Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan dan merupakan tempat

berkumpulnya orang sehat dan sakit. Hal ini dilihat dari kemajuan fasilitas

pelayanan kesehatan di rumah sakit, salah satu bentuk fasilitasnya adalah

penggunaan dan pemakaian sinar radiasi. Sinar radiasi pertama kali ditemukan

oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal

08 November 1895. Pada saat itu, rontgen menyalakan sumber listrik tabung

untuk penelitian sinar katoda. Indonesia sendiri dalam penggunaan radiasi di

lingkungan kedokteran di mulai sejak tahun 1898 yaitu penggunaan peralatan

roentgen oleh Belanda untuk kepentingan perang di Aceh dan Lombok. (Rasad,

1990)

Sinar radiasi adalah gelombang elektromagnetik dan partikel karena

energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya. Sinar X

di bidang kesehatan mempunyai peranan penting dalam diagnostik medik dan

terapi. Namun di samping manfaatnya mempunyai peranan penting, sinar X

juga mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerja radiasi, sehingga

dalam pemanfaatannya harus berwawasan keselamatan seperti yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah RI No.33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi

Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif. Hal ini bertujuan untuk

1
meningkatkan mutu pelayanan medik di rumah sakit serta dapat mendukung

kegiatan pendidikan dan penelitian.

Potensi bahaya radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya perubahan

efek biologis pada jaringan. Menurut Komisi Internasional Committee on

Radiological Protection (IRCP) untuk Perlindungan Radiasi membagi efek

radiasi pengion terhadap tubuh manusia menjadi dua kategori yaitu Efek

Stokastik dan Efek Deterministik. Efek Stokastik yaitu paparan dosis rendah

yang dapat muncul pada manusia dalam bentuk kanker (kerusakan somatik)

atau cacat pada keturunan (kerusakan genetik). Sedangkan Efek Deterministik

(reaksi jaringan yang berbahaya) yaitu sebagian besar sel jaringan mengalami

kematian atau fungsi sel rusak karena dosis radiasi tinggi. (Akhadi, 2000)

Meningkatnya pemakaian radiasi di bidang medik, memerlukan

penanganan dan pengaturan yang lebih baik, pemantauan perorangan berguna

untuk memperoleh perkiraan doses ekivalen pada jaringan, pembuluh darah dan

doses efektif secara keseluruhan pada pekerja radiasi. Informasi ini berguna

untuk membatasi doses radiasi pada pekerja radiasi dan dipenuhinya sistem

pembatasan doses yang direkomendasikan ICRP (International Committee on

Radiological Protection) yang ditemukan oleh BAPETAN (Badan Pengawasan

Tenaga Nuklir). Pemantauan radiasi dan redioaktivitas lingkungan perlu

dilakukan secara terus-menerus, karena dengan bertambah cepatnya kemajuan

teknologi nuklir dan pemanfaaatan sumber radiasi untuk kepentingan medik

dan lainnya serta pemantauan pemeriksaan kesehatan berupa check-up darah

2
rutin juga harus dilakukan selama setahun sekali. Hal ini dimaksudkan

kemungkinan bahwa terjadi kontaminasi internal serta untuk melindungi para

pekerja radiasi dari penggunaan sinar-X.

Peraturan Pemerintah RI No.33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi

Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif mendefinisikan pekerja radiasi

adalah setiap orang yang bekerja di Unit Radiasi Pengion yang diperkirakan

menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum.

Berdasarkan sampel yang akan di teliti adalah para pekerja radiasi kontak

langsung dan pekerja radiasi non kontak langsung. Pekerja radiasi kontak

langsung adalah radiologi, radiographer, teknisi, fisika medis sedangkan pekerja

radiasi non kontak langsung adalah perawat, administrasi, dan pekarya.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada atau tidak adanya kelainan

yang diakibatkan oleh paparan radiasi di lingkungan kerja pada pekerja radiasi

kontak langsung maupun non kontak langsung dengan pemantauan hasil

pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan darah yaitu check up rutin serta

pemeriksaan personal monitoring (Film Badge) dan Pocket Dosemeter.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan menunjukan

bahwa adanya gangguan profil hematologi tiap-tiap pekerja radiasi mempunyai

nilai yang berbeda dan ditunjukkan melalui profil hematologi masing-masing

pekerja radiasi, sehingga bila ada pekerja radiasi menerima dosis maksimum

dapat diketahui secepatnya dan selanjutnya dipindahkan atau diistirahatkan.

3
Untuk memberikan gambaran bagi para pekerja radiasi tentang kondisi

kesehatannya dilakukan pemeriksaan darah rutin hematologi (trombosit,

eritrosit, hemoglobin, dan leukosit) lalu dibandingkan dengan nilai standard

darah normal sesuai ketentuan medis. Pemeriksaan dilakukan para pekerja

radiasi sesuai dengan ketentuan BAPETEN tentang pemeriksaan pekerja radiasi

yang diakibatkan oleh paparan radiasi lingkungan.

Hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan, bahwasannya

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan profil

hematologi antara pekerja radiasi kontak langsung dengan pekerja radiasi non

kontak langsung akibat paparan radiasi lingkungan di Unit Radiologi Rumah

Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2017. Peneliti mengharapkan hasil

penelitian ini akan melengkapi penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan

sebelumnya dan semoga bermanfaat bagi Rumah Saki dr. Pirngadi Medan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

Apakah ada perbedaan profil hematologi antara pekerja radiasi kontak

langsung dengan pekerja radiasi non kontak langsung akibat paparan radiasi

lingkungan di Unit Radiologi Rumah Sakit Pirngadi, Medan Tahun 2017.


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui perbedaan profil hematologi antara pekerja radiasi

kontak langsung dengan pekerja radiasi non kontak langsung akibat

4
paparan radiasi lingkungan di Unit Radiologi Rumah Sakit Pirngadi,

Medan Tahun 2017.


1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Mengetahui kadar profil hematologi (trombosit, leukosit, eritrosit,

dan hemoglobin) pada pekerja radiasi kontak langsung dan non

kontak langsung di Unit Radiologi Rumah Sakit Pirngadi Medan.


b. Mendeskripsikan profil hematologi pada pekerja radiasi kontak

langsung dengan pekerja radiasi non kontak langsung akibat

paparan radiasi lingkungan di Unit Radiologi Rumah Sakit Pirngadi

Medan.
c. Menganalisis perbedaan profil hematologi (trombosit, leukosit,

eritrosit, dan hemoglobin) pada pekerja radiasi kontak langsung dan

non kontak langsung di Unit Radiologi Rumah Sakit Pirngadi

Medan.
1.4 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ada perbedaan profil hematologi antara pekerja radiasi kontak langsung

dengan pekerja radiasi non kontak langsung akibat paparan radiasi lingkungan

di Unit Radiologi Rumah Sakit Pirngadi Medan


1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang hubungan paparan radiasi terhadap profil

hematologi bagi pekerja radiasi upaya perlindungan keselamatan dan

kesehatan bagi pekerja dalam melaksanakan aktivitasnya.


2. Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi

pekerja radiasi di Rumah Sakit Pirngadi Medan.

5
3. Bagi mahasisawa dapat kesempatan mengaplikasikan ilmu dan teori yang

di dapat selama di bangku perkuliahan serta penelitian ini memberikan

pengalaman bagi penulis dalam menambah wawasan.


4. Bagi institusi pendidikan sebagai sumber bacaan dan referensi di

Perpustakaan untuk menambah wawasan mahasiswa/i Fakultas Kesehatan

Maysyarakat Universitas Sumatera Utara.


5. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai