihat selama dewasa
2. Inspirasi dalam menonjolkan kelainan.
3. Anak-anak gejala tidak terlihat.
4. Dewasa muda :
Mudah lelah
Penurunan stamina dan ketahanan dilaporkan sebanyak 67% dari
semua pasien.
5. Kelainan sedang sampai berat :
Jantung tidak berada di sebelah kiri dada.
Ekspansi paru selama inspirasi terbatas.
berolahraga.
6. Berhubungan pada kondisi-kondisi :
Kejadian yang cukup sering bronkitis, asma, dan bronkiektasis.
Infeksi pernafasan terjadi hampir pada 1/3 pasien
Belakangan ini dari pasien mengalami ketidaknyamanan kompresi
pada bagian anterior dada bawah.
D.PERHITUNGAN DERAJAT KEPARAHAN
1. Beberapa metode sudah diusulkan, walaupun tidak ada yang diterima secara
luas. Kebanyakan mencakup menhitung jarak antara sternum dan tulang
belakang dan membandingkannya dengan lebar dada.
Jarak antara sternum posterior dan spine anterior harus diukur pada
tingkat manubrium dan juga pada level maksimal dari depresi sternal
bagian bawah, seperti yang tercantum pada X-ray atau CT scan dada.
Skor keparahan daripectus ditentukan dengan menghitung lebar dada
dibagi dengan jarak antara permukaan posterior sternum dan
permukaan anterior spine (normal dada=2,56)
pembedahan.
Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa retriksi volume jantung dan
peningkatan kerja pernafasan yang telah dilaporkkan pada pasien
E. PENATALAKSANAAN
1. Perbaikan operatif untuk deformitas atau kecacatan yang ringan sampai berat
ditujukan pada usia antara 6-19 tahun dikarenakan masalah teknis,
ketidaknyamanannya minimal, perawatan yang singkat/pendek, kecepatan dan
pemulihan dan pemulihan dalam jangka waktu yang lama.
2. Segmen dari kartilago tulang kosta yang mengalami deformitas di ambil/
didiseksi dari perikondrium bagian tengah dan luar dan dilakukan pemindahan
dengan hati- hati mempersiapkan bagian dalam perikondrium dan bagian
mayor dari kartilago.
3. Bagian yang terbawah dari yang mengalami deformitas dari strenum
dipindahkan dan potongan tranversal dari osteotomi dibuat melalui bagian
anterior dimana sternum mulai ditekan.
4. Bagian posterior dari sternum dipatahkan tetapi tidak diletakkan dan kemudian
ditinggikan pada posisi tertentu, dimana bagian ini akan dijahit dengan benag
yang tidak dapat diserap. Perawatan dilakukan untuk menjaga alliran darah
untuk menghindari nekrosis dari bagian paling rendah.
5. Lempeng stain less yang tipis diletakkan pada bidang transversal pada bagian
anterior dada dan diambingkan ke tulang rusuk pada masing- masing sisi
untuk mendukung bagian sternum pada bagian inferior.
Lempeng ini secara luar biasa mengurangi penurunan yang berulang.
Lempeng ini menunjukkan stabilitas yang baik dari dinding dada, yang
akan mengurangi nyeri , menghindari pergerakan resrirasi yang terlalu
dalam dan memperlihatkan pemulihan yang cepat.
pemulihan pasien.
6. Rongga pleural sebelah kanan secara rutin atau berkala di buka untuk
dilakukan drainase dan pipa kecil digunakan selama 24 jam.
7. Prosedur pembedahan kecil (prosedur Nuss) merupakan salah satu alternatif
prosedur yang digunakan untuk menjelaksan atau memaparkan bagian atas.
Nyeri dengan prosedur Nuss lebih parah dan perawatan inap lebih lama
dibandingkan
dengan
perbaikan
bedah
terbuka.
Sekitar
15-20%
Sekitar 9-33% dari semua pasien terbaru membutuhkan operasi ulang dari
komplikasi batang sternal, termasuk flipping batang dan deformitas carina
iatrogenik.
Kesakitan dan kematian dengan teknik ini cukup tinggi, dengan sekurangkurangnya 2 pasien memiliki perforasi jantung. Dengan satu diketahui
meninggal.
Secara keseluruhan, sejumlah kecil batang sternal dibuang, oleh karena itu
hasil dalam jangka panjang oleh teknik ini tidak diketahui.
F. Perawatan Post-operatif
1. Rawat inap jarang lebih dari 3 hari dan biasanya 2 hari pada anak-anak yang
lebih muda
2. Bagian dada haru s dijaga dari trauma langsung selama 4-6 bulan
3. Regenerasi periosteal dari kartilago baru biasanya selesai dalam 2 bulan
setelah operasi
4. Aktifitas fisik berlebihan yang menggunakan otot pectoralis dan otot abdomen
atas harus dihindari sekitar 8 minggu setelah operasi
G. Hasil
1. Angka kekambuhan, kurang dari 2% pasien kambuh ketika batang dukungan
sternal digunakan
2. Komplikasi yang jarang:
Komplikasi utama termasuk seroma, efusi pleura, ateletaksis, dan bekas
luka hipertrofi
Kejadian pneumothoraks spontan terjadi kurang dari 2% kasus
Kadangkala, protrusi dari satu atau lebih kartilago costae dada bagian atas
yang mungkin menjamin reseksi subperiosteal ke depannya.
Chondrogladiolar: lebih dari 90% kasus. Tonjolan yang paling besar berada
pada bagian bawah sternum.
C. Gejala Klinis
E. Perawatan Post-operasi
Komplikasi yang dapat terjadi kecil dan jarang, dan sama dengan pasien
ekskavatum.