Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak jenis suara yang ditimbulkan,
baik yang berasal dari makhluk hidup maupun benda mati. Suara-suara yang
ditimbulkan juga memiliki volume suara yang berbeda, seperti keras, kecil,
bahkan sangat kecil. Peristiwa yang terjadi merupakan salah satu peristiwa yang
disebabkan oleh adanya gelombang.
Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan. Gelombang
akan terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus. Gelombang
membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya (Anonim, 2014). Salah satu
jenis dari gelombang adalah gelombang bunyi.
Gelomabang bunyi atau yang dikenal sebagai gelombang akustik adalah
gelombang mekanik yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair dan gas
(Sutrisno. 1988). Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal.
Gelombang bunyi tersebut dapat dijalarkan di dalam benda padat, benda cair, dan
gas (Lubis dan Lizalidiawati, 2005). Frekuensi merupakan bagian dari gelombang
dimana Ambang frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
berkisar getaran frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz, pada amplitudo getaran
dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20.000 Hz disebut
ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik (Anonim, 2016). Dalam tubuh
manusia, bagian yang berperan penting dalam menerima dan mengolah
gelombang bunyi hingga diterima ke dalam otak adalah telinga.
Telinga adalah salah satu bagian dari tubuh manusia yang berfungsi
sebagai indera pendengar dimana mampu menangkap suara 80-90 db. Telinga
tidak mampu menerima suara yang keras. Suara-suara yang keras itu akan
mengganggu pendengaran manusia dan itulah yang disebut dengan kebisingan.
Intensitas kebisingan dalam fl ightdecks yang bervariasi dipengaruhi oleh
jenis pesawat, fase penerbangan, ketinggian dan cuaca. Meskipun penerbang sipil
berada dalam flightdecks yang relative tenang namun terdapat kebisingan ambien
yang menyebabkan gangguan pendengaran dalam jangka waktu tertentu.
Gangguan pendengaran akibat bising tidak dapat disembuhkan melainkan hanya
dapat dicegah melalui upaya pengendalian. Dari sebab-sebab itulah, maka kami
akan memperkenalkan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencegah suara yang
berbising, yaitu Headset Hening Cipta.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah kami yaitu:
1. Apa saja fungsi dan nilai istimewa dari Headset Heining Cipta?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Headset Hening Cipta?

1.3 Manfaat Penulisan


Makalah ini dibuat untuk memperkenalkan kepada pembaca salah satu
proyek terbaru yang dapat mengatasi kebisingan yang terjadi di masyarakat
terutama di daerah perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai