Anda di halaman 1dari 29

USAHA DN ENERGI

A. USAHA
Usaha ( kerja ) didefenisikan sebagai sesuatu yan dihasilkan oleh gaya ketika gaya
bekerja pada benda hingga benda bergerak dalam jarak tertentu.
Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefenisikan sebagai hasil
kali perpindahan dengan gaya yang sejajar dengan perpindahan.

Persamaan matematisnya dirumuskan sebagai berikut :


W = F.s
Keterangan :
W : Usaha (J)
F : Gaya (N)
S : Jarak (m)
Contoh soal :
Sebuah benda yang beratnya 10 N berada pada bidang datar. Pada benda tersebut
bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 20 N sehingga benda berpindah sejauh 50 cm.
Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui : F = 20 N , w = 10 N , s = 50 cm = 0,5 m
Ditanya : W...?
Jawab
W = F.s
W = 20 N. 0,5 m
W = 10 J
MACAM-MACAM USAHA
1. Usaha yang Dilakukan Gaya Membentuk Sudut Sembarang
F F
Fx F cos Fx

s
Perhatikan Gambar 3! Sebuah gaya F bekerja pada balok dengan membentuk sudut
terhadap lantai sehingga balok berpindah sejauh s. Karena balok mengalami
perpindahan, maka terjadi usaha. Berdasarkan definisi usaha di atas, besarnya usaha
yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut.
W F .s

F cos

Contoh soal
Gaya sebesar 25 N membentuk sudut 60 pada bidang horizontal bekerja terhadap
benda sehingga benda berpindah sejauh 10 m. Hitunglah usaha yang dilakukan gaya
tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui : F = 25 N
= 60o
s = 10 m
Ditanya : ...?
W Fs cos
Dijawab:
25 N . cos 60 o.10m
1
25 N . .10m
2
125 J

2. Usaha yang Bernilai Negatif


Usaha boleh bernilai negatif. Berdasarkan persamaanW = F s cos , ketika
berada pada rentang 90 < < 270, usaha bernilai negatif. Hal ini disebabkan
cos Bernilai negatif. Misalnya, pada kasus benda yang dilempar ke atas.
Selama benda bergerak ke atas benda berpindah setinggi h meter, pada F
h
benda bekerja gaya berat w yang arahnya k bawah. Pada kasus ini arah gaya
berat ke bawah berlawanan dengan arah perpindahan benda. Ketika benda
dilemparkan,benda mendapat sejumlah energi untuk melawan gaya berat
w
benda. Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah negatif. Kasus lain
yang bernilai negatif adalah usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan.

3.Gaya Tidak Melakukan Usaha Jika Benda Tidak Berpindah


Gaya dikatakan tidak melakukan usaha jika gaya yang bekerja pada suatu benda
memiliki resultan nol. Bagaimana jika resultan gayanya tidak sama dengan nol tetapi
benda tidak berpindah atau bergeser? Pada kasus-kasus tertentu, gaya yang beraksi pada
benda tidak mengubah kedudukan benda.
Misalakan peristiwa atlet besi yang menahan barbel di atas kepala. Saat
mengangkat barbel, atlet memberikan sejumlah gaya yang sebanding dengan berat
barbel. Gaya ini mengubah posisi barbel dari lantai ke atas kepala atlet. Pada saat
mengangkat barbel dari atas lantai ke atas kepalanya atlet dikatakan melakukan usaha.
Namun, setelah barbel berada di atas kepala, atlet dikatakan tidak melakukan usaha,
meskipun ia mengerahkan segenap tenaga untuk menahan barbel tersebut.Hal ini
disebabkan barbel tidak mengalami perpindahan (s = 0; maka W = 0).

1. Usaha oleh Berbagai Gaya


Pada kehidupan nyata, jarang dijumpai adanya gaya tunggal yang bekerja pada
benda. Misalnya, saat Anda berjalan. Gaya-gaya yang bekerja pada saat Anda berjalan
adalah gaya berat, gaya normal, dan gaya gesekan. Bagaimanakah cara menentukan
usaha yang dilakukan oleh berbagai gaya? Untuk dapat menentukan usahanya, Anda
harus mengetahui besar gaya dan arahnya.

a. Masing-Masing Gaya Bekerja Serentak pada Perpindahan yang Sama


Usaha total yang dilakukan oleh beberapa gaya yang bekerja serentak dapat
dihitung sebagai ultan komponen gaya yang segaris dengan perpindahan dan besarnya
perpindahan.
n

W Fx1 Fx 2 Fx 3 ... Fxn s F xn s
n 1

Contoh soal
Dua orang siswa A dan B menarik peti yang terletak pada lantai dengan arah 37o
dan 60o terhadap lantai. Tentukan usaha yang dilakukan oleh siswa A dan B jika
besarnya gaya kedua siswa tersebut 10 N dan 12 N dan peti berpindah ke kanan
sejauh 4 m!

Penyelesaian
Diketahu : a. F1 = 10 N
b. F2 = 12 N
c. s = 4 m
d. 1= 37
e. 2= 60
Ditanyakan: W = ...?
Jawab:
W = (F1 + F2)s
= ( 10 cos 37 + 12 cos 60) 4
= (10 0,8 + 12 -0,5) 4
=8J

b. Masing-Masing Gaya Bekerja pada Perpindahan yang Berbeda


Mengingat bahwa usaha adalah besaran skalar, maka usaha yang dilakukan oleh
beberapa gaya pada perpindahan yang berbeda dapat dihitung sebagai hasil
penjumlahan aljabar dari usaha yang dilakukan oleh masing-masing gaya secara
individual. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut

n
W W1 W2 W3 ... Wn Wn
n 1

Perhatikan usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya seperti terlihat pada Gambar 3
berikut!
F3

F2
F1

s1 s2 s3

Gambar 3. Usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya pada perpindahan yang
berbeda.

Berdasarkan Gambar 3, diperoleh besarnya usaha yang dilakukan adalah:


W W1 W2 W3

F1s1 cos 0 o F2 s2 cos 180 o F3 s3 cos 90 o


F1s1 ( F2 s2 ) 0

F1s1 F2 s2

5. Menghitung Usaha dengan Grafik F(N)


usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya dapat dilukiskan secara
grafis, yaitu dengan menarik garis komponen gaya sebagai fungsi
perpindahannya. Perhatikanlah Gambar 4! Luas daerah
diarsir di bawah grafik F s menyatakan usaha yang dilakukan
oleh gaya sebesar F untuk perpindahan benda sejauh s. Sehingga
untuk menghitung usaha yang dilakukan oleh suatu gaya,
Anda cukup menghitung luas daerah di bawah grafik gaya
terhadap perpindahan. Hal ini berlaku untuk segala jenis grafik
gaya. t(s)

contoh soal
Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur. Sesampainya ember
tersebut diatas sumur, dikatakan Rudi telah melakukan usaha sebesar 12kJ. Berapakah
jedalam sumur tesebut?

Penyelesaian

Diketahui: m=20kg

W=12kJ=12000J

Ditanya: s...?

W F .s m.g .s
Jawab:

W 12000 J
s
mg (20kg)(9,8m / s 2 )

61,2m

Contoh soal

Perhatikan gambar disamping! Sebuah balok mengalami gaya F yang arahnya sejajar
sumbu X. Gaya yang bekerja ini merupakan fungsi perpindahan. Hitunglah usaha yang
dilakukan oleh gaya tersebut ketika balok berpindah dari:
a. x = 0 ke x = 1 meter dan
b. x = 0 ke x = 3 meter!
Jawab:
Usaha dihitung dengan menghitung luas
di bawah grafik gaya fungsi perpindahan.
a. Usaha dari x = 0 ke x = 1 meter sama
dengan luas segitiga OAD(perhatikan gambar).

D C
X (m)
0
Wa = luas OAD

1
1 4
2
2J

Jadi, usaha yang dilakukan benda dari x = 0 ke x = 1 m sebesar 2 J


b. Usaha dari x = 0 ke x = 3 sama dengan luas trapesium OABC (perhatikan gambar).
Wb = luas OABC
1 3
4
2
8J

Jadi, usaha yang dilakukan benda dari x = 0 ke x = 3 m sebesar 8 J

B. ENERGI
KONSEP ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
Beberapa contoh energi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :
Energi Cahaya
Cahaya dapat menghasilkan energi listrik, alat yang dapat mengubah langsung
energi cahaya matahari menjadi energi listrik dinamakan sel fotovolatik.
Energi Gelombang
Gerak gelombang air laut yang melimpah dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik dalam bentuk Tenaga Listrik Gelombang Laut ( PLTGL).
Energi Angin
Sebuah kincir angin besar yang ditiup angin dengan kecepatan 12m/s mampu
menghasilkan energi listrik 3MW.
Energi Air
Digunakan untuk menghasilkan energi listrik dalam pembangkit listrik tenaga
air ( PLTA).
Energi Panas Bumi
Digunakan untuk menghasilkan listrik pada pusat listrik tenaga panas
bumi(PLTP)
Energi Listrik
Energi yang paling mudah dan paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia.
Energi Nuklir
Sumber energi yang menghasilkan reaksi fisi dan fusi inti atom uranium
sebagai sumber energi listrik yang dikerjakan oleh pusat listrik tenaga nuklir (
PLTN).

ENERGI KINETIK
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena benda tersebut
bergerak atau karena benda tersebut memiliki kecepatan.
.
Persamaan energi kinetik :
1
m v2
EK = 2

Keterangan:
Ek : energi kinetik (Joule)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)
Contoh soal :
Sebuah gaya sebesar 6 N bekerja pada sebuah balok bermassa 2 kg secara horizontal
selama 4 s.Hitunglah energi kinetik akhir yang dimiliki balok tersebut!
penyelesaian
Diketahui : F = 6 N
m = 2 kg
t=4s
Ditanyakan : Ek = ...?
Jawab:

F=6N = F

t
=4s

Berdasarkan hukum II Newton Anda peroleh percepatan yang dialami balok sebesar
F 6
a
m 2
= 3m/s2 dan rumus gerak lurusberubah beraturan untuk kecepatan awal v0 =
0 adalah:
v = a t = 3 4 = 12 m/s Energi kinetik akhir yang dimiliki balok adalah
1 2 1
Ek mv (2kg)(12m / s 2 ) 2 144 J
2 2

HUBUNGAN ANTARA USAHA DAN ENERGI KINETIK


Untuk mendapatkan konsep energi kinetik kita tinjau benda bermassa m yang
bergerak lurus dengan kelajuan mula-mula v1. Untuk mempercepat benda itu,
gaya F dikerahkan pada benda itu , sehingga kelajuannya menjadi v2 setelah
menempuh jarak s. Usaha yang dilakukan terhadap benda itu : W = F.s . sesuai
dengan persamaan pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB), jika benda
bergerak dengan percepatan tertentu, kelajuan akhir dapat diperoleh melalui
hubungan :
V22 = v12 2as
v 22v 21
a= 2s

dengan mengingat F = m . a maka usaha dapat ditulis :


v 22v 21
F=m.a=m. 2s

2 2
v 2v 1
W=m.. 2s .s

1 2 1 2
m v 2 m v 1
W= 2 2

W = Ek2 Ek1
Persamaan ini dikenal sebagai teorema usaha-energi kinetik. Teorema ini
menyatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh resultan gaya suatu benda sama
dengan perubahan energi kinetik yang dialami benda.

Contoh soal 4
Seorang anak meluncur tanpa gesekan dengan alat skinya dari atas sebuah bukit
yang kemiringannya 37o. Jika ia meluncur dari ketinggian 10 m. Tentukan
kecepatannya ketika tiba di dasar bukit!
(g = 9,8 m/s2)
penyelesaian
Diketahui : h = 10 m
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan : v = ...?
Jawab:
Hukum kekekalan energi
Ek awal + Ep awal = Ek akhir + Ep akhir
1 2
0 mgh mv
2

1 2
mgh mv
2

v 2 gh

2 9,8m / s 2 10m
14m / s

ENERGI POTENSIAL
Adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan benda terhadap titik acuan.
Misalnya, energi pegas (per), energi ketapel, energi busur, dan energi air terjun. Selain
itu, energi potensial juga dapat diartikan sebagai energi yang tersimpan dalam suatu
benda.
A. ENERGI POTENSIAL GRAVITASI
Contoh yang paling umum energi potensial adalah energi potensial
gravitasi. Bata yang terletak pada ketinggian tertentu dari tanah
(katakanlah di atas atap rumah) memiliki energi potensial (EP) gravitasi
karena posisi relatif benda ini terhadap Bumi. Bata tersebut memiliki
kemampuan untuk melakukan usaha, dan usaha ini muncul pada saat
m
benda m
itu jatuh ke tanah.
h

Marilah kita cari EP gravitasi pada benda di dekat permukaan Bumi.


Anda lihat Gambar gambar diatas. Untuk mengangkat bendabermassa m,
gaya ke atas yang harus dikerahkan sedikitnyaharus sama dengan berat
benda, mg. Usaha untuk mengangkatbeban setinggi h (arah ke atas kita
pilih positif) adalah
W = Fs = mgh .
Jika benda tersebut jatuh bebas, maka usaha oleh gravitasi:
W grav = mgh
Sesuai pengertian kita tentang energi sebagai kemampuan melakukan
usaha, akhirnya kita dapat mendefinisikan energi potensial gravitasi
sebuah benda sebagai perkalian beratbenda, mg, dan ketinggian h dari titik
acuan tertentu (misalnya tanah): EP grav = mgh
Semakin tinggi sebuah benda dari tanah, semakin besar EP gravitasi yang
dimilikinya. Jika benda berpindah dari ketinggian h1 menuju h2
(Gambar), kita dapatkan Wgrav = mg(h1 -h2) = mgh1 - mgh2 = EP1 - EP2
= EP ...........(8)
Jadi usaha yang dilakukan oleh gravitasi dalam menggerakkan benda
bermassa m dari titik 1 ke titik 2 sama dengan perbedaan EP titik 1 dan
titik 2 (awal dikurangi akhir).Anda perhatikan bahwa EP gravitasi
bergantung pada ketinggian benda dari acuan tertentu. Sebagai contoh, EP
gravitasi sebuah benda yang terletak di atas meja bergantung pada
ketinggian, h (dari permukaan meja sampai dengan lantai). Namun, secara
fisis yang penting pada berbagai situasi adalah perubahan energi potensial,

EP, karena terkait dengan usaha yang dilakukan (Pers.6) dan dengan

ini ? EP dapat diukur. Perubahan EP antara 2 titik tidak bergantung pada


pemilihan titik acuan kita.Hal penting lainnya adalah, karena gaya
gravitasi berarah vertikal, usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi hanya
bergantung pada ketinggian benda, dan tidak bergantung bentuk lintasan
gerak benda.
Soal Contoh
Sebuah mobil 2000 kg bergerakdari titik A ke titik B, dan kemudian ke
titik pada Gambar dibawah.

a. Berapakah EP gravitasi di B dan C relatif terhadap titik A?


b. Berapakah perubahan EP bila mobil itu bergerak dari B ke C?
Penyelesaian
a. Kita ambil arah ke atas sebagai arah positif dan kita ukur ketiggian
dari titik A (h = 0). Maka hB = 10 m.
EPB = mghB = 2000kg.9,8m/s2.10m = 1,96 x 105 J
Karena titik C di bawah A, maka hC = -15 m, dan
EPC = mghC = 2000kg.9,8m/s2. -15 m = -2,94 x 105 J
b. Perubahan EP bila mobil bergerak dari B ke C :
EPB - EPC = mghB - mghC = -2,94 x 105 J - 1,96 x 105 J = -4,90 x 105 J
EP gravitasi mengecil sebesar 4,90 x 105 J.
B. ENERGI POTENSIAL GRAVITASI NEWTON
Energi potensial gravitasi Newton adalah energi potensial gravitasi
antara dua benda angkasa. Energi ini dirumuskan sebagai berikut.

M .m
Ep G
r

Keterangan:

Ep : energi potensial gravitasi Newton (joule)


M : massa planet (kg)
m : massa benda (kg)
r : jarak benda ke pusat planet (m)
G : tetapan gravitasi universal = 6,673 x 10-11 N.m2/kg2.

Dari rumus di atas terlihat bahwa Ep bernilai negatif. Artinya, untuk


memindahkan benda dari posisi tertentu ke posisi lain yang jaraknya lebih
jauh dari pusat planet diperlukan sejumlah energi. Selain itu, tanda negatif
pada Ep juga menunjukkan bahwa suatu planet akan tetap terikat pada medan
gravitasi matahari, sehingga planet tetap berada pada orbitnya.
C. ENERGI POTENSIAL PEGAS

Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa hubungan antara


pertambahan panjang dengan gaya pegas adalah sebagai berikut.
F k .x

Jika kita memberikan gaya tekan yang besar pada pegas maka pegas tersebut
juga akan mempunyai energi potensial yang besar. Jika tekanan yang kita
berikan pada pegas tiba-tiba kita lepaskan, pegas akan kembali ke bentuk
semula dengan cepat. Kemampuan pegas untuk kembali ke bentuk semula
disebut energi potensial pegas. Secara umum, energi potensial pegas dapat
dirumuskan:
1
Ep .k .x 2
2

Keterangan:
Ep : energi potensial pegas (joule)
k : konstanta pegas (N/m)
x : pertambahan panjang (m)
F : gaya pegas (N)

Contoh penerapan energi potensial pegas yaitu pada anak panah yang
dilepaskan. Contoh lainnya adalah pada mobil mainan yang akan bergerak
maju setelah kita beri gaya dorong ke belakang.

Contoh soal

Sebuah pegas memiliki konstanta pegas sebesar 400 N/m. Pada


ujungnya diikatkan balok bermassa 0,5 kg diletakan mendatar diatas lantai.
Pegas disimpangkan sampai sejauh 5 cm. Gesekan antara balok dengan lantai
diabaikan.
x5
a. Berapa kerja yang diletakan pegas bila balok bergerak dari sampai

x0
cm?
x0 x0
b. Berapa tenaga kenetik saat di , berapa tenaga potensial saat di
cm?

Penyelesaian

Diketahui : K=400 N/m


x
= 5cm = 0,05 m.

Jawab:

a. Balok bergerak dari 5 cm ke posisi setimbang, maka gaya pegas searah dengan
pergeseran maka usaha yang dilakukan pegas positif .Kerja yang dilakukan
pegas
1 1
W kx2 (400 N / m)(0,05m) 2 0,5 J
2 2

b. Tenaga kinetik saat di x=0


Pegas mula-mula diregangkan lalu dilepaskan maka besarnya perubahan tenaga
kinetik sama dengan usaha yang dilakukan pegas. Kecepatan awal pegas =0,
sehingga tenaga kinetik mula-mula=0.
W k

Kecepatan balok di x=0


k k1 k 0 W

Tenaga kinetik saat di x =0 adalah 0,5 J


Tenaga potensial saat di x =0 adalah
1 1
u kx2 ( 400 N / m)( 0,0) 2 0 J
2 2

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK


Energi mekanik adalah energi yang dihasilkan oleh benda karena sifat
geraknya. Energi mekanik merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik yang
dimiliki oleh benda. Secara matematis dituliskan:
Em = Ep + Ek...........................................................(1)
A

Gambar 2. Hukum kekekalan energi meaanik pada gerak jatuh bebas

Misalnya, sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h di bawah pengaruh


gravitasi Pada ketinggian tersebut, benda memiliki energi potensial Ep = m.g.h dan
energi kinetik Ek = 0. Energi mekanik di titik A adalah:

EmA= EpA + EkA

EmA= m.g.h + 0 = m.g.h ........................................(2)

Pada saat benda bergerak jatuh, tingginya berkurang dan kecepatannya


bertambah. Dengan demikian, energi potensialnya berkurang, tetapi energi kinetiknya
bertambah. Tepat sebelum benda menyentuh tanah, semua energi potensial akan
diubah menjadi energi kinetik. Dapat dikatakan energi potensial di titik B, EpB = 0

1 2
Ek B mvB
2
dan energi kinetiknya sehingga energi mekanik pada titik tersebut
adalah:
EmB = EpB + EkB

1 2
Emb 0 12 mvB2 mvB
2

Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, besarnya kecepatan di titik B adalah

vB ( 2 ghA ) 2
sehingga
1 2
EmB mvB
2

1
2
1

m 2 ghA m(2 gh2 )
2

Em mgh
......................................(3)
Berdasarkan persamaan (1) dan (2) ternyata energi mekanik di A dan B besarnya sama,
EmA = EmB.

Dengan demikian, dapat dikatakan jika hanya gaya gravitasi yang bekerja pada benda,
maka energi mekanik besarnya selalu tetap. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum
Kekekalan Energi Mekanik, yang dirumuskan:

EmA = EmB

EpA + EkA = EpB + EkB

1 2 1 2
mghA mv A mghB mvB
2 2
..................(4)

Persamaan (4) berlaku jika benda dalam medan gaya gravitasi dan tidak ada gaya lain
yang bekerja. Misalnya, pegas yang mengalami getaran harmonis dalam ruang hampa
(tidak ada gesekan dengan udara) akan terus bergetar tanpa henti karena energi
mekaniknya tidak hilang.

Contoh soal
Buah kelapa bermassa 4 kg jatuh dari pohon setinggi 12,5 m. Tentukan kecepatan
kelapa saat menyentuh tanah!
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 4 kg
h = 12,5 m
Ditanyakan: v2 = . . .?
Jawab:
Kelapa jatuh mengalami gerak jatuh bebas, sehingga kecepatan awalnya nol. Saat jatuh
di tanah ketinggian kelapa sama dengan nol.
1 2 1 2
mghA mv A mghB mvB
2 2

Jika semua ruas dibagi dengan m maka diperoleh:

1 2 1 2
ghA v A ghB vB
2 2
1 1 2
10m / s 2 .12,5m (0m / s ) 2 10m / s.0m .v A
2 2
1 2
125m 2 / s 2 0m 2 / s 2 0m 2 / s v A
2
v2 250
v2 15,81m / s

PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA BERBAGAI


JENIS GERAKAN
A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA GERAK JATUH BEBAS
Misalnya kita tinjau sebuah batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
Pada analisis mengenai Gerak Jatuh Bebas, hambatan udara diabaikan, sehingga
pada batu hanya bekerja gaya berat (gaya berat merupakan gaya gravitasi yang
bekerja pada benda, di mana arahnya selalu tegak lurus menuju permukaan bumi).

Ketika batu berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah dan batu
masih dalam keadaan diam, batu tersebut memiliki Energi Potensial sebesar EP =
mgh. m adalah massa batu, g adalah percepatan gravitasi dan h adalah kedudukan
batu dari permukaan tanah (kita gunakan tanah sebagai titik acuan). ketika berada
di atas permukaan tanah sejauh h (h = high = tinggi), Energi Kinetik (EK) batu = 0.
mengapa nol ? batu masih dalam keadaan diam, sehingga kecepatannya 0. EK =
mv2, karena v = 0 maka EK juga bernilai nol alias tidak ada Energi Kinetik. Total
Energi Mekanik = Energi Potensial.

EM = EP + EK

EM = EP + 0

EM = EP

Perhatikan gambar dibawah ini :


Apabila batu kita lepaskan, batu akan jatuh ke bawah akibat gaya tarik
gravitasi yang bekerja pada batu tersebut. Semakin ke bawah, EP batu semakin
berkurang karena kedudukan batu semakin dekat dengan permukaan tanah (h
makin kecil). Ketika batu bergerak ke bawah, Energi Kinetik batu bertambah.
Ketika bergerak, batu mempunyai kecepatan. Karena besar percepatan
gravitasi tetap (g = 9,8 m/s2), kecepatan batu bertambah secara teratur. Makin
lama makin cepat. Akibatnya Energi Kinetik batu juga semakin besar. Nah,
Energi Potensial batu malah semakin kecil karena semakin ke bawah
ketinggian batu makin berkurang. Jadi sejak batu dijatuhkan, EP batu
berkurang dan EK batu bertambah. Jumlah total Energi Mekanik (Energi
Kinetik + Energi Potensial = Energi Mekanik) bernilai tetap atau kekal atau
tidak berubah. Yang terjadi hanya perubahan Energi Potensial menjadi Energi
Kinetik.

Ketika batu mencapai setengah dari jarak tempuh total, besar EP = EK.
Jadi pada posisi ini, setengah dari Energi Mekanik = EP dan setengah dari
Energi Mekanik = EK. Ketika batu mencium tanah, batu, pasir dan debu
dengan kecepatan tertentu, EP batu lenyap tak berbekas karena h = 0,
sedangkan EK bernilai maksimum. Pada posisi ini, total Energi Mekanik =
Energi Kinetik.

B. HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA GERAK PARABOLA


Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang
dimiliki benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda
melakukan gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar)
sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin ke atas,
kecepatan benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar
karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika mencapai titik
tertinggi, EP bernilai maksimum (h maksimum), sedangkan EK bernilai minimum
(hanya ada komponen kecepatan pada arah vertikal). Ketika kembali ke permukaan
tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin besar dan EK bernilai maksimum
ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak
bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi
energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika benda
bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.

C. HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA GERAK HARMONIK


SEDERHANA

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA AYUNAN


SEDERHANA
Untuk menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita
tarik ke kanan hingga mencapai titik A. Ketika benda belum dilepaskan (benda
masih diam), Energi Potensial benda bernilai maksimum, sedangkan EK = 0 (EK =
0 karena benda diam). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat bahwa pada benda bekerja
gaya berat w = mg. Karena benda diikatkan pada tali, maka ketika benda
dilepaskan, gaya berat sebesar w = mg cos teta menggerakan benda menuju posisi
setimbang (titik B). Ketika benda bergerak dari titik A, EP menjadi berkurang
karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda bertambah karena benda telah
bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B, kecepatan benda bernilai maksimum,
sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai maksimum sedangkan EP
bernilai minimum. Karena pada titik B kecepatan benda maksimum, maka benda
bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik C, kecepatan benda makin
berkurang sedangkan h makin besar. Kecepatan berkurang akibat adanya gaya
berat benda sebesar w = mg cos teta yang menarik benda kembali ke posisi
setimbangnya di titik B. Ketika tepat berada di titik C, benda berhenti sesaat
sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK = 0. pada posisi ini, EP bernilai maksimum
karena h bernilai maksimum. EM pada titik C = EP. Akibat tarikan gaya berat
sebesar w = mg cos teta, maka benda bergerak kembali menuju titik B. Semakin
mendekati titik B, kecepatan gerak benda makin besar, karenanya EK semakin
bertambah dan bernilai maksimum pada saat benda tepat berada pada titik B.
Demikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK dan EP. Total Energi
Mekanik bernilai tetap (EM = EP + EK).
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA GETARAN PEGAS

Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan
secara horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal.
Sebelum kita membahas satu persatu, perlu anda ketahui bahwa Energi
Potensial tidak mempunyai suatu persamaan umum yang mewakili semua
jenis gerakan, seperti EK. Persamaan EK tersebut bersifat umum untuk
semua jenis gerakan, sedangkan Energi potensial tidak. Persamaan EP =
mgh merupakan persamaan EP gravitasi, sedangkan EP elastis (untuk pegas
dkk), persamaan EPnya adalah :
1 2
kx
EP elastis = 2 .

a. Pegas yang diletakkan horisontal

Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan.


Salah satu ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak
bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas
yang kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke.
Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.

Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka
pada benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan
arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda
maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda
ke kiri, kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan
menjadi nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak
menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda kembali ke
posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini
kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika
berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.

Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi
setimbang, kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya
pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda
berhenti sesaat pada simpangan sejauh A dan bergerak kembali menuju posisi
setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh A, EK benda = 0
karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi
setimbang menuju ke kiri sejauh x = A (A = amplitudo / simpangan terjauh),
kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat berada
pada x = A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga
berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = A. Karena adanya
gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi
setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK
benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju
gerak benda pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi
antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak
balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya tetap alias kekal bin
konstan.

b. Pegas yang diletakkan vertikal

Pada dasarnya getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal


sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang
bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah
horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan
secara vertikal.
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda
disesuaikan dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut
jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang
digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan
pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan
sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan
pada pegas berada pada posisi setimbang.

Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan


setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung
adalah gaya pegas (F0 = kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg)
yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita
analisis secara matematis :

F=mgk x20

F=0 F0 =mg

Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini


berarti benda diam atau tidak bergerak.

Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka


pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya
berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang (perhatikan
gambar c di bawah).

Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat
pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya
berat. Ketika benda kita diamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda bernilai
maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada
simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam.

Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka
benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang. (lihat gambar c di
bawah).
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda
bernilai maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum,
sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena
benda berada pada titik setimbang (x = 0).

Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum,


maka benda bergerak terus ke atas sejauh x. Laju gerak benda perlahanlahan
menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai
maksimum pada jarak x. Ketika benda berada pada simpangan sejauh x, EP
bernilai maksimum sedangkan EK = 0. lagilagi alasannya klasik ;) Setelah
mencapai jarak x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke
posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan
bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu
terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap.
Pada benda berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda
berada pada simpangan sejauh x atau +x, EM = EP.
D. HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA BIDANG MIRING
Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana tampak
pada gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan bidang miring
sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerakan benda. Kita
juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model ideal.
Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring, ketika
benda belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada titik itu EK
nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda = Energi Potensial
(EM = EP).
Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang besarnya
adalah mg cos teta. Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti meluncur ke bawah
akibat tarikan gravitasi.. Ketika benda mulai bergerak meninggalkan posisi awalnya
dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai berkurang dan EK mulai bertambah. EK
bertambah karena gerakan benda makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang
nilainya tetap yakni g cos teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP
telah berkurang menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi
Mekanik = EP + EK.
Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK
semakin meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana h2 =
0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir lintasan benda,
EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik = Energi Kinetik.
C. DAYA
Daya diartikan sebagai laju dilakukannya usaha atau perbandingan antara
usaha dengan selang waktu dilakukannya usaha.
Secara matematis, hubungan antara daya, usaha dan waktu dirumuskan

W
sebagai berikut : P= t

dengan:
P = daya ( J/s)
W = usaha ( J)
t = waktu (s)

Hubungan antara daya dan kecepatan


W F .s s
P= t = t =F t = F.v

Dengan : F : Gaya (N)

v : Kecepatan ( m/s)

Contoh soal 1 :
Seseorang yang bermassa 60 kg menaiki tangga selama 4 sekon.
Apabila ketinggian vertikal tangga tersebut adalah 4 meter, hitunglah daya
orang itu dalam satuan watt dan besarnya energi yang dibutuhkan untuk
menaiki tangga. Anggap saja percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2.

Penyelesaian :

Diketahui : m = 60 kg

t = 4s

h = 4m

g = 10m/s2

ditanya : P........? , Energi ?

jawab

10 m
W F .s mgh 60 kg . .4 m
P= = = = s2 = 600 J/s
t t t
4s

Maka besarnya energi adalah :

E = P.t

E = 600 J/s . 4s

E = 2400 J

Anda mungkin juga menyukai